Di sebuah tempat yang tandus, Seorang pria yang memakai jubah dan menutupi wajahnya dengan sebuah topeng, sedang menggambar sebuah pola sihir menggunakan darahnya.
"Para pemimpin negara sialan itu, mereka seharusnya mengetahui kalau sistem demokrasi dan politik tidak akan bekerja setelah kekuatan ini datang, suatu saat sistem dunia ini akan berubah menjadi yang kuat akan menjadi raja dan yang lemah akan di tindas."
Setelah menyelesaikan menggambar pola sihir tangan kiri pria itu membuka sebuah buku yang sering disebut 'Grimoire' lalu tangan kanan pria itu mulai mengalirkan energi sihirnya ke pola sihir yang telah dia buat.
"Wahai Cerberus sang penjaga gerbang neraka, dengan ini aku memanggilmu untuk meminjamkan kekuatan mu yang dapat mencabik-cabik musuhku!!!." Lingkaran sihir itu langsung bersinar dan mengeluarkan listrik berwarna merah terang lalu setelah beberapa menit seekor anjing yang memiliki badan melebihi singa dan berkepala tiga keluar dari lingkaran sihir itu.
"Waorgghh!!!!!." Ketiga kepala Cerberus menggonggong sangat keras sampai telinga orang yang sudah men-summon cerberus berdarah.
"Heh, akhirnya aku sudah mencapai tahap terakhir dari kekuatan Milend! Hahahahahah!!!" Saat orang itu sedang tertawa jahat tiba-tiba ribuan anak panah yang dilapisi dengan sihir melesat dengan cepat ke arah orang itu dan Cerberus. Cerberus langsung melindungi orang itu menggunakan tubuhnya yang besar.
"Dasar pengganggu sialan!" Orang itu memerintahkan Cerberus untuk melindungi dirinya.
"Cih sepertinya panah sihir tidak akan mempan, siapkan serangan sihir area!." Teriak seorang tentara yang terlihat seperti seorang jendral, para penyihir yang ada di sana langsung melakukan perapalan sihir area lalu menembakkan sihir mereka tapi sayangnya sihir area juga tidak mempan karena cerberus dengan mudahnya membatalkan sihir-sihir yang dilancarkan dengan cara memakannya.
"Bahkan sihir area juga tidak bisa?!!." Cerberus dengan cepat berlari ke arah ribuan pasukan itu lalu membantai mereka sampai habis, sayangnya di sana tidak ada orang yang memiliki unique magic dan juga kekuatan Milend jadi mereka semua terbantai sampai habis.
"Sepertinya aku beruntung karena di sana tidak ada orang yang menggunakan kekuatan Milend." Cerberus kembali dengan mulut yang dipenuhi noda darah.
"Kalau begitu mari kita jalankan rencana kita, rencana di mana sistem pemerintahan akan digantikan oleh hukum alam yang akan menjadi sistem dunia ini! Hahahahah." Orang itu tertawa keras dan menembakkan aura ke seluruh dunia membuat orang-orang yang memiliki kekuatan milend merinding ketakutan seperti merasakan hawa kematian sesaat.
Sementara itu di UKS, Putri langsung terdiam tidak bisa bergerak akibat terkena aura itu.
"Ada apa Putri?." Tanya Andrian yang keheranan saat putri tiba-tuba tidak bergerak dan wajahnya terlihat seperti ketakutan.
"Ti-tidak apa-apa." Andrian kebingungan dengan perkataan Putri tapi dia tidak terlalu memedulikannya.
"Apa-apaan dengan hawa membunuh yang pekat tadi?! Rasanya tadi seperti kematian sudah dekat denganku." Ucap Putri di dalam batin. setelah Andrian menghabiskan suapan terakhir, Putri membereskan tempat makanan itu dan menyimpannya di atas lingkaran sihir yang akan mengirim tempat makanan itu ke tempat penyucian.
"Apa kau bisa berdiri Andrian?." Andrian terlihat mencoba berdiri dan berjalan.
"Sepertinya aku masih bisa berjalan sampai asrama, kalau begitu sebaiknya kita pergi ke asrama, lagi pula hari sudah mulai gelap." Andrian dan Putri pun kembali ke Asrama. Di saat Andrian masuk ke daerah Asrama banyak murid yang membicarakan Andrian.
"Lihat, murid pertama yang memiliki kekuatan sihir dengan level 0,5." [Siswa 1]
"Apa benar kalau dia memiliki kekuatan sihir dengan level sekecil itu?!" [Siswa 2]
"Kalau kau tidak percaya cek saja data profilenya." [Siswa 1]
Andrian hanya terus berjalan menuju asramanya dan berpura-pura tidak mendengar ejekan yang dilontarkan oleh murid yang ada di sekitarnya tapi tidak untuk Putri, rasanya dia sangat ingin mencincang orang-orang yang mengejek Andrian.
Saat Andrian dan Putri telah masuk ke Asrama beberapa murid menatap Andrian, tiba-tiba saja ada yang melempar sebuah pedang latihan ke arah Andrian dan Andrian langsung menghindarinya.
"Oi zero magic, latih tandinglah denganku di dojo." Ucap bagas yang terlihat meremehkannya. Putri langsung berjalan ke arah Bagas tapi Andrian menghentikannya
"Maaf tapi aku harus mengistirahatkan tubuhku untuk sekarang." Andrian sebisa mungkin untuk menolak ajakan Bagas karena hari ini dia sudah sangat lelah dan ingin beristirahat.
"Wah maaf, aku lupa kalau kau harus beristirahat yang banyak agar kekuatan sihirmu yang sekecil biji itu pulih ya hahahah." Siswa yang ada di belakang bagas ikut tertawa sedangkan siswa yang lain terlihat tidak peduli sama sekali.
Andrian hanya bisa menghela nafas lalu kembali ke kamarnya diantar oleh Putri yang melotot ke arah Bagas. setelah sampai di kamar, Putri langsung pergi ke daerah kamar perempuan dan Febri seperti biasa sedang meminum teh sambil membaca sebuah buku bersama seorang siswa yang memakai penutup mata.
"Oh kau sudah kembali yah." Febri menyiapkan satu cangkir teh lagi lalu memberikannya kepada Andrian.
"Minum teh ini, aku sudah memasukkan ramuan penyembuhan dan penghilang rasa nyeri." Andrian tersenyum lalu meminum teh yang diberikan oleh Febri, Andrian menatap orang yang memakai penutup mata itu dengan wajah datar karena dia sedang membaca Komik.
"Kalau tidak salah namamu Alvin kan? Kenapa kau membaca komik di sini?." Tanya Andrian dengan wajah yang datar.
"Itu karena teman sekamarku selalu menonton Film action di dalam kamar dengan volume yang keras dan itu membuatku tidak fokus membaca komik ini." Andrian tidak terlalu memedulikannya dan mulai beristirahat.
"kalau tidak salah kau habis di hajar habis-habisan ya oleh Putri?"
"Putri...? Ah murid yang memakai kekuatan milend itu ya? Memang benar kalau aku di hajar habis-habisan, beruntungnya aku tidak memiliki cedera yang serius karena sihir perlindungan ku yang cukup unik." Alvin menutup komiknya dan berjalan keluar kamar.
"Kalau begitu aku kembali dulu ke kamarku, lain kali aku numpang baca komik lagi ya." Setelah Alvin keluar dan Andrian menghabiskan tehnya dan langsung tertidur.
***
Di Pagi hari Andrian, Andre, Febri, dan Putri sedang sarapan dan bersiap-siap berangkat ke kelas dan seperti biasa setiap mereka ke kelas pasti akan ada sebuah rintangan, seperti hari ini mereka akan menghadang lelas XI-AIII.
menurut kabar angin atau bisa di sebut gosip para murid, kelas XI-AIII lebih dominan dengan class Archer dan fighter lalu sisanya adalah tanker, di kelas itu tidak memiliki Arcmage atau bisa di bilang penyihir.
"Sepertinya kali ini kita sedikit di untungkan karena di kelas XI-AIII karena di kelas itu tidak ada penyihir." Ucap Andre yang sudah menghabiskan sarapannya.
"Memang benar penyihir membuat kita sedikit kerepotan karena mereka menggunakan sihir pendukung mereka, tapi tetap saja kita harus berhati-hati, karena mereka memiliki seorang assassin yang Handal." Andrian pun telah menyelesaikan sarapannya dan langsung berangkat ke jalur yang sudah di tetapkan oleh kedua belah pihak.
***
"Cepat halau mereka!!!" sekarang kelas XI-AI sudah mulai menghalau kelas XI-AIII. mereka cukup kesulitan untuk menghadang kelas XI-AIII karena seorang assassin yang terus menghindar dan menyerang mereka dengan cepat, bahkan Andre dan Putri sedikit kesulitan untuk menghadangnya dan akhirnya dia melewati mereka berdua dan langsung menyerang ke arah Andrian.
"Jangan harap kau bisa menghindari serangan ku ZERO MAGIC!!!" Murid dengan class assassin itu melesat dengan cepat ke arah Andrian yang sedang berkonsentrasi untuk melakukan serangan.
Andrian melihat assassin itu bergerak secara zig-zag dengan cepat dan setelah tepat berada di belakang Andrian dia mulai menyerangnya tapi Andrian langsung berputar ke belakang dan menebas kepala assassin itu dengan sangat cepat bahkan dia tidak sempat untuk menghindar.
"Hufft... kalau saja terlambat sedetik mungkin aku akan di tusuk olehnya." Andrian melihat ke arah teman-teman kelasnya dan sepertinya mereka telah menyelesaikan murid yang lain.
"Latihan selesai, seluruh murid di harapkan untuk kembali ke kelas masing-masing." Seluruh murid langsung pergi ke kelas mereka setelah mendengar pengumuman itu dari sebuah jam khusus mereka.
"Andrian kau di panggil oleh pak Tiora di tempat latih tanding." Tiba-tiba seorang Anggota OSIS dan Andrian langsung bergegas ke arah tempat pelatihan dan di saat di perjalanan banyak yang menatap Andrian dan membicarakannya tapi Andrian tidak terlalu peduli dan terus berjalan ke arah tempat Pelatihan, setelah sampai di tempat pelatihan di sana sudah ada Tiora sedang mengelap Great sword miliknya.
"Permisi, apa bapak memanggil saya?" Tiora langsung memukul wajah Andrian, Andrian sedikit terkejut tapi masih bisa menahan pukulan Tiora, tidak sampai di situ Tiora langsung menendang pinggang Andrian dan Andrian langsung terpental cukup jauh karena tidak sempat menahannya.
"Ugh sial." Andrian berusaha berdiri.
"Apa hanya segini kemampuanmu Andrian! Kalau kau tetap begitu maka kau tidak akan berkembang!" Tiora melesat ke arah Andrian dengan cukup cepat dan mulai menyerangnya, Andrian hanya bisa menahan semua serangan Tiora dan tidak memiliki kesempatan untuk menyerang balik.
"Gunakan ilmu yang diberikan oleh guru-guru yang ada disekolah ini, jangan sampai seluruh ilmu yang sudah di sampaikan oleh guru terbuang sia-sia." Setelah Tiora mengatakan hal itu, Andrian mulai terlihat fokus dan berusaha untuk menyerang balik, Andrian menahan tinju tangan kanan Tiora lalu menekuknya dan memutarnya dengan cepat sampai Tiora terjatuh ke daratan setelah itu Andrian mengunci pergerakan Tiora.
"Saya tidak ingin mematahkan tangan Anda jadi sebaiknya Anda menyerah saja." Tiora tersenyum sinis dan tubuhnya mulai bercahaya dan mengeluarkan partikel-partikel berwarna biru lalu mengeluarkan gelombang kejut yang membuat Andrian terpental ke belakang.
"Bagus Andrian, kau lulus di tahap pertama, setelah ini kau harus mengeluarkan energi sihirmu walaupun itu sangat kecil!" Andrian mulai menggunakan kuda-kuda bertarung dengan tangan kosong lalu mulai berkonsentrasi lagi.
Tubuh Andrian mulai mengeluarkan cahaya berwarna emas kemerahan yang samar setelah yakin telah menggunakan seluruh kekuatan sihirnya, Andrian melesat ke arah Tiora lalu mencoba untuk memukul atau bahkan mengunci pergerakannya lagi, tapi sayangnya semua serangan Andrian tidak ada yang mengenai Tiora.
"Ada apa Andrian?! Apa hanya segini kemampuanmu!" Andrian mulai mempercepat serangannya sampai di tahap Tiora harus menangkis seluruh serangan Andrian.
"Sepertinya sudah cukup." Tiora meninju perut Andrian dengan sangat keras untungnya Andrian masih sempat menahan serangannya itu tapi karena perbedaan kekuatan yang berbeda Andrian terpental ke belakang sampai menabrak pembatas Area Latihan.
"Uhuk uhuk... Untung saja tadi aku sempat menahan serangannya." Andrian berusaha berdiri.
"Untuk sekarang sampai seterusnya kau akan melakukan pelatihan dengan bapak, sekarang sebaiknya kau kembali ke Asrama lalu beristirahatlah dengan cukup, jangan pikirkan dengan jam pelajaran karena bapak sudah izin kepada guru yang mengajar hari ini." Setelah mengatakan itu kepada Andrian, Tiora mengambil great sword miliknya lalu pergi meninggalkan Andrian.
"Sepertinya ke depannya ini akan menjadi lebih sulit." Andrian tersenyum tipis lalu pergi menuju Asrama dan mengobati luka-lukanya lalu mengistirahatkan tubuhnya yang sudah babak belur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Pak Monn
Nice lah
2020-09-29
2