Perjanjian Bab 2

Juragan Bahar memperhatikan penampilan Rustini yang begitu menggoda, dia baru sadar kalau anak dari Sardi itu ternyata mampu membuat dirinya tergoda. Makanya dia memberikan tawaran kepada Rustini, tawaran yang tentunya akan sangat menguntungkan dirinya.

"Loh, kok gitu?" tanya Rustini heran karena setahunya juragan Bahar itu terkenal penggila uang dan juga wanita. Rasanya tidak mungkin akan mengikhlaskan uang sebesar sepuluh juta.

Jika hutang bapaknya sebesar sepuluh juta, itu artinya setara dengan enam puluh enam ton beras. Setara dengan emas sembilan ratus gram, karena di zaman ini uang memang masih rendah nilainya.

Mana mungkin rentenir seperti juragan Bahar mau mengikhlaskan uang yang begitu besar, ini adalah suatu hal yang begitu mustahil. Kecuali mungkin orang itu kesurupan, kesurupan jin baik yang menguntungkan dirinya.

"Ada cara yang bisa kamu lakukan selain memberikan saya uang," ujar Juragan Bahar sambil mendorong bahu Rustini.

Sontak saja hal itu membuat Rustini memundurkan langkahnya, juragan Bahar mendekat ke arah Rustini lalu menutup pintu rumah itu.

"Eh? Kok ditutup?" tanya Rustini heran, bahkan Juragan Bahar mengunci pintu rumah itu.

"Saya mau ngajak kamu berunding," ujar Juragan Bahar sambil menolehkan wajahnya ke arah Sardi yang terbaring di atas kasur lusuh.

Pria itu terlihat begitu tidak berdaya, hanya bisa menatap juragan Bahar sambil sesekali berkedip. Mulutnya terkadang terbuka, tetapi tidak ada kata yang keluar. Juragan Bahar tersenyum dengan begitu lebar, kemudian tanpa ragu mengusap kedua bahu Rustini.

Rustini merasa risih, dia menjauh dari juragan Bahar. Pria itu malah terkekeh melihat kelakuan dari Rustini, lalu pria itu mulai berkata.

"Utang Bapak kamu itu sangatlah besar, saya bisa menganggapnya lunas. Tapi ada syaratnya," ujar Juragan Bahar sambil menolehkan wajahnya ke arah Rustini dan juga Sardi secara bergantian.

"Apa syaratnya?" tanya Rustini begitu penasaran.

Rustini yang masih memiliki pikiran polos mengira kalau pria itu akan menjadikan dirinya pelayan di rumah besar milik pria itu, Rustini tidak keberatan walaupun menjadi pelayan seumur hidup di rumah juragan Bahar.

"Gampang, kamu tinggal jadi pemuas saya saja. Jadi simpanan saya, kalau saya mau, kamu harus datang ke tempat yang sudah ditentukan. Kita akan main kuda-kudaan, enak loh. Tinggal ngangkangg doang, saya yang cape, kamu yang enak, saya yang bikin utang Bapak kamu lunas."

Juragan Bahar tersenyum penuh minat ke arah Rustini, tentu saja hal itu membuat gadis desa itu ketakutan. Berbeda dengan Sardi, dia terlihat begitu marah sekali. Matanya melotot, dia tidak terima kalau putrinya harus dijadikan tumbal.

Walaupun Sardi merupakan pria bejat, tetapi dia tidak mau kalau putri cantiknya sampai terjerumus ke tangan juragan Bahar. Karena hal itu akan merusak masa depan putrinya.

"Apa kamu melotot kayak gitu? Marah sama saya?"

Juragan Bahar tertawa, kemudian dia duduk di samping Sardi dan menampar-nampar wajah pria itu dengan cukup kencang. Sardi meringis kesakitan, Rustini yang merasa tidak tega langsung meminta pria itu untuk menghentikan aksinya.

"Jangan seperti itu, Juragan. Kasihan Bapak saya, dia lagi sakit."

"Kalau kamu merasa kasihan terhadap Bapak kamu yang sudah tak jelas kapan hidup dan juga matinya, kamu harus menuruti keinginan saya."

Juragan Bahar bangun dan menghampiri Rustini, dia bahkan mendorong tubuh mungil Rustini sampai terpentok ke tiang rumah bilik itu.

"Juragan mau apa?"

"Kamu cukup jadi pemuas saya dalam seumur hidup kamu, maka hutang Bapak kamu akan lunas. Kamu juga akan saya berikan uang jajan, bahkan saya akan memberikan baju bagus untuk kamu. Asal kamu nurut sama saya," jawab Juragan Bahar.

Rustini langsung merinding mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu, dia memang merupakan anak dari orang miskin. Namun, Rustini juga sama seperti wanita lainnya. Dia memiliki mimpi, dia ingin menikah dengan pria muda yang menyayangi dirinya dan mampu menafkahi dirinya secara lahir dan juga batin.

"Saya tidak bisa, Juragan."

"Kenapa?"

Rustini tidak mungkin menjawab dengan jujur, karena yang ada nanti juragan Bahar pasti akan sangat marah kepada dirinya. Wanita muda itu mencoba untuk mencari alasan.

"Saya takut terhadap Istri Juragan, kalau ketahuan nanti saya bisa dipenggal lehernya."

Dia merasa kalau menggunakan alasan istrinya adalah hal yang paling baik, karena juragan Bahar memang sangat mencintai istrinya. Hanya saja anehnya pria itu suka bermain-main dengan wanita di luar sana. Bagi Juragan Bahar, semua wanita cantik hanya merupakan mainan dan juga koleksinya.

"Hahahaha! Tak usah takut, aku akan cari aman. Barang bagus seperti kamu tidak boleh dilewatkan," ujar juragan Bahar sambil mengusap pipi Rustini.

Tangan itu bahkan turun untuk mengusap leher Rustini, tak lama kemudian tangan itu hendak menyentuh dada Rustini, tetapi dengan cepat dia menepis tangan pria itu.

"Ja--- jangan di sini, Juragan. Jangan sekarang, bagaimana kalau Juragan memberikan saya waktu untuk mempersiapkan diri?"

"Sangat boleh, aku mau kamu dua hari lagi datang ke penginapan milikku yang ada di desa sebelah. Habis maghrib, jangan tak datang. Kalau kamu tidak datang---"

"Apa yang akan terjadi Juragan?" tanya Rustini dengan hati yang was-was.

"Aku akan mengambil alih rumah Sardi ini dan juga kebun belakang milik Sardi, untuk tambahannya karena masih kurang banyak, aku akan membunuh Sardi. Karena sepertinya, sisanya bisa dibayar dengan nyawa Bapak kamu itu."

Mata Rustini langsung membulat dengan sempurna, dia tidak menyangka kalau juragan Bahar benar-benar jahat. Karena hutang ayahnya itu harus dibayar dengan nyawa, dia sungguh dilema.

"Baiklah, Juragan. Dua hari lagi saya akan datang, tapi... Saya tidak punya ongkos untuk pergi ke desa sebelah."

"Gampang," ujar Juragan Bahar.

Dia mengambil dompetnya dan memberikan uang sebesar lima ribu rupiah, setara dengan empat gram emas. Rustini kaget juga ketika pria itu memberikan uang tersebut kepada dirinya.

"Pakailah uang ini untuk ongkos dan juga membeli baju agar Kamu terlihat cantik, beli juga bedak agar wajah ayu kamu semakin menarik."

"I--- iya, Juragan."

"Anak baik," ujar Juragan Bahar yang dengan rakusnya langsung menyambar bibir Rustini.

Wanita itu sampai gelagapan mendapatkan perlakuan seperti itu dari juragan Bahar, kekuatan pria itu sangatlah besar, Rustini tak bisa menghindar. Dia memberontak, tapi tak bisa.

Sardi yang melihat putrinya diperlakukan seperti itu begitu marah sekali, dia berteriak-teriak dengan tidak jelas. Sayangnya suaranya yang sulit keluar membuat teriakan pria itu seakan tidak berarti. Pria itu hanya bisa menangis melihat putrinya diperlakukan seperti itu.

'Maafkan Bapak, Nak. Ini semua karena ulah Bapak,' ujar Sardi dalam hati.

Terpopuler

Comments

NA🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅ꪻ꛰͜⃟ዛ༉

NA🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅ꪻ꛰͜⃟ዛ༉

jaman th 85 uang 5rb itu emang besar banget ya🤔🤔🤔🤔 masak bisa buat beli emas, baju, bedak dll🤔🤔🤔🤔

2025-09-20

1

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

ya iyalah, dasar gajelas. paling benci sama cowo yg suka judi, soalnya JD keinget ortu sendiri wkwkw, semangat thor menarik bngt ini

2025-08-15

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

kalo di itung jaman sekarang 4 gram emas berarti 5 ribu = 9 jutaan rupiah 😱

emang bener ya slogan "jek penak jaman ku toh" 🥳

2025-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian Bab 1
2 Perjanjian Bab 2
3 Perjanjian Bab 3
4 Perjanjian Bab 4
5 Perjanjian Bab 5
6 Perjanjian Bab 6
7 Perjanjian Bab 7
8 Perjanjian Bab 8
9 Perjanjian Bab 9
10 Perjanjian Bab 10
11 Perjanjian Bab 11
12 Perjanjian Bab 12
13 Perjanjian Bab 13
14 Perjanjian Bab 14
15 Perjanjian Bab 15
16 Perjanjian Bab 16
17 Perjanjian Bab 17
18 Perjanjian Bab 18
19 Perjanjian Bab 19
20 Perjanjian Bab 20
21 Perjanjian Bab 21
22 Perjanjian Bab 22
23 Perjanjian Bab 23
24 Perjanjian Bab 24
25 Perjanjian Bab 25
26 Perjanjian Bab 26
27 Perjanjian Bab 27
28 Perjanjian Bab 28
29 Perjanjian Bab 29
30 Perjanjian Bab 30
31 Perjanjian Bab 31
32 Perjanjian Bab 32
33 Perjanjian Bab 33
34 Perjanjian Bab 34
35 Perjanjian Bab 35
36 Perjanjian Bab 36
37 Perjanjian Bab 37
38 Perjanjian Bab 38
39 Perjanjian Bab 39
40 Perjanjian Bab 40
41 Perjanjian Bab 41
42 Perjanjian Bab 42
43 Perjanjian Bab 43
44 Perjanjian Bab 44
45 Perjanjian Bab 45
46 Perjanjian Bab 46
47 Perjanjian Bab 47
48 Perjanjian Bab 48
49 Perjanjian Bab 49
50 Perjanjian Bab 50
51 Perjanjian Bab 51
52 Perjanjian Bab 52
53 Perjanjian Bab 53
54 Perjanjian Bab 54
55 Perjanjian Bab 55
56 Perjanjian Bab 56
57 Perjanjian Bab 57
58 Perjanjian Bab 58
59 Perjanjian Bab 59
60 Perjanjian Bab 60
61 Perjanjian Bab 61
62 Perjanjian Bab 62
63 Perjanjian Bab 63
64 Perjanjian Bab 64
65 Perjanjian Bab 65
66 Perjanjian Bab 66
67 Perjanjian Bab 67
68 Perjanjian Bab 68
69 Perjanjian Bab 69
70 Perjanjian Bab 70
71 Perjanjian Bab 71
72 Perjanjian Bab 72
73 Perjanjian Bab 73
74 Perjanjian Bab 74
75 Perjanjian Bab 75
76 Perjanjian Bab 76
77 Perjanjian Bab 77
78 Perjanjian Bab 78
79 Perjanjian Bab 79
80 Perjanjian Bab 80
81 Perjanjian Bab 81
82 Perjanjian Bab 82
83 Perjanjian Bab 83
84 Perjanjian Bab 84
85 Perjanjian Bab 85
86 Perjanjian Bab 86 (End)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Perjanjian Bab 1
2
Perjanjian Bab 2
3
Perjanjian Bab 3
4
Perjanjian Bab 4
5
Perjanjian Bab 5
6
Perjanjian Bab 6
7
Perjanjian Bab 7
8
Perjanjian Bab 8
9
Perjanjian Bab 9
10
Perjanjian Bab 10
11
Perjanjian Bab 11
12
Perjanjian Bab 12
13
Perjanjian Bab 13
14
Perjanjian Bab 14
15
Perjanjian Bab 15
16
Perjanjian Bab 16
17
Perjanjian Bab 17
18
Perjanjian Bab 18
19
Perjanjian Bab 19
20
Perjanjian Bab 20
21
Perjanjian Bab 21
22
Perjanjian Bab 22
23
Perjanjian Bab 23
24
Perjanjian Bab 24
25
Perjanjian Bab 25
26
Perjanjian Bab 26
27
Perjanjian Bab 27
28
Perjanjian Bab 28
29
Perjanjian Bab 29
30
Perjanjian Bab 30
31
Perjanjian Bab 31
32
Perjanjian Bab 32
33
Perjanjian Bab 33
34
Perjanjian Bab 34
35
Perjanjian Bab 35
36
Perjanjian Bab 36
37
Perjanjian Bab 37
38
Perjanjian Bab 38
39
Perjanjian Bab 39
40
Perjanjian Bab 40
41
Perjanjian Bab 41
42
Perjanjian Bab 42
43
Perjanjian Bab 43
44
Perjanjian Bab 44
45
Perjanjian Bab 45
46
Perjanjian Bab 46
47
Perjanjian Bab 47
48
Perjanjian Bab 48
49
Perjanjian Bab 49
50
Perjanjian Bab 50
51
Perjanjian Bab 51
52
Perjanjian Bab 52
53
Perjanjian Bab 53
54
Perjanjian Bab 54
55
Perjanjian Bab 55
56
Perjanjian Bab 56
57
Perjanjian Bab 57
58
Perjanjian Bab 58
59
Perjanjian Bab 59
60
Perjanjian Bab 60
61
Perjanjian Bab 61
62
Perjanjian Bab 62
63
Perjanjian Bab 63
64
Perjanjian Bab 64
65
Perjanjian Bab 65
66
Perjanjian Bab 66
67
Perjanjian Bab 67
68
Perjanjian Bab 68
69
Perjanjian Bab 69
70
Perjanjian Bab 70
71
Perjanjian Bab 71
72
Perjanjian Bab 72
73
Perjanjian Bab 73
74
Perjanjian Bab 74
75
Perjanjian Bab 75
76
Perjanjian Bab 76
77
Perjanjian Bab 77
78
Perjanjian Bab 78
79
Perjanjian Bab 79
80
Perjanjian Bab 80
81
Perjanjian Bab 81
82
Perjanjian Bab 82
83
Perjanjian Bab 83
84
Perjanjian Bab 84
85
Perjanjian Bab 85
86
Perjanjian Bab 86 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!