Perjanjian Bab 5

Rustini pergi ke kota untuk mencari uang, dia ingin mencicil hutang ayahnya. Dia ingin menghindar dari juragan Bahar, dia tidak mau menjadi pemuas dari pria itu. Namun, dia merasa sudah keluar dari kandang harimau, tapi malah masuk ke kandang singa.

"Apa ini maksudnya? Saya harus menikah siri dengan anda? Saya harus menyusui?"

"Ya, jika kamu ingin bekerja dengan saya, itu artinya kamu harus menikah siri dengan saya. Kamu juga harus menyusui bayi kami," ujar Jarwo.

Rustini tertawa sumbang mendengar apa yang dikatakan oleh Jarwo, dia merasa aneh sekali dengan apa yang dikatakan oleh pria itu.

"Saya ini wanita lajang, masih perawan. Mana bisa menikah langsung menyusui?"

Brak!

Jarwo menggebrak meja kayu yang ada di ruangan tersebut, Rustini sampai kaget dibuatnya. Wanita itu lebih kaget lagi ketika melihat tatapan dari Jarwo, pria itu menatap dirinya dengan kekesalan yang luar biasa.

"Sekarang saya mau tanya sama kamu, apa tujuan kamu datang ke sini?"

"Ma---mau melamar pekerjaan jadi pembantu," jawab Rustini gugup.

"Kalau begitu lakukan apa yang saya katakan, menikah siri dan mendapatkan uang 3 kali lipat. Kalau ada syarat yang ingin kamu ajukan, saya siap untuk menuruti. Kamu patuh, saya akan memberikan apapun yang kamu mau."

Rustini berpikir begitu keras dengan apa yang dikatakan oleh Jarwo, pria itu mengatakan kalau dirinya boleh mengajukan syarat. Apakah Ini kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada dirinya?

Namun, jika dia menikah dengan pria itu, Rustini takut kalau nantinya istri pertama dari pria itu akan mengamuk dan membunuh dirinya.

"Maaf, Tuan. Memangnya nyonya nggak akan marah kalau saya nikah sirik sama Tuan?"

"Ini memang permintaan dari istri saya, jangan mencoba untuk mencari alasan. Jika kamu mau menjadi istri siri saya, tinggal katakan saja apa yang akan kamu minta dari saya."

Rustini rasanya tidak mungkin harus menikah begitu saja dengan pria yang baru dia temui, akan seperti apa nasibnya nanti. Apakah dia juga akan dijadikan pemuas oleh Jarwo dengan dalih pernikahan siri?

"Ehm! Maaf, Tuan. Kalau misalkan Saya tidak mau menikah dengan Tuan, apakah boleh?"

Jarwo menatap Rustini dengan lekat, aura pria dingin itu membuat Rustini menundukkan kepalanya. Dia ketakutan, karena pria itu menatap dirinya seperti akan menelannya hidup-hidup.

"Kamu itu sudah datang ke rumah saya, pilihannya hanya dua. Nikah siri dengan saya dan menyusui bayi kami, atau kamu akan keluar dari sini dengan hanya tinggal nama."

Gleg!

Rustini kesulitan untuk bernapas mendengar apa yang dikatakan oleh Jarwo, nasib bapaknya saja sudah tidak karuan, lalu bagaimana kalau dirinya mati, bagaimana nasib bapaknya nanti?

"Cepat katakan! Mau pilih yang mana?"

"Saya belum mau mati, Tuan. Saya datang ke sini untuk bekerja dan mencari uang, saya ingin menafkahi ayah saya yang sedang sakit di kampung."

"Apa itu artinya?"

"Saya bersedia," jawab Rustini.

"Bagus, mahar apa yang kamu inginkan untuk pernikahan kita?"

Rustini berpikir begitu keras dalam pertanyaan yang diajukan oleh Jarwo, tak lama kemudian dia teringat akan hutang bapaknya kepada juragan Bahar.

"Kalau saya minta mahar sepuluh juta boleh?"

"Hahahahahah! Ternyata kamu merupakan wanita kampung yang matre juga, kamu tahu berapa banyak itu uang sepuluh juta?"

Nyali Rustini langsung menciut melihat reaksi dari Jarwo, dia takut kalau pria itu akan langsung membunuhnya karena permintaannya memang terlalu besar. Uang sepuluh juta bisa untuk membeli tanah seluas

"Maaf kalau misalkan saya lancang, tapi jujur saya memang membutuhkan uang. Makanya saya datang ke kota untuk bekerja," ujar Rustini sambil mere mas kedua tangannya secara bergantian.

"Tapi, Tini. Permintaan kamu dirasa tidak masuk akal, karena uang sepuluh juta itu kalau dibelikan tanah di kampung halaman kamu, itu bisa dapet 1 hektar. Kamu ngelunjak!"

Rustini buru-buru bersujud, dia memohon ampun kepada pria yang ada di hadapannya.

"Kalau misalkan tidak boleh meminta mahar sebesar itu, kalau boleh saya ngutang aja. Bayarnya dari gaji saya aja, saya rela bekerja seumur hidup sama Tuan. Tapi tolong lunasin hutang bapak saya," pinta Rustini mengiba.

Rugi juga rasanya kalau dia harus dinikahi oleh orang kaya, tapi hutang bapaknya saja tidak bisa dilunasi. Apalagi dia juga dipaksa memilih untuk menikah dengan pria itu, karena kalau tidak menikah dengan pria itu, Rustini akan dibunuh.

"Baiklah, saya akan memberikan uang mahar itu kepada kamu. Tapi, apa pun yang saya katakan harus kamu turuti. Tidak boleh membantah sama sekali," ujar Jarwo.

"Iya, Tuan. Pasti," ujar Rustini senang.

"Minta nomor rekening bibi kamu, saya akan langsung transfer uangnya."

"Iya, Tuan."

Rustini mengambil kertas yang ada di dalam tasnya, kertas bertuliskan nomor rekening Sri. Jarwo dengan cepat mentransfer sejumlah uang yang diminta oleh Rustini, setelah selesai, Jarwo memberikan bukti transfer kepada Rustini dan meminta wanita itu untuk masuk ke dalam kamar utama.

"Sa---- saya mau diapakan, Tuan?" tanya Rustini.

"Masuk saja, berisik kamu itu."

"Iya, Tuan."

Rustini dengan ragu masuk ke dalam kamar utama, saat dia melangkahkan kakinya untuk masuk, seorang wanita cantik menyambut dirinya dengan sangat baik. Wanita itu tersenyum dengan penuh keramahan, lalu meminta Rustini untuk duduk di atas kursi yang ada di sana.

"Selamat malam, Tini. Saya, Ratih. Sekarang saya minta kamu untuk mandi terlebih dahulu, setelah itu pakai baju kebaya ini."

Ratih menunjukkan kamar mandi, lalu dia menunjuk kebaya pengantin yang ada di atas meja. Rustini merasa heran dibuatnya, karena ada seorang wanita yang terlihat biasa saja ketika suaminya akan menikah lagi.

"Maaf, Nyonya Ratih. Boleh saya bertanya?"

"Boleh, apa itu?"

"Apa anda tidak keberatan kalau Tuan menikah dengan saya?"

"Tidak, karena menikah lagi adalah permintaan saya. Sekarang cepat mandi dan ganti baju, saya menunggu kamu di ruang keluarga."

Walaupun merasa aneh tetapi Rustini menganggukan kepalanya, dia dengan cepat mandi dan memakai kebaya pengantin yang sudah disiapkan oleh Ratih. Setelah itu, dia melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.

Rustini mengerutkan dahinya dengan dalam, karena setahunnya kalau menikah siri itu akan dinikahkan oleh pak ustadz. Namun, yang dia lihat di dalam ruang keluarga tersebut adalah seorang dukun.

Dia lebih merasa aneh lagi ketika melihat banyaknya kembang 7 rupa yang ada di sana, ada juga peralatan dukun lainnya. Rustini jadi bertanya-tanya, dia itu mau dinikahkan atau ditumbalkan?

"Duduk di samping suami saya, Tini!" ujar Ratih penuh dengan penekanan.

Rustini yang merasa takut langsung menurut, dia duduk di samping Jarwo dengan penuh rasa kecemasan. Tak lama kemudian Rustini dinikahkan oleh dukun itu dengan Jarwo, setelah acara pernikahan selesai Rustini di ajak ke sebuah kamar oleh Ratih.

Sebenarnya Rustini merasa sangat lelah sekali, dia ingin tidur karena memang waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi. Namun, tugasnya belum selesai memang.

"Ini kamar siapa?"

"Kamar bayi kami, namanya Uyul."

"Oh," ujar Rustini was-was.

Malam pertama setelah menikah ternyata dia harus langsung menyusui, sungguh dia merasa takut sekali karena belum ada pengalaman dalam menyusui. Satu hal yang lebih dia takutkan lagi, air susunya tidak ada, bagaimana nanti kalau misalkan Ratih atau Jarwo akan memarahi dirinya, pikirnya.

"Jangan diam saja, cepat buka bajunya!" ujar Ratih.

"Hah? Menyusui saja harus buka baju?" tanya Rustini heran dan juga takut.

Terpopuler

Comments

Wanita Aries

Wanita Aries

Bukannya thn sgtu bank blm masuk ke desa2 ya? Biasa malah pake wesel kirim uang. Masa dlm sekejap bs trf 🤭 kn blm ada mobile banking aplg hp

2025-09-24

1

FiaNasa

FiaNasa

malah lebih sengsara hidupmu Tini gara² pengen melunasi hutang bapakmu,,malah skrg jadi ibu susunya si tuyul

2025-08-08

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

woalah nasibmu Tini.. lepas dari juragan bahar, sekarang malah di tekan sama pak jarwo 😱

2025-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian Bab 1
2 Perjanjian Bab 2
3 Perjanjian Bab 3
4 Perjanjian Bab 4
5 Perjanjian Bab 5
6 Perjanjian Bab 6
7 Perjanjian Bab 7
8 Perjanjian Bab 8
9 Perjanjian Bab 9
10 Perjanjian Bab 10
11 Perjanjian Bab 11
12 Perjanjian Bab 12
13 Perjanjian Bab 13
14 Perjanjian Bab 14
15 Perjanjian Bab 15
16 Perjanjian Bab 16
17 Perjanjian Bab 17
18 Perjanjian Bab 18
19 Perjanjian Bab 19
20 Perjanjian Bab 20
21 Perjanjian Bab 21
22 Perjanjian Bab 22
23 Perjanjian Bab 23
24 Perjanjian Bab 24
25 Perjanjian Bab 25
26 Perjanjian Bab 26
27 Perjanjian Bab 27
28 Perjanjian Bab 28
29 Perjanjian Bab 29
30 Perjanjian Bab 30
31 Perjanjian Bab 31
32 Perjanjian Bab 32
33 Perjanjian Bab 33
34 Perjanjian Bab 34
35 Perjanjian Bab 35
36 Perjanjian Bab 36
37 Perjanjian Bab 37
38 Perjanjian Bab 38
39 Perjanjian Bab 39
40 Perjanjian Bab 40
41 Perjanjian Bab 41
42 Perjanjian Bab 42
43 Perjanjian Bab 43
44 Perjanjian Bab 44
45 Perjanjian Bab 45
46 Perjanjian Bab 46
47 Perjanjian Bab 47
48 Perjanjian Bab 48
49 Perjanjian Bab 49
50 Perjanjian Bab 50
51 Perjanjian Bab 51
52 Perjanjian Bab 52
53 Perjanjian Bab 53
54 Perjanjian Bab 54
55 Perjanjian Bab 55
56 Perjanjian Bab 56
57 Perjanjian Bab 57
58 Perjanjian Bab 58
59 Perjanjian Bab 59
60 Perjanjian Bab 60
61 Perjanjian Bab 61
62 Perjanjian Bab 62
63 Perjanjian Bab 63
64 Perjanjian Bab 64
65 Perjanjian Bab 65
66 Perjanjian Bab 66
67 Perjanjian Bab 67
68 Perjanjian Bab 68
69 Perjanjian Bab 69
70 Perjanjian Bab 70
71 Perjanjian Bab 71
72 Perjanjian Bab 72
73 Perjanjian Bab 73
74 Perjanjian Bab 74
75 Perjanjian Bab 75
76 Perjanjian Bab 76
77 Perjanjian Bab 77
78 Perjanjian Bab 78
79 Perjanjian Bab 79
80 Perjanjian Bab 80
81 Perjanjian Bab 81
82 Perjanjian Bab 82
83 Perjanjian Bab 83
84 Perjanjian Bab 84
85 Perjanjian Bab 85
86 Perjanjian Bab 86 (End)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Perjanjian Bab 1
2
Perjanjian Bab 2
3
Perjanjian Bab 3
4
Perjanjian Bab 4
5
Perjanjian Bab 5
6
Perjanjian Bab 6
7
Perjanjian Bab 7
8
Perjanjian Bab 8
9
Perjanjian Bab 9
10
Perjanjian Bab 10
11
Perjanjian Bab 11
12
Perjanjian Bab 12
13
Perjanjian Bab 13
14
Perjanjian Bab 14
15
Perjanjian Bab 15
16
Perjanjian Bab 16
17
Perjanjian Bab 17
18
Perjanjian Bab 18
19
Perjanjian Bab 19
20
Perjanjian Bab 20
21
Perjanjian Bab 21
22
Perjanjian Bab 22
23
Perjanjian Bab 23
24
Perjanjian Bab 24
25
Perjanjian Bab 25
26
Perjanjian Bab 26
27
Perjanjian Bab 27
28
Perjanjian Bab 28
29
Perjanjian Bab 29
30
Perjanjian Bab 30
31
Perjanjian Bab 31
32
Perjanjian Bab 32
33
Perjanjian Bab 33
34
Perjanjian Bab 34
35
Perjanjian Bab 35
36
Perjanjian Bab 36
37
Perjanjian Bab 37
38
Perjanjian Bab 38
39
Perjanjian Bab 39
40
Perjanjian Bab 40
41
Perjanjian Bab 41
42
Perjanjian Bab 42
43
Perjanjian Bab 43
44
Perjanjian Bab 44
45
Perjanjian Bab 45
46
Perjanjian Bab 46
47
Perjanjian Bab 47
48
Perjanjian Bab 48
49
Perjanjian Bab 49
50
Perjanjian Bab 50
51
Perjanjian Bab 51
52
Perjanjian Bab 52
53
Perjanjian Bab 53
54
Perjanjian Bab 54
55
Perjanjian Bab 55
56
Perjanjian Bab 56
57
Perjanjian Bab 57
58
Perjanjian Bab 58
59
Perjanjian Bab 59
60
Perjanjian Bab 60
61
Perjanjian Bab 61
62
Perjanjian Bab 62
63
Perjanjian Bab 63
64
Perjanjian Bab 64
65
Perjanjian Bab 65
66
Perjanjian Bab 66
67
Perjanjian Bab 67
68
Perjanjian Bab 68
69
Perjanjian Bab 69
70
Perjanjian Bab 70
71
Perjanjian Bab 71
72
Perjanjian Bab 72
73
Perjanjian Bab 73
74
Perjanjian Bab 74
75
Perjanjian Bab 75
76
Perjanjian Bab 76
77
Perjanjian Bab 77
78
Perjanjian Bab 78
79
Perjanjian Bab 79
80
Perjanjian Bab 80
81
Perjanjian Bab 81
82
Perjanjian Bab 82
83
Perjanjian Bab 83
84
Perjanjian Bab 84
85
Perjanjian Bab 85
86
Perjanjian Bab 86 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!