Di sebuah ruang rapat yang tertutup, para pemimpin di dunia sedang membahas tentang orang yang berhasil mencapai tahap akhir kekuatan Milend yaitu memanggil makhluk yang ada di dalam mitologi.
Para pemimpin sedang mendiskusikan tentang bagaimana cara mengalahkan orang itu. Di saat semua pemimpin negara sedang berdebat, seorang pria yang terlihat seperti seorang ilmuwan memasuki ruangan rapat tertutup itu.
"Mohon maaf bila saya mengganggu perdebatan bapak dan ibu pemimpin sekalian, saya disini ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin hal ini bisa dijadikan kesempatan untuk mengalahkan orang yang sudah memanggil atau memanggil makhluk mitologi itu."
Para pemimpin negara yang masih berdebat langsung terdiam dan siap mendengarkan penjelasan dari peneliti itu.
"Pertama yang ingin saya sampaikan adalah orang yang sudah memanggil makhluk mitologi belum sampai pada tahap akhir kekuatan milend."
Para pemimpin negara langsung terkejut saat mendengar itu beberapa di antara mereka meributkan tentang maksud dari ilmuwan itu sedangkan yang lainnya masih menyimak dengan baik.
"Yang kedua adalah tahap akhir sesungguhnya dari kekuatan milend yang sesungguhnya di mana makhluk mitologi itu memberi seluruh kekuatan orang yang memiliki kekuatan milend..."
"...Dengan kata lain ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan pada tahap ini, yang pertama adalah bersatu dengan makhluk mitologi dan yang kedua adalah memunculkan armor yang berbentuk makhluk mitologi itu sendiri." Setelah ilmuwan itu menyampaikan apa yang ia sampaikan terlihat presiden Indonesia mengangkat tangannya.
"Kalau begitu berarti masih ada kemungkinan untuk melawan orang yang sudah memanggil makhluk mitologi tersebut?"
"Benar sekali, untuk sekarang saya menyarankan kepada para pemimpin negara untuk memerintahkan orang yang memiliki kekuatan milend terkuat yang ada di negara kalian untuk berlatih dan terus berlatih sampai kekuatan milend mereka mencapai tahap akhir!"
Para pemimpin negara yang ada di sana langsung berdiskusi dengan pemimpin negara yang memiliki ikatan perdagangan, maupun pertemanan.
"Kalau begitu saya undur diri dari sini, semoga para pemimpin negara sekalian dapat menghasilkan seorang pengguna milend yang kuat." Ilmuwan itu langsung pergi dari tempat itu tidak lama kemudian para pemimpin negara juga pergi dari ruang rapat itu lalu pergi ke negara masing-masing.
***
Sekarang Andrian berada di kamar Asrama, sedang membaca sebuah buku usang yang di dapat di kamar kakeknya, Andrian sedang berusaha menerjemahkan buku itu karena di dalam buku itu hanya ada tulisan aksara Jawa kuno, Alvin melihat Andrian yang terlihat kesulitan menutup komik yang sedang dia baca lalu menghampirinya.
"Apa kau butuh bantuan Andrian? Kau terlihat kesulitan saat membaca buku itu."
"Begitulah, di sini hanya ada tulisan Aksara Jawa." Alvin mengintip sedikit isi buku itu lalu mulai membacanya.
"Hmm... Sepertinya aku bisa membacanya." Andrian langsung terkejut lalu menatap Alvin.
"Eh?! Kenapa kau bisa membacanya? Apa kau sudah mempelajari aksara Jawa?!"
"Bukan-bukan, ini karena penutup mata khusus ini, penutup mata ini diberi sihir khusus agar kekuatanku tidak bocor dan membantuku untuk membaca tulisan seluruh bahasa yang ada di dunia ini dan sepertinya penutup mata ini mampu untuk menerjemahkan tulisan aksara Jawa ini."
"Hebat! Kalau begitu apa kau bisa menerjemahkan isi buku ini? Aku akan membayar mu dengan harga yang setimpal." Alvin memegang dagunya seperti sedang berpikir.
"Kalau begitu sebagai gantinya aku ingin kau membelikanku game 'The Legenia' terbaru, saat ini dompetku sedang tipis jadi aku tidak bisa membelinya walaupun sekarang Game station sedang diskon besar-besaran."
"Baiklah, aku akan membelikan game itu setelah kau menyelesaikan menerjemahkan seluruh isi buku ini." Alvin tersenyum lalu mengambil buku usang itu.
"Ngomong-ngomong kau mendapatkan buku ini dari mana?" Tanya Alvin sambil melihat keseluruhan buku itu.
"Aku mendapatkannya saat membersihkan kamar almarhum kakekku." Jawab Andrian sambil membuka aplikasi Game Station dan mencari game yang bernama 'The Legenia'.
"Hmm ya sudahlah aku tidak terlalu peduli di mana kau mendapatkan buku ini kalau begitu aku akan mulai menerjemahkan isi buku ini." Alvin mulai menerjemahkan isi buku itu dengan cepat.
Sedangkan Andrian langsung membeli game yang bernama 'The Legenia' itu melalui 'Game Station Paralel' di mana jika kau mengunduh game di akun orang lain maka game itu akan terinstal di komputer orang yang memiliki akun itu juga.
Setelah setengah jam akhirnya Alvin selesai menerjemahkan isi buku usang itu.
"Maaf Andrian, sepertinya aku hanya bisa menerjemahkan beberapa bagian saja, sepertinya aksara Jawa ini banyak yang terhapus dimakan waktu." Alvin memberikan buku dan kertas yang berisi terjemahan dari isi buku usang itu.
"Tidak apa, asalkan bagian penting dari buku ini masih ada maka itu tidak masalah." Alvin hanya tersenyum lalu pergi ke kamarnya untuk bermain game 'The Legenia' yang telah di download, Andrian langsung membaca terjemahan buku itu.
"Mari kita lihat 'jika ada seseorang yang terus berlatih di Gunung Pangrango maka dia akan diakui oleh sang Garuda' Apa buku ini membahas tentang burung garuda?" Andrian berpikir sejenak sambil meminum teh lalu melanjutkan membaca terjemahan buku itu.
"Kalau begitu selanjutnya adalah 'Kemarahan Sang Garuda akan menjadi kekuatan terbesar di dunia, bila ada seseorang yang bisa mengontrol amarah tersebut'...."
"...Kalau di pikir-pikir jika semua ini di satukan buku ini membahas tentang cara mendapatkan kekuatan garuda, kalau memang kekuatan garuda bisa di dapatkan maka aku harus mencoba berlatih di puncak gunung gede selama 24 jam tanpa istirahat, sepertinya ini akan sulit." Andrian mulai tersenyum karena mungkin dia bisa mendapatkan kekuatan milend.
"Sepertinya aku harus menunggu sampai libur panjang agar bisa keluar dari lingkungan sekolah. lalu mulai berlatih di puncak gunung Pangrango." Andrian membereskan buku dan terjemahan ke dalam lemari lalu tidur.
***
Di Pagi hari Andrian dan Febri bersiap-siap untuk sarapan dan berangkat ke kelas dan seperti biasa setiap mereka ke kelas pasti akan ada sebuah rintangan, seperti hari ini mereka di halau oleh kelas XI-AII yang kebanyakan dari mereka adalah class Archer, Tanker, dan Saber.
"Pertajam penglihatan kalian! Jangan sampai terkena panah walaupun hanya tergores!." Seorang guru laki-laki yang memakai baju olahraga dan pedang yang tergantung di pinggangnya terus meneriaki murid kelas XI-AI dan kelas XI-AII.
Saat dia meneriaki kelas XI-AI maka dia akan memerintahkan murid agar tidak terkena panah sedangkan saat dia meneriaki kelas XI-AII maka dia akan memerintahkan agar mengenai satu atau dua murid kelas XI-AI yang sedang berusaha menghindar dan menangkis semua anak panah yang sedang di targetkan kepada mereka.
"Sialan kalau saja sihir penguat tubuh diperbolehkan aku tidak akan kewalaha- ugh!??" Dandi langsung pingsan karena salah satu anak panah mengenai lehernya dengan sangat keras.
"Kalau saja itu panah sungguhan mungkin dia akan mati." Ucap salah satu murid kelas XI-AII.
Andrian terus berlari dan menangkis semua panah yang akan mengenainya, beberapa murid kelas XI-AI mulai terkena anak panah yang di luncurkan oleh kelas XI-AII dan setelah 20 menit berlari dan menangkis anak panah akhirnya kelas XI-AI sampai di dalam gedung sekolah dan terus berlari ke ruang kelas agar tidak telat dan di hukum oleh guru yang sebentar lagi akan datang ke kelas mereka.
Andrian yang sudah di depan kelas langsung membuka pintu kelas dengan cukup keras dan langsung berjalan ke arah bangkunya lalu duduk di sana dan membaca sebuah buku.
"Andrian, kalau tidak salah besok bagian kita menghadang kelas XII-BI ya?" Tanya Febri.
"Sesuai yang tertulis di jadwal, besok bagian kita menghadang kelas XII-BI, memangnya kenapa?"
"Tidak, hanya saja sepertinya aku akan pura-pura sakit dari pada harus menghadang orang-orang yang memiliki pertahanan yang tinggi." Setelah mengucapkan itu Febri langsung pergi ke tempat duduknya.
"Sebenarnya dia itu pemalas atau bagaimana?" Andrian mulai heran dengan kepribadian Febri, tapi sepertinya dia tidak terlalu memikirkannya, saat Andrian sedang membaca sebuah buku Seorang guru masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian akan mempelajari cara counter attack saat diserang oleh orang yang memiliki Class Tanker." Guru itu mulai menjelaskan tentang counter attack seperti saat kau akan di hantam oleh perisai tanker maka berusahalah untuk menghindar lalu berlari ke belakang tanker dan menyerangnya ke belakang.
Karena kelemahan kelas tanker adalah kecepatan pergerakan mereka yang berbeda jauh dengan Class Saber yang lincah lalu guru itu mulai menjelaskan setiap serangan counter attack yang diperlukan saat bertarung dengan Class Tanker.
"Kalau begitu itu saja yang saya sampaikan kepada kalian, harap untuk melakukan praktik mandiri di tempat pelatihan." Setelah memberi penjelasan Guru itu pergi dari ruang kelas tapi sebelum menyentuh pintu kelas dia melihat ke arah Andrian.
"Andrian, kau di suruh ke area pelatihan oleh Pak Tiora setelah pulang sekolah." Guru itu langsung pergi meninggalkan kelas setelah memberitahu hal itu kepada Andrian.
***
Seluruh jam pelajaran telah selesai dan sekarang waktunya murid bersantai dan menjalani ekskul. Andrian berjalan melewati beberapa murid yang sudah pasti sedang membicarakan Andrian tapi dia tidak peduli dengan ucapan murid-murid di sekitarnya dan terus berjalan ke arah Area latihan.
Setelah sampai di area latihan kali ini Pak Tiora sedang memakan sebuah roti sambil membaca sebuah buku.
"Jadi, apa kita akan melakukan latih tanding lagi, Pak Tiora?" Tanya Andrian yang baru saja sampai.
"tidak, untuk sekarang kita tidak akan melakukan latih tanding." Tiora menghabiskan rotinya dan menyimpan bukunya di dalam saku jaketnya dan menuju penyimpanan senjata latihan.
"Sebenarnya bapak ingin menguji sebuah item yang di kirim oleh pemerintah, dan katanya ini adalah item khusus untuk meningkatkan energi sihir seseorang." Tiora mengambil sebuah kubus seukuran dengan krikil di dalam penyimpanan khusus lalu memberikannya kepada Andrian.
"Pasangkan itu di jam tangan khusus mu, katanya itu tidak akan bereaksi langsung jadi tunggu lah sampai besok dan laporkan hasilnya kepada bapak." setelah itu Tiora pergi meninggalkan area latih tanding dan Andrian pergi ke Asrama dan ya, di perjalanan dia masih saja di ejek.
"Hah... Aku sudah bosan mendengar ejekan mereka." Andrian terus berjalan menuju Asrama kelasnya lalu menuju kamarnya, di dalam kamarnya sudah ada Febri yang sedang meminum teh dan Alvin yang terlihat sedang bermain game di PC (Personal Computer), Andrian pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah mandi Andrian membuka buku usang yang kemarin dia baca.
"Eh? Hanya perasaanku atau memang tulisan di buku ini bertambah?" Andrian membuka per-lembar buku itu lalu mulai melihat isi buku itu dengan teliti.
"Oi Alvin, apa tulisan buku ini bertambah?" Andrian menyodorkan buku itu kepada Alvin yang masih bermain game.
"Tunggu sebentar, sebentar lagi aku akan selesai menyelesaikan quest." Andrian hanya menghela nafas lalu menyimpan buku itu di atas lemari kecil di samping meja PC, Alvin yang terlihat sudah selesai bermain game mulai membuka buku itu lalu membacanya.
"Hmm... Sepertinya tulisan di buku ini memang bertambah dan sepertinya tulisan yang ada di sini adalah rapalan sihir?... Kalau memang rapalan sihir sepertinya buku ini adalah sebuah Grimoire." Andrian terlihat terkejut saat mendengar hal itu.
"Grimoire?! Maksudmu buku sihir yang dimiliki oleh seluruh orang yang memiliki kekuatan Milend?!" Alvin hanya mengangguk lalu memberikan buku itu kepada Andrian.
"Maaf Andrian, sepertinya aku tidak boleh melanjutkan membantumu menerjemahkan isi buku itu karena bisa saja aku dianggap licik karena sudah mengetahui sihir-sihir yang ada di dalam Grimoire ini." Andrian pun hanya mengangguk lalu mencoba membaca buku itu sampai tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Hary
lanjut Thor...yg semangat...
2020-09-24
2
Raylanvas
Dude, klo akhir kalimat udh ada tanda tanya atau tanda seru gk usah kasih titik
2020-04-06
3
vesuca
Update thor
2020-02-08
2