Hari-hari sebagai pengantin baru tidak seperti yang Zevanya bayangkan, kenapa ia malah merasa seakan mendapatkan ayah baru, karena bukan saja pria itu sabar merawatnya dia bahkan tidak pernah berbuat aneh.
Sudah beberapa hari ini Aezar tidak pernah meninggalkan istri nya, bahkan urusan pekerjaan ia melakukan sepenuhnya di ruang kerja villa, ia hanya pergi seharian kemudian kembali menemani Zevanya.
Zevanya sempat ingin bertanya apakah dia tidak punya kesibukan, tapi ia tahu bahwa sebenarnya pria itu sering begadang melakukan video konferensi perusahaan, tengah malam ia hanya akan naik ke ranjang dan memeluknya sampai pagi, lama-lama itu adalah sebuah kebiasaan dan Zevanya tidak sedikitpun merasa canggung.
Tapi jika memang Aezar sekaya itu, maka baik-baik saja jika ia hanya menemani istrinya berjalan-jalan sore, ia tidak akan miskin karena bolos kerja, kan?
Zevanya terkikik sendiri membayangkan betapa anak buahnya repot mengurusi perusahaan sementara disini sang bos besar sedang menyuapinya buah semangka di taman belakang.
"Apa kau kesurupan?" Aezar memandangnya dengan heran, meski begitu entah bagaimana ia juga ikut terkikik.
Zevanya menelan buah semangka lalu membuka mulutnya lagi, meminta semangka.
"Kau harus menjawab dulu, Nyonya" Aezar menolak untuk memberikan semangka, membiarkan tangannya tergantung tak jauh dari mulut zevanya.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya senang karena kau menyuapi ku, meski ayah menyayangi ku tapi dia tidak pernah melakukan ini" jawab Zevanya jujur.
"Ayo aku ingin semangka, ayah" goda Zevanya membuka mulutnya sekali lagi.
"Begitukah? temanmu pasti iri jika kau punya ayah sepertiku" sahut Aezar memasukan semangka dalam mulutnya sendiri, Zevanya merasa bahwa pria disampingnya asik memakan semangka untuk dirinya sendiri, ia mulai cemberut.
"Maaf ini potongan terakhir, aku sudah memakannya" tambah Aezar, melihat Zevanya terdiam senyumnya mengembang semakin lebar, "oke, aku akan memberikannya padamu"
Meraup rambut lembut Zevanya ia menarik gadis itu kedepan, Zevanya yang bingung hanya merasa benda lembut dan dingin masuk paksa ke mulutnya, ada sedikit aroma manis semangka.
Tidak, Aezar tidak menciumnya, ia hanya... memasukan sepotong semangka dengan lidahnya sendiri, Zevanya masih kesurupan, tangannya tanpa sadar mencengkeram ujung kaos Aezar dengan erat.
Aezar melirik tangan gugup Zevanya, ingin tertawa tapi merasa kasihan, gadisnya pasti bingung sekarang.
"Kita sudah selesai, ayo masuk" suara lembut dengan tawa yang tertahan itu segera mengingatkan Zevanya kembali.
Ia hanya bisa mengubah topik pembicaraan, hubungannya dengan Zevanya belum stabil dan rapuh, ia takut perkembangan yang terlalu cepat akan menyebabkan istrinya terluka.
Sementara Zevanya meraih lengan kekar dengan otot yang sedikit menonjol itu berjalan memasuki villa, ada tetesan hujan yang rintik, udaranya menjadi sedikit dingin, namun tidak ada yang tahu bahwa perut Zevanya seperti meledakan ratusan kembang api yang panas, indah dan mendebarkan, semuanya hanya karena pria ini dengan santai memberinya semangka.
Mereka tiba di dapur saat Zevanya tiba-tiba berhenti, Aezar menatapnya bingung.
"Kau pergi ke kamar dulu, aku ingin membantu menyiapkan makan malam sambil mengobrol dengan bibi" gumam Zevanya, nadanya aneh, siapapun tahu ia hanya ingin menghindari Aezar karena masih gugup.
Aezar memicingkan matanya, tidak setuju.
"Didapur? tidak boleh, kau bisa mengobrol nanti saat makan" Aezar menggenggam erat tangan Zevanya, nada peringatan itu menandakan ia tidak bisa dibantah.
Zevanya cemberut, kadang ia merasa pria ini bukan ingin menemani namun mengawasi semua gerak-geriknya seharian, seolah dia adalah mata-mata yang bisa menyebabkan kehancuran "aku hanya ingin..."
"Didapur terlalu bahaya, ada banyak peralatan yang bisa melukai mu tanpa sengaja" Aezar memotong sebelum Zevanya menyelesaikan kata-katanya.
"Jika kau masih malu karena tadi, pergilah kekamar, aku akan ke atas menyelesaikan pekerjaan" ucapnya, Zevanya bisa merasa suhu tubuhnya kembali naik hanya karena Aezar menyebutkan soal ciuman tadi, dasar pria tercela.. haruskah ia mengungkit hal itu dengan keras?
"Hmm baiklah" katanya sambil berbalik kemudian meraba pegangan di dinding, berusaha melarikan diri secepat mungkin.
"Gadis bodoh, bukankah dulu hobinya merayu pria payah itu" desah Aezar mengejek, sekilas ada sedikit kecemburuan yang melintas di matanya, ia menaiki tangga berniat mempelajari proyek barunya sampai waktu makan malam tiba.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aezar turun pukul setengah tujuh, dari atas ia dapat melihat istrinya sudah mandi dan berubah memakai baju tidur dari katun yang nyaman, ada motif blossom yang membuatnya terlihat seperti gadis remaja yang polos dan murni.
Pria itu menelan ludah, tidak ada yang tau bahwa ia tersiksa sampai mati setiap malam memandangi keindahan seperti itu namun harus menahan diri, belum waktunya. Ia tidak mau semuanya menjadi rumit karena nafsu yang tidak bisa ia tahan.
Gadis itu duduk di meja bar, yang membatasi dapur dan ruang makan, sementara bibi sibuk menata makan malam di meja makan, Zevanya menemaninya mengobrol.
Menuruni tangga dengan pelan, samar ia mendengar Zevanya tertawa lepas, ia biasanya agak pendiam dan pemalu jika Aezar di sekitarnya, tidak berani terlalu mencolok dan berisik.
"Aku janji akan memasak suatu saat nanti, dulu mimpiku adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik jadi aku belajar masak sejak sekolah menengah pertama" celotehnya, tidak seperti majikan dan pelayan mereka lebih mirip seperti tetangga yang suka bergosip.
"Kau harus menepati janjimu nyonya, tuan Aezar pasti akan senang bisa memakan masakan istrinya" kata bibi sambil terus sibuk menata piring dan peralatan makan,
"Yah.. sekarang dia bahkan tidak mengizinkanku masuk dapur" dengusnya, meski begitu tidak ada tanda kesal di wajahnya.
Bibi mengangguk, "itu semua demi kebaikanmu"
"Bibi aku mau cerita, tapi bisakah kau janji jangan memberitahu Aezar"
Tidak ada jawaban, sebaliknya mata bibi menyusuri ruangan memastikan Aezar tidak ada diruangan, Aezar sendiri telah lama bersembunyi dibalik tangga, ia masih dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas tanpa terlihat.
"Sebenarnya aku punya rahasia kecil tentang cinta pertama ku"
"Benarkah?" mata bibi berbinar, jiwa gosipnya segera menerima sinyal, dalam hati ia meminta maaf pada Aezar karena telah membicarakan pria lain dengan istrinya,
Dua orang itu seperti anak remaja yang mulai mengobrol tentang kapten tim basket sekolah.
Sekarang suara mereka makin mengecil, Aezar hanya dapat mendengar samar-samar apa yang diceritakan Zevanya, dia menebak bahwa gadis itu pasti menceritakan cinta pertamanya, wajahnya memerah karena malu, meski matanya kosong namun seluruh gerakan tubuhnya memancarkan kebahagiaan, sebaliknya Aezar berada dalam kecemburuan yang mengamuk.
"Jadi nyonya sengaja belajar memasak agar bisa membawakan makanan saat dia latihan?" kali ini Aezar dapat dengan jelas mendengarkan apa yang bibi katakan, meski ia tahu bahwa hati Zevanya telah menjadi milik pria itu namun ia tetap tidak mau mengalah.
Zevanya gugup saat bibi keceplosan, ia merasa tidak enak jika Aezar mendengar percakapan mereka, meski itu hanya cinta monyet di masa lalu, tapi hatinya memang selalu mendambakan sosok itu, katakanlah ia memang tidak bersyukur, mendapatkan Aezar disisinya saja sudah merupakan hadiah dari surga.
Aezar sudah menyelinap masuk kamar, suasana hatinya berubah suram, kenangan dimana Zevanya yang masih remaja dengan wajah lugu dan polos itu berdiri di samping lapangan masih tercetak dengan jelas di hatinya seolah baru kemarin, ia jatuh cinta pada pandangan pertama, Namun gadis itu hanya memperhatikan orang lain sepanjang waktu.
"Itu hanya masa lalu bibi, sekarang aku hanya ingin menjadi istri yang baik untuk suamiku"
Zevanya menunduk malu, ia ingin sekali dapat segera melihat, hatinya seolah tidak sabar menemui suaminya, melihat bagaimana rupa Aezar ketika ia tersenyum.
"Iya bibi tahu, semua cinta pertama hanyalah pengisi masa remaja, semua orang akhirnya akan menemukan cinta sejati mereka saat dewasa" bibi menepuk bahu Zevanya lembut seperti anaknya sendiri, ia sangat menyukai nyonya baru nya, ia gadis yang lucu dan baik hati, dan yang paling penting gadis itu membuat tuan muda nya bahagia sepanjang hari.
"Bibi akan memanggil tuan Aezar untuk makan malam"
.
.
.
Minta vote nya dong.. maaciww
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Yusni Ali
ceritanya bikin penasaran
2023-03-01
0
Rahmawaty❣️
ohh . aezar sudh jatuh cintrong dri dlu sma vanya
2022-08-27
0
Wahyunii
itu emang Aezar sih😁
2022-02-27
0