3. Di Antara Pria Tua

Saat gilirannya semakin dekat, perasaan Nia menjadi semakin tegang. Dan ia pun akhirnya dipanggil oleh petugas HRD.

"047?"

Ia mengangguk kikuk dan bergerak menerima map biru yang diberi petugas.

Degup jantungnya semakin kencang saat melihat para petinggi yang duduk berjejer bersiap untuk mewawancarainya di dalam ruangan itu.

Ia menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan, dilakukan beberapa kali hingga ia yakin merasa tenang.

'Ayolah Nia ... Ini bukan pertama kali kamu diwawancara,' batinnya menyemangati diri sendiri.

Nia mulai memperhatikan petinggi yang akan mewawancarainya. Semua yang duduk di sana terlihat telah berumur. Mata Nia terfokus pada satu wajah yang ia rasa cukup familiar dan ia langsung sadar, pria tua yang ia kenal adalah pria tua yang mengatakan putranya memiliki kelainan.

'Apa beliau salah satu eksekutif di kantor ini?' batinnya lagi.

Saat ini, wajah pria tua itu terlihat lebih dingin tanpa senyuman sedikit pun. Ia duduk di posisi paling tengah, sedikit terbungkuk karena faktor usia. Meski terlihat paling tua di antara yang lain, dalam balutan jas formal tetap membuatnya terlihat gagah dan sangat elegan.

Sebuah tablet yang diketahui memiliki harga mahal, kini tergantung di tangannya. Dan, sepasang mata itu tengah menatap tajam ke arahnya.

Nia tanpa sadar menahan napas. ‘Semoga ia tak mengingat kejadian kemarin,' harapnya. Lalu, pandangan Nia teralih pada para penguji yang lain satu per satu. Semua yang duduk di sana, merupakan pria yang telah memiliki rambut yang memutih. Namun, ada satu yang terlihat paling aneh.

"Ekhem ... Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri. Saya, Robin Hadinata."

Dengan seketika, Nia menarik napasnya dengan dalam. Ia tahu, nama itu adalah nama pemimpin perusahaan ini. Ia semakin merasa tegang, tak menyangka diwawancarai oleh pimpinan secara langsung.

"Dari reaksi itu, sepertinya Anda sudah mengetahui kedudukan saya. Kalau begitu, giliran saya untuk mengajukan pertanyaan kepada Anda."

Nia mengangguk kaku dan memainkan jemari di tangannya menutupi perasaan gugup yang menekan di dalam dada.

"Nama?" tanya pria itu cepat.

"Ni— eh, Neo, Pak ..." jawab Nia dengan suara yang sengaja dibuat serak dan berat.

Mata pria tua itu sedikit menyipit. Lalu beralih pada pria tua yang terlihat lebih tegak, duduk tepat di sampingnya. Wajah pria tua itu terlihat begitu aneh. Wajahnya kaku, dan ekspresinya datar tak berubah sama sekali.

Yang paling menarik dari semua adalah bagian alisnya yang terus naik. Nia hanya bisa menahan tawa, membayangkan alis itu mirip sesuatu yang mungkin memiliki karakter yang hampir sama.

Namun, ada hal yang lebih aneh dari itu semua. Tubuh pria tua yang ini lebih tegap dibanding yang lainnya. Dan yang bergerak di bagian wajahnya hanya bola mata yang menatap panjang dan mengikuti gerak-geriknya.

"Usia?" tanya pria tua di samping Robin.

"20, Kek," ucap Nia spontan. "Eh, Pak, maaf," ucap Nia tertunduk salah tingkah.

"Pffftt ..."

"Pffftt ..."

Beberapa pewawancara menahan tawanya termasuk Pak Robin.

"Ekhem ..." Deheman tersebut, menghentikan tawa dalam cibiran itu dengan seketika.

Pria yang memiliki wajah tua yang aneh itu mulai mencatat pada note book yang ada di hadapannya. Akan tetapi, tatapannya tak lepas dari Nia, membuat gadis itu mulai gelisah.

"Jelaskan alasanmu, kenapa ingin bekerja di sini?"

"Saya sangat membutuhkan uang, Pak. Jadi tak saya pungkiri karena gaji yang ditawarkan sangat menarik makanya saya mencoba mengikuti tes wawancara ini," jawab Nia jujur. Suaranya tetap ditekan agar terdengar lebih berat.

"Alasan lain?"

Nia mengangguk mantap. "Saya ini seorang pekerja keras, Pak .... Saya orang yang tak mudah menyerah. Hingga saya yakin, posisi sebagai asisten pribadi akan sangat cocok bagi saya," ucapnya dengan sangat menggebu.

Pria tua yang tegap tak lagi memberi tanggapan. Ia sedikit curiga pada pelamar yang diwawancarai ini. Dengan tiba-tiba, ia bangkit dan berjalan perlahan mendekat.

Nia menegang. ‘Waduh, apa yang kakek ini lakukan? Dia mau apa?' Nia mendongak menatap kakek bertubuh tinggi semampai yang telah tepat berada di dekatnya.

Pria tua yang belum diketahui namanya itu pun membungkuk. "Entah kenapa wajahmu ini begitu familiar. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Nia membelalak, teringat akan segala kemungkinan. Ia menyimpulkan pria tua ini salah satu pelanggan di mini market tempat ia bekerja. Namun, tentu Nia tak akan mengatakan yang sebenarnya.

“Hmmm ... Benar kah? Mungkin Bapak salah lihat?”

Pria tua itu tampak hening bagai memikirkan sesuatu lalu menggeleng pelan.

"Jika kamu diterima sebagai asisten pribadi saya, apa kamu siap dengan segala tantangan yang akan terjadi ke depan?"

Nia sedikit mengangguk. Sekarang ia mulai paham bahwa asisten pribadi akan direkrut untuk pria tua ini. "Tentu saja, Pak. Tentu saja saya siap. Apa pun itu, akan saya laksanakan dengan sepenuh hati!" Nia mengepalkan tangannya ke atas saking menggebunya.

Pria tua itu sedikit menelengkan kepala karena heran akan tingkah pelamar yang satu ini. Setelah itu, ia menatap Robin dan pria itu hanya memberikan anggukkan kepala.

"Baik lah, kau boleh menunggu hasilnya di luar."

Nia sedikit mengangguk lalu bangkit. Ia merasa heran tetapi tak sanggup mengungkapkan rasa herannya dengan pria tua yang terlihat datar ini. Lalu ia bergerak menuju pintu.

"Dia bukan wanita, aku yakin itu," ucap pria tua ke pria tua lain. "Jika dia wanita, maka seperti biasa napasku akan sesak."

Nia yang sempat mencuri dengar obrolan di sana mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"

Terpopuler

Comments

Safira Aurora

Safira Aurora

yang di mini market itu kah?

2025-08-01

2

Aku Rajin Membaca

Aku Rajin Membaca

pede kali ya panggil rombongan big boss dgn kakek

2025-08-01

1

Safira Aurora

Safira Aurora

mau diapain nih neo?

2025-08-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kelinci Percobaan
2 2. Menjadi Pria
3 3. Di Antara Pria Tua
4 4. Laki apa Lekong?
5 5. Katanya Keponakan Manajer
6 6. Asisten untuk Pak Rockie
7 7. Informasi Tak Terduga
8 8. Pura-pura Punya Nyali
9 9. Gadis Mini Market
10 10. Dikejar Bang Jaron
11 11. Balada Bau Sampah
12 12. Sudah Cantik Belum?
13 13. Lelaki Sejati
14 14. Masuk Asrama Pria
15 15. Pilih Surga Apa Neraka?
16 16. Drama di Balik Kemudi
17 17. Cakepan Bagas
18 18. Nia vs Manajer
19 19. Wajah di Balik Topeng
20 20. Jas Baru, Beban Baru
21 21. Rekan Bisnis
22 22. Kakak dari Masa Lalu
23 23. Lelaki Sejati Tak Boleh Menangis
24 24. Panggilan Darurat
25 25. Curahan Hati
26 26. Cemburu
27 27. Sama-sama Pria
28 28. Perubahan Bagas
29 29. Dari Asrama ke Gudang
30 30. Peraturan yang Mengecewakan
31 31. Menjadi Pria-ku
32 32. Bukan Sekedar Hubungan Kerja
33 33. Gosip yang Merebak
34 34. Dewa Pelindung
35 35. Strawberi
36 36. Tak Mungkin Bersama
37 37. Rival
38 38. Neo = Perempuan
39 39. Gadis Mini Market
40 40. Kau Harus Bertanggung Jawab
41 41. Perintah Papa
42 42. Fatamorgana
43 43. Estafet Salah Paham
44 44. Ikrar Dadakan
45 45. Malaikat Pembawa Cobaan
46 46. Kehidupan Setelah Pernikahan
47 47. Kecemburuan Suami
48 48. Belajar dengan Sahabat
49 49. Saran dari Sahabat
50 50. Film Horor
51 51. Si Manis Jembatan Ancol
52 52. Konfirmasi
53 53. Ancaman Sang Penguasa
54 54. Penjara Cinta
55 55. Tak Mau Mengalah
56 56. Pulang ke Rumah
57 57. Kamu ke Mana?
58 58. Melebur jadi Satu
59 59. Masih Drama MP
60 60. Kala Istri Cemburu
61 61. Antara Bagas dan Bianca
62 62. Di Balik Senyuman
63 63. Pelindung atau Monster?
64 64. Monopoli
65 65. Pertemuan dengan Manajer
66 66. Putriku
67 67. Siapa Dia?
68 68. Masa Lalu Ibu dan Bapak
69 69. Siasat Elna
70 70. Sebuah Nama Harun
71 71. Racun dari Masa Lalu
72 72. Bayang Harun
73 73. Bukan Anak Haram
74 74. Akhir Pertikaian
75 75. Dua Dunia Raffael
76 76. TAMAT
77 Hanya Pengumuman
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Kelinci Percobaan
2
2. Menjadi Pria
3
3. Di Antara Pria Tua
4
4. Laki apa Lekong?
5
5. Katanya Keponakan Manajer
6
6. Asisten untuk Pak Rockie
7
7. Informasi Tak Terduga
8
8. Pura-pura Punya Nyali
9
9. Gadis Mini Market
10
10. Dikejar Bang Jaron
11
11. Balada Bau Sampah
12
12. Sudah Cantik Belum?
13
13. Lelaki Sejati
14
14. Masuk Asrama Pria
15
15. Pilih Surga Apa Neraka?
16
16. Drama di Balik Kemudi
17
17. Cakepan Bagas
18
18. Nia vs Manajer
19
19. Wajah di Balik Topeng
20
20. Jas Baru, Beban Baru
21
21. Rekan Bisnis
22
22. Kakak dari Masa Lalu
23
23. Lelaki Sejati Tak Boleh Menangis
24
24. Panggilan Darurat
25
25. Curahan Hati
26
26. Cemburu
27
27. Sama-sama Pria
28
28. Perubahan Bagas
29
29. Dari Asrama ke Gudang
30
30. Peraturan yang Mengecewakan
31
31. Menjadi Pria-ku
32
32. Bukan Sekedar Hubungan Kerja
33
33. Gosip yang Merebak
34
34. Dewa Pelindung
35
35. Strawberi
36
36. Tak Mungkin Bersama
37
37. Rival
38
38. Neo = Perempuan
39
39. Gadis Mini Market
40
40. Kau Harus Bertanggung Jawab
41
41. Perintah Papa
42
42. Fatamorgana
43
43. Estafet Salah Paham
44
44. Ikrar Dadakan
45
45. Malaikat Pembawa Cobaan
46
46. Kehidupan Setelah Pernikahan
47
47. Kecemburuan Suami
48
48. Belajar dengan Sahabat
49
49. Saran dari Sahabat
50
50. Film Horor
51
51. Si Manis Jembatan Ancol
52
52. Konfirmasi
53
53. Ancaman Sang Penguasa
54
54. Penjara Cinta
55
55. Tak Mau Mengalah
56
56. Pulang ke Rumah
57
57. Kamu ke Mana?
58
58. Melebur jadi Satu
59
59. Masih Drama MP
60
60. Kala Istri Cemburu
61
61. Antara Bagas dan Bianca
62
62. Di Balik Senyuman
63
63. Pelindung atau Monster?
64
64. Monopoli
65
65. Pertemuan dengan Manajer
66
66. Putriku
67
67. Siapa Dia?
68
68. Masa Lalu Ibu dan Bapak
69
69. Siasat Elna
70
70. Sebuah Nama Harun
71
71. Racun dari Masa Lalu
72
72. Bayang Harun
73
73. Bukan Anak Haram
74
74. Akhir Pertikaian
75
75. Dua Dunia Raffael
76
76. TAMAT
77
Hanya Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!