dari kejadian itu hanna memblokir nomor fariz,membuang cincin pernikahannya dan mengurungkan diri dalam kamar
bukan hanya kesal dengan fariz,tapi juga kedua orang tuanya yang justru mendukung keputusan fariz padahal sebelum itu sudah menjanjikan hanna untuk mengizinkan kuliah di kampus impiannya
berulang kali fariz membujuk hanna untuk ngobrol berdua tapi tetap hanna hiraukan, dia memilih menggambar desain baju untuk memperdalam karyanya
''bu minta uang buat beli bahan'' ucap hanna kepada seorang wanita yang lagi mengaji ''bahan buat apa si han? bajumu kurang?'' ''bukan udah janji mau penuhi hobi hanna'' ''oke, setori dulu surah ibrahim'' ''tapi janji ya'' ''iya sayang''
hanna mulai melafalkan surah Ibrahim disimak ibu afifah dengan teliti panjang pendeknya,salah sedikit harus ngulang satu ayat sebelumnya, bacaan hanna nggak banyak salahnya tapi hanna gugup mau beli kain jadi panjang pendeknya hanna singkat
''nggak kaya gitu han,ibu udah bilangin kamu kan,ngaji itu jangan dipercepat harus tartil panjang pendeknya harus teliti'' komen ibu afifah seraya menghitung lembaran uang yang mau dikasih ke hanna
''ibu si,hanna kan lagi mau pergi wajarlah kalau di cepetin''
''mau pergi sama siapa?'' tanya ibu afifah sebelum ngasi uang ke hanna ''ni lihat bu, hanna sendiri pakai taksi online'' jawab hanna memperlihatkan pesanan taksi di hpnya ''sebelum jam lima udah sampai rumah nggak ada alasan lain'' ''iya ibu,pamit dulu ya'' pamit hanna mencium tangan ibunya ''hati-hati dijalan,jangan keluyuran kemana mana, ibu ridhonya beli kain aja'' ''iya ibu'' jawabnya seraya menutup pintu kamar ibu afifah
hanna mencari ke toko langganan hanna yang ada di mall,dia keliling mencari kain yang dia inginkan di bantu dengan karyawan toko yang sudah akrab dengannya
''nggak pernah gagal outfitmu, nanti kalau disini kosong kita cari ke toko ibunya ya yang lebih lengkap tapi ada di pasar nggak papa kan han?'' jelas karyawan toko dengan berkeliling membuntuti hanna ''oke mbak nggak papa, aku kesini pakai taksi nanti kesannya aku nebeng ya'' ''tumben amat,biasanya pakai mobil'' hanna tersenyum ''nggak ada mobil,ya udah mbak ayo cari di toko yang tadi mbak sebutin, kayaknya nggak ada yang pas sama gambaran aku''
''hanna'' panggil seorang lelaki yang lagi lagi memakai pakaian serba hitam,kali ini dia jubah hitam ''bisa ngobrol?'' ''mau ngomongin apa? langsung aja waktuku nggak banyak'' jawab hanna melihat jam tangan yang menunjukkan sudah jam 03.40 pm ''saya minta maaf'' hanna tersenyum sinis ''udahlah,nggak perlu minta maaf segala, anggap aja kita nggak kenal,mungkin kita belum saatnya ketemu'' jelas hanna kemudian menggandeng karyawan kain untuk menjauh dari fariz
sampai di rumah hanna langsung mencari ibu afifah untuk laporan bahwa anaknya sudah pulang
''tadi fariz kesini,ibu suruh nyusulin kamu,kamu ketemu?'' tanya ibu afifah dengan tangan sibuk mengupas jahe ''ketemu,dia minta maaf,tapi hanna bilang nggak'' ''nggak boleh kaya gitu han, kamu harus memberikan kesempatan buat orang yang merasa salah sama kamu'' ''ah ibu mah udah jelas bela dia,udah ah hanna mau masuk kamar aja'' ''enaknya aja masuk kamar, bantu ibu ngaji habis maghrib '' ''iya ibu,hanna bersih bersih dulu'' jawabnya menaiki anak tangga ke kamarnya
kali hanna fokus menyimak setoran hafalan santriwati, metodenya sama seperti ibu afifah salah sedikit mengulang satu ayat sebelumnya,dia nyimak hafalan sampai adzan isya,habis jama'ah isya di lanjut hanna yang deres di simak oleh ibu afifah dan abah zain, setelah itu hanna baru bisa lanjutin jahitannya yang ketunda tadi sore
''hanna kamu belum ke rumah fariz selama kamu menikah, abah kemarin ketemu abi fatah dia nanyain kamu'' ujar abh zain waktu mereka menikmati sarapan paginya ''hanna udah tau, abah sama ibu pasti tetap dukung dia dari pada hanna anak kandungnya'' ''bukan kaya gitu nak, setiap orang yang berpasangan pasti ada selisihnya, itu yang menjadi benih-benihnya cinta,selesaikan baik baik cari jalan keluarnya,kalau kamu kaya gitu nggak akan selesai'' jelas abah zain ''iya bah'' ''jangan iya iya aja,nanti kalau fariz kesini temuin'' lanjut ibu afifah ''iya ibu''
Baru tadi di omongin,fariz datang ketika abah sama ibu pergi undangan,mau nggak mau hanna nemuin fariz karena hanna sudah terlihat oleh fariz
''mau minum apa biar disiapin?''
''nggak usah, kamu mau ngobrol aja saya udah senang'' ''nanti bilangnya nggak ditawarin minum'' ''nggak dong, kamu jadi kuliah di jakarta?'' ''jadilah besok jumat berangkat'' ''tinggal dimana disana?'' ''aku udah cari kost yang dekat kampus,kenapa?'' ''ni ada apartemen nganggur dekat juga dari kampus yang kamu bilang'' ujarnya meletakkan kartu akses apartemen ''punya siapa?'' ''punya kamu sekarang,udah komplit kamu tinggal bawa baju aja'' ''kenapa kamu tiba-tiba baik sama aku?'' ''ya aku mah baik,kamu aja yang nggak kenal aku'' hanna menatap fariz tajam ''kamu pasti punya kemauan'' fariz tersenyum
''ya udah kita bikin perjanjian aja,kamu punya kemauan, aku juga punya''
''perjanjian?''
hanna menjelaskan kalau dirinya masih ingin bebas tanpa larangan meskipun fariz suaminya,sedangkan fariz juga punya aturan untuk hanna,mereka debat panjang kali lebar untuk menyetujui apa yang hanna dan fariz inginkan
Mereka berjabat tangan dengan senyuman licik
''besok ada acara di rumah mbak halimah, walimah anaknya khitan, saya jemput pagi ya'' ujar fariz ''emang abah ibu nggak datang? Aku bareng mereka aja'' fariz langsung membacakan surat perjanjian keempat ''oke oke, udah kan ini aja yang mau diobrolin, aku sibuk'' ''silahkan lanjutin jahitanmu, saya juga mau pulang'' ''satu lagi,jangan pakai kata saya,aku kamu aja biar enak didengar,kelihatan banget kamu tua'' ''oke'' jawab fariz keluar dari rumah hanna
waktu hanna ketemu fariz,fariz lagi lagi berpakaian hitam hitam,kali ini dia nggak tahan untuk ngungkapin kerisihannya terhadap pakaian fariz
''satu lemari kamu hitam hitam semua isinya?'' pertanyaan hanna ketika bertemu dengan fariz ''emang kenapa dengan hitam?'' ''aku liatnya gerah,dari pertama kita ketemu pakaianmu hitam terus'' ''jadi kamu merhatiin aku?'' gurau fariz mendekati hanna ''nggak usah dekat-dekat'' tanggap hanna mendorong fariz sambil jalan keluar
mereka ke toko baju terlebih dahulu sebelum ke tempat acara,hanna merubah penampilan fariz yang tadinya hitam menjadi warna coklat muda
''oh bilang aja kamu pengen couple dengan aku'' ucap fariz masuk ke mobilnya,hanna melihat baju yang ia kenakan juga warna coklat,hanna menghela nafas ''terserah deh apa yang kamu tanggap,yang penting bukan hitam lagi'' jelas hanna sambil mantengin hpnya
sampai ditempat acara,hanna jalan dibelakang fariz,dia ngumpet dari sinar matahari yang sudah mulai naik ke atas kepala,selain itu dia juga malu karena banyak santri yang berkeliaran dan tamu undangan yang berdatangan,mereka datang kebetulan lagi acara solawat,fariz maju ke grub hadroh untuk menjadi slah satu pemain darbuka,hanna duduk di kursi depan dengan saudara fariz
''tumben banget fariz mau seragam,itu kamu yang nyuruh?'' tanya halimah, hanna tersenyum ''suara ibumu pasti nurun ke kamu,ayo solawat thola'al,kiai mau naik panggung'' ujar umi khodijah menyodorkan mikrofon,hanna tersenyum malu sambil menerima,waktu hanna buka suara,orang orang pada mencari sumber suara yang merdu itu,bahkan fariz pun ikut mencari sumber suara itu,bertanya ke sekeliling orang yang ada disitu,dia baru menyadari waktu mahalul qiyam dan mereka berdiri,hanna terlihat menutup matanya dan khusyuk dalam mahalul qiyam di mikrofon,fariz terpukau melihat hanna sampai hpnya nggak lepas untuk merekam istrinya
Acara selesai,mereka makan bareng bersama para ulama yang datang,ngak sedikit juga yang kenal hanna sebagai anaknya abah zain
''kamu nginap aja disini,banyak kamar kosong tenang aja'' ujar zaina kakak pertama fariz,hanna tersenyum sebelum menolaknya,dia menjelaskan kalau dia udah mau berangkat ke jakarta untuk melanjutkan pendidikannya
''aduh,anak cewek ngapain merantau jauh,apalagi cuma buat jahit,disini banyak les jahit'' tanggapnya,hanna tersenyum ''fariz punya penghasilan apa yang kamu cari lagi han?" tanya halimah,disitu hanna cuma tersenyum waktu hampir semua saudaranya memojokkan dia ''baju juga sekarang banyak yang bagus,kalau kamu bikin brand sendiri pasti sulit untuk naiknya'' ''kamu suaranya bagus,nggak perlu jahit aja pasti banyak yang mengundangmu'' lanjut zaina,hanna nggak bisa menjawab,dia cuma mengaduk makanan yang ada dipiring dan menelan makanannya dengan pelan
banyak orang yang meremehkan,banyak orang yang memandang dengan sebelah mata ketika hasil belum terlihat didepannya mata,nggak perlu putus asa,hasil memang belum ada tapi usaha pasti ada hasilnya
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments