Hari ke 2 di back line pukul 07.00 WIB. Briefing pagi bersama team produksi departemen Lighting dan perkenalan.
Semua membentuk lingkaran dengan leader sebagai pusat. Semua mendengarkan apa yang disampaikan leadernya. Arumy sebagai leader berusia 33 tahun namun masih berstatus single.
Karakter kepemimpinannya dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi dengan orang-orang.
Saat briefing berlangsung, terlihat dari pintu masuk seorang pria gagah rupawan membuka pintu.
Beberapa pasang mata tersita oleh kehadirannya, termasuk Mirna.
"Rumput ilalang.." bisik Mirna dalam hati. Kedua pipinya menjadi pink seketika.
Diam-diam Nila memperhatikan ekspresi Mirna yang tersipu malu.
"Dasar, betina..!" gumam Nila matanya tersorot kepada Mirna yang masih baper keasikan melihat Pak Surya.
Beberapa saat kemudian Arumi mengakhiri briefing pagi itu, lalu menahan Mirna, Nila dan Ayana anak yang akan menjadi Adm baru.
"Mas Robin!" Arumi memanggil seseorang.
"Kenapa kak Ar?" Tanya Robin.
"Mereka berdua anak PPIC, mulai sekarang traininglah mereka. Aku serahkan padamu mas Robin! Tadi kutahan dulu mereka di sini biar sekaliannya pas Mas Robin lewat. Makasih,ya!" kata Arumi.
"Woke siap....!" Kata Robin.
"Ikuti saya, ya!" kata Robin.
"Iya, Pak." jawab Mirna & Nila. "Panggil saja "mas" , guys. Dengan begitu tidak akan membuat saya terlihat tua," kata Robin.
Kemudian mereka sampai di Departemen PPIC yang agak sempit. Oh tidak. Itu terlalu luas.
"Ini ruangan kita. Perkenalkan, nama saya Robin.
" Saya yang akan mentraining kalian. Untuk sementara ini kalian akan berada di shift pagi. Setelah ujian sertifikasi , kalian baru bisa mengikuti shift." tutur Robin.
"Ikuti saya ke ruang meeting guys," kata Robin.
Lalu keduanya mengikuti. Di atas meja sudah ada laptop dan proyektor.
"Tolong perhatikan layar ya! Di sana ada struktur organisasi Departemen PPIC. Oiya kalian tidak perlu mencatat. Saya sudah menyiapkan hand out untuk kalian." kata Robin.
"Terima kasih," kata Nila.
"Sama-sama," kata Robin.
"Terima kasih," kata Mirna.
"Sama-sama," kata Robin.
"Jadi guys siapa yang sudah pernah bekerja di bagian PPIC?" tanya Robin.
"Belum pernah," kata Mirna.
"Belum pernah juga," kata Nila.
"Kalian beruntung... Tuhan memberikan kesempatan kepada kalian untuk bisa bertemu dengan saya. Jangan pusing ya." kata Robin.
"😁😁." Mirna dan Nila.
"Adakah yang bisa menjawab apa singkatan dari PPIC?" tanya Robin.
"Production Planning & Inventory Control," jawab Mirna.
"Aha...yups! Tapi kadang orang-orang mengartikan departemen ini cukup menyebalkan yaitu Pura-Pura Ingin Curhat." kata Robin.
AHAHHAHHAHH. Anak-anak tertawa.
"Kalian tahu mengapa? Kami selalu bisa membujuk orang untuk curhat 😆😉," kata Robin.
"Pertama-tama nih, kita kasih umpan. Kemakan kan, habis itu pasti deh mereka pada curhat. Eh, bercanda ya. Tapi tips ini bisa dipakai loh kalau kalian lagi kepo sama seseorang," kata Robin.
"Beda ya sama orang HR yang lebih ingin menjadi pendengar yang baik dan memberi solusi yang tepat😅," kata Nila.
"Wah, bencana kalau ketemu manusia semacam ini ya," kata Mirna.
"Bener banget 😅," sahut Nila.
"Dan menurut penelitian membuktikan bahwa, hasil kepo bisa digunakan untuk survive atau bertahan hidup dimanapun. Khususnya jika kalian mau permanen😂," kata Robin.
Wiiiiinkkk😉.
???🙄🙄😏😑 ( ekspresi Nila dan Mirna).
😂😂😂😂😂 (Jurus Permanen)
"Okay kembali ke laptop. Jadi PPIC adalah merencanakan produksi dan mengontrol kebutuhan bahan bakunya," jelas Robin.
"Production Planning ga cuma sekedar merencanakan. TAPI!! Harus mengetahui kebutuhan bahan yang akan diproduksi yang mana departemen kita telah mengetahuinya berdasarkan informasi dari Dept.R&D yaitu formulasi product," lanjut Robin.
"Nah, dari sini kita dapat menghitung kebutuhan bahan baku yang harus disediakan sesuai dengan berapa banyak yang akan diproduksi," Jelas Robin.
"Kita juga harus bisa meminimalkan persedian bahan baku yang ada di Dept.Warehouse," Kata Robin.
"So.. so..., penempatan di gudang jadi lebih efektif dan dapat menekan biaya penyimpanan dan pembelian bahan baku. Itulah bagian dari inventory control," Robin menjelaskan.
"Cute banget pas bilang so..so.." bisik Nila sampai melongo.
"Iya..hihii😂," sahut Mirna.
"Sampai sini jelas ya Nila & Mirna?" tanya Robin.
"Jelas mas!" jawab mereka.
"Agar pekerjaan PPIC dapat berjalan lebih efektif dan efisien kita harus mempelajari ini..silahkan dibaca dulu nanti saya jelaskan. saya kasih waktu 5 minutes ya. Ingat bukan grup band ya. Vokalisnya Richie ya." kata Robin
"Aku takut kehilanganmu bila aku jujur padamu ..🎶." Robin menyanyi.
"Aku benci bila harus jalani hidup tanpa dirimu..🎶🎤🎤." Lalu mereka bertiga menyanyi bersama. (Nice banget😉)
A few momment later...
"Aku takut kau meninggalkankuuuuuuuuu...U..u..u..u..u..🎶." Seorang leader produksi membuka pintu lalu masuk ikut menyanyi. Lalu mereka bertepuk tangan.
"Ya bagus guys apresiasi untuk diri sendiri..it's ok to be not ok!😉" kata Robin.
"Sebentar guys ya saya mau bicara sama Kak Emma. Emmanuela Florita Sinaga." kata Robin.
Mirna dan Nila mengangguk.
"Seru banget ya sumpah!" kata Mirna.
"Iya loh, sumpah. Ini keren banget sampe nyanyi-nyanyi. Enjoy kita jadi ga spaneng kan," kata Nila.
"Bener banget!" kata Mirna
"Kembali ke laptop guys!!" Robin masuk ke dalam ruangan.
Robin mulai menjelaskan menggunakan konsep-konsep dasar. Ia cukup cakap, ramah dan humoris.
Ia menjelaskan dengan sangat detail mengenai pekerjaan-pekerjaan di PPIC yang wajib mereka ketahui.
Oiya di sini masih ada lagi senior kalian, yaitu Welfran, Azim, dan Kayna. Mereka lawan shift kita. Mereka shift 2nd. Nanti kalian pasti akan kenal," kata Robin.
Lanjut lagi ke SOP. Kemudian Robin membacakan SOP , ia membagikan kertas kecil berisi SOP.
"Simpan baik-baik , saat ujian sertifikasi nanti akan ada beberapa pertanyaan muncul mengenai itu," kata Robin.
Ia juga mengajari bagaimana melakukan inventory, input data & cara mentransfer barang ke line produksi.
Saya akan membawa kalian ke Gudang barang.
"Woooooow..." Mirna dan Nila terpana dengan gudang yang cukup luas , rapi & bersih sekali.
"Kenapa? Kalian takjub ya? Anak gudang harus rapi dan bersih," kata Robin.
"Tentu tak luput dari kerja sama dengan CS kan?" sahut Nila.
"Tepat sekali!" sahut Robin. (senyumnya manis)
"Ouwooohhh..." Nila dan Mirna terhipnotis oleh senyumnya.
"Hey, hentikan senyuman mautmu itu. Kau membuat mereka terperdaya!" seseorang berada di pintu masuk gudang sambil menenteng tangan.
"Ouhohhh... Pak, anda menghalangi jalan masuk troli. Jangan fitnah,Pak. Resiko menawan dari lahir dan keren sejak USG," kata Robin menyombong.
"Wah, sepertinya kamu sedang menyombong. Aihhh ckck," kata Pak Jay. Supervisor yang berusia 40 tahun itu.
"Guys, kita abaikan keramah-tamahan supervisor Jay dulu ya. C'mmon!" Robin mengajak anak-anak keliling gudang.
Pak Jay hanya tersenyum mlengeh melihat ke arah Robin.
Ia menunjukkan bagaimana cara yang benar mengambil barang dari gudang, yaitu dengan menulis ke lembar order ,setelah diisi baru diberikan kepada bagian gudang. Mereka yang akan menyiapkannya sendiri.
"Sebelum dibawa, barang harus dicek quantity & qualitynya. Meskipun sudah dicek QC, tapi kita perlu mengecek kembali. Jika ada yang kurang atau reject kita bisa langsung meminta atau menukarnya. Kalau kalian kebingungan atau ada masalah mengenai barang-barang, kalian bisa menanyakannya dengan saya. Mengerti?" tutur Robin menjelaskan, kedua matanya yang bening menatap Mirna & Nila dengan senyuman sebagai sentuhan akhir.
Nila menginjak kaki Mirna. Ia merasa gemas dengan ekspresi muka Robin yang begitu hidup.
"Woahhhhhhh, kacau, kacau. Kenapa aku jadi deg-degan gini," gumam Nila dalam hati.
"Apa aku bisa menjadi tokoh utama dalam sebuah novel?" ucapnya dalam hati.
Ia meleleh dengan pesona Robin.
"Tunggu, saya ambilkan troli," kata Robin menuju ke sebuah sudut menarik trolly.
Senyuman Nila seakan telah menjawabnya. Kalau ia naksir dengan Robin.
"Kalau dalam cerita manga, maka karakter Robin seperti seorang peri tampan dengan sejuta pesonanya. Mmmm...tapi aku tidak yakin dia akan menjadi tokoh utama. Melainkan hanya sebatas figuran," kata Mirna.
"Jika aku authornya , maka kamilah tokoh utamanya. Yang lain hanya figuran! Putri Cantik dan Peri Tampan," sahut Nila dengan ekspresi penuh percaya diri.
"Sssstt...dia kesini," kata Mirna.
"Jadi, kita sedang membutuhkan stok barang ini. Ini tugas pertama kalian. Lakukanlah dengan baik. Aku akan mengawasi dari jauh," kata Robin.
Kemudian mereka bertiga menuju ke meja admin.
" Mala, tolong bantu anggota saya ya," kata Robin kepada gadis itu.
"Aman!" jawabnya.
"Oke, ini barang kalian, sis. Silahkan dicek terlebih dahulu ," kata Mala mengingatkan. Ia tersenyum ramah.
"Wah... ini seperti tokoh di webtoon. Cantik-cantik dan tampan," bisik Mirna.
"Secara tidak langsung kamu juga mengakui bahwa kamu cantik juga?" sahut Nila mendekati Mirna.
"Ahah, kmu mengagetkanku. Ssssttttttt.....!" kata Mirna.
Kemudian keduanya mengecek ulang barangnya, sudah sesuai daftar atau tidak.
"Bagus semua barangnya. Lanjut!" kata Mirna.
"Sepertinya kita harus mengganti plastik item ini deh. Bolong .." kata Nila.
"Oke, baiklah. Tunggu sebentar," kata Mirna menuju ke sebuah rak tinggi.
Di sana terdapat plastik-plastik yang dibutuhkan mulai dari yang kecil hingga yang besar.
"Ruangan ini cukup terang sekali.. Wahhh lengang dan sepi," kata Mirna.
Mirna mencoba meraihnya , akan tetapi lengannya yang tak sampai , membuat ia harus berjinjit kesulitan.
"Aku sudah berusaha keras untuk berenang, lari dan minum susu pertumbuhan yang berkalsium tinggi tapi tumbuhku ke samping, bukan ke atas," kata Mirna sambil meloncat-loncat.
Robin tersenyum dari kejauhan. Ia mengambil kursi lalu menghampiri Mirna.
"Setidaknya kursi ini akan membantumu. Tapi sepertinya tanganku bisa menggapainya tanpa kursi ini. Nih.." kata Robin dengan lembut dan tersenyum.
"Terima kasih, mas," kata Mirna.
"Sama-sama.." jawab Robin tersenyum.
"Manisnya," gumam Mirna.
Lalu Mirna berjalan menghampiri Nila. "Wah, yaaa... peri tampan itu. Dia yang paling banyak tersenyum di antara kita semua," kata Mirna.
"Siapa yang kamu maksud, sis? Robin?" tanya Nila.
"Siapa lagi kalau bukan dia. Wahhh..wahhh.. Dia membantuku mengambil plastik ini di rak yang tinggi. Andai aku punya tubuh yang tinggi juga," kata Mirna.
"Awas, jatuh cinta!" kata Nila menyenggol-nyenggol Mirna.
"Apa sih, kaya orang cacingan," kata Mirna menatap Nila dengan heran.
"Aku cuma kagum sama satu orang," kata Mirna membayangkan wajah Surya.
Ia mengedip-ngedipkan matanya kepada Nila.
"Oh, wooo...kurasa reaksimu berlebihan. Lihatlah semua orang memperhatikan kita." kata Nila.
Mirna menengok ke arah orang-orang yang terdiam memperhatikannya.
"Aduh, aduh, kelilipan," kata Mirna mengambil peran.
"Sini kemarikan biji matamu, biar kutiup!" kata Nila.
"Oh, sarkas sekali biji mata," kata Mirna tertawa.
"Itu sudah paling sopan kata orang Medan," sahut Nila.
Keduanya tertawa. Mala dari kejauhan ikut tertawa.
"Apa kalian sudah selesai?" tanya Robin mendekati mereka.
"Sudah, mas.." jawab keduanya.
"Mari kita kembali," ajak Robin.
"Sebenarnya itu tadi hanya pemanasan saja guys. Kali ini kita akan belajar tentang beberapa formulir," kata Robin.
"Jadi dari tadi cuma pemanasan?" kata Nila.
"Woahh.." bisik Mirna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Lusi Handayani
hai kak, aku datang membawa boomlike😇🤗
2021-03-04
1
BELVA
slm kenal ya
2021-02-21
1
Nia
jadi ini ceritanya tentang dua betina yg masuk ke sebuah kandang luas lalu bertemu dengan rumput ilalang dan peri tampan 😂
kocak bgt kata2nya thor
2021-02-06
1