Episode 3

Seorang gadis menghampiri kami memberikan daftar menu dan nota pemesanan ditangannya.

"Terimakasih..." jawabku singkat sambil menerima daftar menu dari tangannya.

Aku melihat-lihat daftar menu yang ada di tanganku,sedangkan Dimas masih asik dengan ponselnya.

"Dim,mau makan apa nih..." tanyaku padanya

"Lah kamu sendiri mau makan apa?" ucap Dimas balik nanya.

Dimas meletakkan ponselnya,lalu melihat-lihat menu yang ada. Aku sengaja memberikan daftar menu pada Dimas karna aku merasa risih diliatin terus sama gadis pegawai kantin itu.

"Aku...makan soto sapi aja deh dan minumnya teh hangat aja. Kamu Kim..." ucap Dimas

"Jus Alpukat aja tapi jangan kasih es jangan kasih susu. Gulanya juga diganti ini aja..." aku memberikan gula rendah kalori pada gadis itu,tapi teryata matanya dari tadi masih fokus menatapku.

"Hai...hallo...Dewi...kok malah bengong..." ucap Dimas.

Dimas menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Dewi,membuat Dewi terkejut.

"Eh...emmm...bapak tadi pesan apa saja?" tanya Dewi yang terlihat gugup.

"Haduh kamu ya Wi...pagi-pagi sudah bengong aja...Cepat catat sekarang..." ucap Dimas agak kesal.

"Soto sapi 1,teh hangat 1 dan jus alpukat tanpa es,tanpa susu dan gulanya diganti ini ni" kata Dimas sambil memberikan gula rendah kalori punya ku tadi.

"Cepat nggak pake lama...keburu siang dan keburu laper" tegas Dimas yang masih pasang tampang kesalnya.

"Hahaha...udah laper banget ya...kok sampe segitu nya..." godaku.

"Bukan cuma masalah laper doang Kim tapi sebel sama si Dewi itu,kerja kok nggak profesional. Dari dulu aku paling nggak suka kalo lagi ngomong tapi yang diajak omong nggak memperhatikan...kamu tau itu kan?" tanya Dimas bersungut-sungut.

"Ya...ya...ya..." jawabku sambil menahan tawa

Ya memang benar,dari dulu Dimas ya begitu,paling tidak suka kalau lagi ngomong lawan bicaranya malah mengabaikannya. Sebenernya sih semua orang ya bakal begitu...tapi kalau dia kadang menanggapinya suka agak berlebihan,bahkan dia bisa sampai ngamuk.

Selesai sarapan,kami pun menuju mesin absensi kemudian bersiap-siap mengikuti apel pagi.

Ketika apel pagi berlangsung,direktur rumah sakit memperkenalkan aku sebagai dokter baru.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...Selamat pagi semua...Kawan-kawan sejawat,hari ini kita kedatangan tenaga ahli yang bertalenta,masih muda dan saya dengar juga masih single dari Kota Surabaya. Beliau adalah dokter Hakim Ahmad,Sp PD. Selamat bergabung dokter...semoga kedepannya kita bisa menjalin kerjasama dalam kekeluargaan seperti yang telah menjadi semboyan kami di sini. Sekian sambutan dari saya. Waktu saya berikan kepada dokter Hakim untuk memperkenalkan diri. Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh" sambut direktur rumah sakit.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh" jawab peserta apel.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...Trimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada saya. Seperti yang telah disampaikan oleh dokter Rizal tadi,nama saya Hakim Ahmad,lahir di kota ini 28 tahun yang lalu. Saya bersekolah disini sampai SMP dan pindah ke kota Surabaya sampai akhirnya saya ditakdirkan untuk kembali ke kota kelahiran saya,dengan mengabdi di rumah sakit ini. Untuk tempat tinggal,saya saat ini sementara tinggal di sebuah kontrakan di belakang rumah sakit ini. Karna saya disini masih berstatus dokter baru maka saya mohon petunjuk dan bimbingannya,juga kerjasamanya. Sekian perkenalan dari saya...semoga kita bisa menjalin kerjasama dengan baik...Wassalamu'alaim warohmatullahi wabarokatuh..." ucapku mengakhhiri sesi perkenalan.

Setelah selesai apel pagi,semua kembali menuju tempat kerja masing-masing. Aku diajak berkeliling rumah sakit oleh direktur rumah sakit yang ditemani oleh beberapa karyawan staff rumah sakit.

"Dokter Hakim...ini adalah ruang IGD kami,didalam di sediakan 5 ruang penanganan dan sebelahnya adalah ruang rontgen..." jelas dokter Rizal,direktur rumah sakit mengawali perjalanan kami.

Aku memperhatikan setiap ruangan yang diperkenalkan padaku,karna aku tak ingin kedepannya aku menyulitkan rekan-rekan kerjaku hanya karna aku tak hafal tempat-tempat di rumah sakit ini. Ketika kami sampai di depan ruang kemoterapi,tiba-tiba tanpa sengaja mataku menangkap sesosok wanita yang selama ini aku rindukan,wanita di masa laluku yang hingga kini masih mengisi relung hatiku. Dia adalah Rahma Syafira. Aku ingin sekali menyapanya tapi langkahku terhenti ketika dia masuk dan keluar lagi dari ruang kemoterapi tersebut bersama seorang laki-laki yang keliatannya cukup tampan,aku kurang jelas melihatnya karna wajahnya terhalang dengan topi yang dipakainya. Aku yakin itu suaminya,karna setahuku Rahma adalah anak tunggal dan tidak akan mungkin seorang Rahma yang berhijab mau menyentuh atau disentuh oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Tapi siapakah yang sakit...Rahmakah atau suaminya?

"Dokter Hakim..." panggilan dokter Rizal,direktur rumah sakit membuyarkan lamunanku.

"Eh...iya dok..." jawabku sedikit gugup.

"Sejauh ini ada yang dokter ingin tanyakan?"

"Sepertinya tidak dok...terimakasih...InsyaAlloh saya bisa mengingat semuanya dengan baik dok,jadi saya tidak akan tersesat di rumah sakit yang sebesar ini..." ucapku sambil tersenyum.

"Alhamdulillah...Karna semua ruangan sudah dijelajahi,kalo begitu sekarang dokter sudah bisa mulai menjalani praktek perdana dokter di poli peyakit dalam..." kata dokter Rizal.

"Siap dok..." jawabku mantab

"Selamat bekerja dok...semoga bisa menjadi hari yang menyenangkan"

"Terimakasih banyak dok..." jawabku

Aku berjabat tangan dengan dokter Rizal dan staff yang lain,kami pun berpisah menuju tempat kerja masing-masing.

Aku melangkah menuju poli penyakit dalam,sepanjang koridor mataku mencoba menyapu sekeliling berharap bisa menangkap sosok Rahma Syafira kembali. Karna aku yakin dia masih ada disini.

Tapi...akh betapa tak tau malunya aku,mengharap bertemu dengan seseorang yang telah menjadi istri orang lain.

"Sadar Kim...sadar...dia sudah tak sendiri..." ucapku pada diriku sendiri.

Tak terasa langkahku telah sampai di depan poli penyakit dalam,antrian sudah cukup banyak dan dokter Rahayu,Sp PD serta dokter Wirawan,Sp PD yang sama-sama praktek denganku pun sudah siap di ruangannya masing-masing.

"Sudah selesai jalan-jalannya dok" tanya suster Amel

"Lumayan pegel kan dok keliling rumah sakit" ucap suster Ningsih sambil tersenyum ramah.

"Iya sus...tapi itung-itung olah raga pagi biar sehat...hehehe" jawabku sekenanya.

"Dokter Rahayu dan dokter Wirawan sudah mulai sus?"

"Belum dok...beliau-beliau juga baru saja sampai..."

"Rekam medis pasien dokter sudah saya taruh dimeja dok..."

"Oke...Kita mulai dengan pasien pertama saya ya sus...saya sudah siap..." kataku

"Baik dok..."

Bismillah...semoga dilancarkan dihari pertamaku kerja,do'aku sambil melangkahkan kakiku menuju ruang praktekku...

.

.

.

.

.

.

.

Lanjut...

Terpopuler

Comments

sry rahayu

sry rahayu

penasaran....lanjut thor

2022-02-14

1

dewi putriyanti

dewi putriyanti

mungkin suami rahma sdg sakit

2022-01-23

1

iwan jaohari

iwan jaohari

seru

2021-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!