Mawar meyimpan cincin pemberian Dimas ke dalam laci,dalam hati ia mengucap sebuah kata, atau mungkin ini sebuah janji untuk dirinya sendiri.
Dimas maafkan aku, aku berharap engkau kelak bahagia bersama yang lain. Memang kita takkan pernah bersama lagi, karena Aku mungkin bukan jodohmu. Aku telah kau tinggalkan di saat pernikahan kita, beruntung dia mau menerimaku. Aku sekarang tlah dimiliki orang lain, semua kenangan kita hanya akan menjadi masalalu .Masalalu yang akan terkubur seiring berjalannya waktu, mencintaimu, mengenangmu, hanya akan semakin menyakitiku. Aku akan mencoba membuka hati untuk suamiku. Dia menerimaku dengan segala kekuranganku, dengan semua keterbatasanku. Disaat aku dalam rapuh, Dia memberiku kekuatan, walau perasaan ini mungkin awalnya hanya sebuah penerimaan, namun aku yakin aku akan bahagia.
Sambil terus menatap lekat cincin pemberian dari Dimas. Kemudian ia membuka laci dan menjatuhkan cincin kedalamnya, Mawar menutup laci itu kembali.
Mawar berharap suatu saat jika bertemu Dimas akan mengembalikan cincin itu lagi. Ia merasa tidak ada hak lagi untuk memakainya.
Sebelum kantuk datang, beralih ia mainkan gawainya, ia juga mengganti sim card nya.
Semua nomor teman, serta keluarga ia pindah, dari sim lama ke sim yang baru.
Kecuali ada satu nomor yang ia delete dari daftar kontaknya. Untuk memulai sebuah awal yang baru terkadang kita juga perlu harus membuang kenangan lama.
Tiba tiba muncul rasa rindu pada orang tua nya." Gimana kabar Bapak dan Ibu aku sudah lama sekali tak meneleponnya. Aku harus segera kasih kabar, agar tak terlalu mengkhawatirkanku."
Mawar mencoba menghubungi orang tuanya, karena semenjak menikah belum pernah menghubungi Ibu maupun Bapaknya Walau hanya sekali.
"Assalamualaikum Bu ," terdengar suara Mawar sedang melakukan panggilan.
"Waalaikum salam Nduk ini nomor kamu baru ya Nduk ," ternyata yang menerima telepon dari Mawar adalah ibunya.
" iya Bu,gimana kabar ,Ibu ," suara mawar dari kejauhan.
"Ibu baik Nduk, Bapak juga baik, Ibu malah kuatir sama kamu. Gimana nduk?"
"Apanya yang gimana, Bu?" tanya Mawar lagi.
"Gimana suamimu itu? Apa dia baik sama kamu?"
"Mmm, Mas Dirga ... baik , Bu."
"Kalau dia baik sama kamu, kamu harus juga jadi istri yang baik, melayani dia, kebutuhannya diperhatikan, jangan malas malasan. Pagi bangun segera masakin apa kesukaannya." Imbuh Bu Rasmi menasehati putrinya.
"Iya, Bu." Mawar mengangguk.
"Ibu sempat khawatir Mawar ,Ibu khawatir klo suamimu orang yang gak bener. Kerjanya gak bener.Tapi setelah kamu kasih tau Ibu jadi lega."
"Nggak Bu, kerjanya inshaallah halal Bu. Mawar juga belum tau kerjanya dimana?"
"Kapan kamu bisa kesini Nduk?" Bu Rasmi seperti rindu berat dengan putrinya itu.
"Belum tau Bu,nanti klo kesana Mawar kabari ya!."
"Ya sudah Bu. Hari sudah malam ibu istirahat dulu, wasalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Bu Rasmi kemudian menutup panggilannya.
Tiba tiba kantuknya datang menghampiri.
Tangannya meraih remote TV segera ia matikan TV dan lampu utama, kini tinggal night lamp yang menerangi ruang kamarnya.
Baru saja mata terpejam sebentar ,terdengar samar samar pintu diketuk dari luar.
"Siapa ya?" Mawar dengan malas berjalan menghampiri pintu.
"Sayang kamu udah tidur apa belum?"
terlihat di ambang pintu ternyata Dirga yang mengetuk pintu tadi.
"Aku baru saja tidur, ada apa Ga?" Mawar bertanya balik karena tumben sekali Dirga malam-malam mendatangi kamarnya.
"Aku malam ini pengen tidur disini." Dirga pura pura ngantuk dan menempelkan badan nya ke pintu.
Tiba tiba raut wajah Mawar berubah jadi kesal. "Dirga kamu udah janji kalo kita_"
Belum selesai kalimatnya, Dirga sudah memotong pembicaraan Mawar.
"Malam ini aja sayang, soalnya AC dikamarku rusak, ini gerah sekali. kamu tega aku nggak bisa tidur?" Ucap Dirga, Wajahnya memelas sekali.
"Ayolah sayang please!"
Mawar mengangguk, tanda setuju kemudian membiarkan saja Dirga masuk.
Dengan semangat ia merebahkan tubuhnya di ranjang sebelah kiri. Dirga memberi Mawar tempat di sebelah kanan. Kebetulan ranjang itu sangat besar karena ukurannya mungkin size Xxl, cukup luas untuk mereka tempati berdua.
Dalam hati Mawar berfikir keras bagaimana ia bisa melewati tidur malam ini.Akhirnya ia sandarkan tubuhnya di sofa.
"Kenapa kamu tidur di situ sayang?
Sini saja di sebelahku." Sambil tangannya menepuk bantal di sebelahnya. "Tenang aja aku nggak akan menggigitmu malam ini." Dirga tersenyum melihat tingkah Mawar yang menghindarinya.
"Iya kamu tidur dulu sebentar lagi aku juga akan kesitu." Mawar mengambil buku novel yang tergeletak di meja, dan sesekali ia menguap.dalam benaknya ia lebih memilih akan tidur di sofa. Akhirnya mereka berdua terlelap dalam tidur masing masing.
Ketika bangun di pagi hari alangkah terkejut Mawar, melihat dirinya ternyata sudah seranjang dengan Dirga, bahkan Dirga tidur dalam posisi memeluknya.
Mawar segera bangkit dari tidurnya dan memeriksa semua baju yang ia kenakan. Hati Mawar lega karena ternyara baju yang ia kenakan masih utuh tak ada yang terbuka satu pun..
Dengan hati dag dig dug karena kaget, Mawar mengatur nafasnya sesaat, kemudian Ia segera ke kamar mandi, untuk segera membersihkan dirinya dan mandi dibawah gemercik air shower.
Kemudian selesai sholat subuh, Mawar turun kebawah membantu Bi Susi.
Dirga yang sebenarnya sudah bangun sejak tadi, tersenyum melihat tingkah istrinya. karena sejak tadi ia mengamati
Karena sesungguhnya malam ini adalah hari yang menegangkan baginya, Namun ia hanya berani mencuri satu kecupan di kening istrinya. ia takut kalau Mawar terjaga dari tidurnya. dan memergoki ia telah berani tanpa izin menhecupnya.
Dirga adalah laki laki normal bagaimanapun keinginannya untuk melakukan lebih, pasti ada. Hasratnya bisa saja muncul kapan saja setiap di dekat Mawar, namun dengan segenap jiwa raga ia menahannya.
"Nyonya, kenapa tuan belum bangun? Ini sudah jam tuan berangkat ke kantor." Bibi yang sedang menata piring di meja makan mengingatkan Mawar untuk segera membangunkan Dirga yang masih di kamarnya. Supaya tuannya tidak tergesa gesa ketika berangkat.
"Oh iya! biar aku bangunkan Dulu." Mawar segera naik ke atas tangga untuk segera membangunkan Dirga.
Bibi memperhatikan Mawar yang menaiki anak tangga, kini mengerti klo ternyata tuannya sudah tidur di kamar yang sama, dalam hati bibi ikut tersenyum lega karena ada kemajuan pada hubungan mereka.
Sesampai di kamar dilihatnya Dirga kembali tertodur lagi.
"Ga, ayo bangun kamu nanti telat! Ini sudah pukul setengah tujuh."
"Ga, bangun Ga." Mawar mencoba menggoyangkan tubuh suami nya pelan pelan.yang terjadi diluar dugaan, Dirga malah menarik tubuh Mawar. Dengan seketika tubuh Mawar terjatuh pada pelukannya.
"Aku ambil cuti 2 hari ,Sayang." Kita akan berkunjung ke rumah Bapak dan ibu. Tentu kamu juga udah kangen kan?"
Mawar mengangguk pelan, dalam kesempatan ini Dirga ingin mengecup bibir Mawar, namun Mawar menolaknya
"nggak mau kamu masih bau, baru bangun tidur gosok gigi dulu."
kemudian Mawar melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan kamar. Langkahnya susul oleh Dirga dibelakangnya.
****
Selesai sarapan pagi Dirga dan Mawar bersiap siap untuk mulai perjalanan, Ia masukkan beberapa baju ganti, dan semua keperluan yang dibutuhkan selama disana.
"Sayang, kita berangkat sekarang, ya."
"Bibi di rumah aja, nggak apa kan saya tinggal sendiri, Bi?" Dirga meminta persetujuan Bi Susi.
"nggak apa -apa tuan." Jawab Bibi dengan wajah tidak keberatan.
Dirga memang tidak setajir Dimas yang dirumahnya ada Sekuriti, Body guard, Sopir pribadi dan banyak ART.
karena mengingat Dirga awalnya juga cuma sendiri yang tinggal di Surabaya. Jadi ia lebih memilih sederhana saja, hanya ditemani Bi Susi.
Mawar dan Dirga meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara. Mobil Dirga segera keluar dari garasi rumahnya.
Sampai di depan pusat perbelanjaan Dirga menepikan mobilnya. Tak lama ia menyodorkan sesuatu pada Mawar, "Sayang ini Kartu kredit dan ATM, ini bisa kamu pakai."
"Tapi aku juga masih ada uang,Ga, sepertinya ini semua, aku belum membutuhkan."
Mawar sebelumnya memang bekerja walaupun sedikit gajinya namun tetap ada sisa untuk ditabung.
"Iya aku tau kamu ada uang. Tapi ini kewajiban aku sebagai suami kamu."
"Sekarang kita masuk kedalam dulu, kita beli oleh-oleh buat Bapak dan Ibu." Akhirnya Mawar dan Dirga memborong kue, snak, buah, dan banyak baju untuk oleh-oleh.
Didalam mobil sering kali mereka saling pandang dan berakhir senyum malu malu. Perjalanan menuju rumah Mawar tidaklah lama, hanya butuh waktu 4 jam mereka udah sampai. Rumah Mawar terletak di perumahan sederhana di pinggiran kota, Sebelum sampai ia harus melewati gang-gang kecil.
#semoga readers suka..
jangan lupa tinggalkan jejak nya ya gaes.
agar author lebih semangat lagi. bisa klik suka, atau kasih votenya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Lina Lina
malu2 ya ... begini nih klu nikah dulu baru kenalan dan pdkt 🤭🤭🤭
2022-08-31
0
Lina Lina
nah gitu dong mawar.. semangat ya mawar..
2022-08-31
0
Suzieqaisara Nazarudin
Seperti pasangan perjodohan lain lain novel juga,pasti lelaki yg cepat menerima pasangan nya,baru berapa hari pernikahan aja udah manggil SAYANG,kalo cewek mah masih malu atau gengsi gitu...😅😅😅
2022-08-05
0