Setelah makan siang, pak Rahmat mengajak putranya untuk mengobrol, Yuda mengikuti pak Rahmat menuju ruang tamu, sementara Afifah membantu merapikan meja makan dan membereskan piring-piring kotor bekas makan mereka.
Selesai memcuci piring, Afifah menghampiri ibu mertuanya yang sedang melipat baju,
"Maafkan anak ibu ya neng," Ibu Sri mengawali percakapan.
"Minta maaf untuk apa bu?"
"Sebulan ini Yuda tak bekerja, pasti neng menjadi susah, ibu jadi kepikiran bagaimana kalian memenuhi kebutuhan sehari-sehari, terutama makan," raut wajah Ibu Sri terlihat sedih,
"Bahkan kalian tetap mengirimi kami uang, dan itu membawakan sembako segala," tambah bu Sri sambil menunjuk bawaan yang tadi di bawa Yuda dan Afifah.
Afifah menggenggam tangan bu Sri,
"Insya Alloh kami masih ada tabungan bu, saya juga berjualan, Alhamdulillah ada lebihnya. Tapi Mas Yuda melarang saya menggunakan uang hasil jualan saya bu, kata Mas Yuda di simpen aja."
"Lagian saya senang sebulan ini Mas Yuda jadi sering di rumah bu, biasanya sibuk kerja, itung-itung mengistirahatkan tubuh Mas Yuda, bu"
"Alhamdulillah, ibu bersyukur mendapatkan menantu seperti neng, Ibu selalu minta Yuda diberi jodoh terbaik, Alhamdulillah neng jawaban do'a-do'a ibu, mudah-mudahan rumah tangga kalian selalu sakinah, mawadah dan warahmah dan segera dapat momongan."
"Aamiin, terus doakan kami ya bu."
"Selalu neng, Insya Alloh kalian semua anak-anak Ibu selalu Ibu do'akan. Terus gimana tentang rencana kerja Yuda merawat orang sakit?"
"Saya mendukung dan ikut apapun keputusan Mas Yuda bu, "
"Ini Ibu ada sedikit perhiasan dan tabungan, jika kalian membutuhkan, dipakai saja,"
Bu Sri menyodorkan dompet yang berisi perhiasannya dan uang dalam amplop.
Afifah kaget saat bu Sri menyimpan perhiasan dan uang tersebut di pangkuan Afifah, karena tak kunjung Afifah ambil,
"Terima kasih bu atas perhatiannya, ibu simpen saja untuk kebutuhan ibu dan bapak, insya Alloh kami masih ada bu, nanti kalau kami perlu, kami akan meminta,"
Afifah menyodorkan kembali perhiasan dan uang ke arah bu Sri, sudah menjadi tekad Yuda dan Afifah sejak menikah, agar selamanya jangan sampai menyusahkan orangtua mereka, terutama soal materi.
Karena disambil ngobrol, pekerjaan melipat baju jadi terasa cepat.
"Kalian mau menginap?"
"Sepertinya enggak bu, pulang dari sini kami mau ke rumah mamah dulu, nanti langsung pulang ke rumah dari rumah mamah."
"Iya nggak apa-apa, titip salam untuk mamah mu, yuk temenin ibu masak, bisa buat di bawa pulang nanti sekalian."
Afifah menuruti permintaan ibu mertuanya, bersama menuju dapur dan mulai meracik makanan.
¤¤FH¤¤
Sebelum sholat ashar, Yuda dan Afifah pamit hendak ke rumah mamahnya Afifah, sekalian pamit langsung pulang, nanti ga mampir lagi.
Ibu Sri membekali Anak menantunya lauk matang supaya nanti tak perlu memasak begitu sampai rumah, tak lupa beragam sayuran dan buah-buahan hasil panen di kebun. Juga menitip beberapa sisir pisang untuk mamahnya Afifah, kebetulan pak Rahmat tadi pulang membawa setandan pisang.
Hanya lima belas menit, mereka sudah sampai di depan pagar rumah Afifah, bergegas Afifah turun dari motor terlebih dahulu untuk membukakan pagar.
Merasa ada yang membuka pagar, mamah Ajeng membuka sedikit gorden hendak melihat siapa yang datang, begitu melihat anak dan menantunya yang datang, bergegas mamah membukakan pintu, dan langsung memeluk Afifah begitu Afifah sampai di depannya,
"Mamah kangen, kemana saja kalian, jarang main,"
Yuda yang baru datang sambil menjinjing barang bawaan dan titipan bu Sri langsung mencium punggung tangan mamah mertuanya,
"Maaf mah, baru sempat kesini,"
"Ayo masuk, kalian sudah makan? Mamah kebetulan masak agak banyak, ternyata putri cantik mamah berkunjung."
Mereka meng-iyakan ajakan makan mamah, tadi di rumah orangtua Yuda, sengaja Yuda dan Afifah hanya makan sedikit, karena pasti akan di suruh makan lagi di rumah mamah Ajeng, mereka makan lagi, tak mengapa sedikit untuk menghormati dan menjaga perasaan orangtua tentunya.
"Bu ada salam dari ibu Sri, dan ini kiriman pisang buat mamah dari ibu, kebetulan tadi Mas Yuda ada perlu sama bapak, jadi kesana dulu,"
"Iya nggak apa-apa neng, mau ke mana dulu sama saja, sama-sama orangtua kalian,"
Mamah Ajeng hanya menemani makan, Yuda dan Afifah pun makan tak terlalu banyak, karena sebenarnya mereka masih kenyang.
Selesai makan, Yuda dan Afifah menceritakan keadaan mereka saat ini, mamah Ajeng turut prihatin dengan keadaan mereka, dan hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk keduanya.
Mamah pun setuju jika Yuda ingin menerima tawaran kerja tersebut, hanya saja mamah memberi saran, supaya Afifah jangan dulu ikut pindah, takutnya nanti ga betah, jadi ga harus repot-repot pindahan lagi. Setidaknya menunggu untuk satu bulan pertama.
"Jika di rumah merasa kesepian, neng tinggal disini saja dulu sementara,"
Yuda menerima saran mamah, menjadi bahan pertimbangannya dalam mengambil keputusan.
Selepas maghrib mereka pamit pulang, meminta maaf karena tidak menginap. Perhatian orangtua sebesar apapun seorang anak, tetap menganggap anak-anaknya masih kecil, setelah tadi bu Sri membekali mereka lauk matang, sayuran juga buah-buahan hasil panen dari kebun, begitu pun mamah, mamah membekali banyak makanan kering, untuk stok di rumah beliau beralasan.
¤¤FH¤¤
Mereka sampai hampir pukur 21:00, ketika akan membuka pintu rumah, keluar bu Midah, tetangga sebelah rumah, memberi tahu, jika tadi ada perempuan seksi bertamu menjelang maghrib, menunggu lama, baru pulang menjelang isya.
Yuda dan Afifah mengucapkan terima kasih karena sudah diberi tahu. Begitu bu Midah masuk rumah, Yuda dan Afifah saling pandang dan menghela nafas berat.
BERSAMBUNG
Mohon maaf Yuda dan Afifah baru up lagi.
Terima kasih bagi yang sudah mampir membaca, mohon bantuan like dan vote nya. Kritik dan saran sangat ditunggu.
Selamat membaca.
Garut, 14 Okt 2020.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Neni Bunda Alif
iih dasar pelakor.....kaya si amanda manopo......
2022-05-19
0
Nurshaleha Enuy
itu pelakor apa Ummu Sibyan ? datengnya magrib2 🤣
2022-02-04
1
Desi Hes
orang yg punya ambisi salah tidak tau arti mencintai..cinta itu tulus dan klu kita cinta pasti kita relah melihat orang yg kita cintai bahagia..cinta dlm diem aja dan mendoakan dlm kebaikan
2021-10-19
0