Bab 5: Aku yang Menyerah, Bukan Karena Tak Cinta

Hujan turun sejak siang, membasahi jendela kamar yang kini hanya menyisakan sepi. Di dalam, aku duduk termenung sambil memandangi pakaian Arvan yang masih tergantung rapi di lemari tak pernah disentuh, tak pernah ia pedulikan.

Gugatan cerai sudah aku ajukan. Bukan karena aku benci, bukan pula karena tak sanggup lagi mencintainya. Justru karena aku terlalu mencintai diriku sendiri, aku memilih pergi dari hubungan yang terus membuatku kehilangan harga diri.

Hari itu, Arvan pulang lebih awal. Tidak biasanya. Ia membuka pintu kamar perlahan, dan saat melihatku duduk memeluk lutut di tepi ranjang, ia terdiam sejenak.

“Kita bisa bicara?” tanyanya.

Aku menoleh. “Tentu. Kita sudah terlalu lama tidak benar-benar bicara.”

Ia duduk di kursi dekat meja rias, posisi yang cukup jauh dari tempatku. Mungkin itu menggambarkan jarak emosional yang selama ini ada di antara kami.

“Aku... kaget saat dapat surat pengajuan cerai itu. Aku kira kamu cuma butuh waktu,” ucapnya pelan.

“Aku memang butuh waktu, Arvan. Tapi kamu tak pernah memberikannya. Bahkan saat aku menangis diam-diam, kamu tetap sibuk dengan duniamu, dengan wanita itu.”

Arvan menunduk. “Aku salah, Nay.”

Aku menarik napas dalam-dalam. “Salah yang diulang terus-menerus bukan khilaf, Van. Itu pilihan. Dan kamu memilih untuk terus menyakitiku.”

Hening. Hanya suara hujan di luar jendela yang terdengar. Suara yang biasanya menenangkan, kini terasa seperti latar dari luka yang tak pernah sembuh.

“Aku nggak tahu harus bagaimana,” lanjutnya. “Aku... memang dekat sama Ailuna, tapi aku nggak pernah niat ninggalin kamu.”

“Dan itu lebih menyakitkan,” ucapku jujur. “Karena aku tahu kamu tak akan pernah pergi dariku, tapi juga tak akan pernah benar-benar memilihku.”

Ia menatapku dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tapi aku sudah lelah. Sudah terlalu sering aku melihat tangisnya, lalu ia kembali dengan luka yang sama di hari berikutnya.

“Aku bertahan selama ini bukan karena kuat, Van. Tapi karena aku berharap kamu akan berubah. Tapi ternyata, harapan itu justru yang paling melelahkan.”

Aku berdiri, berjalan ke arah lemari dan mulai mengambil beberapa pakaian. “Aku akan pindah ke rumah orangtuaku sampai semuanya selesai. Kita bisa bicarakan pembagian aset lewat pengacara.”

Arvan bangkit, berdiri di belakangku. “Jangan pergi...”

Tangannya menyentuh pundakku. Tapi kali ini, sentuhan itu tidak lagi membuatku merasa dicintai. Aku malah ingin menjauh.

Aku berbalik, menatap matanya yang basah.

“Arvan, aku menyerah bukan karena tak cinta. Tapi karena aku tahu, jika aku terus bertahan, aku akan kehilangan diriku sendiri.”

“Beri aku kesempatan...” bisiknya.

Aku menggeleng. “Kesempatan itu sudah aku berikan terlalu sering. Kamu hanya tak pernah benar-benar menggunakannya.”

Malam itu aku meninggalkan rumah yang telah menjadi saksi bisu dari pernikahan yang tak pernah utuh. Aku membawa koper kecil, cukup untuk beberapa hari. Tapi lebih dari itu, aku membawa keberanian yang selama ini terpenjara.

Kupilih bertahan dulu karena cinta. Tapi kini, aku memilih pergi karena sadar bahwa cinta tak pernah cukup jika hanya aku sendiri yang memperjuangkan.

Di tengah perjalanan, aku menatap bayangan wajahku di kaca mobil. Aku bukan lagi Nayla yang dulu yang takut ditinggalkan, yang rela disisihkan. Aku Nayla yang baru, yang tahu bahwa hidup tak seharusnya dijalani dengan air mata setiap malam.

Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, aku merasa... bebas.

Terpopuler

Comments

Mamah dini

Mamah dini

mudah2an pilihanmu yg sekarang ada benarnya nay, jgn diam kalau GK di anggap

2025-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pernikahan Tanpa Nama
2 Bab 2: Aku, Istrinya yang Tak Pernah Ia Lihat
3 Bab 3: Perempuan Bernama Ailuna
4 Bab 4: Surat yang Tak Pernah Kukirimkan
5 Bab 5: Aku yang Menyerah, Bukan Karena Tak Cinta
6 Bab 6 : Hujan di Hari Ulang Tahun
7 Bab 7 : Diam yang Penuh Luka
8 Bab 8 : Perempuan Itu
9 Bab 9 : Bukan Aku yang Ia Cari
10 Bab 10 : Rasa yang Tak Kunjung Pergi
11 Bab 11 : Mata yang Tak Pernah Bohong
12 Bab 12 : Luka yang Tidak Pernah Dipilih
13 Bab 13 : Teman Lama, Luka Baru
14 Bab 14 : Surat yang Tak Pernah Selesai
15 Bab 15 : Di Antara Dua Pilihan
16 Bab 16 : Jalan Pulang yang Berbeda
17 Bab 17 : Perempuan yang Menyembuhkan Dirinya Sendiri
18 Bab 18 : Tak Semua yang Hilang Harus Ditemukan Kembali
19 Bab 19 : Reuni yang Menyudahi Luka
20 Bab 20 : Perempuan yang Kembali Memilih Dirinya
21 Bab 21 : Aku Tak Lagi Menoleh ke Belakang
22 Bab 22 : Langkah yang Tak Lagi Menoleh
23 Bab 23 : Pelan-Pelan, Hatiku Belajar Menolak yang Menyakiti
24 Bab 24 : Luka Lama yang Mengetuk Pintu Kedamaian
25 Bab 25 : Ketika Luka Menemukan Tempatnya Sendiri
26 Bab 26 : Ketika Dunia Mulai Menatap Tanpa Bertanya
27 Bab 27: Ketika Luka Tak Lagi Membutuhkan Peluk
28 Bab 28 : Dia yang Datang Saat Aku Tak Lagi Menunggu
29 Bab 29 : Antara Bayangan yang Kembali dan Cahaya yang Mulai Menyapa
30 Bab 30 : Luka yang Tersingkap di Hadapan Dunia
31 Bab 31 : Aku yang Kau Ingat Setelah Terlambat
32 Bab 32 : Luka yang Tak Bisa Dibagi
33 Bab 33 : Ada yang Tumbuh, Tapi Bukan Lagi Cinta
34 Bab 34 – Bicara untuk Menyembuhkan Luka
35 Bab 35 : Satu Langkah untuk Diri Sendiri
36 Bab 36 : Ketika Masa Lalu Mulai Mengetuk Lagi
37 Bab 37 : Ketika Luka Menemukan Tempatnya Sendiri
38 Bab 38 : Bukan Luka yang Kupilih, Tapi Diri Sendiri
39 Bab 39 : Antara Rasa yang Baru dan Masa Lalu yang Tak Selesai
40 Bab 40 : Luka yang Kembali Menyeret, dan Arvan yang Tak Menyerah
41 Bab 41 : Di Antara Janji Baru dan Rasa yang Teruji
42 Bab 42 : Luka yang Tak Pernah Selesai
43 Bab 43 : Ketika Luka Tak Lagi Bisa Disembunyikan
44 Bab 44 : Rasa yang Belum Selesai, Luka yang Masih Menganga
45 Bab 45 : Hati yang Mulai Ragu, Tapi Masih Ingin Diselamatkan
46 Bab 46 : Lelaki dari Masa Lalu yang Membawa Janji Baru
47 Bab 47 : Tiket yang Tak Pernah Digunakan
48 Bab 48 : Di Antara Dua Pintu yang Terbuka
49 Bab 49 : Dilema Sebuah Awal Baru
50 Bab 50 : Pelan Tapi Pasti, Cinta Itu Menyembuhkan
51 Bab 51: Luka yang Belum Selesai
52 Bab 52 : Di Antara Pilihan dan Peluang Baru
53 Bab 53 : Bertumbuh Bersama Waktu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1: Pernikahan Tanpa Nama
2
Bab 2: Aku, Istrinya yang Tak Pernah Ia Lihat
3
Bab 3: Perempuan Bernama Ailuna
4
Bab 4: Surat yang Tak Pernah Kukirimkan
5
Bab 5: Aku yang Menyerah, Bukan Karena Tak Cinta
6
Bab 6 : Hujan di Hari Ulang Tahun
7
Bab 7 : Diam yang Penuh Luka
8
Bab 8 : Perempuan Itu
9
Bab 9 : Bukan Aku yang Ia Cari
10
Bab 10 : Rasa yang Tak Kunjung Pergi
11
Bab 11 : Mata yang Tak Pernah Bohong
12
Bab 12 : Luka yang Tidak Pernah Dipilih
13
Bab 13 : Teman Lama, Luka Baru
14
Bab 14 : Surat yang Tak Pernah Selesai
15
Bab 15 : Di Antara Dua Pilihan
16
Bab 16 : Jalan Pulang yang Berbeda
17
Bab 17 : Perempuan yang Menyembuhkan Dirinya Sendiri
18
Bab 18 : Tak Semua yang Hilang Harus Ditemukan Kembali
19
Bab 19 : Reuni yang Menyudahi Luka
20
Bab 20 : Perempuan yang Kembali Memilih Dirinya
21
Bab 21 : Aku Tak Lagi Menoleh ke Belakang
22
Bab 22 : Langkah yang Tak Lagi Menoleh
23
Bab 23 : Pelan-Pelan, Hatiku Belajar Menolak yang Menyakiti
24
Bab 24 : Luka Lama yang Mengetuk Pintu Kedamaian
25
Bab 25 : Ketika Luka Menemukan Tempatnya Sendiri
26
Bab 26 : Ketika Dunia Mulai Menatap Tanpa Bertanya
27
Bab 27: Ketika Luka Tak Lagi Membutuhkan Peluk
28
Bab 28 : Dia yang Datang Saat Aku Tak Lagi Menunggu
29
Bab 29 : Antara Bayangan yang Kembali dan Cahaya yang Mulai Menyapa
30
Bab 30 : Luka yang Tersingkap di Hadapan Dunia
31
Bab 31 : Aku yang Kau Ingat Setelah Terlambat
32
Bab 32 : Luka yang Tak Bisa Dibagi
33
Bab 33 : Ada yang Tumbuh, Tapi Bukan Lagi Cinta
34
Bab 34 – Bicara untuk Menyembuhkan Luka
35
Bab 35 : Satu Langkah untuk Diri Sendiri
36
Bab 36 : Ketika Masa Lalu Mulai Mengetuk Lagi
37
Bab 37 : Ketika Luka Menemukan Tempatnya Sendiri
38
Bab 38 : Bukan Luka yang Kupilih, Tapi Diri Sendiri
39
Bab 39 : Antara Rasa yang Baru dan Masa Lalu yang Tak Selesai
40
Bab 40 : Luka yang Kembali Menyeret, dan Arvan yang Tak Menyerah
41
Bab 41 : Di Antara Janji Baru dan Rasa yang Teruji
42
Bab 42 : Luka yang Tak Pernah Selesai
43
Bab 43 : Ketika Luka Tak Lagi Bisa Disembunyikan
44
Bab 44 : Rasa yang Belum Selesai, Luka yang Masih Menganga
45
Bab 45 : Hati yang Mulai Ragu, Tapi Masih Ingin Diselamatkan
46
Bab 46 : Lelaki dari Masa Lalu yang Membawa Janji Baru
47
Bab 47 : Tiket yang Tak Pernah Digunakan
48
Bab 48 : Di Antara Dua Pintu yang Terbuka
49
Bab 49 : Dilema Sebuah Awal Baru
50
Bab 50 : Pelan Tapi Pasti, Cinta Itu Menyembuhkan
51
Bab 51: Luka yang Belum Selesai
52
Bab 52 : Di Antara Pilihan dan Peluang Baru
53
Bab 53 : Bertumbuh Bersama Waktu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!