Menikahi Pria Asing (Married With Stranger)
Zevanya baru saja mematikan mp3 playernya saat pemberitahuan pesawat akan mendarat terdengar, tangannya mencoba sebisa mungkin merogoh sesuatu didalam tas tangan di pangkuannya, senyumnya mengembang saat tanganya menemukan sebuah tongkat lipat sederhana, menjadi buta membuat dirinya lebih peka pada keadaan sekitar, ia tahu bahwa beberapa pramugari telah memperhatikannya sepanjang perjalanan ini.
Pramugari itu mendekat beberapa menit kemudian, menyapanya dengan sopan.
"Biarkan kami membantumu Nona, kami diberi perintah khusus untuk memperhatikan kebutuhan anda"
Zevanya tersenyum tipis, ayahnya pasti sangat mengkhawatirkan keselamatannya hingga ia membuat permintaan khusus untuk pihak maskapai penerbangan.
"Bisakah kau membantuku menemukan jalan keluar? aku masih belum terbiasa menjadi buta" gurau Zevanya, gadis cantik itu bahkan tidak terlihat sedih karena nasib buruk yang menimpa nya, sebaliknya ia terlihat seperti bunga indah yang rapuh, yang membuat semua orang ingin melindunginya.
"Tentu"
Zevanya meraih lengan kecil yang menopangnya dari sisi kanan, sepertinya setengah penumpang sudah mulai turun, ia sendiri berada di kelas bisnis yang lebih sepi, mungkin hanya ada beberapa orang yang baru saja keluar.
"Ayahku pasti sangat mengkhawatirkan ku kan? apakah dia menyuruhmu memperhatikan ku sepanjang perjalanan.. maaf karena sudah merepotkan" Zevanya mulai mengobrol saat berjalan dengan lambat, pramugari disampingnya masih sangat sabar mengarahkan jalan ke pintu keluar.
"Apa? oh kami mendapat perintah langsung dari tuan Aezar" sahut sang pramugari dengan sopan bahkan hanya dengan menyebutkan nama tuan Aezar membuat hatinya berdebar.
"Siapa Aezar? apakah dia asisten baru ayahku?" Zevanya bertanya dengan bingung, dia tidak punya keluarga bernama Aezar, mungkin benar Aezar adalah asisten baru ayahnya.
Pramugari itu bahkan lebih bingung, sejak penerbangan dari singapura dia telah di beri tugas untuk menjaga seorang wanita cantik, semua orang di masakapai mengatakan bahwa gadis itu adalah calon istri dari tuan Aezar, tapi bagaimana mungkin gadis itu bahkan tidak tahu nama calon suaminya sendiri?
"Orang yang menjemput anda sudah ada didepan, Nona biarkan saya membantu anda turun, hati-hati saat menuruni tangga"
"Terimakasih" Zevanya masih tersenyum sumringah, dia tidak sabar kembali ke rumahnya, dokter mengatakan tidak perlu terlalu khawatir karena ia akan dapat kembali melihat setelah menemukan donor mata yang cocok, ia hanya harus menunggu dengan sabar.
Pramugari itu menuntun Zevanya dengan hati-hati, ia tahu bahwa jika gadis cantik ini sedikit saja terpeleset hidupnya pasti dalam masalah, dibawah pesawat ada iring-iringan petugas berseragam hitam yang mencolok, mata mereka fokus pada dirinya dan tentu saja gadis yang sedang ia bantu.
Sepertinya gadis ini memang benar wanita tuan Aezar, bahkan pengawal khusus pun ditempatkan hanya untuk menjaga gadis rapuh ini, tapi mengapa gadis itu sama sekali tidak mengenali tuan Aezar? atau kah dia hanya sedang berpura-pura bodoh.
Dua menit kemudian mereka sampai di pijakan terakhir, bersamaan dengan puluhan orang yang tiba-tiba membungkuk hormat.
"Nona Zevanya, kami ditugaskan untuk menjemput anda, mohon izinkan kami memberi hormat" suara itu begitu tenang dan tegas, Zevanya sendiri baru menyadari bahwa ada setidaknya belasan orang yang berdiri didepannya, dia memegang tangan pramugari dengan gelisah.
"Apa yang terjadi? kenapa ada banyak sekali orang?" tanyanya heran, pramugari itu melirik pada pria di depannya meminta pertolongan, pemuda itu sebaliknya mengangguk tanda mengerti.
"Nona, ayah anda mengutus kami untuk menjemput anda. Beliau sedang ada urusan penting dengan atasan kami" katanya meyakinkan.
"Apakah mereka terlihat seperti gangster? mengapa aku merasa sedikit aneh?" Zevanya mulai curiga bahwa mungkin yang menjemputnya sekarang adalah orang jahat, suara mereka seperti pasukan khusus, meskipun keluarganya kaya namun ayahnya sama sekali tidak punya pengawal seperti ini.
Pramugari itu menahan nafasnya, kembali melirik pria didepannya yang masih berdiri kaku, mana mungkin mereka terlihat seperti gangster, mereka adalah pengawal pribadi keluarga tuan Aezar, mereka semua bahkan tampan, bersih dan enak dipandang. Tidak banyak orang dinegeri ini yang tahu bahwa ada keluarga bangsawan yang setara dengan keluarga kerajaan, sebaliknya para pramugari dan maskapai penerbangan lain tentu saja faham pengaruh orang ini, karena mereka terbiasa melayani para petinggi dan pejabat di dalam pesawat.
"Tidak.. nona percayalah bahwa mereka memang diutus ayahmu, mereka adalah pengawal yang professional bukan orang jahat" pramugari itu sebisa mungkin bertindak tenang, sejujurnya ia juga merasa bahwa gadis ini mungkin akan diculik di depan matanya sendiri, namun siapa yang bisa menghentikan tuan Aezar?
"Bisakah aku menunggu disini saja? aku tahu kalian berniat baik tapi aku benar-benar tidak bisa pergi dengan kalian" Zevanya mundur selangkah, bahkan instingnya sendiri yakin bagaimanapun juga ia tidak boleh ikut dengan orang-orang ini.
Pria itu melangkah maju dengan perlahan, bahlan suara kakinya pun sama sekali tak terdengar, matanya menatap pramugari itu, mengisyaratkan agar ia menjauh.
"Nona, kami tidak akan menyakitimu tapi bagaimanapun juga kami harus membawa anda pergi" bisiknya, sebelum dapat merespon Zevanya merasakan sesuatu menghantam tengkuknya keras lalu ia tak sadarkan diri.
Pria itu memegangi lengannya dengan hati-hati, Maybach exelero hitam mengkilap telah berada di sampingnya, dengan cekatan dan sopan pria itu memasukan Zevanya yang tak sadarkan diri ke kursi belakang, iring-iringan pengawal pun masuk ke dua mobil lain dan meninggalkan lapangan landas dengan cepat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sejak pagi suasana hotel sangat sibuk, hotel telah ditutup untuk umum dua hari, hari ini mereka mendekor ulang seluruh balroom dengan aster putih yang menakjubkan, semua didatangkan langsung dari perkebunan ternama di kota ini, meski pesta besok akan diadakan tertutup namun pesta Aezar tetaplah harus mewah.
Sementara itu sang tokoh utama telah datang sejak sore ini, berbaring dengan tenang di dalam suite paling atas, tidak ada tanda akan terbangun, jam mewah disudut ruangan menunjukan pukul 9 malam, artinya gadis itu bahkan sudah pingsan selama 4 jam, namun dokter berkata itu mungkin wajar karena kelelahan dalam perjalanan di pesawat.
Aezar melirik gadis lemah itu, ada sedikit kepahitan dalam tatapannya, ia masih bergelung dengan nyaman dibawah selimut tanpa mengetahui besok ia akan menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak ia kenal, Aezar berbaring disisinya sambil mengusap alis gadis itu dengan pelan, ia tahu bahwa ia tidak pantas mendampingi gadis ini, tapi jika bukan ia, lantas siapa lagi yang pantas?
"Bagaimana kamu bisa tidur begitu nyenyak saat sedang diculik?" gumamnya geli, senyumnya mengembang di sela dibibirnya yang tipis.
Puas memandangi gadis itu Aezar beranjak mengambil rokok disudut meja tidur, mengambil sebatang seraya berjalan menuju balkon, sekitar 5 menit merokok ponsel di sakunya bergetar, alisnya mengerut tidak suka namun ia masih mengangkat panggilan itu.
"Apa terjadi masalah disana?" tanyanya dengan suara berat, sambil menghisap rokoknya.
"Tidak bos, kami memastikan bahwa pria tua itu tidak akan bisa pergi kemanapun sampai besok"
"baik, aku tidak ingin ada kesalahan apapun"
tut
Menyelipkan kembali ponselnya disaku, ia mulai menatap langit tanpa bintang, mungkin ini akan membuat Zevanya membencinya, tapi ia tak punya pilihan lain, ia harus memastikan Zevanya ada disisinya dengan aman, dan pernikahan adalah satu-satunya cara.
.
.
Minta vote nya dong.. maaciww
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
🌜melody 🌛
gimana mau panik klo orgnya aja ga tau klo diculik🤭
2023-07-05
0
Yati Maryati
baru nyimak
2023-01-23
0
Yusni Ali
penasaran
2023-01-15
0