Ray, Mira, dan Agus mengambil satu persatu cincin yang menurut mereka menarik. Setiap cincin berwarna berbeda-beda, sehingga itu menimbulkan ketertarikan.
“Aku hitam saja...” Ujar Ray lalu mengambil cincin yang batunya berwarna hitam.
“Merah saja, mungkin...” Ujar Mira lalu mengambil cincin yang ada ukiran burung berwarna merah.
“Yang tersisa hijau dan itu adalah warna kesukaanku, bagaimana guru bisa tahu warna kesukaanku?” Agus mengambil cincin yang batunya berwarna hijau terang.
Sebelumnya, Zon pernah menjelaskan tentang cincin ini. Nama cincin ini adalah Dimentional Ring dan termasuk Divine Tool.
Divine Tool merupakan benda yang memiliki kekuatan gaib. Benda-benda semacam ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu Magic Tool dan Divine Tool.
Tiga senjata yang diberikan oleh Zon termasuk Divine Tool dan termasuk tingkat Heaven. Dimentional Ring sendiri termasuk Divine Tool tingkat Mortal.
Ray kemudian tersadar sesuatu, “Eh? Bukankah hitam adalah warna kesukaanku?”
Hanya Mira yang tak menyukai warna merah, “Aku tak suka warna merah karena membuatku teringat akan sesuatu...”
“Terus kenapa kau ambil?” tanya Agus lalu ia mencoba mengalirkan Mananya, “Isinya lumayan banyak...”
“Aku merasakan aura sabit yang hebat dari ini...” ujar Mira lalu memeluk cincin itu.
Ray menepuk dahinya, ia lalu memeriksa isinya, “Wah, ada pedang berwarna hitam pekat...”
Ray mengeluarkannya dan memegangnya. Warna pedang itu sendiri hitam pekat dengan gagang yang sedikit panjang dari pedang kayu yang biasa dipakainya.
Ray menariknya dan seketika ia merasakan aura yang berat di pundaknya begitu seluruh bilah pedangnya berada di luar sarungnya.
Ray mengeratkan genggamannya dan ia merasa berada di sebuah ruangan yang gelap gulita.
Ray menatap sekelilingnya dan ia melihat sebuah cahaya di kejauhan. Ia segera berlari dengan cepat kesana.
Saat sampai, ia melihat seseorang dengan jubah besar berwarna hitam dengan kulit putih serta matanya berwarna hitam.
“Oh, halo...” orang itu melirik Ray lalu berdiri lagi dengan tenang, “Malam indah, bukan?”
Ray menaikkan alisnya, malam? Apa orang ini bercanda?”
“Aku tidak tau dunia luar itu seperti apa, tetapi aku sudah berdiri begini sejak aku diciptakan...” ujar orang itu.
Ray tersenyum masam, berdiri begitu sejak ia diciptakan? Berapa umurnya sekarang?”
“Aku tidak tahu umurku sekarang, tetapi aku bisa membuat dirimu menjadi lebih kuat...” ujar orang itu lalu mendekati Ray.
Ray menaikkan alisnya, “Maksudnya?”
“Aku bisa memberikanmu banyak sekali Mana, dan aku akan menjadi pengikut setiamu...” ujar orang itu sambil membungkuk.
Ray menggaruk kepalanya, sudah cukup dua tahun ini ia terkejut dengan berbagai hal tidak masuk akal di dunia ini.
“Oh ya, namaku adalah Antonios, kuharap kita bisa akrab...” ujar orang itu mengenalkan dirinya.
“Oke, apakah kau tahu kalau kau hanya berupa pedang berwarna hitam?” tanya Ray. Ia ingin memastikan apakah Antonios ini adalah roh penunggu pedang ini atau bukan.
“Benar...”
Ray tersenyum lebar, “Kalau begitu kau tahu nama pedang ini, bukan?”
“Nama pedang ini adalah Black Dragon Sword...” aura Antonios menjadi sedikit hangat. Ia lalu terlihat lebih bercahaya.
“Aku menerimamu sebagai pemilik kedua pedang ini...” ujar Antonios sambil mengulurkan tangannya.
Ray menatap Antonios lalu menyambut tangan Antonios dan ia lalu kehilangan kesadarannya.
***
“Ray!”
Terlihat Agus sedang menepuk pipinya dengan keras. Ray berteriak keras sambil memegangi pipinya, “Apa yang kau lakukan?!”
“Aku sedang mencoba membangunkanmu karena kau tadi tiba-tiba pingsan saat menarik pedang hitam itu...” jawab Agus santai.
“Aku bertemu dengan penunggu pedang ini dan ia mene-...” belum selesai Ray menjawab, tubuhnya terasa amat panas.
Ray menjatuhkan Black Dragon Sword dan memegangi perutnya yang terasa amat panas.
“Uagh, panas!”
Agus dan Mira menatap Ray kebingungan, “Apa lagi yang terjadi pada orang ini?”
Ray terus memegangi perutnya, sementara teman-temannya merasakan tingkat praktik Ray meningkat pesat.
“Self Forging tingkat ke-9? Tidak, ini tingkat ke-10...” Mira lebih sering mendeteksi Mana pada tubuh makhluk hidup dan ia mengetahui tingkatan praktik dua temannya ini.
Agus sendiri berada pada Self Forging tingkat ke-7 dan Ray sekarang berada pada Self Forging tingkat ke-10. Ia sendiri berada pada Self Forging tingkat ke-6.
Praktik mereka meningkat sebab mereka memegang senjata yang diberikan oleh Zon pada mereka.
Agus dan Mira masih belum memahami situasi yang terjadi saat Ray kembali pingsan. Tubuhnya tadi sempat bercahaya emas.
“Apa lagi sekarang?” Agus menggaruk kepalanya, ia lalu mendekati Ray dan menepuk pipinya lebih keras.
“Aku akan menghabisimu, Antonios!” Ray bangun sambil berseru keras.
“Antonios?” Mira menaikkan alisnya, tingkah Ray hari ini cukup aneh.
“Dia adalah penunggu Black Dragon Sword milikku ini dan ia tak bilang-bilang kalau akan mengirimkan Mana dalam jumlah besar...” Ray memegangi kepalanya yang sedikit pusing.
“Oh ya, apa nama senjata kalian?” tanya Ray tiba-tiba.
“Golden Staff...” jawab Agus. Penunggunya bernama Whu dan wujud penunggunya benar-benar mengerikan.
“Wyrmslayer...” Jawab Mira. Sabitnya sendiri memiliki penunggu yang bernama Lunae dan ia sudah memberikan Mana dalam jumlah besar juga.
“Apakah kita akan langsung berangkat?” tanya Agus.
“Tidak, kita harus memikirkan rencana kita ke depannya terlebih dahulu...” Ray lalu melirik Agus, “Terutama kau. Kau memiliki nama yang terbilang aneh di telinga orang dunia ini...”
“Aneh apanya? Ini adalah nama pemberian orang tuaku, takkan kuubah!” Agus memukul dadanya keras, “Apapun yang kau katakan yang berkaitan dengan namaku aku takkan mengubahnya!”
“Baiklah, kita sekarang harus berlatih lagi di hutan ini. Menurut penilaianku, Mana disini cukup tebal dan bisa membuat kita semua naik ke World Foundation.” Ujar Ray.
“Itu benar, kita bisa berlatih disini. Tetapi ada satu kekurangannya...” sebagian diri Mira menyetujui saran Ray, tetapi sebagian lagi menolak.
“Apa?” Agus yang sedikit bodoh tak bisa memahami maksud Ray dan Mira.
“Bagaimana kalau kita berlatih sambil berkeliling dunia ini?” usul Ray lagi.
“Itu dia maksudku...” Mira menjentikkan jarinya, “Kita sekarang sudah terhitung kuat di mata orang desa disana...”
“Lalu selanjutnya, apakah kita akan tetap bersama?” tanya Agus. Ia menunggu jawaban dari dua temannya ini.
“Tetap...”
“Kita dikirim kemari bersamaan, kita juga harus kembali bersamaan...”
Ray dan Mira memberikan jawaban yang intinya sama, yaitu mereka akan berpetualang bersama dan kembali bersama-sama juga.
Fun Fact: Whu adalah nama dari rekan Slitherio yang ada di novel pertama saya. Dalam novel kali ini, saya gambarkan Whu itu seperti Hero Sun old di game Legenda Seluler.
Lunae adalah salah satu karakter di game Bayangan Kematian. Sosoknya digambarkan membawa sabit besar berwarna biru di gamenya, dan bisa dibilang kalau karakter itu menjadi inspirasi dari karakter Lunae di novel ini.
Mungkin selanjutnya, akan ada banyak nama karakter dari novel pertama ataupun game yang menjadi inspirasi karakter saya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 418 Episodes
Comments
Sutikno 23
3 orang dapat mana banyak dan naik tingkat terus
2022-02-21
0
ARSY ALFAZZA
semangat selalu 👍🏻
2021-12-12
1
Yudo Wijantoko
👍👏
2021-09-13
0