Mirna

Tampak Mirna berjalan ke arah lorong usai mengenakan sepatu di depan mushola putri. Menyusul Robin dari mushola putra berjalan menuju tangga.

"Jadi, bagaimana kesan kamu setelah training selama 2 hari ini?" tanya Robin ke Mirna.

"Eh, Mas Robin. Mmmm... Cukup nice, senang memiliki senior yang baik hati sepertimu," tampaknya jawaban Mirna membuat hati Robin merasa puas.

"Syukurlah, itu yang kuharapkan," kata Robin tersenyum manis.

"Ah, senior itu tidak sadar diri kalau senyuman mautnya mampu membunuh orang lain. Jangan sampai aku jatuh cinta padanya, Ya Tuhanku. Aku tidak mau menjadi tokoh penikung gebetan sahabat sendiri," kata Mirna.

Senyumnya sungguh fatal di balik wajah teduh nan imut itu.

"Rob, bisa ngobrol sebentar?" tiba-tiba mas Rumput Ilalang merenggut Robin darinya.

"Bisa sekali..." Robin menjawab dengan enteng.

"Mir, aku ngob-," tiba-tiba tubuhnya yang sispek meliuk terpeleset ketika hendak menengok ke arah Mirna dari belakang.

Lalu Mirna mencoba menggapai tangan seniornya dan mereka berdua terpental ke arah tembok dekat kaca ruang produksi.

Beberapa leader line dan SPV yang lagi meeting kaget melihat dan mendengar suara tembok papan terhantam begitu keras.

Buuuuuuuukkkkkkkkkkkkkk...!!!

"Woah, apa itu?" kata seorang SPV yang melihat dari dalam ruang produksi.

Kepala Mirna berhasil tertahan oleh jemari Robin, langsung diusapnya.

Kemudian Pak Barata dan Arumy berlari keluar.

Robin langsung menarik tangan Mirna menuruni tangga.

Wah, sepertinya keras sekali benturan kepalamu ya, Mir?" kata Robin kepada Mirna.

"Sedikit pening!" ujar Mirna.

Tinggallah Surya Si Rumput Ilalang sendirian di lorong itu dengan trolly , kemudian ia memepetkan trolly berisi sampah produksi dan akhirnya memutuskan untuk....

Rolling...action...!

"Wahhh, keras sekali benturan trolly ini. Tadi seseorang tidak sengaja menabraknya," kata Surya.

"Ohhh, apa Robin yang menabraknya?" tanya Pak Barata.

Surya hanya nyengir.

"Wah pasti sakit sekali ya.., suruh dia mengambil salep ke bawah," kata Pak Barata.

"Memar pastinya ya kalau yang menendang kakinya. Ahhaaahhhahh. Dasar pahlawan kesiangan...pasti orang itu mengantuk," kata Arumy berasumsi.

Kemudian mereka kembali melanjutkan meeting.

cut!! cut!!

"Yeah," akting Si Rumput Ilalang berhasil.

"Ssstttt...!" Robin memanggil Surya.

"Mirna.. Kamu duluan saja. Makasih ya!" ucap Robin ke Mirna.

"Iya, hufffffttt...!" kata Mirna sambil menghela napas.

Robin melindunginya agar tidak malu dilihat orang atas kejadian tadi.

Mirna merasakan bahwa Robin adalah sosok penyayang. Terasa ketika Robin mengusap kepalanya yang terbentur.

"Walaupun itu cuma refleks tanpa maksud apa-apa, namun secara tidak langsung bisa menunjukkan sisi penyayangnya," gumam Mirna.

"Bagaimana aktingku?" tanya Si Rumput Ilalang dengan pede.

"Wah, thank's ya bro... selamat, selamat... Anda baru saja lolos casting ! Hampir saja aku kena malu, bro.. Good job ! sekali lagi thank's! Anda memang bisa diandalkan," Robin memberi pujian kepada Surya.

"Wahhhh...ckck.." keduanya heboh sendiri di bawah tangga.

"Anytime, brada..!" ucap Surya.

Kemudian mereka berbincang sebentar.

Robin dan Mirna sebenarnya masih deg-degan karena kejadian tadi.

"Kok aku masih deg-degan ya." kata Mirna. "Kenapa?" tanya Nila.

"Tadi, terbentur tembok keras banget ni kepala. Kaget banget tau..," kata Mirna tidak mengatakannya secara mendetail.

"Lucu," kata Mirna mengingatnya lagi.

"Kok bisa?" tanya Nila.

"Kurang hati-hati," kata Mirna. "Aduh..sini..sakit ya..." Nila mengusap-usap kepala Mirna.

Tak lama kemudian datang sosok Robin tersenyum tenang kepada keduanya.

"Mir, tolong antarkan barang ini ke backline ya. Hati-hati bawanya," kata Robin.

"Nila, tolong tambahkan stok glassesnya ya. Terima kasih," kata Robin.

"Okay siap!" jawab Mirna dan Nila.

"Kepala kamu gapapa ,Mir?" tanya Robin.

"Sorry,ya kejadian tadi," kata Robin.

"Sa...." kata Mirna belum selesai.

"Aku kurang hati-hati," Robin memotong kata-kata Mirna.

"Keknya bakal berat ini , Mir. Sini biar aku yang dorong. Nanti kamu tinggal turunkan aja ke box mereka," Robin membantu Mirna.

"Wah, makasih banyak,Mas Robin," kata Mirna lalu ia mengikuti Robin di belakang.

Nila merasakan perhatian Robin ke Mirna. Sampai di ruang produksi yang terang benderang Mirna menyerahkan transferan barang dan slip bukti transfer item.

"Mirna...!" suara lembut itu memanggil.

"Iyaaa!!" jawab Mirna kencang sekali

menengok ke belakang.

"Mas Ilalang..." dalam hatinya.

"Maaf, mba.. saya memanggil Mba Mirna Adm Mekanik," sahut Surya menimpali.

Tiba-tiba ia merasakan mental yaang menciut menahan malu atas kepercayaan diri yang tidak pada tempatnya.

"AAhahahhhaaahhh...Ahahahahhh..." satu line menertawainya.

"Ahhh..Tidaaaaaaaakkkk!!!" teriaknya dalam hati.

"Ini gila. Awwww...," bisiknya.

"Chill out..! Tidak perlu merasa berkecil hati. Semua orang pernah merasa malu," kata Robin menepuk pundaknya dengan buku.

"Lagi pula , Bapak tidak memanggil nama dengan jelas. Di sini ada 2 orang yang memiliki nama Mirna, Pak." Robin tersenyum membela Mirna.

"Oh, maafkan saya, Mba. Saya tidak tahu kalau masih ada Mirna yang lain," kata Surya meminta maaf.

"Lain kali saya akan memanggil mereka dengan nama Mirna Adm dan Mirna PPIC kan ya..?" kata Surya tersenyum manis pada Mirna.

"Ohh..itu gadis yang menyelamatkanmu tadi?" tanya Mas Rumput Ilalang kepada Robin.

"Sssssttt..jangan dibahas. Bisik Robin sambil menekan tangan Surya di atas meja dengan keras sekali dan menginjak ujung sepatu Surya.

"Ouhhh...ouhhh...baiklah," sahut Adm Mirna. "Maafkan dia mb.. Pak Surya tidak tahu. Mari kita berkenalan," Adm Mirna menjabat tangan Mirna PPIC.

"Percayalah, ini tidak apa-apa," kata Mirna.

"Wah, pasti malu sekali anak itu ya.." kata seseorang.

Mirna tak berani menengok karena malu.

"Aku juga pernah begitu, rasanya seperti tidak punya muka lagi," kata seseorang yang lain lagi.

"Ada kawanku pernah dengan kejadian yang sama, rasanya ingin menelan pestisida katanya... Pahit..," kata yang lain menimpali.

"Hahahhhha..hahaaahhhaaahhaaa..." kemudian yang lainnya tertawa lagi.

"Ternyata tidak cukup sampai di sini," bisik Mirna makin drop mentalnya.

Kemudian ia kembali ke ruangannya. "Aku malu sekali..." kata Mirna di lorong.

"Aduh, payah sekali," ucapnya lagi.

Setiap orang pasti pernah melakukan hal yang memalukan dalam hidupnya. Tentu saja mereka juga tidak bermaksud melakukannya. Hanya saja, terkadang memaksa kita berada pada situasi yang memalukan.

Yahhh..intinya memalukan...

Tapi, lupakanlah.. itu manusiawi selagi engkau tidak merugikan orang lain. Terkadang sampai ingin menghilang dalam sekejap, atau bahkan ingin memutar waktu dan menghindari petaka itu. It's okay to be not okay. Semua pernah mengalaminya. Kamu tidak sendirian.

"Dia memanggil namamu, jelas-jelas itu namamu. Tapi, ternyata bukan kamu yang dimaksud."

Seperti halnya kita.. yang terkadang mendoakan seseorang agar bisa mendengar suara hati kita, eh yang mendengar orang lain. Akhirnya malah orang lain yang gak pernah disebut dalam doa kita yang datang ya. Hayoo adakah yang seperti ini?😂

Terpopuler

Comments

Lusi Handayani

Lusi Handayani

semangat terus😇

2021-03-04

1

BELVA

BELVA

mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-02-21

1

Nia

Nia

auto bayangin adegan kepelesetnya gmn 😂

2021-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 Ilalang
2 Robin
3 Kalian Harus Datang!
4 Mirna
5 Sebuah Maaf
6 Mak Comblang
7 Perkenalan
8 Waktu Malam
9 Gayung Bersambut
10 Kencan
11 Anak Teman Lama Bapak
12 Loker 211
13 Sembunyi-sembunyi
14 Departemen Produksi
15 Undangan
16 Sepatu Baru
17 Pantai
18 Pohon Kehidupan
19 Menjadi Emas
20 Daun Takdir
21 Tenggelam
22 Melepasmu Pergi
23 Hyeo Ri
24 Seoul
25 Ho Chi Minh City
26 Samgyetang
27 Radar
28 Perjalanan ke Busan
29 Romantika
30 Pertemuan
31 Jinhae
32 Malam di Haeundae
33 Pagi di Haeundae
34 Pembebasan
35 Jakarta
36 Awas Cinlok!
37 Taburan Bintang di Langit Seoul
38 Kelulusan EPS TOPIK
39 Pindah ke Busan
40 Jae Hyun
41 Bangkrut
42 Rencana S2 ke Korea Selatan
43 Bangkit
44 Pengakuan yang Terlambat
45 Kecelakaan Maut
46 Luxury
47 Magnet
48 Lembah Putus Asa
49 Bayangan Pendosa
50 Semua Akan Baik-Baik Saja
51 In Memoriam
52 Lagu untuk Kekasih
53 New Year
54 Mengalir
55 Burung Menukik Rendah
56 Diam-Diam
57 Perempuan Itu
58 Malaikat Tak Bersayap
59 Bercerita
60 White Lies
61 Patah Hati
62 Love in Silence
63 Charity
64 PUTUS
65 Gundah
66 Yang Jauh Akan Kalah
67 Pungguk Merindukan Rembulan
68 Bebas Rasa Kekhawatiran
69 Sholat Jenazah
70 Supermoon Love
71 Surat Pertama
72 Prasangka
73 Mencurigakan
74 Misi Rahasia
75 Magnolia Pertama
76 Until The Magnolia Blooms
77 Hidup adalah Pilihan
78 Cinta Tak Terbalas
79 Audisi
80 Berjalan Tanpa Restu
81 Kepergian Ibu
82 Pelarian ke Boseong
83 Sheila
84 Renungan
85 Kesempatan
86 Dirimu Berharga
87 Sabotase
88 Weekend
89 Halo Ruumi !
90 Dalam Masalah
91 Menyembunyikan Masalah
92 Menghilang
93 Sandera
94 Tumbuh Rasa
95 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
96 Menepati Janji atau Tidak
97 Akhirnya...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Ilalang
2
Robin
3
Kalian Harus Datang!
4
Mirna
5
Sebuah Maaf
6
Mak Comblang
7
Perkenalan
8
Waktu Malam
9
Gayung Bersambut
10
Kencan
11
Anak Teman Lama Bapak
12
Loker 211
13
Sembunyi-sembunyi
14
Departemen Produksi
15
Undangan
16
Sepatu Baru
17
Pantai
18
Pohon Kehidupan
19
Menjadi Emas
20
Daun Takdir
21
Tenggelam
22
Melepasmu Pergi
23
Hyeo Ri
24
Seoul
25
Ho Chi Minh City
26
Samgyetang
27
Radar
28
Perjalanan ke Busan
29
Romantika
30
Pertemuan
31
Jinhae
32
Malam di Haeundae
33
Pagi di Haeundae
34
Pembebasan
35
Jakarta
36
Awas Cinlok!
37
Taburan Bintang di Langit Seoul
38
Kelulusan EPS TOPIK
39
Pindah ke Busan
40
Jae Hyun
41
Bangkrut
42
Rencana S2 ke Korea Selatan
43
Bangkit
44
Pengakuan yang Terlambat
45
Kecelakaan Maut
46
Luxury
47
Magnet
48
Lembah Putus Asa
49
Bayangan Pendosa
50
Semua Akan Baik-Baik Saja
51
In Memoriam
52
Lagu untuk Kekasih
53
New Year
54
Mengalir
55
Burung Menukik Rendah
56
Diam-Diam
57
Perempuan Itu
58
Malaikat Tak Bersayap
59
Bercerita
60
White Lies
61
Patah Hati
62
Love in Silence
63
Charity
64
PUTUS
65
Gundah
66
Yang Jauh Akan Kalah
67
Pungguk Merindukan Rembulan
68
Bebas Rasa Kekhawatiran
69
Sholat Jenazah
70
Supermoon Love
71
Surat Pertama
72
Prasangka
73
Mencurigakan
74
Misi Rahasia
75
Magnolia Pertama
76
Until The Magnolia Blooms
77
Hidup adalah Pilihan
78
Cinta Tak Terbalas
79
Audisi
80
Berjalan Tanpa Restu
81
Kepergian Ibu
82
Pelarian ke Boseong
83
Sheila
84
Renungan
85
Kesempatan
86
Dirimu Berharga
87
Sabotase
88
Weekend
89
Halo Ruumi !
90
Dalam Masalah
91
Menyembunyikan Masalah
92
Menghilang
93
Sandera
94
Tumbuh Rasa
95
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
96
Menepati Janji atau Tidak
97
Akhirnya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!