Farhan Pahlevi...nama pasien pertamaku,kulihat dalam map rekam medisnya,usianya sekitar 5 tahun lebih tua dariku,tapi penyakit yang dideritanya teryata bermacam-macam.
Farhan Pahlevi
"Bapak Farhan Pahlevi...silahkan masuk ke ruang nomer 2 ya..." suara suster memanggil pasien pertamaku.
"Assalamu'alaikum dok..." sapanya.
"Wa'alaikumsalam...mari silahkan masuk...silahkan duduk..." jawabku ramah.
"Gimana ni pak...ada keluhan apa?"
"Nggak ada sih dok,semua rasanya masih sama dengan yang aku rasakan bulan-bulan kemarin,aku sudah bersahabat dengan penyakit aku kok dok...hehehe...sekarang kontrol saja"
"Emm...oke,jadi ini kontrol rutin aja ya pak,mari silahkan naik biar saya periksa dulu..." ucapku lagi sambil mempersilahkannya menuju ranjang periksa.
Di luar jam kerja aku memang terkenal irit dalam bicara,tapi saat melaksanakan tugas aku terkesan banyak bicara,aku pun selalu menyelingi dengan obrolan dan candaan ringan,agar pasienku merasa nyaman.
Seperti saat memeriksa Pak Farhan kali ini,karna selisih umur kami tak banyak maka kami pun langsung terkesan cepat akrab. Apalagi dia tipe orang yang santai dan supel,bahkan baru pertama ketemu saja kami sudah saling bertukar kartu nama. Terlebih untuk kedepannya kami akan sering berjumpa karna dia harus kontrol rutin setiap bulannya.
"Kayaknya jangan panggil pak deh...biarpun aku lebih tua tapi kan nggak tua-tua amat...Panggil nama aja deh..." katanya
"Jangan...kesannya saya kurang sopan,saya panggil mas atau bang aja ya..."kataku
"Boleh,kalau adik-adik sepupuku suka panggil aku abang daripada mas...tapi kalau kamu nyaman panggil aku mas,bolehlah...dan sebutan 'aku' kayaknya juga lebih enak didengar daripada 'saya'...hehehe..."
"Oke kalo begitu...senang bisa berkenalan dengan Bang Farhan..." kataku
"Sipp...kapan-kapan,kamu harus main ke kafe ku atau main ke rumah ku,aku tunggu ya... Nanti kalau kamu main ke rumah ku,kamu aku kenalkan pada istriku yang cantik...Oke?"
"Assalamu'alaikum..."
"Siap...InsyaAlloh...Wa'alaikumsalam..." jawabku
🌷🌷🌷
Hufh...selesai sudah tugasku. Hari ini aku menangani 10 orang pasien dan Alhamdulillah mereka semua merasa nyaman dalam penangananku. Karna diruanganku,pasien tak hanya sekedar diperiksa mereka pun juga bisa berkonsultasi denganku tapi dengan waktu yang aku tentukan lamanya.
Aku melirik jam tanganku,baru menunjukkan pukul setengah 2 siang dan seluruh tugasku sudah selesai,aku pun akhirnya segera bersiap-siap untuk pulang ketika seseorang mengetuk pintu ruang praktekku.
'Tok tok tok...'
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam..." jawabku sambil tak menghentikan aktifitasku.
"Dah mo pulang aja ni..." Kepala Dimas nongol di pintu.
"Iya...kenapa? Masuklah"
"Temenin ke kantin dulu yuk...laper ni...dari tadi baru sempet makan sekarang lagi. Kamu juga belum makan siang kan?" tanya nya
"Iya..."jawabku singkat
"Irit banget sih ngomongnya...ini iya yang mana ni,'iya' yang belum makan apa 'iya' mau nemenin ?" tanyanya sambil masuk ruanganku.
"Nak gitu dong,kalo ngajak ngomong itu masuk dan duduk dulu...jangan kaya anak kecil" omelku.
"Iya...iya pak dokter..."
"Oke deh kita ke kantin...tapi tunggu bentar ya...dikit lagi selesai kok"
"Siap tak tunggu..."
Akhirnya setelah selesai beres-beres,aku dan Dimas pun berjalan menuju kantin untuk makan siang. Kali ini kami langsung memesan makanan baru duduk. Gado-gado dan jeruk anget jadi menu makan siangku.
"Dim,bisa tanya sesuatu?" ucapku ketika kami duduk menunggu pesanan datang.
"Tentang apa?" tanya Dimas sambil meletakkan ponselnya.
"Rahma..." jawabku singkat
"Dia masih di kota ini kan?" lanjutku
Dimas mengangguk kemudian dia menarik nafas panjang.
"Iya...lalu kenapa? Kau masih belum menyerah? Apa yang ingin kau tahu darinya?" tanya dimas balik.
"Ya semuanya...semua tentang dia yang kau tau..." jawabku nggak sabar
Aku menarik membuang nafas kasar..kusenderkan badanku ke sandaran kursi sambil memejamkan mataku.
"Huuh...rupanya kau masih belum bisa melupakan dia"
"Aku...aku hanya ingin memastikan dia bahagia dan baik-baik saja"
Dimas diam sesaat...tangannya sibuk menggeser makanan kami yang telah datang.
"Selamat makan pak..." ucap Rina pegawai counter gado-gado.
"Makasih Rin..." jawab Dimas pada Rina.
Rina hanya menjawab dengan anggukan dan senyum pada Dimas.
"Gimana Dim...?" tanyaku tak sabar.
"Apanya...?" ucapnya balik nanya dan pura-pura nggak tau.
"Jangan mulai nyebelin deh" jawabku
"Nanti kita cari waktu buat ngobrol yang enak sebab ceritanya panjang...nggak akan selesai kalo menceritakan tentangnya sekarang"
"Aku sudah lapar banget ni...makanlah dulu" ucap Dimas seolah mengulur-ulur waktu.
"Hmmm oke...kalo nanti malam kamu ke kontrakanku gaimana?"
"Hadeh...iya...sekarang makanlah dulu"
"Deal dulu dong..." ucapku sambil mengulurkan tangan.
Dimas menyambut tanganku...
"Deal deh...biar cepet...Cacingku dah pada demo ni..." sungutnya.
"Hahaha...dasar maruk..." ledekku melihat Dimas makan dengan lahabnya.
"Kamu mah enak tinggal pulang,aku masih nunggu 2 jam lagi tauk..." sungutnya
"Kerja udah 5 tahun masih itung-itungan aja" jawabku sambil menyuapkan makanan ke mulutku.
Kami pun berpisah setelah selesai makan siang.
"Tar aku tunggu habis isya' ya...jangan lupa..." kataku mengingatkan.
"Iya bawel..."
Aku melangkah menuju tempat kosku,aku memang hanya berjalan kaki karna tempat kontrakanku memang cuma 15 menit dari rumah sakit.
Drrtt...drrtt..drrtt
Ponselku berbunyi,ku lihat nama yang muncul di layar bertuliskan 'MAMA'. Sengaja ku diamkan karna langkahku hampir sampai ke tempat kontrakanku.
Aku melepas sepatu lalu menaruh tas kerjaku di meja dekat jendela. Selesai membersihkan diri di kamar mandi,ponselku berdering lagi...
"Assalamu'alaikum maaa..."
"Wa'alaikumsalam..lama amat ngangkatnya..."
"Tadi dijalan ma,baru juga sampe..bersih-bersih terus mau telpon mama balik tapi e...dah keduluan...hehehe"
"Gimana hari pertama kerja mu sayang...?"
"Lancar mah, Alhamdulillah..."
"Syukur deh kalo gitu..Oya,Bulik Ratna tadi telpon mama,dia tanya...kenapa kamu nggak tinggal dirumahnya saja...disana kan masih ada kamar kosong juga.."
"Mama tau Hakim kan? Anak Bulik Ratna kan cewek semua,Hakim nggak nyaman tinggal dilingkungan yang banyak ceweknya...Suka rese...males..."
"Hakim sudah cukup dipusingkan dengan Aisyah dan Annisa dirumah mah,masak mau cari pusing lagi di rumah Bulik Ratna...."
Oya...Aisyah dan Annisa adalah adik kembarku,mereka masih duduk di bangku SMA. Jarak usia kami memang lumayan jauh,makanya selain suka rese mereka juga sangat manja denganku.
"Hmmm...kamu itu Kim,kaya yang anti aja sama cewek...Ya sudah...Kalau nanti kamu nggak sibuk,sempatkan berkunjung kerumah bulikmu ya..."
"Iya ma..."jawabku patuh
"Hati-hati hidup sendiri,ingat lebaran tahun ini kamu harus bawa menantu buat mama...Assalamu'alaikum..."
"InsyaAlloh ma...Wa'alaikumsalam..."
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Prasetyani
seneng.... ceritanya bagus
2023-06-03
1
dewi putriyanti
ceritanya bagus, suka😍
2022-01-23
2
iwan jaohari
lanjut thor
2021-04-12
1