Chapter 3

"Permisi Bu..." ucap Ani yang ada di ambang pintu nampak di belakangnya ada Arnold yang datang dengan paper bag yang entah apa isinya.

"Ya..." jawab Nina mempersilahkan. "Tolong undur jadwal pertemuanku..." ucap Nina sambil menunjuk jadwal pertemuannya dengan pihak balai budaya. "Katakan aku akan menemuinya besok pagi... Jam sembilan..." sambung Nina lalu meminta Ani keluar secara halus dengan menunjuk pintu.

"Apa kamu sibuk?" tanya Arnold dengan senyum cerianya.

Nina hanya memicingkan matanya lalu ikut tersenyum sumringah dan berlari kecil menghampiri suaminya. "Aku sibuk sekali..." jawab Nina sambil tertawa kecil dan menarik Arnold masuk.

"Benarkah? Apa aku harus langsung pulang sekarang?" goda Arnold sambil menggenggam tangan lembut istrinya.

"Hey!" bentak Nina manja lalu duduk di sofa bersama Arnold. "Kamu cukur?" tanya Nina sambil merapikan rambut suaminya yang sedikit berantakan.

"Ya, ada barber baru yang sedang promo. Jadi aku mencobanya, kamu suka?" tanya Arnold lalu mengecup kening Nina.

"Benarkah?" tanya Nina tak percaya yang di tanggapi dengan tawa oleh Arnold.

"Iya, benar. Ah iya tadi ibu menelefon..." jawab Arnold sambil mengeluarkan bawaannya.

"Iya tadi ibu juga menelfonku... "

"Aku khawatir ibu akan makin marah padamu, jadi ku rasa kita ganti saja acara makan malam nanti dengan makan siang... Ku rasa kita bisa kencan lain waktu..." ucap Arnold sambil menghela nafas. "Aku membuat roti isi... Seperti masakanmu biasanya bukan?" sambung Arnold menggoda istrinya yang sama sekali tak bisa memasak.

Nina hanya tertawa mendengarnya. Ya memang apa yang di uacapkan suaminya benar. Ia hanya pandai menyusun dan menghias kue yang sudah jadi. Masih teringat jelas saat Arnold sakit, Nina yang saat itu ingin membantu dengan memasakkan sup ayam malah tanpa sengaja menghanguskan supnya bahkan sampai menyalakan pemadam api otomatis di apartemennya.

Flash back

"Kamu baik\-baik saja?" tanya Nina yang mendengar Arnold yang masih menjadi calon suaminya waktu itu terbatuk beberapa kali.

Arnold hanya mengangguk lalu tersenyum dan menutup buku seketsanya.

"Benarkah?" tanya Nina tak percaya yang langsung menghampiri Arnold dan menempelkan tangannya di kening Arnold. "Hangat... Kamu demam..." ucap Nina.

Arnold hanya mengangguk pelan lalu menggenggam tangan Nina yang masih menempel di keningnya. "Hanya demam biasa... Aku hanya butuh sedikit istirahat..." ucap Arnold menepis kekhawatiran Nina lalu mengecup punggung tangan Nina.

Nina hanya menarik nafas lalu mengambilkan sebotol minuman jeruk dengan ekstra vitamin C yang biasa ia minum. "Kamu sibuk ya akhir\-akhir ini..." tebak Nina.

"Um, tidak juga... Hanya hal\-hal biasa... Aktivitas normal..." jawab Arnold lalu mulai mengemasi barang\-barangnya.

"Tunggu sebentar akan ku buatkan sup!" tahan Nina dengan sedikit memaksa.

Arnold hanya mengangguk lalu tersenyum sementara Nina langsung berjalan ke dapur sederhana di apartemennya. Arnold kembali mengeluarkan buku seketsanya dan kembali menggambar kekasihnya yang tengah beraktifitas.

Puas dengan gambarannya. Arnold membantu Nina untuk sedikit merapikan ruang tamunya, tak hanya itu Arnold juga melanjutkan aktivitas menyedot debu yang di tinggalkan Nina.

"Tunggu sebentar ya... Sebentar lagi matang..." ucap Nina sambil memeluk Arnold dari belakang dan mematikan penyedot debunya. "Biar aku saja..." sambung Nina yang tak mau merepotkan Arnold.

"Harusnya kamu mengawasi masakanmu..." ucap Arnold lalu duduk sambil memandangi Nina.

"Hanya tinggal menunggunya mendidih saja..." ucap Nina santai.

Tapi belum lama ia bicara dan tengah asik menyedot debu\-debu di karpet nya. Arnold dan Nina mencium bau gosong. Tak berselang lama ada asap putih yang mengepul.

"Oow..." gumam Nina pelan yang langsung berlarian ke dapur bersama Arnold.

Sraz! Tak selang lama air dari pemadam kebakaran otomatis menyala dan ya... Bisa di tebak, basah semuanya.

Arnold langsung mematikan kompor dan tersenyum geli melihat panci yang sudah gosong dan air yang sat. Bahkan sayur nya pun ikut lengket di dasar panci hingga langsung mengerak.

"Maaf..." gumam Nina pelan lalu mengambil piring datar di sampingnya untuk memayungi Arnold.

"Ah, sudah tidak apa-apa..." jawab Arnold santai.

●●●

Akhirnya Arnold dan Nina membereskan kekacauan bersama. Arnold juga membantu mengeringkan beberapa berkas yang di anggap penting dengan setrika dan hairdryer. Sampai semuanya kembali setidaknya jauh lebih baik. Arnold juga mencuci panci naas barusan dan mulai memasak sup dengan bahan yang tersisa.

"Ayo makan..." ajak Arnold setelah selesai memasak.

Pria ini yang ku cari... Dia orang yang sempurna untukku... Batin Nina yang duduk berhadapan dengan Arnold.

"Lain kali beli saja..." ucap Arnold sambil tertawa geli dan tak habis pikir dengan kejadian barusan.

"Tinggallah denganku..." potong Nina.

Arnold langsung terdiam dan menatap Nina dengan terkejut.

"A-aku buruk saat mengurus rumah, aku tidak bisa memasak, aku tidak bisa bersih-bersih dengan benar. Ah ya sejujurnya aku bersih-bersih hanya untuk membuatmu terkesan..."

"Aku tidak mampu membayar sewa apartemenmu..." potong Arnold.

Nina langsung menggeleng. "Biar aku yang urus itu... Jadi tinggalah denganku," desak Nina.

Arnold hanya mengangguk dengan ragu menjawab desakan kekasihnya.

End flash back

"Bagaimana rasanya?" tanya Arnold setelah Nina menggigit roti buatannya.

Nina langsung tersenyum sumringah dan mengacungkan kedua jempolnya.

"Ini bikin sendirikan?" tanya Nina dengan wajah usilnya sambil menepuk paha suaminya.

"Menurutmu?" tanya Arnold sambil mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Nina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!