kehidupan baruku didunia yg tak kukenal ini berlangsung damai. disini aku hidup layaknya anak kecil pada umumnya. bermain bersama kakak kembarku, Kayn. aku juga sudah mulai memahami konsep sihir yg berlaku di dunia fantasi ini. hampir sama seperti yg diceritakan dalam dongeng-dongeng warga Eropa, sihir disini menggunakan semacam mantra untuk memunculkannya. berkat ayah baruku yg seorang ahli sihir, aku dan Kayn dapat menggunakan teknik sihir tanpa perlu melakukan perapalan mantra. teknik ini berguna dalam keadaan terdesak. dengan ini, menyerang musuh yg muncul secara mendadak dapat diatasi. walaupun begitu, aku tak tahu apa musuh di dunia yg damai ini benar-benar ada.
" Zayn! Kayn! saatnya makan siang!"
suara seorang wanita parubaya memanggil kami yg sedang latihan bersama. apa sudah waktunya makan siang? bukankah ini terlalu cepat. aku masih mau berlatih.
" hei Zayn, ayo " ajak Kayn, kakak kembarku. " ibu sudah manggil tuh"
" kau duluan saja. aku masih belum lapar" ucap ku
" tidak, Zayn harus ikut" paksanya. ia mulai meraih tanganku dan menariknya. " nanti dimarahi ibu lagi"
" i-itu bukan urusanmu kan?"
" cih, kau ini memang sulit diatur" ucapnya .
" kau sendiri, sangat menyebalkan"
" ibu!! Zayn melawan lagi!!"
" d-dasar pengadu!" denganku kesal.
tidak ada pilihan lain, aku beranjak pergi dari tempat latihan, masuk kerumah. ibu sudah menyiapkan makan siang. bau makanan yg lezat tercium, begitu lezat. saat ini umurku sudah genap sepuluh tahun. aku sudah menguasai cara penggunaan sihir tanpa mantra yg ayah ajarkan padaku. tentu saja kakakku Kayn ini juga, ia tak mau kalah dariku, begitu juga denganku. konsep penggunaan sihir tanpa mantra mengandalkan pengetahuan dan imajinasi yg luas. kami bisa memunculkan sihir dengan membayangkan jenis sihir apa yg akan kami munculkan. walaupun begitu, sihir dengan rapalan mantra masih lebih kuat dari sihir tanpa mantra. di umurku yg sepuluh tahun ini, aku sudah mulai menguasai tingkatan kedua dari sihir serangan dan pertahanan. setidaknya aku bisa menyamai kemampuan Kayn dalam sihir serangan.
" ibu, hari ini Kayn belajar sihir kecepatan" ucap kayn membanggakan dirinya. " dan Kayn sudah menguasainya"
" wah, hebat sekali " puji ibu. ya, sudah semestinya bagi seorang ibu memuji anaknya yg telah berkembang. " lalu, apa Zayn juga sudah mempelajari sesuatu?"
aku diam. jujur saja, beberapa hari ini aku sibuk mengasah sihir seranganku sampai tak sempat mempelajari sihir baru. kalau kujawab tidak, bisa-bisa Kayn mengejekku habis-habisan. hm, aku ada cara aman.
" Zayn juga berkembang kok" jawabku " Zayn sudah menguasai sihir pendeteksi"
" benarkah? itu hebat"
ya, kalau boleh dikatakan, sihir pendeteksi sudah lama kukuasai sejak pertama kali mencoba sihir. tapi aku belum pernah menunjukkan sihir itu sekalipun didepan Kayn ataupun ibu. karena itu mereka menganggap kalau aku baru menguasainya. kerja bagus otakku.
" kalau itu, Kayn juga sudah lama menguasainya" ucap Kayn membuat mulutku bungkam. ia tertawa geli, menertawakanku " payah sekali kalau Zayn baru menguasainya"
wajahku merah padam. aahh...aku menyadarinya. kakakku yg satu ini benar-benar menyebalkan.
______________________________________________
aku berbaring dikasurku, di atas ranjang dua tingkat kami. latihan sepanjang hari memang melelahkan ya. Kayn masih saja sibuk dengan buku yg ia baca. aku berani bertaruh kalau itu adalah buku tentang sihir. dia memang selalu membaca buku jika ada waktu luang.
" Kayn..apa ayah sudah pulang?" tanyaku
" kata ibu ayah pulang malam ini"
" ini kan sudah malam"
" berarti sebentar lagi"
aku memalingkan wajah, menaikkan punggungku dan duduk diatas ranjang. aku menatap ke langit malam melalui jendela kamar kami. langit yg gelap itu dihiasi dengan ratusan kelip cahaya bintang yg bersinar redup. rumah kami berada di pinggiran kota, itu yg ayah katakan pada kami. aku dan Kayn sama sekali belum pernah keluar dari pekarangan rumah. untung saja kami punya pekarangan rumah yg luas. walaupun begitu tetap saja itu membuat pengetahuan dan pengalamanku tentang dunia ini hanya sebatas dari cerita ibu dan buku yg kubaca. pengetahuanku tentang dunia ini masih sangat sempit.
Ditengah-tengah keheningan malam, aku mendengar suara dari lantai bawah. samar-samar, tapi itu terdengar seperti suara teriakan orang dewasa. entah kenapa aku memiliki pendengaran setajam ini. ada juga suara barang pecah. disela-sela suara aneh itu, aku mendengar suara teriakan ibu. apa ayah datang dan menyerang ibu? tak mungkin, mustahil ayah melakukan itu. itu artinya ada orang lain disana.
" Kayn.. ada yg aneh dibawah.. sepertinya terjadi sesuatu" ucapku.
" aku tahu..." ucap Kayn. ia menggunakan sihir pendeteksinya. seketika raut mukanya berubah. " apa ini...sihir jahat yg sangat besar"
" sihir jahat?" jujur saja, aku sama sekali tak mengerti apa yg Kayn katakan. aku tak tahu hal yg belum pernah kulihat. soalnya aku bukan kutu buku seperti Kayn.
" ayo kesana" ucapnya.
aku tahu itu ide buruk, tapi ini demi orang tua yg telah melahirkan dan merawat kami.
kami berdua segera keluar kamar dan turun kelantai bawah, tepatnya ke ruang depan, tempat munculnya kericuhan itu.
tubuhku merinding. keringat dingin mengalir deras dari pori-pori kulitku. Kayn juga diam tak bergeming. dari balik tembok, aku melihat sosok yg mengerikan mencekik tubuh ayah sampai mati. di depannya, ibu terbaring diatas lantai dengan darah yg mengalir dari luka ditubuhnya. ada 3 orang berjubah hitam dengan lambang naga di belakangnya. siapa orang-orang ini? apa yg mereka lakukan pada ayah dan ibu? kenapa ini? tubuhku tak mau berhenti gemetar. Kayn juga diam disampingku, menggenggam erat tanganku. beberapa saat kemudian, nalurinya sebagai seorang kakak membuatnya menarik tanganku, agar segera pergi dari tempat ini.
" kita harus lari Zayn" ucapnya.
" tidak, ayah dan ibu disana. kita harus menyelamatkan mereka."
sebagai anak dari pasangan suami-istri itu di dunia ini, aku tak bisa pergi meninggalkannya begitu saja. mau bagaimanapun mereka tetap orang tua yg telah membesarkanku. selama sepuluh tahun mereka terus merawat kami dengan baik. aku mengerti pengorbanan yg mereka berikan pada kami. karena itu aku tak mau membiarkan mereka seperti ini.
" jangan melawan Zayn " perintah Kayn setengah berbisik. " mereka itu orang dewasa"
" aku tidak peduli!"
naluriku membuat tubuhku maju kehadapan mereka. lantas kau menembakkan sebuah sihir serangan kesalah satu orang berjubah itu. sebuah serangan bodoh sekaligus ceroboh. tapi setidaknya ini yg bisa kulakukan untuk mengahadapi mereka.
seranganku berhasil mengenai salah satu dari mereka, membuatnya terhempas ke dinding. tapi sontak dua orang yg lain berbalik menatap ku. mata mereka merah menyala, gigi mereka tajam bagaikan monster. wajah mereka juga kusut. hawa membunuh menyeruak keluar memenuhi ruangan mengarah padaku.
" seranganmu lumayan nak.." ucap salah satunya " tapi sangat ceroboh"
tiba-tiba orang itu sudah berada di depanku , mengarahkan sebuah sihir padaku. sepertinya ia tak akan mengalah hanya karena aku anak kecil. mereka benar-benar tak memiliki sisi manusia.
tanpa kusadari, Kayn muncul di depanku. sebuah pelindung sihir muncul menahan serangannya, atau lebih tepatnya menyerap sihir orang itu. kakakku , Kayn berdiri didepanku, berusaha melindungiku. aku terduduk tak bisa apa-apa. orang itu menggeram marah.
" ternyata masih ada orang disini.." ucapnya " apa mungkin kalian..anak mereka ya?"
" kalau begitu cepat bunuh mereka."
" tak boleh ada keluarga Endarker yg selamat."
apa yg mereka bicarakan? kenapa mereka begitu membenci keluarga Endarker? aku tak mengerti. apa yg sebenarnya mereka inginkan?!
tanpa kami sadari, ketiga orang itu sudah berada dihadapan kami. satu dari mereka menyerang dan membuat Kayn terhempas jauh. aku masih terduduk gemetar. orang-orang itu mulai mengepungku.
" Kayn...Kayn.."
mulutku mulai bergumam dengan sendirinya. pikiranku kacau. perasaan takut, menyesal, sedih, dan juga marah mulai menguasai otakku. saat itulah sesuatu yg aneh terjadi. tiba-tiba beberapa bagian tubuhku berubah menjadi seperti monster. tangan dan kakiku berubah menjadi tangan dan kaki monster. tubuhku terasa begitu ringan. tangan dan kakiku juga terasa begitu kuat. tapi karena amarah sudah menguasai pikiranku, aku mengamuk seperti hewan buas.
" apa-apaan bentuk ini?! monster?!"
tiga orang itu memasang posisi siaga. tapi mereka tak bisa menyadari seranganku. cakar monster ku berhasil melukai mereka.tubuhku yg terasa begitu ringan membuat kecepatanku meningkatkan drastis. aku mulai menyerang dengan brutal.
salah satu serangan mereka mengenaiku. sihir itu membuat tubuhku beku seperti patung. aku benar-benar tak bisa bergerak.
" kakuatan memang penting, bocah" ucap orang itu " tapi kesadaran lebih penting dari itu..."
" terimakasih atas pelajarannya, Iblis"
suara yg terdengar berat muncul dari arah pintu. disana, seorang pria berusia 30-an dengan rambut merah panjang berdiri melipat memandangi kami. disebelahnya, seorang wanita yg seumuran dengannya berdiri bersamanya. ia memiliki rambut putih panjang yg indah.
" ternyata kau cukup baik, mau mengajarkan hal itu pada anak-anak" ucap pria tadi
" siapa kalian?"
" anak buah raja Iblis merah seperti kalian tak perlu tahu. soalnya percuma kalian mengetahui siapa kami" jawabnya. ia tersenyum dengan senyuman yg menunjukkan kebencian yg sangat besar ke orang-orang tadi " karena sebentar lagi kalian akan mati dan tak akan mengingat kami lagi"
" berhenti omong kosong!"
" baiklah..kalau kau benar-benar memaksanya" ucap pria itu. ia mengeluarkan pedang panjang yg dari tadi ia sarungkan." biar kuperkenalkan, namaku Oliver Grace, orang yg biasa dipanggil dengan julukan The Conqueror"
aku yg masih mematung ini hanya bisa melihat ketika pria bernama Oliver itu bergerak dengan sangat cepat menebas habis orang-orang itu. aku tak bisa mengikuti pergerakannya. dia benar-benar cepat dan juga kuat. tak lebih dari tiga menit, ketiga orang itu sudah jatuh tak bernyawa diatas lantai. tak bisa dipercaya, siapa sebenarnya orang hebat ini?!
wanita yg ikut datang bersamanya datang menghampiriku yg masih mematung. ia memandangi seluruh tubuhku sejenak, terutama bagian tangan dan kaki monster ku. setelah itu, ia menyentuhkan tangannya ke kepalaku dan merapal sebuah mantra. perlahan, tubuhku mulai bisa kugerakkan. tangan dan kaki monster ku juga sudah kembali seperti semula. tapi karena terlalu lelah, aku pun tumbang. dengan sigap wanita itu menangkap tubuhku dan meletakkan kepalaku diatas pahanya.
" apa kau baik-baik saja nak?" tanyanya dengan sangat lembut. aku balik menatapnya, diam tak menjawab pertanyaan yg ia lontarkan padaku." tak perlu takut, kami datang untuk menyelamatkanmu. namaku Stephanie Grace..dan pria itu suamiku, Oliver Grace.."
pasangan suami istri ya. percuma saja, melihat ayah dan ibu dibunuh seperti itu membuat semangat hidupku lenyap. apalagi melihat Kayn diserang tadi, lebih baik aku mati saja.
" Senie, masih ada satu anak lagi...di terluka cukup parah" ucap Oliver.
itu Kayn! dia masih hidup? syukurlah. sepertinya ia berhasil menahan serangan orang itu. Stephanie pun langsung bangkit dan bergegas menghampiri Kayn. sepertinya ia adalah seorang ahli medis atau yg sering disebut sebagai Healer. saat Stephanie pergi, Oliver datang menghampiriku.
" siapa namamu nak?" tanyanya.
" Zayn.. Endarker" jawabku.
" dan anak itu?"
" dia kakakku...Kayn"
" Zayn dan Kayn.." gumamnya. " maaf...kalau kami datang lebih cepat mungkin ayah dan ibumu bisa kami selamatkan..tapi kami terlambat"
wajah Oliver berubah. ia terlihat sangat menyesal. selain itu bagaimana mereka bisa tahu kami diserang? dan juga ia sepertinya mengenal keluarga kami.
" kau mengenal ayah?" tanyaku.
" aku dan ayahmu, Zean Endarker adalah teman baik" jawabnya.
ah, begitu. jadi ayah berteman baik dengan orang yg sangat hebat sepertinya ya.
" Zayn...mulai sekarang biarkan aku dan istriku merawat kalian berdua..ini sebagai permintaan maafku yg telah gagal menjadi seorang teman" ucapnya " ikutlah dengan kami"
dengan segala kemungkinan yg kuperkirakan, aku memutuskan untuk menerima permintaannya.
" baiklah"
tapi sebelum itu, aku perlu tahu siapa orang-orang yg telah membunuh ayah dan ibu ini.
" paman... orang-orang ini siapa?" tanyaku sambil menatap lambang naga yg ada di bekas-bekas jubah mereka.
" mereka adalah Iblis bawahan raja Iblis merah, Orcholenius...raja iblis terkuat dari lima raja iblis."
" raja iblis?"
" belum saatnya kau tahu hal itu Zayn.." ucapnya " didunia yg kejam ini, ada beberapa hal yg tak boleh diketahui anak kecil sepertimu Zayn.."
" baiklah, aku mengerti " ucapku.
setidaknya aku tahu siapa dalang dibalik pembunuhan ayah dan ibu. orang yg mengendalikan iblis-iblis ini. iblis dengan lambang naga. raja iblis merah, Orcholenius
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rosenorchid
semangat
2021-03-13
0
Einstein
merasa kecewa sama MC yang mati dalam perang malah jadi noob, padahal ingatan masih ada hadeh
2021-01-21
5
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat ka💪
2021-01-20
0