2. Menjadi Pria

"Cepat serahkan gaji yang kau janjikan!" Lalu, kepala pria itu bergerak sebagai tanda perintah terhadap dua pria berbadan kekar yang tadi berada di sisinya. Kedua pria itu mengangguk dan segera mendekati Nia.

Tanpa permisi maupun basa-basi, salah satu mereka menarik tas kecil Nia. Gadis itu mencoba memberontak, akan tetapi pria yang satu lagi memasung Nia dari belakang.

"Jangaaan! Itu untuk biaya makan kami sehari-hari!" Ia berusaha melepaskan diri dari dekapan pria kekar, itu. Akan tetapi, hasilnya hanya bisa menyisakan rasa sakit pada dirinya sendiri.

Sementara itu, pria yang memeriksa isi tas mengeluarkan beberapa lembar uang sisa gaji yang telah dipotong manajer. Matanya menyipit dengan alis mengerut.

"Mana sisanya?" bentaknya. Ia menghembuskan asap rokok murah yang menusuk hidung, membuat gadis itu terbatuk tetapi tak bisa menghindari kepulan asap itu.

"Huk ... Huk ... Huk." Untuk mengibaskan asap itu pun, kedua tangannya didekap dari belakang. Membuat Nia mau tak mau harus menghirupnya dengan rasa sesak yang luar biasa.

"Huk ... Hanya itu yang aku punya! Huk ... Tolong ... jangan ambil dulu! Huk huk. Bulan depan akan saya bayar dobel sekaligus." Nia merasa sesak dan matanya berkaca-kaca karena perih terkena asap itu.

Tubuhnya masih ditahan oleh pria yang mendekapnya dari belakang, membuatnya tak mampu lagi berbuat banyak selain memohon diantara batuk dan pengap tak bisa berbuat apa-apa.

Pria yang ada di hadapannya justru mengangkat uang itu tinggi-tinggi, belum puas untuk mempermainkannya.

"Bulan depan? Kau pikir berapa persen lagi bunga yang siap kau berikan untuk kami? Uang segini, kau pikir ini cukup untuk buat menutup utang ibumu, hah?" Ia mendekat, wajahnya nyaris sejajar dengan Nia. Matanya liar menatap setiap jengkal wajah Nia.

"Satu bulan? Jangan seenaknya! Kau kuberi waktu hingga minggu depan! Kalau tidak, kau sendiri yang akan kami jual sebagai bayarannya!"

Tas Nia dilempar ke tanah, dan gadis itu didorong membuat tubuhnya terhuyung hampir menumbur tanah. Ia segera berdiri tegak dan menatap pintu yang masih tertutup.

"Ibu ... Ibu ..." Nia langsung membuka pintu dan mencari ibu dan tak lagi memedulikan kawanan Jaron. Di pojok ruangan, tampak wanita paruh baya meringkuk ketakutan.

"Ibu ... Tidak apa apa kan?" Nia membantu sang ibu bangkit dan memeluknya. Dalam pelukan itu, tangisan mereka pecah.

.

.

Pada malam hari, ia memutar akal untuk mendapatkan uang lebih cepat dan lebih banyak. Ia membuka ponsel dengan layar yang sudah retak mencari lowongan part time, sebagai penambah pemasukan dari pekerjaannya sekarang.

"Jika tak cukup satu pekerjaan, aku harus mencari pekerjaan tambahan."

Beberapa kali scroll, akhirnya ia menemukan sebuah lowongan pekerjaan yang menawarkan gaji yang menarik. Bekerja sebagai asisten pribadi seorang pimpinan di sebuah perahaan ternama R.H.Group.

Nia menatap layar ponsel cukup lama. Iklan lowongan itu terlalu menggiurkan untuk diabaikan. Gajinya tiga kali lipat dari pendapatannya sebagai karyawan minimarket seperti saat ini. Bahkan ia akan mendapatkan tunjangan makan dan wajib tinggal di asrama karyawan selama kontrak jika masih single.

"Persyaratan: Laki-laki. Usia maksimal 25 tahun. Pendidikan minimal SMK jurusan kesekretariatan. Siap tinggal di asrama perusahaan."

Nia menghembuskan napas berat.

"Apa mereka pikir perempuan nggak bisa bekerja dengan keras? Padahal, cocok banget dengan jurusanku. Kalau cuma menjadi asisten pribadi, tentu saja aku bisa!" gumamnya antara semangat yang dibalut rasa putus asa.

Ia menggeser layar ke bagian bawah. Di sana tercantum alamat kantor perusahaan.

'Besok kebetulan jatah libur kerja. Kalau aku mencoba peruntungan untuk mendaftar, gimana ya? Kalau rezeki, aku akan menjadi seorang pria. Namun, kalau belum ... Berarti harus mencari pekerjaan yang lain.'

Nia menatap wajahnya di cermin kecil di atas meja. Rambut panjangnya diikat ke belakang. Lalu ia memutar otak dengan cepat. Dulu, ia pernah memotong rambut adik sepupunya dengan cara seperti ini.

'Tak ada salahnya untuk mencobanya, bukan?'

Tangannya bergerak mengambil gunting yang ada di dalam laci.

"Maaf ya, rambut panjangku. Kita harus berkorban agar mendapatkan pekerjaan ini. Bagaimana pun juga, aku sangat membutuhkan uang."

Beberapa helai rambut jatuh ke lantai. Nia menggigit bibir menahan pilu melihat mahkota yang telah ia rawat beberapa tahun terakhir, harus berakhir seperti ini.

'Ini hanya rambut! Lambat laun, mereka akan tumbuh lagi. Kalau tidak, aku jual saja. Setelah uang pembayar hutang terkumpul, aku akan memanjangkanmu lagi.'

Ia terus melanjutkan memotong rambutnya hingga menjadi sangat pendek. Perlahan, ia menatap sosok di depan cermin. Wajah itu, tak lagi terlihat seperti dirinya yang biasa.

Ia mengambil hoodie hitam longgar dari lemari, lalu mencoba mengenakannya sambil menyembunyikan bentuk tubuh. Kemudian, ia membebat dadanya dengan kain panjang agar siluet indah itu, tak lagi mencolok.

Ketika ia selesai berdandan, Nia mengerjap. Sosok yang menatap balik dari cermin adalah "Neo", nama yang pernah ia pakai saat ikut pentas drama sebagai seorang siswa laki-laki.

"Berarti ... mulai esok, aku bukan Nia lagi." Lalu ia berdehem mencoba menitikkan suara di kerongkongan. "Perkenalkan, nama saya Neo." Gadis itu mengeluarkan suara berat, tetapi terasa belum pas.

"Ekhem ... Neo ..." Ia kembali mencoba dan terus latihan.

.

.

Keesokan harinya, sang ibu terbelalak melihat putri cantiknya, tak lagi seperti biasa.

"Kenapa dengan rambutmu?"

Nia menyengir dan menutup kepalanya dengan topi. "Ada pekerjaan yang ingin aku lamar, Bu. Syaratnya harus berambut pendek."

"Duh, harus kah rambut pendek ..." Wajah Ibu mulai terlihat sedih. "Kenapa tak mencari pekerjaan lain saja?"

"Soalnya gajinya gede, Bu. Lumayan banget kalau bisa keterima kerja di sana." Nia mengucapkan dengan semangat, berusaha membuat ibunya tak bersedih lagi.

"Maafkan Ibu, Nak. Karena Ibu, kamu jadi banyak berkorban untuk membayar hutang yang Ibu buat."

Nia memasang senyuman semanis mungkin. "Ibu jangan khawatir. Jika pekerjaan ini bisa Nia dapatkan, kita akan lebih mudah membayarnya. Doakan Nia ya, Bu. Semoga Nia diterima di sana."

Ibu mengangguk dan memeluk putrinya, mendoakan di dalam hati dalam mata terpejam.

Beberapa saat kemudian, Nia telah berdiri tepat di halaman gedung megah R.H. Group dan melangkah ragu memasuki lobi. Matanya menelusuri setiap sudut lobi luas yang dipenuhi para pelamar.

Sebagian besar pelamar memang diisi olen para pria, karena itu sudah jadi persyaratannya. Hiruk pikuk para pelamar membuat Nia yang bukan pria asli pun menjadi tegang. Serasa harapannya pun pupus begitu saja.

Ia masuk pada antrean bersama para pelamar lainnya, sambil merapatkan jaket dan menunduk, berusaha untuk tak terlalu mencolok.

"Sini, kamu nomor 047. Masuk ke ruang wawancara dua puluh menit lagi."

Terpopuler

Comments

MomyWa

MomyWa

saking ga pny duit, smpai mikir jual rambut

2025-08-01

3

MomyWa

MomyWa

assiiikkk...bagian ini juga baruuuu..bkin gregetan minta ditonjok si preman

2025-08-01

2

Safira Aurora

Safira Aurora

ini masih bingung arah cerita. apakah dijual sm preman ini atau gmn ya

2025-08-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kelinci Percobaan
2 2. Menjadi Pria
3 3. Di Antara Pria Tua
4 4. Laki apa Lekong?
5 5. Katanya Keponakan Manajer
6 6. Asisten untuk Pak Rockie
7 7. Informasi Tak Terduga
8 8. Pura-pura Punya Nyali
9 9. Gadis Mini Market
10 10. Dikejar Bang Jaron
11 11. Balada Bau Sampah
12 12. Sudah Cantik Belum?
13 13. Lelaki Sejati
14 14. Masuk Asrama Pria
15 15. Pilih Surga Apa Neraka?
16 16. Drama di Balik Kemudi
17 17. Cakepan Bagas
18 18. Nia vs Manajer
19 19. Wajah di Balik Topeng
20 20. Jas Baru, Beban Baru
21 21. Rekan Bisnis
22 22. Kakak dari Masa Lalu
23 23. Lelaki Sejati Tak Boleh Menangis
24 24. Panggilan Darurat
25 25. Curahan Hati
26 26. Cemburu
27 27. Sama-sama Pria
28 28. Perubahan Bagas
29 29. Dari Asrama ke Gudang
30 30. Peraturan yang Mengecewakan
31 31. Menjadi Pria-ku
32 32. Bukan Sekedar Hubungan Kerja
33 33. Gosip yang Merebak
34 34. Dewa Pelindung
35 35. Strawberi
36 36. Tak Mungkin Bersama
37 37. Rival
38 38. Neo = Perempuan
39 39. Gadis Mini Market
40 40. Kau Harus Bertanggung Jawab
41 41. Perintah Papa
42 42. Fatamorgana
43 43. Estafet Salah Paham
44 44. Ikrar Dadakan
45 45. Malaikat Pembawa Cobaan
46 46. Kehidupan Setelah Pernikahan
47 47. Kecemburuan Suami
48 48. Belajar dengan Sahabat
49 49. Saran dari Sahabat
50 50. Film Horor
51 51. Si Manis Jembatan Ancol
52 52. Konfirmasi
53 53. Ancaman Sang Penguasa
54 54. Penjara Cinta
55 55. Tak Mau Mengalah
56 56. Pulang ke Rumah
57 57. Kamu ke Mana?
58 58. Melebur jadi Satu
59 59. Masih Drama MP
60 60. Kala Istri Cemburu
61 61. Antara Bagas dan Bianca
62 62. Di Balik Senyuman
63 63. Pelindung atau Monster?
64 64. Monopoli
65 65. Pertemuan dengan Manajer
66 66. Putriku
67 67. Siapa Dia?
68 68. Masa Lalu Ibu dan Bapak
69 69. Siasat Elna
70 70. Sebuah Nama Harun
71 71. Racun dari Masa Lalu
72 72. Bayang Harun
73 73. Bukan Anak Haram
74 74. Akhir Pertikaian
75 75. Dua Dunia Raffael
76 76. TAMAT
77 Hanya Pengumuman
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Kelinci Percobaan
2
2. Menjadi Pria
3
3. Di Antara Pria Tua
4
4. Laki apa Lekong?
5
5. Katanya Keponakan Manajer
6
6. Asisten untuk Pak Rockie
7
7. Informasi Tak Terduga
8
8. Pura-pura Punya Nyali
9
9. Gadis Mini Market
10
10. Dikejar Bang Jaron
11
11. Balada Bau Sampah
12
12. Sudah Cantik Belum?
13
13. Lelaki Sejati
14
14. Masuk Asrama Pria
15
15. Pilih Surga Apa Neraka?
16
16. Drama di Balik Kemudi
17
17. Cakepan Bagas
18
18. Nia vs Manajer
19
19. Wajah di Balik Topeng
20
20. Jas Baru, Beban Baru
21
21. Rekan Bisnis
22
22. Kakak dari Masa Lalu
23
23. Lelaki Sejati Tak Boleh Menangis
24
24. Panggilan Darurat
25
25. Curahan Hati
26
26. Cemburu
27
27. Sama-sama Pria
28
28. Perubahan Bagas
29
29. Dari Asrama ke Gudang
30
30. Peraturan yang Mengecewakan
31
31. Menjadi Pria-ku
32
32. Bukan Sekedar Hubungan Kerja
33
33. Gosip yang Merebak
34
34. Dewa Pelindung
35
35. Strawberi
36
36. Tak Mungkin Bersama
37
37. Rival
38
38. Neo = Perempuan
39
39. Gadis Mini Market
40
40. Kau Harus Bertanggung Jawab
41
41. Perintah Papa
42
42. Fatamorgana
43
43. Estafet Salah Paham
44
44. Ikrar Dadakan
45
45. Malaikat Pembawa Cobaan
46
46. Kehidupan Setelah Pernikahan
47
47. Kecemburuan Suami
48
48. Belajar dengan Sahabat
49
49. Saran dari Sahabat
50
50. Film Horor
51
51. Si Manis Jembatan Ancol
52
52. Konfirmasi
53
53. Ancaman Sang Penguasa
54
54. Penjara Cinta
55
55. Tak Mau Mengalah
56
56. Pulang ke Rumah
57
57. Kamu ke Mana?
58
58. Melebur jadi Satu
59
59. Masih Drama MP
60
60. Kala Istri Cemburu
61
61. Antara Bagas dan Bianca
62
62. Di Balik Senyuman
63
63. Pelindung atau Monster?
64
64. Monopoli
65
65. Pertemuan dengan Manajer
66
66. Putriku
67
67. Siapa Dia?
68
68. Masa Lalu Ibu dan Bapak
69
69. Siasat Elna
70
70. Sebuah Nama Harun
71
71. Racun dari Masa Lalu
72
72. Bayang Harun
73
73. Bukan Anak Haram
74
74. Akhir Pertikaian
75
75. Dua Dunia Raffael
76
76. TAMAT
77
Hanya Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!