" Iya Bram istri kamu Mikha sedang hamil, dia sedang mengandung anak kamu cucu pertama mama, ya ampun,, mama senang sekali, terimakasih tuhan ! " jelas mamanya Bram dengan wajah senang.
Bram langsung menatap Mikha dengan wajah yang sangat serius, tatapannya yang penuh tanda tanya seakan ingin mendengar langsung dari mulutnya Mikha jawaban yang sebenarnya.
Melihat Bram menatap heran terhadapnya, Mikha langsung menjelaskan pada Bram.
" Iya mas, aku sedang mengandung buah cinta kita, tadi sudah aku periksakan ke dokter katanya kandunganku memasuki satu bulan mas " jelas Mikha dengan wajah merona kebahagiaan.
" oh ya, berani sekali kamu bilang itu anakku, memangnya kapan kita melakukannya ! "
"Bram tolong jaga sikap ! jangan seenaknya kamu menuduh Mikha seperti itu, ingat Bram sudah hampir 2 tahun kalian menikah, mama tidak percaya kalau kamu belum pernah menyentuh wanita secantik Mikha, walaupun kamu tidak suka dengan Mikha, hargai perasaan dia Bram jangan menuduhnya yang bukan-bukan " Teriak mamanya Bram dengan mata bulat yang melotot.
sambil menangis tersedu-sedu Mikha ikut menjelaskan juga pada Bram, berharap kalau Bram percaya dan akan bersikap baik padanya.
" Iya mas, kamu harus percaya kalau ini anak kamu, apa kamu lupa ? satu bulan yang lalu saat teman kamu dari London itu ngadain pesta kamu kan mabuk mas,, kamu gak sadar diri malam itu, walaupun Selama ini kamu sangat membenciku dan menjaga jarak dari ku, tapi malam itu kamu memaksaku kan mas" Mikha menangis sambil memegang perutnya.
" Aku ingatkan sekali lagi sama kamu Mikha, jangan pernah mengada-ada aku tidak suka, jangan buat aku tambah benci sama kamu, bisa-bisa nanti aku usir kamu dari rumah ini " jelas Bram sambil menunjuk, ke arah pintu.
Mikha sangat terkejut dengan tuduhan Bram, dia langsung bangun dan memeluk mamanya Bram.
" ma,, lihat kelakuan mas Bram terhadap ku ma, teganya dia menuduh ku padahal jelas ini anaknya Bram, mama percaya kan kalau Bram memang sudah berhubungan dengan ku, aku punya buktinya ma "
Bram tambah marah melihat kelakuan Mikha yang mencoba mendekati mamanya.
" Mikha ! dengar baik-baik, jangan sampai anak si Mario itu kamu bilang anakku, aku tidak pernah menikmati tubuh mur4han kamu itu ! "
" Ya Tuhan teganya kamu mas berfikir seperti itu sama aku, Mario itu cuman sahabat ku, ini mas akan aku perlihatkan sama kamu buktinya, sebentar aku ambil dulu " Mikha langsung membuka handphone yang ada di tangannya.
" Iya mana coba aku mau lihat ! " Tanya Mario dengan wajah menantang.
" Iya mana nak, mama mau lihat juga"
Mikha pun menunjukkan handphone yang ada di tangannya, iya memperlihatkan kepada Bram dan mamanya foto yang ada handphone tersebut, terlihat disana Mikha dan Bram dalam satu selimut tanpa ada pakaian lain di tubuhnya. Dengan posisi Mikha tersenyum kearah kamera handphone, dan Bram tertidur pulas di sampingnya.
" tuh kan ma, mama bisa melihat sendiri kan dengan jelas kalau di samping Mikha itu Bram, bukan Mario "
" wah,, wah,, wah,, benar-benar fantastis, entah bagaimana kamu bisa mendapatkan foto itu, yang jelas aku tidak pernah merasa kalau aku pernah berhubungan bad4n sama kamu, camkan itu! "
Tunjuk Bram ke arah Mikha.
" hentikan Bram ! mama tidak habis fikir sama kamu, apa sih yang membuat kamu berubah seperti ini, mama tidak pernah mengajari kamu untuk tidak menghargai istri kamu, kamu sudah tidak lagi seperti Bram anak mama yang dulu, bukan hanya sukses dan smart, tapi kamu tau bagaimana caranya menghargai orang lain, apalagi istri sendiri,, " wajah mamanya Bram terlihat sangat kecewa.
Mikha langsung memeluk ibu mertuanya saat melihat ia membelanya.
" mah, aku berubah seperti ini karena mama dan papa juga, kalian berdua tidak memperdulikan ke inginanku, dan tidak pernah mau tau apa yang menjadi kebahagiaan ku "
Bram mencoba mengungkit masa lalunya, agar mamanya tidak selalu menyalahkan sikapnya.
" sudah Bram, jangan ungkit-ungkit itu lagi, kamu tidak pernah lupa kan, kalau papa kamu itu meninggal karena jantungan, dia shok melihat sifat arogan kamu yang mencoba selalu menyalahkan keputusannya "
seketika air mata Bram mengalir di pipinya, dia bukan lelaki lemah yang gampang menangis, tapi tiap kali mendengar dan mengingat hal itu dia menjadi serba salah, merasa bersalah tapi tidak ingin disalahkan, karena ia merasa dirinya memang tidak bersalah.
" mah, tolong mama jangan menuduhku lagi seperti itu, tidak pernah ada niat dalam hatiku untuk nyakitin papa dengan sikap kasarku, mama tau kan ? saat aku di paksa menikah dengan Mikha, di saat itu pula aku mulai memberontak, itu semata bukan untuk menyakiti kalian, aku hanya ingin mempertahankan kebahagiaanku, tapi kalian tetap mengambilnya dengan paksa dariku, demi apa,, agar kalian bisa mengambil perusahaan papa Mikha yang sudah bangkrut itu kan, hanya karena itu kalian mau mengorbankan kebahagiaanku ! coba mama fikirkan apa salah kalau sifat ku berubah seperti ini? " Bram menjelaskan panjang lebar dengan air matanya yang tidak pernah berhenti mengalir di pipinya.
"Coba lah sesekali kamu melihat dari sudut pandang papa dan mama, keputusan itu kami ambil Hanya untuk kebaikan kamu, bukan kami tamak dengan perusahaan papanya Mikha, kami hanya ingin membantu menghidupkan kembali perusahaan itu lewat tangan kamu nak, sekaligus kami ingin memberikan pendamping yang baik seperti Mikha untuk kamu, bukan wanita seperti Elena mantan kamu itu yang tidak pernah tau cara bersikap sopan dengan mama "
" cukup ma, jangan bahas dia lagi, Bram sudah lama melupakan dia "
mendengar ucapan mamanya Bram, Mikha kembali memeluk ibu mertuanya itu.
" Terimakasih ya ma, berkat mama dan almarhum papa,, hidup Mikha dan keluarga Mikha yang lagi susah jadi teratasi ma, apalagi perusahaan papa Mikha yang sudah bangkrut sekarang sudah maju lagi setelah di pegang mas Bram, Mikha juga sangat senang bisa punya suami seperti mas Bram, walaupun ia tidak pernah mencintaiku "
" Nah Bram kamu dengar kan,, Mikha saja tidak pernah merasa kalau mama dan papa tamak akan perusahaan papanya dia, karena niat kami berdua memang hanya untuk membantu mereka, apalagi untuk anak laki-laki mama satu-satunya, mama tidak ingin kamu salah pilih pendamping "
"pemikiran mama pasti akan selalu seperti itu, kalian hanya ingin aku berada di sudut pandang kalian saja, tapi kalian sendiri tidak pernah mencoba untuk merasakan apa yang hati Bram rasa, akupun tidak pernah berharap lagi mama mengerti perasaanku, tapi tolong mama jangan pernah ikut campur dengan urusan pribadiku lagi, aku mohon ma, aku sudah cukup dewasa untuk bersikap dan mengambil keputusan, sudahlah ma aku tidak ingin berdebat lagi, aku mau mandi dan langsung kekantor " ia pun langsung pergi dari hadapan mama dan Mikha yang terpatung dan diam seribu bahasa setelah mereka mendengar kata-katanya.
Tiba-tiba langkahnya Bram yang sedang menaiki tangga terhenti, dan dia membalikkan kembali tubuhnya kearah mama dan Mikha.
" oh iya ma, perlu mama tau,, cinta itu datang sendiri tidak bisa dipaksa, dan beruntungnya aku karena masih bisa jatuh cinta setelah sekian lama terluka, sayangnya itu bukan sama kamu Mikha ! " Tunjuk Bram ke arah Mikha, ia pun kembali berjalan menaiki tangga.
Mikha langsung manangis lagi.
" Maksud mas Bram apa ma? Mikha tidak mau kalau Bram di ambil wanita lain, siapa sih wanita itu yang sudah tega mencoba merebut Bram dari Mikha? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
✰͜͡v᭄pit_hiats
aya nya #pamajikan kitu patut🤕🤕🤕🤕
2021-09-17
0
Bunda silvia
Aduh mikha akting sinting mana ada selpong tanpa busana sambil senyum hahh keliatan banget liciknya 😅😅
2021-09-07
0
Dewi Dewi Ahmat
huh bkn greget aj ni crta nya..
2021-07-15
0