Pagi kembali bersinar, pasca kejadian kemarin, Alika enggan menatap Bilmar. Ia masih kesal, karena lelaki itu telah memukulnya balik dengan penggaris besi.
Gadis cantik itu selalu menatap sinis, jika kedua mata mereka tidak sengaja bertemu. Namun, Bilmar tidak pernah ambil pusing akan hal itu, bodo amat lah dengan Alika, Ia tidak perduli.
"Neva ..." Ibu Ratih, guru Kimia memanggil nama murid satu persatu.
"Belajar lagi ya."
"Iya, Bu." jawab Neva, yang tertunduk lesu menatap nilai ujian yang tidak begitu bagus. Lalu guru itu pun memanggil nama murid selanjutnya.
"Bilmar ..."
Bilmar pun bangkit dari kursi dan melangkah menuju meja Ibu Ratih. "Hebat kamu, Bil. Jawaban kamu betul semua." puji sang Guru.
Si pemuda berwajah tampan itu mengangguk senang. "Makasih, Bu."
"Alika ..."
Terlihat Alika beranjak dari kursi, melangkah ke depan, bersamaan langkah kaki Bilmar yang mulai memutarkan tubuhnya untuk kembali ke tempatnya. Mereka pun saling berhadapan kembali. Alika masih memasang raut sinis menatap perangai sengak Bilmar. Lelaki itu mengibas-ngibas kan kertas ujian yang bernilai 100 tepat diwajah Alika.
"Sombong!" decak Alika, gadis itu menabrak bahu Bilmar dan melewatinya.
Bilmar hanya tertawa karena berhasil menggodanya. Ia pun kembali duduk dikursinya dengan wajah amat senang. Kertas ujian miliknya segera dipinjam oleh para teman-teman yang lain, yang nilainya jauh dibawa dirinya. Mereka ingin mencatat jawaban yang benar dari sana.
"Ada apa sama kamu, Al? Tumben hanya dapat nilai 80?"
Kedua matanya membola sempurna. "Masa, Bu?" tanya Alika kaget.
Semua anak-anak yang sedang ribut dibelakang, drastis hening dan menatap heran.
Si cerdas itu? Kok bisa?
"Kamu salah rumus, Al." Ibu Ratih menjelaskan.
"Bangun, Neng. Ini tuh pelajaran Kimia, masa pake rumus fisika, hahaha." gelak tawa Bilmar disambut oleh teman-teman yang lain. Mereka bersorak karena melihat ledekan Bilmar kepada Alika. Alika menoleh dan menatap tajam kepada mereka semua. Seketika mereka mendadak diam dan bisu.
"Jangan ribut anak-anak ... Bilmar, jangan usil!" titah Ibu Ratih menyeret bola matanya menatap Bilmar yang sedang menahan tawa agar tidak lagi meledak. Alika mengeraskan rahangnya, menatap penuh emosi kepada Bilmar.
"Diana ..." Ibu Ratih kembali memanggil murid selanjutnya. Alika pun melangkah kembali duduk di kursinya.
"Mau gue ajarin?" Bilmar kembali menggoda Alika dari kursinya. Lalu ia terlihat menghindar, karena Alika bersiap melemparkan botol minum ke arahnya.
"Bilmar ... Alika!" seru Ibu Ratih kembali. Mereka kembali diam dan menurut. Alika menatap lagi nilai ujian yang sama sekali tidak memuaskan baginya.
"Kok bisa aku kalah sama si Bilmar?" dahi Alika menyerngit. Ia terlihat curiga, seperti ada yang tidak beres. Kebetulan Bella, teman sebangkunya sedang menyalin jawaban yang benar dari kertas ujian Bilmar Artanegara.
"Bel, coba aku pinjam." Bella pun memberikan kertas itu kepada Alika. Gadis itu mulai mencocokan hasil jawaban mereka berdua, menatap bergantian dari kertas ujiannya lalu ke arah kertas ujian milik Bilmar.
"Loh kok, dibenerin sih." celos nya sendiri. Ia pun beranjak bangkit dari kursi sambil membawa dua kertas ujian ditangannya menuju meja Gurunya lagi.
"Ada apa, Al?" tanya Ibu Ratih.
"Bu, maaf. Jawaban saya dengan Bilmar kan sama, tapi kenapa saya disalahkan dan Bilmar dibenarkan, jadi yang benar yang mana ya, Bu?"
Ibu Ratih memakai kaca matanya kembali, meraih kertas ujian mereka untuk di periksa lagi.
"Oh iya, Ibu salah beri tanda. Jawaban kalian itu salah, jadi Bilmar juga salah."
Alika menyengir kuda. Ia terasa puas dan senang hati karena Bilmar tidak jadi mendapat nilai 100.
"Terus ini juga, Bu." Alika menunjuk jawaban di nomor lain.
"Oh iya, ini juga salah." timpal Ibu Ratih mengganti tanda contreng di samping jawaban Bilmar.
"Oh, ini juga ya." sambung Ibu Ratih, kembali menemukan kesalahan pada jawaban Bilmar yang lain. Betapa bahagianya Alika, melihat nilai Bilmar menjadi lebih turun dibawah dirinya.
"Bilmar ..." suara Ibu Ratih terdengar memanggil namanya kembali.
"Bil, bil, itu lo dipanggil lagi." Dion menepuk bahu Bilmar yang sedang mengobrol dengan teman dibelakangnya.
"Bilmar ..." Ibu Ratih kembali memanggil dan Bilmar beranjak cepat dari kursinya. Ia melangkah dengan raut aneh menatap Alika yang sedang menahan tawa disamping Gurunya.
"Iya, Bu?" tanyanya sopan.
"Maaf ya, Ibu ada keliru waktu memeriksa jawaban kamu." Ibu Ratih menyodorkan kertas ujian itu kembali kepada Bilmar.
Seketika dua bola mata Bilmar terlihat ingin rontok begitu saja. Ia tercengang, melihat nilai 100 nya dicoret, dan di ubah menjadi angka 70.
"Makanya, pakai rumus Kimia jangan pakai rumus Fisika!" Alika menyindir Bilmar dengan wajah nyeleneh. Bilmar yang masih melongo seketika meringis karena sepatunya di injak dengan sengaja oleh Alika.
"Rasain lo, hahaha." bisik Alika meledek Bilmar.
"Makasih ya, Bu." ucap Alika, lalu memutar langkah untuk kembali ke mejanya. Bilmar terlihat masih meringis karena menahan sakit di kakinya serta menahan malu kepada para teman-temannya yang lain.
Seperti yang sudah-sudah, Alika akan selalu menang dalam pertandingan antar kejar nilai bersama Bilmar, dan lelaki itu iri karena Alika selalu bisa mengungguli nilainya dalam pelajaran apapun.
****
Bel sekolah kembali berbunyi dengan nyaring, menandakan para siswa sudah boleh kembali pulang kerumah masing-masing.
"Udah lo olesin di kursinya?" bisik Bilmar kepada Dion.
"Udah, Bil. Tapi kalau dia tau, gimana ya? Gue bisa abis di gebukin!" jawab Dion dengan raut ketakutan, melirik ke arah Alika yang sedang memasukan buku-bukunya kembali kedalam tas.
"Waktu ngolesin, nggak ada orang kan?" tanyanya lagi.
Dion mengangguk. "Ya udah nih buat jajan lo." Bilmar memberi uang lima puluh ribu kepada Dion sebagai upah bayaran. Bilmar kembali menatap sinis Alika dengan iringan senyum yang mengembang penuh kelicikan.
Setelah membimbing para teman-temannya untuk mengucap salam kepulangan kepada sang Guru. Alika yang hendak beranjak bangkit dari kursi, mendadak mengerutkan keningnya. Wajah cantiknya berubah menjadi redup. Ia tahu kalau saat ini dirinya sedang dalam masalah.
"Gue duluan ya, Al." ucap Bella berlalu dengan tas ransel di punggungnya. Alika yang masih melongo hanya diam tidak menjawab. Semua teman-teman pun berhamburan keluar kelas untuk pulang. Wajah Alika berubah khawatir dan cemas. Ia kembali mencoba bangkit dari kursi, namun tidak bisa. Terus mencoba sampai keadaan kelas hening. Lalu menoleh ketika Bilmar berdiri tepat disamping mejanya.
"Lo kenapa?" tanya Bilmar dengan wajah meledek.
"Tolongin gue, Bil! Gue enggak bisa bangun." ucap Alika memohon.
"Kayak ada sesuatu yang nempel dibelakang rok gue di kursi." sambung Alika. Ia terlihat ingin menangis, karena sudah berbelas menit dirinya tidak urung bangkit dari kursi.
Bilmar tertawa puas, idenya untuk membalaskan dendam kepada gadis itu pun terlaksana dengan baik. Hanya bermodalkan lem tikus dan membayar Dion dengan uang lima puluh ribu, berhasil membuat Alika bergeming ditempatnya.
"Sorry, Al. Gue harus pulang, emak gue udah nungguin dirumah." Bilmar kembali tertawa dan memutar langkahnya untuk meninggalkan Alika yang masih berjuang untuk bangkit dari kursinya.
"Tega banget sih lo ngelihat temen lagi susah kayak gini?"
Tap.
Rintihan Alika berhasil membuat lelaki itu menghentikan langkahnya yang baru saja sampai diambang pintu keluar. Wajah Alika seketika berbinar, karena ia berhasil membuat Bilmar menoleh. Ia yakin lelaki itu pasti berbalik dan menolong dirinya yang sedang kesusahan seperti ini.
Namun Alika salah besar.
"Hati-hati, Al. Di kelas ini tuh banyak hantunya tau." Bilmar kembali tertawa, ia terus menakuti Alika tanpa ampun. Dengan rasa tega, ia memilih berlalu karena suasana sekolah mulai sepi dari hingar bingar para pelajar. Bilmar meninggalkan Alika seorang diri didalam kelas, tanpa membantunya untuk bisa bangkit dari kursi.
"BILMAR!!"
****
Like dan Komennya jangan lupa ya❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
bilmar nggak ada akhlak emang, jahil banget ternyata 🤣
2023-10-11
6
Yuliani Yuli
masa yg tak terlupakan...
2021-04-13
1
Laras Kasih
wahh..lucu sih, tp balas dendamnya gak suka aku 😂
2021-02-04
2