Vio kini sedang asik dengan mainannya,sementara Ayu tadi pamit untuk berangkat ke kampus pagi-pagi. Teryata selain dia tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir,dia kini juga tercatat sebagai seorang asisten dosen di kampusnya. "Hebat" bathinku...
"Oya Kim,sementara kamu belum dapat tempat tinggal kamu tinggal disini aja dulu,nggak usahlah nginap di hotel. Ibu pasti setuju dan senang mendengar kau menginap disini,kamu bisa menempati kamar depan yang dulu jadi kamarku."
"Trimakasih Dim,tapi sementara menunggu pengontrak rumahku pindah,aku sudah dapet kontrakan kecil dibelakang rumah sakit,lumayan rapi dan bersih,lagian aku disitu paling cuman sekitar 6 bulan ini."
"Makanya sekarang aku mau minta tolong kamu buat nganter aku kesana,soalnya kemarin kan aku dapet kontrakan itu dari situs iklan online,jadi belum liat aslinya. Kalau harus kesana sendirian kan males banget...hehehe...tar kita cari sarapan dijalan aja deh..." ucapku.
"Oke tapi tunggu ibu dan istriku sampai rumah dulu ya...?"
Aku mengangguk
"Dan sekarang aku tinggal dulu sebentar,buat siap-siap tar kalau mau berangkat kerja..."
Aku kembali menganggukkan kepalaku...
Tak berapa lama terdengar suara seseorang uluk salam di teras rumah.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam..." jawabku sambil berdiri menyambut.
Seorang wanita berhijab masuk dengan menggandeng seorang wanita berumur. Beliau adalah ibunda Dimas dan wanita yang menggandengnya itu pasti istrinya Dimas.
Aku bersalaman mencium punggung tangan ibunda Dimas. Ibunda Dimas pun menyambut dengan senyuman.
"Sehat bu..." kataku
"Alhamdulillah...anak ini siapa ya...kok rasa-rasanya nggak asing..." ucap beliau yang kemudian didudukan dikursi oleh istri Dimas.
"Saya Hakim bu...teman Dimas semasa SMP dulu...yang sering menginap disini" jawabku.
"Oalah iya...ibu baru ingat,dua hari yang lalu Dimas bilang kalo sahabatnya yang jadi dokter mau ditugasin di rumah sakit tempat dia bekerja. Bahkan dia juga sempat ngasih lihat fotomu,makanya ibu ngerasa nggak asing. Tapi dasar orangtua ya nak Hakim...tetep saja ada lupa nya...hehehe" ucap beliau.
"Saya tinggal masuk dulu bu..." pamit istri Dimas
Ibunda Dimas mengangguk dan Vio pun berlari mengekori ibunya.
"Mama ikut..." rengeknya,istri Dimas pun berhenti menunggu anaknya.
"Nak hakim ini dokter spesialis apa ya?"
"Saya spesialis penyakit dalam bu..."
"Ibu juga kontrol tiap bulan di poli penyakit dalam...kalau Nak Hakim praktek disana,besok ibu priksa sama Nak Hakim saja,boleh kan ya..."
"Iya bu...tentu saja boleh...dengan senang hati..."
"Ngomong-ngomong...ini tadi Nak Hakim sudah lama datangnya?"
"Baru saja kok bu..." jawabku
"Eh iya,Nak Hakim ini putra atau putrinya berapa?" tanya ibunda Dimas.
Sebenarnya pertanyaan seperti ini yang selalu membuatku keki kalau ada yang tanya padaku tapi ya mau gimana lagi,pada kenyataannya pertanyaan ini pula yang begitu sulit ku hindari. Baru saja aku mau menjawab,tiba-tiba Dimas mewakiliku menjawab pertanyaan ibundanya tapi tentu saja dengan jawaban yang membuat aku ingin mencekik lehernya.
"Jangan tanya soal itu bu...Istri aja belum punya gimana mau punya anak...Dia itu ganteng-ganteng nggak laku bu...hahaha...walaupun dia lebih gaanteng dari aku tapi masih larisan anak ibu ini daripada dia..." kelakarnya dengan wajah puas karna bisa mengejekku. Geram rasanya aku padanya.
Selesai melancarkan ejekannya,Dimas pun berjalan keluar untuk memanasi mobilnya.
"Hush kamu ni Dim...Nak Hakim ini cuman belum ketemu jodohnya saja" jawab ibundanya
"Atau Nak Hakim ini memang terlalu pilih-pilih kali ya..." lanjutnya
"Yang pasti memang belum ketemu jodohnya itu bu..." jawabku
"Ya...minta bantuan Alloh untuk mendekatkan jodohmu nak...orangtuamu pasti sudah sangat menginginkan cucu darimu. Ibu do'akan,semoga selama bertugas disini kamu secepatnya bertemu jodoh sholehah mu nak,jodoh yang bisa membagiakan dunia akhirat..." ucap ibunda Dimas tulus.
"Aamiin ya Robbal Aalamiin...terimakasih atas do'anya bu...Semoga Alloh mendengar dan mengabulkan do'a ibu untuk saya..."
"InsyaAlloh nak..."
Dimas kembali masuk ke rumah dan memanggil istrinya untuk berpamitan.
"Mobil sudah siap Mr.Jomblo...kita berangkat sekarang?" tanyanya yang belum puas-puas juga menggodaku.
"Hmmm..." jawabku jengkel
"Bu,Dimas sama Hakim mau berangkat dulu..."
"Lho nggak sarapan dulu to...."
"Enggak bu terimakasih...lain waktu saja,soalnya masih ada yang harus kami selesaikan pagi ini. Saya pamit dulu bu...Assalsmu'alaikum..." jawabku sambil bersalaman dan mencium tangan ibunda Dimas.
"Wa'alaikumsalam...sering-sering main sini Nak Hakim..."
"InsyaAlloh bu..."
"Ma...,aku berangkat dulu" pamit Dimas pada istrinya yang langsung mencium tangan suaminya,si kecil Vio pun nggak mau ketinggalan mencium tangan papanya dan juga mencium tanganku.
"Om ganteng,jangan lupa besok main sini lagi ya...nanti Vio kenalin sama temen-temen Vio ya..." katanya centil,sementara aku hanya mengangguk dan tersenyum saja.
Akh,pemandangan yang sangat menyejukkan hati.Mungkin satu hari nanti jika aku berkeluarga, aku juga akan begitu kali ya...hehehe...
Mobil pun segera melaju dengan kecepatan sedang,karna jalanan masih agak lengang maka tak butuh waktu lama kami pun sampai di rumah kontrakanku.
Setelah menemui pegurus kontrakan untuk meminta kunci,aku pun segera menuju ke tempat kontrakanku.
"Ayo masuk dulu,selesai aku mandi baru kita cari makan..."
"Kita makan di kantin rumah sakit saja Kim...tar sekalian kenalan sama pengelola dan pegawai kantin"
"Terserah kamu...aku manut saja,yang penting aku tinggal mandi dulu ya..." kataku yang langsung menuju ke kamar mandi.
Selesai mandi kami pun berangkat ke rumah sakit yang memang cuman deket dari tempat kontrakan ku.
Tapi walaupun deket,kami tetap naik mobil sebab sudah dari rumah Dimas tadi dia bawa mobil...hehehe...
Suasana kantin masih sepi...kulirik jam tanganku baru menunjukkan pukul 7.30 pagi...masih ada setengah jam lagi buat karyawan absen hadir. Ternyata di kantin karisma Dimas boleh juga,dari mulai kaki kanan sampai dipintu kantin sampai kami berjalan mencari tempat duduk,hampir semua pegawai kantin menyapanya.
Dimas Darmawan Sasmita.
"Pagi Pak Dimas...tumben mampir kantin pagi-pagi...nggak sempet sarapan di rumah ya..." ucap seorang wanita yang duduk dibalik meja kasir.
"Iya ni...gara-gara ada tamu minta anter pagi-pagi...jadi aja ngelewatin masakan istri...hehehe..." jawab Dimas.
"Pak Dimas siapa tuh yang disampingnya kok nggak dikenalin,takut kesaing ya..."ucap salah satu pegawai kantin.
"Eh iya...ini dokter baru ni...Namanya dokter Hakim,beliau dokter penyakit dalam.Hari ini beliau mulai bertugas..."ucap Dimas bak pidato.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk,lalu memilih tempat duduk yang agak jauh dari meja yang lain.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
dewi putriyanti
sama2 ganteng😍
2022-01-23
1
re
Persahabatan abadi
2021-07-16
2