Early Matchmaking
Kelulusan sekolah menengah atas menjadi lulusan yang paling sedih, mereka melanjutkan hidup tergantung dengan ekonomi atau akademik yang mereka miliki.
Tapi banyak sebagian orang yang memiliki akademik yang baik memilih untuk berhenti mengejar cita-citanya dan banting setir untuk menjadi pegawai untuk membantu perekonomian keluarga,ada juga yang ekonomi mendukung tapi dia bermalas malasan untuk belajar.
Kadang hidup memang tidak adil,tidak berpihak kesiapapun kecuali mereka berusaha sekuat tenaga,itupun kalau beruntung,kalau gagal?
Hanya bisa pasrah,menjalin hidup yang masih panjang dengan keadaan apapun di depannya.
Hanna ghania afifah sering di sebut hanna, seorang anak ulama yang memiliki pesantren dengan murid ribuan,keturunan arab dan khatam hafalan al quran di umur 15 tahun,dia memiliki badan yang bagus tak jarang orang mengiranya orang luar,bukan hanya badan dan mukanya yang bagus,pakaian hanna yang ia jahit sendiri menjadi perhatian banyak orang.
🐼
hobinya memang di bidang fashion,meskipun di tentang keluarga,hanna rela melakukan apapun untuk membeli alat yang mendukung hobinya.
''hanna,udah baca al quran berapa juz main alat jahit?'' suara abah zain membuka kamar hanna,hanna tidak mendengar suara pintu terbuka atau suara abah zain,dia terlalu fokus dan suara mesin mengalahkan suara tersebut,abah zain mengulangi pertanyaannya lagi tapi tidak ada respon sedikitpun,dia mencabut saklar yang nyambung ke mesin jahit,hanna menoleh kearahnya dan mendelik kaget melihat abah zain yang mengerutkan keningnya,hanna tertunduk
''abah udah tanya kamu 3 kali kamu nggak dengar?mesin jahitnya abah pindah!nggak ada tapi tapian!'' jelasnya sedang suara lantang,hanna berlutut memohon ke abahnya
''maafin hanna bah, itu hadiah hanna lo bah''
biasa dengan sifat Hanna yang begitu,abah zain pergi tanpa ucapan.
Hanna menutup kamar dan kembali melanjutkan baju jahitannya,kali ini dia menjahit gamis dengan pola glamor untuk persiapan acara perpisahan dengan temannya yang akan perpindahan kuliah di luar negeri.
🐼
''hanna...ayo simaan'' suara wanita lembut memasuki kamar Hanna ''ibu bentar,Hanna lagi di kamar mandi'' ''ibu tunggu di aula 5 menit lagi harus sampai,nggak ada alasan''
pintu kembali tertutup,Hanna buru buru mengusap wajah pakai handuknya sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan,Hanna lari terbirit birit sambil memakai muknanya.
sampai di samping ibunya,mic langsung di kasih ke hanna
''udah sampai mana bu?'' tanya Hanna menutup mic pakai satu tangannya, ibu afifah kembali merebut mic dan melanjutkan hafalannya yang di depan ratusan santriwati yang sedang menyimaknya
Hanna merasakan nggak enak,pasti akan terjadi hal yang tidak diinginkan,benar saja usai solat isya berjamaah,hanna di suruh mengikuti ibu afifah ke kamarnya.
''abah,ibu setuju sama orang tadi,hanna memang perlu di bimbing langsung, kita nggak cukup untuk hanna''
mendengar ucapan ibu afifah,hanna melotot ke arah abah zain dan ibu afifah dengan penuh pertanyaan
''abah,ibu maksud kalian apa? Bimbing siapa?'' tanya hanna bingung ''tadi ada orang yang melamar kamu,tadi ibu mikirnya kasihan kamu masih kecil tapi lihat kamu tadi dan dengar cerita abah kamu memang harus di bimbing langsung secara mandiri''
seketika tubuh hanna bergemar, seperti mimpi mendengar ucapan ibu afifah,brosur di tangan hanna tertutup mukena diremas tangan hanna, tatapan penuh berkaca kaca melihat ke arah abah zain dan ibu afifah.
''abah ibu,hanna itu punya cita-cita'' ujarnya dengan sesak menahan tangisannya ''ibu sama abah tau hanna, kamu udah berapa kali fokus sama mesin jahit kamu tanpa mendengarkan kita sebagai orang tua kamu? Kamu nggak mau mondok kami setuju, kamu juga sering pergi sama teman temanmu itu tanpa izin sama kami kan? Ibu sama bah tau hanna, ini udah keputusan terakhir ngak ada alasan lagi kamu menolak'' ''hanna,kamu harus tau abah sama ibu melakukan ini demi kebaikan kamu,di luaran sana banyak pergaulan bebas yang kamu nggak tau,abah sama ibu nggak mau kamu terjerumus dalam pergaulan itu'' ujar abah zain memeluk hanna yang masih menangis
''hanna udah lulus ujian universitas yang hanna impikan bah'' ujarnya dalam pelukan abah zain,abah zain mengelus kepalanya
Hanna memang suka membantah, tapi kali ini dia nggak bisa berkutik, dia mengurangi kegiatannya yang suka gambar desain baju dan menjahit, kini dia lebih banyak mengikuti kegiatan yang ada di pesantren, entah itu menjadi guru mengaji atau melafalkan Al quran yang di simak oleh santriwati,kadang juga dia mengikuti kajian yang di pimpin oleh ibunya
Semua itu hanna lakukan untuk mengubah pandangan abah zain dan ibu afifah.
🐼
''abah ibu,hanna izin pergi boleh?'' tanya hanna waktu mereka menikmati makan malam ''udah ketebak hanna,kamu berubah selama ini karena ada maunya, mau pergi kemana?'' tanggap ibu afifah sambil menyuapi adik hanna makan ''hanna besok mau pergi sama temen hanna,kita cewek semua kok bah,cuma berempat,izinin ya,soalnya teman hanna pada mau pergi dari kota ini'' ''boleh hanna,tapi malamnya kamu ikut abah sama umi ya'' jawab abah zain santai ''oke bah, kaya biasanya nggak ikut aja'' jawab hanna dengan senyuman
Sebelum hanna di telefon kakak kakaknya yang lagi menempuh pendidikan di kairo mesir, selain punya adik laki laki yang masih umur lima tahun hanna juga memiliki dua kakak laki laki yusuf dan ali,mereka selisih satu tahun jadi banyak orang yang mengira mereka kembar.
''assalamualaikum wahai adik yang paling cantik'' [yusuf]
''wa'alaikumsalam bang yusuf kak ali, tumben vc jam segini,emang belum pada tidur?'' [hanna]
''disini kan jam tahajud dek,abah sama ibu nggak sama kamu?'' [yusuf]
''nggak bang,tadi hanna langsung ke kamar selesai,in jahit baju'' [hanna]
''abah sama ibu udah setuju kamu kuliah fashion?'' [ali]
''belum si kak,tapi hanna udah lulus seleksi di universitas negeri jakarta'' [hanna]
''coba abang sambungan sama mereka'' [yusuf]
abah bergabung dalam panggilan
''assalamualaikum kakak abang,baru pada solat?'' [ibu]
''wa'alaikumsalam ibu abah, kami udah solat dari tadi'' [ali]
''sehat kalian?'' [abah]
''alhamdulillah sehat abah,abah ibu sehatkan?'' [yusuf]
''alhamdulillah sehat juga, hanna jam segini belum tidur?'' [abah]
''hanna masih lihat brosur bah,hanna kan keterima di universitas impian hanna,jadi hanna boleh kuliahkan?'' [hanna]
''boleh dengan syarat,jodoh hanna di tangan abah'' [abah]
''oke abah hanna setuju,jadi mau daftar ulang kapan?'' [hanna]
''jangka waktunya masih lama kan? Uangnya abah pakai buat yang lain dulu'' [abah]
''iya abah, bang yusuf kak ali hanna matiin dulu ya assalamualaikum'' [hanna]
Hanna mengakhiri panggilan
hati senang tidur pun tenang,meskipun akhir akhir ini banyak hal yang membuat hanna menjadi sedih,keluarganya menyetujuinya hanna lanjutin pendidikan di bidang yang hanna suka sudah menjadi obat sedih bagi hanna,
apalagi besok hari yang paling di tunggu tunggu sama hanna,sekian lama hanna tidak bertemu dengan sahabatnya,besok akan tiba hari dimana mereka melepas rindu dan melepaskan tangan persahabatan mereka dalam jangka panjang.
🐼
jam 09.00 am mereka janjian bertemu di salah satu caffe yang mereka telah booking satu ruangan,hanna datang jam 08.30 am untuk mengejutkan ketiga sahabatnya,dia juga menyiapkan baju kenang kenangan yang ia jahit pakai tangan sendiri untuk mereka.
satu jam berlalu belum ada tanda kedatangan mereka,tapi hanna tetap semangat karena dia membawa kabar gembira untuk para sahabatnya.
waiter datang untuk kembali menanyakan pesanan yang sudah mereka pesan mau di sajikan jam berapa,tapi hanna masih mengulur waktu, sampai jam solat dzuhur hanna memutuskan untuk solat terlebih dahulu sambil hanna pantau dari jendela musola yang menghadap ke parkiran
hanna datang,mereka bertiga mengejutkan hanna dengan dandanan mereka yang sangat glamor dan elegan dengan baju yang hanna sudah siapkan sebelumnya
hanna memeluk satu persatu dan memuji kecantikan mereka
''makasih loh han,nanti aku bawa ke luar'' ujar alena yang mau melanjutkan pendidikan di Australia dengan jurusan manajemen, elena memang orang yang paling pintar di antara mereka,selain itu juga orang tua alena pengusaha ekspor jadi mimpi elena sangat di dukung oleh keluarganya.
beda dengan rizka sahabat hanna juga dia pintar tapi orang tuanya menyuruhnya untuk kerja membiayai adiknya yang masih kecil,bersyukurnya rizka orang yang beruntung mendapatkan beasiswa kedokteran di universitas gajah mada ,jadi dia bisa melanjutkan pendidikan dengan bekerja part tim di jogja.
sedangkan diana dia mengikuti orang tuanya yang mempunyai bisnis di Singapura,dia orang paling males di antara mereka bahkan sekolah pun hanya untuk formalitas,dia ambil jurusan bisnis sesuai arahan orang tuanya.
Hanna nyeritain mimpinya yang kini didukung oleh orang tuanya, mendengar hal itu sahabatnya tentu ikut senang,selain mereka bersahabat mereka juga menjadi saksi perjuangan hanna untuk mewujudkan impiannya.
Sebelum mereka sibuk dengan impian mereka,mereka bersenang senang karaoke,main game dan berjoget joget seolah mereka yang paling senang di hari itu,nggak lupa momen tersebut di abadikan dalam bentuk video ataupun foto.
Hanna fokus nyanyi karena suaranya paling mendukung di antara mereka sedangkan para sahabatnya mereka menyawer hanna dengan uang seolah mereka penonton hanna,tiba tiba mereka sedih karena hanna menyanyikan lagu perpisahan,mereka saling rangkul dan nyanyi bareng.
Waktu berlalu begitu cepat,enam jam sudah mereka bersenang senang,hp hanna tidak berhenti berdering,abah dan ibunya menelpon sudah lebih dari sepuluh.
Hanna berpamitan dengan sahabatnya dan mengganti bajunya,sahabatnya yang sudah terbiasa dengan hanna yang tiba tiba pergi mereka membantu meringkas barang barang hanna,hanna keluar dari ruangan mereka,pandangannya masih tertuju ke sahabatnya yang masih ada dipintu,hanna melambaikan tangan dan tersenyum
''hanna jangan lupain kita ya'' ucap Diana di beberapa langkah hanna
''nggak akan pernah lupain kalian,kalian hati hati ya,maaf aku duluan'' kata kata terakhir hanna dengan senyuman manis di bibirnya
Dari kejauhan,terlihat muka abah zain di dalam mobil hrv hitam tersenyum,hanna menjadi lega melihatnya
''udah solat maghrib?'' tanya ibu afifah yang duduk di kursi belakang sambil menyimak dzaka yang lagi setor hafalan surah pendek ''belum ibu,hanna solat di tempat makan aja''jawabnya sambil menutup pintu mobil
''sekalian tu,make punya di hapus''
''iya ibu'' jawabnya sedikit kesal
Sampai di salah satu rumah makan joglo,mereka berhenti,hanna langsung disuruh solat karena jam maghrib sudah mepet
Selesai salam ibu afifah sudah menunggu hanna di belakangnya,dia melepaskan mukena yang di pakai hanna dan menyuruhnya untuk memakai hijab untuk mempercepat waktu
''ada apa si bu? Buru buru amat'' tanya hanna sambil merapikan kerudungnya
''tamunya udah nungguin kamu,kamu cepetan dikit nggak enak kita'' jawab ibu afifah membantu hanna merapikan kerudungnya
Hanna di gandeng ibu afifah ke ruangan yang ramai orang menanti kedatangan hanna,hanna bingung dengan ribuan pertanyaan yang ada di kepalanya,dia menyalimi tamu muhrimnya satu persatu dituntun dengan ibu afifah,nggak terhitung orang yang memuji kecantikannya, hana cuma tersenyum bingung dengan banyak orang yang ada.
Hanna duduk di samping abah zain dan ibu afifah,Hanna hanya tersenyum di tengah obrolan mereka.
''hanna,di depan kamu ada mas fariz''
hanna mengangkat kelopak matanya,matanya tertuju kepada laki laki memakai peci dan kemeja hitam tersenyum manis ke arahnya dan kembali tertunduk,hanna mengamati penampilannya,memakai jam tangan di tangan kirinya,tangan yang bersih,melihat ke meja bawah,memakai sarung hitam bercorak,dan sandal slop yang cukup hits,dia mengamati penampilannya sampai omongan abah zain tidak terdengar jelas olehnya
''gimana hanna?'' tanya abah membuat sofia tersadar dari fokusnya ''hanna ikut abah aja'' jawab hanna asal
''alhamdulillah'' suara retakan itu membuat hanna bingung,dia menanyakan kepada ibunya,tentang apa yang mereka obrolkan
''kamu kan barusan terima lamaran dia han,kok tanya ibu'' bisik ibu afifah
mata hanna melotot,baru kali ini dia menyesali ucapannya,nafas menjadi tidak teratur,tangannya sibuk meremas jarinya,tatapanya langsung menghadap ke lantai,keringat dingin mulai keluar dari sela sela jarinya,pikirannya langsung kacau kemana mana,tangannya hancur,dunia langsung berubah tiga ratus enam puluh derajat,dari pagi sampai sore ketawa lepas dengan sahabatnya,malamnya langsung senam jantung.
Kini ia mendengarkan detail orang orang yang lagi membahas pernikahannya,sana sini debat tanggal nikah beserta acaranya,hanna hanya terdiam menunduk,sesekali dia tersenyum ketika seorang meminta pendapatnya,pipi hanna merah mata hanna berkaca kaca,dia menoleh kearah ibunya yang ikut berdebat masalah pernikahan,dia menghiraukan tatapan hanna,seolah hanna tidak menghadap kearahnya.
~bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments