Malam belum terlalu larut saat itu. Lintang melihat jam dinding yang masih menunjukkan waktu di angka sembilan malam. Matanya juga masih enggan untuk terpejam. Ia hanya berbaring di ranjangnya yang tidak terlalu besar sambil melamun. Lintang terkenang kakek Franky.
Kakek Franky tidak berbeda dengan kakek kandungnya, Suharja. Mereka teramat menyayangi Lintang. Lintang ingat, ia pindah ke Jakarta saat usianya masih tiga belas tahun. Saat itu ia tinggal bersama kakek dan neneknya juga ibunya. Kehidupan keluarga mereka sangat sederhana, Kakek hanya punya toko yang tidak terlalu besar dengan ibu yang membantu kakek disana.
Ayah Lintang sudah lama meninggal, saat Lintang masih sangat kecil sang ayah harus merenggang nyawa karena kecelakaan saat mobil yang dibawanya oleng, hingga menghantam sebuah truk besar di pinggir jalan. Akhirnya mereka kembali ke Jakarta, membantu kakek dan nenek di toko. Sayang, toko mereka bangkrut pada waktu itu. Kehidupan harus membuat mereka berada di titik paling bawah.
Angin segar menghampiri keluarga Suharja saat seorang laki-laki seusia dirinya datang berkunjung. Ialah Franky Dwianuarta. Keduanya diketahui memang telah lama bersahabat, Franky walaupun ia telah sukses dan menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, tetap dengan rendah hati menyambut Suharja sebagai sahabatnya. Saat itulah akhirnya Franky mengetahui bahwa Suharja sedang ditimpa ujian yang cukup berat. Usahanya bangkrut dan itu membuat mereka hidup dalam keterpurukan.
"Ikutlah bersamaku. Aku akan membuatkan usaha baru untuk keluargamu." Franky menawarkan itu pada Suharja. Lelaki paruh baya itu tersenyum menanggapi kebaikan sahabatnya. ia memegang pundak Franky pelan.
"Bukannya aku tidak mau. Aku tahu kau adalah sahabatku yang paling baik, tapi aku tidak ingin merepotkan. Dengan kau yang masih sudi menginjak rumah ini saja aku sudah sangat bersyukur." sahut Suharja. Franky menarik nafas panjang.
"Ja, kau adalah keluarga bagiku. Aku ingat masa-masa sulit kita dahulu. Saat berkuliah, ketika aku tidak bisa membayar uang semester, kau dengan sisa tabunganmu menyelamatkan aku waktu itu. Aku ingin membalas semua kebaikanmu padaku." ujar Franky. Ia jadi terkenang nostalgia masa-masa sulit yang pernah dilaluinya bersama sahabatnya itu.
"Frank, itu sudah menjadi kewajiban bagiku saat itu sebagai sahabatmu."
"Lantas, apa yang bisa membuatmu merasa senang dariku hingga saat ini?" tanya Franky
"Kau tidak pernah melupakanku dan tetap menjaga baik persahabatan ini, itu sudah cukup bagiku." jawab Suharja. Franky menatap sahabatnya itu haru. Suharja yang sedari dulu tidak pernah menuntut apa-apa atas kebaikannya di masa lalu.
"Aku berjanji padamu, tali silahturahmi keluarga kita akan tetap terjalin walaupun maut telah merenggut nyawaku." balas Franky. Suharja kembali tersenyum mendengarnya.
Hingga akhirnya hal itu terjadi. Tepat saat Suharja akan mengunjungi Franky di sebuah restoran kala mereka berjanji bertemu, seorang dari kejauhan tampak akan menembak Franky. Suharja yang melihat hal tersebut langsung menyergap Franky dan menghalangi peluru tersebut untuk masuk ke dalam tubuh Franky. Suharja terkulai lemas, di pangkuan sahabatnya dengan darah yang telah bersimbah. Franky menggeram, menangis meratapi kepergian sahabat yang lagi-lagi mengorbankan nyawa untuknya. Tidak butuh waktu lama, si penembak yang ternyata suruhan dari rival perusahaannya akhirnya diringkus.
Setelah kematian kakek Suharja, nenek menyusul tidak lama kemudian karena kesedihan mendalam akibat kematian suaminya. Franky yang waktu itu datang ke rumah, melihat Lintang. Ia tahu gadis itu adalah cucu yang sering Suharja ceritakan dulu. Betapa Suharja menyayangi cucunya tersebut.
Franky yang waktu itu melihat Lintang di pangkuan ibunya merasa kehangatan menjalari matanya. Suharja bahkan tidak sempat melihat cucunya dewasa. Ia bertekad akan membawa ibu dan Lintang ke rumahnya. Namun, ibu yang waktu itu ragu belum bisa mengiyakan ajakan tersebut sampai akhirnya, ibu setuju tetapi ia memilih untuk dipekerjakan sebagai pembantu di sana.
Awalnya, Franky menolak. Ia sudah memiliki rencana untuk memberikan sebuah usaha bagi anak dari sahabatnya itu dan juga pendidikan yang baik untuk Lintang. Tapi, ibu bersikeras untuk menjadi pembantu saja di rumah megah itu. Akhirnya dengan berat hati, Franky setuju asalkan mereka bersedia tinggal bersama keluarga besarnya.
Keluarga besar menerima kehadiran keduanya dengan tangan terbuka. Anak dan juga menantu Franky sangat menyukai Lintang. Gadis yang masih remaja kala itu sangat rajin membantu ibunya meski mereka tidak ingin Lintang melakukan hal tersebut. Franky juga sangat menyayangi Lintang seperti cucunya sendiri. Ia telah berjanji pada Suharja untuk tetap menjaga hubungan kekeluargaan mereka hingga akhir hayatnya.
Sampai pada akhirnya rencana pernikahan Lintang dan William, cucu kesayangan Franky Dwianuarta terdengar ke seantero keluarga besar dan juga kerabat mereka. Lintang sendiri tidak pernah mengetahui, seperti apa rupa dari William, karena ia sama sekali belum pernah melihat lelaki itu selama ini. Lintang hanya sering mendengar cerita, William sedari kecil telah terbiasa hidup di luar negeri. Dan benar-benar menetap di sana setelah usianya 23 tahun.
Lintang ingat percakapannya dengan kakek Franky beberapa bulan yang lalu. Saat Kakek sedang duduk di taman rumah megahnya.
"Lintang, berapa umurmu sekarang?" Kakek bertanya dengan lembut seperti biasa.
"Lintang udah 20 tahun Kek." jawab Lintang sambil menuangkan teh hangat lalu memberikannya pada kakek.
"Lintang, maukah mewujudkan keinginan Kakek untuk terakhir kali?" Franky bertanya lagi. Lintang mengangguk.
"Apa saja Kek. Kakek sudah begitu baik padaku dan ibu." ujar Lintang
"Menikahlah dengan William, Cucu Kakek." ujar Franky lagi. Lintang tersentak, tidak menyangka dan tidak menduga keinginan kakek ternyata adalah hal itu. Ia tersenyum bingung. Tidak mampu menjawab namun tidak ingin mengecewakan kakek. Akhirnya dengan segala kepasrahan diangguki kepala meski ia sendiri masih dilanda keraguan luar biasa.
Lintang tersadar dari lamunan dan ingatannya. Ia teringat surat yang dititipkan kakek pada mama Miranti tadi. Gadis itu segera menuju Dress hitamnya yang tergantung. Ia meraih surat itu dari saku bajunya. Perlahan, ia membuka surat itu kemudian mulai membaca dan mencermati tulisan Kakek yang rapi yang nampaknya telah lama ditulis oleh pria tua itu.
...Untuk Lintang cucu dari sahabatku, juga sudah kuanggap cucuku sendiri...
Cucuku, jika kau membaca surat ini berarti Kakek sudah tidak ada lagi. Kakek sangat bahagia dengan kehadiran kau dan ibumu waktu itu melengkapi keluarga kami.
Cucuku, seperti yang kau tahu, aku dan Kakekmu sudah berkawan sejak lama. Ia adalah orang yang tulus dan telah mengorbankan nyawanya untukku. Aku tidak pernah tahu cara membalas budi Suharja sampai akhirnya kalianlah jawabannya.
Lintang cucuku, kau mewarisi ketulusan Kakekmu. Kebaikan Kakekmu, keikhlasannya juga semua kesabarannya. Aku ingin kau selalu menjadi bagian dari keluarga ini. Aku ingin kau mewujudkan permintaan terakhirku.
Menikahlah dengan William, cucuku. Kalian adalah sumber kebahagiaanku. Jika nantinya kau dapati sifatnya yang keras dan sulit dipahami, bantulah ia berubah. Belajarlah untuk mencintainya.
Cucuku, terima kasih atas semua pengertianmu. Aku menyayangimu.
-Kakekmu, Suharja , Franky-
Tanpa Lintang sadari airmatanya keluar begitu saja membaca tulisan kakek. Ia benar-benar merasa bahagia dicintai oleh orang yang sangat baik seperti Franky hingga akhir hayatnya. Dan ia telah bertekad untuk mewujudkan keinginan kakek Franky, apapun yang akan terjadi nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
lovely
baiknya lintang
2021-11-10
0
Ashillaraisha
msih blm menemukan kebeungekan 😄😄😄😄😄
2021-08-20
0
Opung Boru Caroline
gimana nasib lintang selanjudnya
2021-07-30
0