Kevin Andrea Geraldy. Pria bertubuh atletis itu nampak begitu tampan dengan setelan jas hitam yang ia kenakan hari ini. Tampil sempurna adalah prioritasnya. Pria yang kini berusia 31 tahun itu nampak begitu menawan. Setelah puas menatap dirinya di cermin, kini Kevin keluar kamarnya dan bersiap menyambut hari yang bahagia.
Kini pria itu memutuskan untuk mengejar kembali cinta mantan kekasihnya itu. Kanaya, wanita yang kini menjadi tujuannya. Kesalahannya di masa lalu membuatnya sadar, bahwa Kanaya lah yang ia butuhkan.
"Silakan tuan muda," ucap salah satu pelayan rumahnya yang mempersilakannya untuk duduk. Kevin mengangguk pelan dan duduk di kursinya. Dengan sigap, pria paruh baya yang kerap disapa pak Fery itu mulai menghidangkan makanan untuk Kevin.
"Apa hadiahnya sudah disiapkan?" tanya Kevin datar.
"Sudah tuan muda. Semuanya sudah siap," jawab pak Fery.
Kevin mulai melahap sarapannya itu. Ia tinggal sendiri di kediamannya yang megah itu. Hanya ada beberapa pelayan yang membantunya menyiapkan keperluan sehari-harinya.
"Mark, kirim hadiah itu ke apartemen Kanaya. Kamu harus memastikan bahwa Kanaya sendiri yang menerimanya," perintah Kevin dengan serius. Mark selaku asisten pribadinya mengangguk patuh.
"Jangan berpikir jika aku tidak bisa memenangkan hatimu lagi Kanaya. Tunggu saja. Aku pasti akan mendapatkanmu kembali bagaimanapun caranya," gumam Kevin lalu menyeringai.
Selepas sarapan, ia langsung berangkat ke kantor. Mobilnya mulai meninggalkan kediamannya. Menelusuri jalanan Jakarta yang mulai ramai banyak kendaraan berlalu lalang.
*
*
*
Disisi lain, Diandra masih bingung ingin bekerja ke mana. Hampir semua aksesnya diblokir oleh orang tuanya. Sehabis sarapan, Diandra melamun di tempatnya makan tadi. Sedangkan Jean hanya berdiri di samping Diandra.
"Jean," panggil Diandra.
"Iya nona?" balasnya.
"Siapkan berkas lamaran kerja ke Andrea's Group. Bagaimanapun caranya aku harus bisa bekerja di sana," ucap Diandra yakin. Karena hanya perusahaan itu yang setara dengan perusahaan ayahnya.
"Tapi nona, jika tuan mengetahui Anda bekerja..."
"Ya sudah. Jangan beritahu papa tentang ini. Bereskan?" ujar Diandra memotong pembicaraan Jean. Jean menghela napasnya pelan. Sungguh, Diandra sangat sulit dihadapi akhir-akhir ini.
*
*
*
Sudah hampir tiga jam Kevin menatap layar ponselnya. Bukan membalas email dari rekan kerjanya, namun memandangi wajah cantik Kanaya. Di ruangannya itu, Kevin tidak melakukan apapun kecuali menatap foto tersebut.
"Mark, apakah Kanaya suka dengan hadiah yang kuberikan?" tanya Kevin tanpa mengalihkan pandangannya. Ia tersenyum tipis.
"Maafkan saya tuan muda. Hadiah yang Anda kirim dibuang semua oleh nona Naya," jawab Mark hati-hati. Ia takut menyinggung Kevin.
Kevin langsung menatap Mark dengan tajam. Selama ini tidak ada yang bersikap demikian padanya. Mark hanya menunduk menunggu perintah selanjutnya. Ia bahkan sampai menelan salivanya dengan kasar.
"Mark, ikuti aku." Kevin langsung berdiri dan membenahi jasnya. Ia melangkah keluar dari ruangannya. Disusul Mark dari belakang yang mengikutinya.
"Ke tempat kerja Kanaya sekarang juga." Aura Kevin begitu dingin. Penolakan demi penolakan yang ia terima dari wanita yang ia cintai membuatnya tak bisa menahan diri. Beberapa bulan terakhir ini ia telah bersabar.
Mobil yang dikendarai Kevin telah sampai di salah satu kantor tempat Kanaya bekerja. Kevin langsung buru-buru menemui Kanaya untuk menuntut sebuah jawaban.
"Ikut aku!" ucap Kevin dan langsung membawa paksa Kanaya pergi. Kanaya berontak pun hanya sia-sia. Ia menghempaskan Kanaya ke dalam mobil dan Mark segera melajukan kembali mobil itu.
"Kevin, apa kau sudah gila? Aku lagi bekerja dan kau membawaku ke mana?" teriak Kanaya dengan kesal. Kevin tak menjawab pertanyaan Kanaya.
"Mark, kembali ke rumah sekarang juga," perintah Kevin dengan dingin. Mark mengangguk dan sedikit melajukan mobilnya dengan kencang.
"Vin, kamu harus ingat jika kita..."
"Sudah tidak ada hubungan lagi? Nay, kenapa kau tidak mau menerimaku kembali? Kenapa kau selalu menghindariku? Apa kau pikir ini lucu?" ujar Kevin dan itu membuat Kanaya takut. Baru kali ini Kanaya melihat Kevin penuh amarah namun berusaha ditahannya.
"Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu." Kevin menatap wanita yang di sampingnya dengan perasaan bersalah. Kanaya begitu ketakutan.
"Tolong hargai aku Vin. Aku punya hak untuk kebebasanku sendiri," ujar Kanaya dan matanya berkaca-kaca. Kevin menghela napasnya pelan.
"Mark, cari restoran terdekat. Aku ingin makan siang dengan Naya," perintah Kevin. Mark mengangguk paham.
Sampainya di restoran itu, Kevin menarik tangan Kanaya hingga masuk ke dalam. Meski Kanaya berusaha melepaskan diri, tetapi kekuataannya tak sebanding dengan pria itu. Akhirnya, ia hanya bisa nurut selama Kevin tak menyakitinya.
Mark memesan makanan favorit mereka. Bahkan masih begitu jelas teringat dalam benak Kevin apa yang Kanaya sukai. Wanita ini telah meracuni hati dan pikirannya.
"Kau tidak perlu melakukan semua ini Vin. Tolong, jangan memaksaku lagi. Aku tidak bisa menerimamu kembali," ucap Kanaya. Kevin masih menatap Kanaya dengan tajam.
"Makanlah. Jika tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini dengan mudah." Interupsi Kevin dengan dingin. Kanaya langsung menurut dan menikmati hidangan tersebut. Ancaman Kevin membuat keberaniannya hilang begitu saja.
*
*
*
Seperti ucapannya, Kevin mengantar Kanaya kembali ke tempat kerjanya tanpa mempersulitkannya. Ia tidak ingin wanita yang dicintainya semakin membencinya.
Setelah sampai di depan kantor, Kanaya segera keluar dari mobil tersebut. Ia mempercepat langkahnya dan bersiap untuk bekerja kembali. Ia tidak bisa mengambil resiko jika sampai dipecat.
Kanaya bekerja di salah satu kantor yang berkecimpung dalam dunia perhotelan itu. Sudah dua tahun ini Kanaya dipercaya mengelola keuangan kantor.
*
*
*
Termenung. Lagi-lagi Kevin hanya melamun. Tak ada hal yang ingin dia lakukan selain duduk diam di kursi kerjanya. Beberapa rapat dan janji dengan kliennya terpaksa Mark undur beberapa hari ke depan.
"Mark, apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan cinta Naya lagi?" tanya Kevin. Mark mendesah pelan. Jika bukan karena Kevin adalah atasannya, ia pasti akan memarahinya saat itu juga. Rasa cintanya pada Kanaya telah mengubah Kevin.
"Anda jangan terlalu memaksa nona Kanaya tuan. Jika tidak, nona Kanaya akan semakin membenci Anda," jawab Mark seadanya. Ia bahkan tak memiliki pengalaman mengejar wanita. Ia kebingungan jika Kevin meminta saran padanya.
"Kau benar juga. Baiklah, aku akan lebih lembut dan perhatian lagi padanya," ucap Kevin lalu menyeringai. Ia sangat percaya diri untuk mendapatkan kembali cinta Kanaya.
"Mark, carikan aku satu sekretaris baru. Secepatnya!" Perintah Kevin. Mark mengangguk paham.
"Baik tuan muda," balas Mark.
Beberapa minggu terakhir ini tempat sekretaris pribadinya itu kosong. Bukan ia memecat sekretaris lamanya. Karena Dina, sekretarisnya itu memilih untuk keluar kerja dan mengikuti suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Tipyani Astuti
wah sr ni klo diandra jd seketares y kevin
2021-01-20
0
Franki Lengkey
diandra aja jadi sekretarisnya
2020-11-03
0
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Wah... Ini nii diandra msuk jdi sekertaris baruny kevin...
2020-10-22
1