Terlihat Bilmar sedang duduk di atas meja dekat jendela sambil memainkan gitar, mengiringi Dion yang tengah menyanyikan sebuah tembang lagu yang sempat dipopulerkan oleh band Smash. Sesekali netra pekat miliknya melirik ke bangku kosong tidak berpenghuni. Ada wanita yang kemarin ia kerjai dan sekarang tidak masuk.
"Si pendek sakit?" terka nya. "Bodo amat lah ..." sambungnya dengan wajah nyeleneh.
Bilmar tetap memainakan gitarnya, dan Dion terus saja bernyanyi dengan suara sumbang. Kelas terdengar sangat bising, karena si Ketua Kelas sedang tidak masuk hari ini, ia tidak bisa mentertibkan teman-temannya yang menjadi biang keributan. Semua murid terasa bebas untuk melakukan apa saja, ditambah lagi hari ini Guru tidak bisa masuk untuk mengajar, dan sudah dipastikan bagaimana suasana kelas hari ini. Sangat kacau!
"Kasian deh si Alika, kemarin dia pulang dengan rok robek loh. Sampai sidi-nya kelihatan." ucap Meli sambil menulis.
"Ah, masa, kok lo tau?"
Bilmar menghentikan permainan gitarnya ketika mendengar Meli dan Nias membicarakan Alika di meja mereka. Tepat disamping Bilmar. Mendengar nama Alika disebut, membuat daun telinga Bilmar seketika bergerak-gerak.
"Diem dulu deh, suara lo jelek, begoo!" Bilmar membekap mulut Dion yang sedang serius menyanyi.
Dion merasa aneh, sudah tahu jelek kenapa ia terus dibiarkan menyanyi dan lelaki itu pun tetap mengiringi suaranya dengan alunan gitar.
Lalu, siapakah yang bodoh?
Dion hanya memainkan mata, ada hal apa, mengapa seketika mulutnya di tutup. Lantas Bilmar membawa arah mata Dion kepada Meli dan Nias. Mereka berdua pun hening seksama untuk mendengarkan berita tentang Alika.
"Kemarin kan gue lagi nunggu dijemput bokap di parkiran. Gue lihat dia nangis sambil pegangin roknya. Gue tanya kenapa, dia bilang ada yang ngolesin lem dirok nya, terus nggak lama gue liat, roknya bolong besar! Kayaknya dia sengaja narik dari kursi."
"Terus abis itu, dia pulangnya gimana? Bukannya dia ngangkot ya?" timpal Nias.
"Enggak, Yas, gue lihat Alika naik motornya Indra."
Dion yang ikut mendengar ucapan Meli pun langsung menatap tajam bola mata Bilmar. Dua lelaki itu terkejut dan hening sesaat.
"Bil, gimana nih? Kasian Alika." bisik Dion dengan wajah bersalah.
Bilmar pun jadi salah tingkah. Ia fikir Alika tidak akan secengeng itu.
"Nangis lagi, Bil, katanya. Gue enggak tega lihat cewek nangis. Apalagi Alika, cewek yang dianggap berani disekolah, malah berhasil ditangisin, parah lo begoo!" decak Dion.
"Lo yang dongoo, Nyet!" pekik Bilmar. Ia pun menyerahkan gitarnya kepada Dion, beranjak bangkit untuk turun dari meja dan memutar langkah menuju ke luar kelas. Jantungnya berdetak cepat, jauh didalam lubuk hatinya, ia merasa bersalah kepada Alika.
"Apa dia juga nggak masuk karena kejadian kemarin ya?" Bilmar bertanya-tanya sambil menatap lapangan basket yang luas. Dimana dua hari yang lalu ia bertengkar dengan Alika di sana.
Bilmar melipat kedua tangannya didada, lalu menghembuskan napasnya yang terlihat porak-parik. Merenung sebentar di bangku taman seraya berfikir.
"Ah, bodo amat deh. Ngapain juga gue capek-capek mikirin? Rasain tuh, emang enak rok lo bolong, hahaha. Kalau aja kemarin lo ga otak-atik nilai gue, kan nasib lo enggak bakal kaya gini, Al." gumamnya. Rasa bersalah yang sejak tadi muncul, lalu ditepis mentah-mentah dengan emosi di hatinya yang masih membara.
"Gue benci sama lo! Susah banget sih ngalahin lo di kelas! Kalau begini terus, gue akan susah dapetin beasiswa di London!" decak Bilmar semakin kesal. Beberapa kali ia menendang kerikil ke arah lapangan untuk mengeluarkan unek-uneknya.
Beberapa kandidat yang akan dipilih mengikuti tes beasiswa untuk melanjutkan perkuliahan di London, hanya diberikan kepada dua orang siswa saja yang bisa menduduki kursi juara umum dari seluruh kelas.
Di sekolah ini, juara umum dari semua kelas diraih oleh Alika Sarasafi dari kelas 12 IPA 1 dan Althaf kelas 12 IPA 4, sedangkan Bilmar hanya menjadi tiga besar di kelasnya. Sangat mustahil baginya bisa mengalahkan mereka berdua.
"Papamu akan pulang dari London minggu depan, ia ingin tahu bagaimana progres nilai kamu di sini. Jangan kecewakan Papamu, Nak."
Lagi-lagi ia terbayang dengan permintaan orang tuanya. Harus bisa mendapatkan beasiswa itu bagaimana pun caranya. Sebenarnya tanpa beasiswa pun Bilmar bisa dengan mudah berkuliah di sana. Tapi sang Papa menantang, jika ia bisa mendapatkan beasiswa di sana. Maka setelah lulus ia bisa langsung memegang seluruh aset dan saham perusahaan keluarga mereka, dan bagi mahasiswa yang bisa masuk kesana dengan beasiswa, maka kurun waktu perkuliahan dapat disingkat hanya dalam waktu tiga tahun saja.
Volla!!
Itulah yang bilmar inginkan, bisa kuliah dalam waktu cepat dan bisa menjadi lelaki berhasil yang diinginkan oleh Mama dan Papanya.
Deg.
Bilmar menghela napas kaget serta mengelus dadanya mana kala ia melihat Indra sudah berada tepat di belakang tubuhnya yang, entah sejak kapan.
"Turun dari langit, Lo?" ejek Bilmar kepada Indra yang masih mematung menatap dirinya dengan tatapan dingin, kesal dan curiga. Bilmar pun tak kalah sengit membalas tatapan Indra.
"Ada urusan sama gue?" tanya Bilmar lagi dengan wajah cenayang. Sepertinya ia bisa menangkap pandangan Indra, kalau lelaki itu tidak menyukainya.
"Lo kan yang ngerjain Alika kemarin?"
Gelak tawa Bilmar seketika muncul di antara mereka.
"Si pendek? Ngapain lo ribet-ribet introgasi gue? Dia pacar lo, emang? Ck!" Bilmar terus saja tertawa.
"Ngaku lo, kalau emang lo cowok, akuin kesalahan lo!" Indra tetap memaksa, ia yakin Bilmar pasti yang sudah mengerjai Alika.
"Yang bilang gue cewek emang siapa? Nggak jelas lo lama-lama!" jawab Bilmar, ia pun melangkah pergi, tak lupa tangan jahilnya begitu saja menghentak bahu Indra, sehingga membuat pemuda itu sedikit terhuyung.
"Heh! Banci!" Indra tidak begitu saja mengalah, ia makin menantang Bilmar dalam makiannya
Apa katanya? Bilmar dibilang banci?
Bilmar menoleh, menghampiri Indra dengan wajah yang sudah berubah dingin. Pangkal dagu di naikan meninggi. Ia melangkah cepat lalu menarik kerah baju seragam Indra. Wajah Indra mendongak, karena ia masih kalah tinggi dengan Bilmar.
"Lo bilang apa tadi? Gue banci? Ada juga lo, Nyet! Mana ada cowok demen kumpul di perpustakaan, di ruang PMR ama banyak cewek, ck!" Bilmar terus saja menghina dan mengumpat Indra.
Padahal sejatinya Indra selalu rajin ke perpustakaan dan keruang PMR hanya karena ingin berdua dengan Alika. Tapi banyak mata memandang yang salah mengartikan dirinya. Tentu Indra adalah pemuda tulen sungguhan.
"Udah deh lo ngaku aja, lo kan yang ngerjain Alika? Salah dia apa sih sama lo?" Indra mengembalikan duduk awal persoalan. Tidak masalah jika dirinya dipukul oleh Bilmar sekarang, yang penting lelaki itu mau untuk jujur.
"LO CURIGA SAMA GUE? ATAS DASAR APA?" sentak Bilmar dengan suara keras. Indra sekilas memejam kedua matanya, bulu kuduknya terasa meremang, belum lagi lehernya seperti terikat, karena Bilmar masih merengkuh kerah bajunya tanpa mau melepaskan. Kalau boleh jujur, Indra sedikit takut dengan perangai Bilmar yang sepertinya sudah berubah menjadi setan.
"Bisa aja kan lo balas dendam, karena kemarin Alika udah mukul lo!" jawab Indra, entah keberanian dari mana ia mulai mendorong Bilmar untuk menjauh darinya. Bilmar yang masih kaget dengan penuturan Indra, begitu saja terhuyung. Padahal dorongan Indra tidak begitu terasa. Tapi ia lebih terganggu dengan penuturan Indra barusan.
"Oh karena itu, bagus deh berarti dia belum tau kalau gue yang udah nyuruh Dion untuk ngerjain Alika! Dasar cowok ****! Lo kalo mau jadi pahlawan cewek, sini berguru dulu sama gue!" gumam Bilmar menatap Indra dengan tawa sarkas.
Indra pun aneh melihat Bilmar yang malah tertawa, padahal ia sudah memasang ancang-ancang untuk menyiapkan pukulan, jikalau Bilmar dengan gerakan mendadak memukul dirinya.
"Udah deh, gue nggak biasa lawan anak teka! Gue kasian ama emak lo nanti dirumah, kalau lihat boneka santet nya rusak di pukul orang, Ck!"
Apa katanya, Indra yang tampannya seperti artis telenovela, dikatakan mirip boneka santet?
Indra mengeraskan rahangnya dan mengepal kedua tangannya dengan kuat, ketika menatap kepergian Bilmar begitu saja dari hadapannya.
"Brengsekk! Akan gue bales kelakuan lo demi Alika!"
*****
Padahal aku udah buat detail, dan sedikit prolog di bab awal. Tentang dua musim yang akan aku jelaskan di novel ini. Tapi kenapa kalian masih ada yang nanya guyss🤪😂. Aku enggak akan jelasin lagi mau menceritakan apa di season tiga ini, kalau kalian masih bingung, tanpa harus komen dulu. Mending baca di bab awal, ada NOTES DI ATAS BAB AWAL, Kata-katanya padahal udah aku bold, biar kalian ngerti gitu hehehe.
Oke deh, buat kalian yang udah ngerti. Happy waiting next episode ya❤️
Kasian nih bakal jadi bulan-bulanan nya Bilmar🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
bilmar koq tega sih 🙄
2023-10-11
9
Nur rikha
thor visualnya dong boneka santetnya indra
2021-05-19
0
Bidadarinya Sajum Esbelfik
jahat amat sih bilmard.... setelah jd suami juga egoisny luar biasa😝😝😝😝
2021-03-30
1