Pergi

Sepanjang perjalanan pulang fariz memuji suara emas hanna,dia juga mengajak battle tapi hanna tidak menghiraukan apa yang fariz bicarakan,dia hanya terdiam memandangi pemandangan luar dan sesekali juga dia memainkan hp nya

''perasaan baru kemarin kamu bicara, kamu kenapa?'' tanya fariz memastikan keadaan hanna,hanna hanya menggelengkan kepalanya,fariz melipir

''aku tau kamu lagi nggak baik-baik saja, dengar omongan apa?'' tanya fariz kembali memastikan keadaan hanna, lagi-lagi hanna menggelengkan kepalanya dan tersenyum

''mulut boleh bohong,tapi mata nggak bisa berbohong'' ucapnya melihat mata yang berkaca-kaca ''jangan peduliin aku,intinya aku udah bilangan jumat aku berangkat,jadi udah aku anggap izin sama kamu''jawab hanna mengusap air matanya yang mau mengalir dipipi,faiz menghela nafasnya dan kembali menginjak gasnya

Hari jumat tiba,ibu afifah dan abah zain memberikan nasihat sebelum hanna hidup sendiri diperantauan, dia juga diberi beberapa pesan salah satunya untuk tidak melupakan solat dan mengaji,hanna diantar abah zain sampai stasiun,antara senang dan sedih meninggalkan kota kelahiran untuk mengejar cita-citanya,beberapa kali juga abah zain memeluk hanna melepaskan anak perempuan sendiri di kota orang juga berat bagi seorang ayah,meskipun tersenyum hatinya tetap sedih melihat anaknya berjalan masuk stasiun sambil melambaikan tangan,

Hanna pesan dua kursi dikereta executive untuk dia tidur,selain itu juga dia nggak mau terganggu oleh orang lain,sepanjang jalan dia pakai headphone sambil dengerin musik kesukaannya

''permisi mbak,benar dengan mbak hanna?'' tanya seorang pramuniaga kereta ''iya benar mas,gimana?'' tanya hanna melepas headphone nya ''ada kiriman makanan dari mas fariz'' ''mas fariz?'' tanya hanna memastikan ''iya mbak mas fariz,mbaknya mau makan apa?'' ''pop mie aja mas yang pedas'' ''baik mbak''

Hanna membuka hpnya , nomor fariz masih hanna block hanna buka dan langsung ia telfon,tapi dia tidak mengangkatnya,sedangkan kursi belakang dia hpnya berbunyi terus,hanna menoleh kebelakang dikira ada fariz ternyata ibu-ibu Yang sedang tertidur,hanna kembali menghadap kedepannya lanjut menelpon fariz yang tak kunjung diangkat

Tiba tiba 'bug' pop mie di tangan hanna menyiram tubuh hanna,seorang anak kecil jatuh di hadapannya terkena bungkus pop mie dan mie yang berjatuhan dari tubuh hanna,hanna membuang hpnya ke kursi sampingnya,menolong anak kecil yang jatuh di hadapannya untuk menghindari panasnya dari kuah pop mie

''ya allah adek,tukang apa mama bilang jangan lari nanti jatuh,jadi kena kakaknya kan,maaf ya kak,pop mienya saya ganti,bajunya juga saya ganti ya'' ujar seorang perempuan muda mengambil alih anak laki-lakinya yang digendong hanna ''nggak usah bu,saya ada baju ganti sendiri,itu adiknya langsung di ganti bajunya takutnya melepuh kena kuah'' ''iya kak,mbaknya juga kena banyak itu,minta maaf dulu sama kakak'' ''maaf kak'' ucapnya pelan,hanna tersenyum ''lain kali hati-hati ya''

Hanna langsung ke toilet untuk mengganti bajunya,dari kaca terlihat bagian dada dan leher hanna merah bekas kena kuah pop mie,hanna membasuh pelan dan kembali memakai bajunya,keluar dari toilet hanna ke kantin kereta untuk memesan makanan,kali ini dia memilih makan nasi ayam,dan dia memilih makan di tempat duduknya karena kantin kereta terlalu ramai

''berapa mas,sekalian air mineral satu'' ucap hanna seraya mengambil uangnya di dompet ''jadi 55.000 kak'' hanna memberikan selembar uang 100.000 ''maaf kak 5,000 kesini ada?'' ''pakai ini aja mas'' ujar lelaki yang berpakaian serba hitam ''kok kamu disini?'' tanya hanna heran, fariz tersenyum tipis ''kursi samping kamu kosongkan? Aku duduk disitu ya'' jelas fariz setelah menerima kartunya kembali ''kok kamu tau?'' ''aku dibelakang kamu'' ucapnya mendorong hanna untuk berjalan keluar dari kantin, fariz mengambil tasnya yang ada di belakang kursinya

''oh jadi dari tadi aku telfon kamu,yang bunyi hpnya belakang memang punya kamu to'' tanya hanna seraya duduk ''oh jadi kamu nelpon aku? emang nomor aku udah di buka blokirannya?'' ''ya udah,kamu si ngagetin'' jelas hanna seraya membuka makanan yang ia beli

''kakak,ini dari aku sebagai permintaan maaf,kata mama olesin yang kena air pakai ini biar nggak melepuh'' ujar seorang anak kecil sambil menyodorkan bingkisan dan sebuah selep obat luka,hanna tersenyum ''makasih ya sayang, tubuh kamu nggak papa kan?'' tanya hanna sambil menerima bingkisan ''aku nggak papa kak, kata mama laki-laki kalau jatuh luka itu wajar nggak boleh nangis'' hanna tersenyum

''kak,sekali lagi maaf ya atas kejadian tadi,pasti tubuh kamu lebam ya kena air panas,nanti kalau butuh ke rumah sakit hubungi saya aja ya,saya yang tanggung jawab'' ujarnya menyodorkan kartu nama ''nggak papa ibu, nanti saya olesin obat ini aja sembuh, saya juga punya adik laki-laki, udah biasa kena imbasnya'' jelas hanna menolak kartu nama yang disodorkan ''sekali lagi maaf ya kak,kartu namanya saya taruh disini, ayo nak balik ke tempat duduk'' anak laki-lakinya melambaikan tangan,sedangkan fariz melihat kartu nama yang ditinggalkan,hanna merebut kartu namanya dan membuang ke tempat sampah

''jangan kaya gitu, kamu kena air panas, itu bentuk tanggung jawabnya loh'' jelas fariz mengambil kembali kartu nama yang hana buang ''nggak usah, mereka udah ngasi ini aja udah cukup buat tanggung jawab mereka'' tanggap hanna merebut kembali kartunya dan menyobek,fariz menghela nafas ''yang kena air panas bagian mana?'' tanya fariz mencari luka di tubuh hanna ''nggak usah dicari,itu bagian dalam,nanti aja diurusin'' jelasnya menjauhkan muka fariz dan memakan makanan yang baru ia buka

''bisa-bisanya kena air panas?'' tanya fariz heran

''biasa anak kecil lari nabrak deh'' jawab hanna santai ''oh iya,kamu kenapa ada dikereta ini?'' tanya hanna dengan mulut penuh makanan ''telan dulu baru ngomong,nggak aku tinggal tenang aja'' ''diih, ditinggal juga bisa sendiri'' fariz tersenyum melihat expresi hanna yang makan dengan lahap ''maafin mbakku ya'' hanna berhenti mengunyah dan melirik ke arah fariz ''tau dari mana?''

Fariz menceritakan,ketika pulang menghantar hanna,saudaranya pada mengomentari fariz soal hanna yang mau lanjut kuliah di jakarta,mereka menyuruh untuk melarang hanna karena menurutnya merantau untuk perempuan sendiri itu nggak baik,apalagi sekarang hanna sudah menjadi istri fariz dia harus tegas dengan hanna mulai sekarang biar hanna nggak keterusan.

Dari situ fariz menyadari hanna terdiam kenapa,jadi dihari itu juga dia memesan tiket di hari yang sama untuk mengantar hanna sampai jakarta, dari kereta pagi sampai malam dia pesan semua,dia menunggu hanna datang untuk memasuki kereta,kebetulan dia duduk belakang hanna persis jadi fariz langsung tenang nggak perlu menukar kursi sama orang lain

''oh gitu,aku udah nggak ingat omongan mereka apa'' tanggap hanna sambil menikmati makanan nya ''kalau ada apa-apa langsung omongin aja,jangan pendam sendiri'' ''nggak diomongin aja kamu udah tau, kamu emang nggak ngajar santri abi?'' ''ada yang mewakilkan, paling nanti malam langsung lanjut ke solo'' ''kereta?'' fariz menganggukkan kepalanya

''seragam hitam?'' ''ya enggak si'' ''terus kenapa pakai hitam? Nggak gerah panas-panas pakai hitam?'' ''nggak lah udah biasa'' hanna menghela nafas

sampai di stasiun rawamangun mereka turun,mereka memakai jasa porter karena barang hanna banyak,mereka langsung ke apartemen yang disewa fariz, type yang disewa fariz nggak terlalu besar cuma ada dua kamar dan satu ruangan gabung dengan dapur,tapi untuk fasilitas semua sudah tersedia dan servis full

''isi kulkas masih kosong,mau belanja sekarang apa nanti?'' tanya fariz usai membuka kulkasnya ''nggak usah belanja,nanti gampang online saja stok paling yang instan aja''jelas hanna seraya menyalakan televisi ''oke, jangan keluar malam, lapar langsung pesan makan aja,setiap pagi ada yang bersihin jadi kamu fokus belajar sama ibadah jangan lupa'' ''iya iya, makasih ya apartemen nya,aku suka'' ucapnya tersenyum,fariz ikutan tersenyum,hpnya berbunyi,dia mengalihkan pandangan dan mengangkat telfon tersebut sambil mengambil tasnya yang tergeletak di meja,dia mengeluarkan kartu dikasih ke hanna

''aku pergi dulu ya'' pamit nya kemudian tersenyum melambaikan tangan ke hanna seraya berjalan keluar apartemen ''lah katanya pergi malam?'' pertanyaan hanna mengejar fariz keluar, manusia berpakaian hitam itu sudah tak terlihat ''cepet amat jalannya'' guman nya seraya menutup pintu

Dia melihat kartu yang diberikan fariz,kartu prioritas tertampang nama fariz yang berada dibawa nomor kartunya ''dikira apaan aku,ditinggal tanpa omongan sama kartu dia'' ucap hanna kesal membuang kartu yang di berikan fariz

~BERSAMBUNG~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!