Setelah kelas XI-AI melakukan latihan dengan kakak kelas, mereka langsung diberikan ujian kertas untuk melihat seluruh minat atau keahlian murid di bidang akademik, semua Murid yang ada di sana terlihat fokus untuk mengerjakan soal yang ada di kertas ujian.
Beberapa di antara mereka terlihat kesulitan dan ada juga yang mengisi semua soal tanpa masalah terutama Andrian dan Putri, mereka berdua menyelesaikan semua soal kurang dari satu jam.
Andrian dan Putri memberikan kertas ujian itu kepada guru yang sedang mengawas dan hal itu membuat seluruh orang yang ada di dalam kelas terkejut.
"Oi kalian pasti curang saat mengerjakan soalnya kan?!!" Teriak seorang siswa dan tiba-tiba satu siswa lagi berdiri dan menunjuk Andrian dan Putri.
"Benar Kalian pasti melakukan kecurangan, lagi pula mana ada orang yang mengerjakan soal ujian sesulit ini kurang dari satu jam!!?" Beberapa murid mulai menuduh Andrian dan Putri tapi bukannya membenarkan semua tuduhan itu, mereka berdua malah dengan santainya duduk kembali di bangkunya.
"Sialan jangan abaikan aku!!" Salah satu siswa mulai mendekat ke arah Andrian tapi tiba-tiba sebuah penghapus menghantam wajahnya dengan sangat keras sampai pingsan
"Apa ada orang yang ingin membuat keributan lagi?" Ancam guru yang seperti sudah siap mengeluarkan pedang yang digantung di pinggangnya, dalam sekejap kelas yang tadi sedikit ribut menjadi tenang kembali.
Andrian langsung menghela nafas lega karena masalah tadi tidak diselesaikan dengan cara latih tanding. Setelah dua jam berlalu, akhirnya semua murid telah menyelesaikan ujiannya.
"Sepertinya sudah selesai semuanya. Setelah ini kalian istirahat selama setengah jam dan setelah itu pergi ke gor pelatihan untuk mengukur kekuatan sihir kalian!" Setelah memberitahu hal itu, guru itu langsung pergi keluar kelas.
beberapa murid yang tadi membuat kericuhan ingin menghampiri Andrian dan Putri tapi tiba-tiba saja Seorang siswi menghampiri Andrian dan hal itu membuat orang yang ingin menghampiri Andrian dan Putri mengurungkan niatnya.
"Hebat! Bagaimana cara kalian menyelesaikan soal sesulit itu kurang dari satu jam?!" Siswi itu tiba-tiba berbicara dengan Andrian.
Andrian terlihat kebingungan dengan pertanyaan siswi itu sedangkan putri sedikit kesal saat siswi itu mendekati Andrian.
"Aku hanya belajar apa yang perlu di pelajari, tidak lebih dari itu." Siswi itu langsung mencatat apa yang dikatakan oleh Andrian .
"Terima kasih atas saranmu, ngomong-ngomong namaku adalah Selvia sari." Siswi yang bernama Selvia itu langsung bersalaman dengan Andrian dan hal itu membuat Putri bertambah kesal.
"Namaku Andrian Purwira sedangkan dia adalah teman masa kecil ku yaitu-."
"Putri melani." Sebelum Andrian menyelesaikan perkataannya Putri langsung menjabat tangan Selvia sedikit kasar sambil memberitahu namanya, Setelah mereka berdua berkenalan, Selvia mulai berkenalan dengan murid yang lain.
Di saat murid yang lain mulai berkenalan dengan yang lain bel sekolah telah berbunyi dan itu menandakan semua murid harus segera pergi ke gor pelatihan untuk mengukur kekuatan sihir mereka.
Seluruh siswa kelas XI-AI langsung pergi ke gor pelatihan dan saat sudah sampai di sana sudah ada beberapa kelas yang sudah memulai pengukuran kekuatan sihir menggunakan alat yang bernama [Magic Parameter].
Alat itu akan mengukur kekuatan sihir murid sampai level tertinggi yaitu level 10, seluruh kelas memiliki Level standar masing-masing, seperti Class arcmage dengan kekuatan standar level 6 sedangkan Class saber kekuatan standar level 4, Class saber memiliki kekuatan standar paling kecil bukan berarti kebanyakan dari mereka lemah, tetapi di kelas saber banyak yang memiliki fisik di atas rata-rata manusia normal contohnya seperti Andrian.
Setelah murid kelas XI-AI menunggu selama setengah jam, akhirnya giliran mereka tiba, yang dipanggil pertama di kelas XI-AI adalah murid yang bernama Alvin Ghifari dengan kekuatan sihir level 6 dan selanjutnya adalah Andrian.
"Andrian Purwira, silakan untuk mengukur kekuatan sihirmu." Andrian pun maju ke depan dan meletakan kedua tangannya di sebuah bola seperti mutiara putih, Andrian mulai mengalirkan kekuatan sihirnya ke-kedua batu itu dan hasilnya adalah.
"Eh?... Kekuatan sihirmu berada di level 0,5?" Sontak Seluruh murid yang masih ada di gor terkejut melihat kekuatan sihir Andrian yang sangat kecil dan mulai membicarakan Andrian lalu menjelek-jelekkannya.
"Pfft apa-apaan dengan level kekuatan sihirnya itu?" [Siswa 1]
"Bahkan seorang bayi pun memiliki kekuatan sihir level 2." [Siswi 1]
"Sepertinya dia akan langsung kalah bila sedang melakukan latih tanding." [Siswa 2]
Hampir semua yang ada di dalam gor menertawakan Andrian tapi Andrian tidak merasa terganggu, tapi Andre dan Putri merasa kesal karena murid-murid itu mengejek Andrian. Kelas XI-AI melanjutkan pengukuran kekuatan sihir mereka.
Berikut daftar kekuatan sihir kelas XI-AI :
-Alvin: 6
-Andre: 5
-Andrian: 0,5
-Ahmad: 5
-Bagas: 6
-citra: 7
-celia: 6
-dandi: 5
-Erlangga: 7
-Febrian: 5
-gecia: 4
-Irfan: 5
-Kirigaya : 6
-Lumiya: 5
-Putri: 8
-Selvia: 7
Itu adalah seluruh data level kekuatan murid kelas XI-AI, setelah seluruh murid kelas XI-AI melakukan pengukuran kekuatan mereka semua langsung berjalan menuju arena lapangan terbuka untuk melakukan latihan rutin, Saat mereka tiba di arena lapangan terbuka di sana sudah ada guru yang menunggu mereka.
"Namaku adalah Tiora, mulai sekarang aku adalah guru pelatih kalian." Guru yang bernama Tiora itu memakai pakaian yang sederhana dan membawa sebuah great sword, dia terlihat sangat menakutkan karena badannya yang besar.
"Untuk latihan kalian hari ini adalah... Battle royale! Siapa-pun yang pingsan atau tidak bisa melanjutkan pertarungan kurang dari 10 menit setelah pertandingan dimulai maka dia diwajibkan untuk mengikuti kelas tambahan!"
"Ngomong-ngomong untuk senjata yang kalian pakai adalah senjata khusus untuk latihan, kalian bisa merasakan sakit tapi tidak akan terluka, Sekarang kalian bertarunglah sepuasnya!" Semua murid langsung bersemangat dan langsung berlarian ke dalam arena dan langsung mengambil senjata yang tergeletak di atas arena.
Beberapa orang sudah melakukan pertarungan tapi tentunya kebanyakan sedang mengincar Andrian yang memiliki kekuatan sihir yang kecil, walaupun Andrian memiliki kekuatan fisik yang besar tapi pasti akan tetap kalah dengan orang yang memiliki kekuatan kekuatan sihir yang berada di level 5 ke atas.
Andrian, Putri, dan Andre sedang menahan lima orang, mereka bertiga saling membelakangi punggung.
"Oi Bukannya bekerja sama itu curang!" Teriak Dandi yang mulai mengeluarkan pedangnya.
"Tapi setidaknya tidak ada aturan untuk tidak bekerja sama!" Putri langsung melesat ke arah Dandi dan menciptakan sebuah pedang yang terbuat dari air.
"Cih class one for all ya!" Dandi menahan serangan Putri dan menendang perutnya.
"Ugh!" Putri melakukan backflip beberapa kali dan menengok ke arah Andrian yang sedang menahan serangan panah dari murid bernama Ahmad.
"Sampai kapan kau akan terus menghindar!" Ahmad menembakkan tiga anak panah sekaligus ke arah Andrian dan Andrian berhasil menghindari dua anak panah dan satu anak panah mengenai bahunya.
"Cih." Andrian melesat dengan cepat ke arah Ahmad dan menebas badannya secara diagonal.
"Argghh!!" Ahmad melompat ke belakang sambil menembakkan beberapa anak panah.
"Kalau bukan pedang khusus latihan mungkin aku sudah mati." Ahmad mulai menyiapkan sihir khusus yang dia atur agar tidak memberikan luka berlebihan.
Ahmad mulai membidik Andrian yang sedang melesat ke arahnya. di depan anak panahnya terdapat lingkaran sihir berwarna merah dan setelah yakin dengan bidikannya, Ahmad langsung melepaskan anak panah dan anak panah itu langsung melesat dan melewati lingkaran sihir yang menyebabkan anak panah itu berubah menjadi burung Phoenix, burung Phoenix itu terus mengikuti Andrian ke mana pun dia lari.
"Sihir yang merepotkan!" Andrian berhenti dan mulai menggunakan kuda-kudanya.
"HEEYAAAT!" Andrian mengayunkan pedangnya secara horizontal dan membuat sebuah tebasan udara langsung menghantam Phoenix dan membuatnya menghilang.
"Mustahil, padahal dia tidak memiliki kekuatan sihir sama sekali!" Ahmad terlihat terkejut saat melihat Andrian mampu memusnahkan sihir Ahmad dan tiba-tiba saja Andrian menghilang dari pandangannya.
"Biar kuberi tahu sesuatu." Andrian tiba-tiba berada di belakang Ahmad.
"Jangan pernah meremehkan musuhmu walaupun dia memiliki kekuatan sihir yang sedikit." Ahmad tidak bisa berkata-kata lagi karena Andrian sudah siap menggorok leher Ahmad.
"Se-setidaknya jangan gorok leherku Andrian, pukul saja punggungku hingga aku pingsan." Andrian menghiraukan perkataan Ahmad dan langsung menggoroknya dan membuat dia pingsan.
"..." Andrian melihat ke sekeliling dan melihat Putri membantai murid berusaha mengalahkannya.
"Semoga nanti aku tidak melawan Putr-!!!" Andrian langsung melompat ke samping saat merasakan hawa membunuh yang cukup dekat dan di saat yang bersamaan Andre menghantam tanah dengan sangat keras menggunakan pedang besarnya.
"Cih tidak berhasil ya, aku pikir itu akan melukaimu Andrian." Andre langsung menggunakan kuda-kuda bertahan karena dia tahu kalau menyerang Andrian sama saja dengan bunuh diri.
"Andre, sudah kubilang berapa kali kalau serangan kejutan tidak akan mempan jika kau tidak menyembunyikan hawa membunuhmu itu!." Andrian mengeluarkan pedangnya sedikit dan bersiap untuk menyerang Andre.
"Jangan bilang kau akan menggunakan ilmu berpedang itu kan?" Andrian hanya tersenyum dan melesat dengan sangat cepat ke arah Andre dan mengayunkan pedangnya tepat di leher Andre tapi Andre mampu menahan serangan Andrian dan menyerang balik.
"Hampir saja." Andre menggunakan sihir tanah untuk mengunci kaki Andrian tapi sihir itu berhasil dihancurkan oleh Andrian dengan mudah.
"Jangan harap kau bisa mengunci pergerakanku semudah itu Andre!" Di saat Andrian dan Andre sedang bertarung, Putri terlihat kesulitan melawan murid bernama Alvin karena dia juga sama-sama seorang murid dengan kekuatan Milend.
"Rambut yang dapat berubah menjadi ular, sedikit kebal dengan serangan sihir air dan menggunakan penutup mata, apa kau memiliki kekuatan Milend dari Medusa?" Tanya Putri sambil menyiapkan sebuah sihir.
"Sepertinya aku tidak perlu menyembunyikan kekuatanku lagi." Alvin melepaskan penutup matanya dan membuat Putri tidak bisa bergerak karena salah satu kekuatan sihir Milend dari Medusa yang dapat membuat orang tidak bergerak jika menatap matanya.
"Sihir yang merepotkan!." Tangan dan kaki Putri mulai di lindungi sisik keras berwarna biru laut dan matanya berubah menjadi mata reptil.
"Jangan harap kau bisa keluar dari sihirku ini!." Kedua pupil mata Alvin mengeluarkan sebuah lingkaran sihir dan membuat Putri benar-benar tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
"Intimidasi!" Putri menggunakan sihir yang dapat membuat orang lain akan ketakutan ketika berhadapan dengannya dan hasilnya Alvin tidak bisa bergerak karena sihir itu. Putri mengeluarkan sihir khusus yang dapat menakuti lawannya di mana lawannya melihat Leviathan yang akan melahapnya.
"Sip sihirnya lepas!!" Putri melesat ke arah Alvin dan langsung meninju perutnya dengan sangat keras sampai terpental ke belakang, tidak sampai situ Putri langsung muncul di belakang Alvin dan menendang punggungnya ke atas dan setelah itu Putri Melapisi tangannya dengan sebuah sihir khusus dan muncul di atas Alvin lalu meninjunya sekuat tenaga hingga terbanting ke bawah dengan sangat keras dan menyebabkan arena latihan retak.
***
Saat ini Andrian sedang berbaring di kasur UKS dengan keadaan Pingsan, sepertinya tadi Andrian kalah saat melawan Andre dan jatuh pingsan.
"Sepertinya kali ini kau yang menang ya Andre." Ucap Putri kepada Andre.
"Begitulah, tapi aku tidak menyangka kalau kita berdua akan bertarung habis-habisan sampai Andrian pingsan." Putri dan Andre sedang berada di UKS menjaga Andrian, setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Andrian terbangun dari pingsannya.
"Ugh..."
"Andrian?!" Putri langsung langsung memeluk Andrian yang baru saja sadar dari pingsannya sedangkan Andre hanya menghela nafas lega karena akhirnya Andrian sadar setelah pingsan selama berjam-jam.
"Tunggu dulu putri, kalau kau memelukku seerat ini bisa-bisa tulangku patah." Putri yang mendengar itu langsung berhenti memeluknya.
"Eh?! Maaf, tadi aku hanya Terlalu senang karena kau akhirnya sadar setelah pingsan selama Lima jam." Andrian langsung terkejut saat mengetahui kalau dirinya telah pingsan selama 5 jam, siapa sangka kalau dia akan pingsan selama itu hanya karena kalah bertarung dengan Andre.
"Eh?! Lima jam."
"Ya walaupun seharusnya kau pingsan selama sehari penuh jika terkena seranganku tadi, lalu bagaimana keadaanmu sekarang Andrian?" Andre memberikan segelas air kepada Andrian dan Andrian langsung minum dalam sekali tegukan.
"Berkat kau sekarang seluruh tubuhku menjadi sakit, untung saja tidak ada tulang yang retak atau patah." Andrian menggerak-gerakan badannya sedikit.
"Kalau itu terjadi berarti aku sudah melampauimu, kalau begitu aku pergi dulu ke asrama, sepertinya kakak kelas ada yang ingin berlatih denganku." Sebelum Andre meninggalkan UKS dia menyimpan bubur yang sudah di siapkan dari tadi di atas lemari kecil di samping kasur dan setelah itu Andre pergi dari UKS.
"Kau pasti lapar kan Andrian? Makanlah dulu." Putri mengambil bubur yang ada di atas lemari dan mulai menyuapi Andrian.
"Terima kasih putri." Setelah Andrian sarapan Putri menyuruh Andrian untuk beristirahat sampai benar-benar pulih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sept September
Hi kak aku mampir lagi nih membawa jempollll untukmu 💕
2020-07-26
0
Irfan Nasution
semangat!!!!
nulisnya kak.
2020-02-26
5