Assalamualaikum.
Berhubung banyak yang penasaran tentang masa lalunya Athar dan Syahila.
Aku mau buat flashback. Dikit aja.
Ceikdot.
🌼🌼🌼
Saat itu sepulang dari kuliah, Athar membawa serta kekasih hatinya itu ke rumah. Sang Ayah tampak terkejut melihatnya. Terlebih pakaian yang dikenakan oleh Syahila sedikit terbuka. Memperlihatkan bagian bahunya.
Awal perkenalan sudah membuat keluarga Athar tak menyukai sosok gadis pujaan hatinya. Syahila yang tak pernah lepas dari lengan Athar membuat kedua orang tua Athar merasa risih.
Ayah Athar terang-terangan pergi menjauh saat gadis itu memperkenalkan diri. Sementara Mama Athar mencoba berbaik hati menerima Syahila di rumah.
"Syahila, orang tua kamu tinggal di mana?" tanya Hilda kala itu. Penasaran saja.
"Eum, di kampung, Tante."
"Kamu tinggal di sini sama siapa?"
"Saya ngekost di belakang kampus."
"Kenal Athar sudah lama?"
"Iya, kita udah pacaran setahun. Baru ini Athar ngajak saya ke sini." Syahila tersenyum kecil.
Syahila menggayut manja di lengan Athar. Sesekali tangannya mengambil biskuit di meja lalu menyuapi Athar.
Hilda merasa jijik dan geli dengan gaya pacaran sang anak itu. Ia tahu persis seperti apa dosa yang akan diterima jika hal itu terus berlanjut.
"Kamu sudah sholat Ashar, Nak?" tanya Hilda pada sang anak.
Athar melirik ke arah arlojinya. "Baru jam empat, Mah. Magrib juga masih lama."
"Sholat dulu gih, gantian nanti sama Syahila."
"Iya, Mah."
Meski begitu, Athar masih menurut jika disuruh sholat. Ia meninggalkan Syahila berdua dengan mamanya. Hilda sengaja memang agar Athar menyingkir sebentar. Ia ingin menginterogasi lebih lanjut tentang gadis di hadapannya itu.
"Nak Syahila serius dengan Athar?" tanya Hilda memastikan.
"Iya, Tante."
"Tapi, saya nggak suka lihat kamu nempel terus sama anak saya, kalian itu bukan mahrom. Dosa."
Wajah Syahila seketika cemberut. Ia menunduk.
"Apalagi, lihat pakaian kamu. Itu mengumbar aurat. Kamu pasti pernah belajar agama kan? Aurat wanita itu bagian mana saja."
"Maaf, Tante," ucapnya lirih.
"Tante sih maafin. Tapi, kamu tahu kan Ayahnya Athar itu siapa? Beliau ustadz di pondok pesantren. Masa punya calon menantu pakaiannya seperti ini." Lagi-lagi Hilda mencecar Syahila masalah berpakaian dan sikap.
Syahila hanya terdiam. Hatinya sakit, ia tak pernah membayangkan penolakan yang akan diterima. Dipikirannya saat ini adalah, bagaimana ia bisa menghindar dari calon ibu mertuanya itu. Ia justru bertekad akan terus menikah dengan Athar. Demi membalaskan dendam sakit hatinya.
🌼🌼🌼
"Athar, pokoknya aku nggak mau tau ya, kita harus menikah. Kamu udah janji sama aku kan?" Syahila memeluk erat Athar.
Kini mereka tengah menikmati malam berdua di tepi jembatan layang. Di mana pasangan muda mudi lainnya juga banyak terlihat di sana. Melihat ke bawah banyaknya kendaraan yang lalu lalang dengan lampu jalan yang berwarna warni.
"Iya, kamu tenang aja. Aku pasti nikahin kamu." Athar mengusap lembut rambut kekasihnya itu.
"Tapi orang tua kamu nggak setuju, gimana dong? Apa aku bilang kalau aku hamil aja. Biar mereka mau nikahin kita."
"Ja, jangan! Emang kamu nggak malu apa?" Athar terkejut dengan ucapan Syahila barusan.
"Ya habis, cuma itu satu-satunya cara biar orang tua kamu setuju." Syahila mendengkus kesal.
Athar menghela napas pelan, ia lalu memutar tubuhnya. Memegang stang motor dan menyuruh sang kekasih kembali memakai helm dan motor kembali melaju mengantarkan Syahila pulang ke kostnya.
🌼🌼🌼
Athar pulang dengan hati bimbang, setelah memarkir motornya di halaman. Ia duduk sejenak di teras rumah. Memandang langit malam yang bertabur bintang.
Seperti yang ia duga sebelumnya, kedua orang tuanya pasti tak setuju hubungan dia dengan Syahila. Itulah sebab mengapa ia baru membawa kekasihnya itu ke rumah.
Ia menyandarkan kepala di kursi. Memejamkan mata sambil berpikir untuk mencari solusi terbaik.
"Athar, kamu sudah pulang?" Sebuah sentuhan di bahu mengejutkannya.
Ia menoleh, dilihatnya Hilda sang mama sudah berdiri di sebelahnya. Athar tersenyum kecil.
"Masuk! Ayah mau bicara sama kamu," pinta Hilda.
Athar bangkit dari duduk dan mengikuti langkah mamanya. Di ruang keluarga terlihat ayahnya sedang duduk menunggu.
Athar duduk di hadapan sang ayah. Ia tak berani menatap mata sendu itu. Ia lebih memilih menunduk. Sementara mamanya duduk di sebelah Athar.
"Athar, Ayah ingin jodohkan kamu dengan anak teman Ayah di pesantren. Cantik, sholehah, hafidz quran pula." Ahmad sang ayah membuka pembicaraan.
Athar membuang muka, untuk kesekian kalinya ayahnya itu berbicara tentang perjodohan. Ia enggan menanggapi. Sudah lelah, bahkan ia juga sudah menjelaskan kalau dirinya sudah memiliki kekasih. Ia tak ingin dijodohkan seperti orang zaman dulu yang dianggapnya kuno.
"Athar, kamu dengar Ayah kamu bicara kan?" tanya Hilda mengusap lembut punggung sang anak.
"Mah, berkali aku bilang, aku nggak mau dijodohin." Athar menolak.
"Kenapa sih kamu ngotot banget ingin menikahi perempuan itu?" tanya Ahmad lagi.
Athar hanya diam, kalau dia jawab karena cinta seperti yang sudah-sudah. Pasti bisa dibilang cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi perilaku tak bisa diubah dalam sekejap mata. Seperti janji Athar yang akan merubah Syahila jika sudah dinikahinya nanti.
"Jawab, Athar. Kenapa kamu sampai ngotot ingin menikahi Syahila?" Hilda memandang erat putranya itu.
"Syahila, hamil," ucapnya lirih.
"Apa?" Ahmad yang mendengar langsung bangkit dari duduknya. Ia mencengkram kerah baju Athar, menariknya hingga berdiri.
"Kamu bilang sekali lagi?" tanya Ahmad meyakinkan.
"Dia, hamil." Lagi-lagi Athar mengucapkan itu, sebuah kebohongan yang membuat dada Ahmad terasa sesak.
Perlahan Ahmad melepas cengkramannya, ia memegang dadanya yang nyeri, lalu ambruk. Hilda dan Athar segera membawa tubuh pria paruh baya itu ke rumah sakit. Serangan jantung sang ayah kambuh.
"Kamu tidak boleh menikahi wanita hamil, Athar!" ucap Ahmad sesaat setelah siuman.
"Tapi, Yah. Gimana nasib dia kalau aku nggak nikahin, malu pasti."
"Athar, haram hukumnya menikahi wanita yang sedang hamil. Tunggu sampai anak itu lahir. Atau pernikahan kalian tidak sah. Dan kalian akan berzina seumur hidup. Apa kamu mau?"
"Tapi, Yah."
"Satu lagi, kalau anak itu perempuan, kamu nggak akan pernah bisa menjadi wali untuk menikahi anak kamu. Hubunganmu dengan anak itu hanya sebatas ayah biologis."
"Kenapa begitu, Yah?" tanya Athar cemas. Meskipun ia tak benar-benar membuat hamil Syahila.
"Ya, itu adalah konsekuensi yang harus kalian tanggung. Tapi kebanyakan orang melanggar. Dan membiarkan anak-anak mereka jatuh dalam zina turun temurun."
Athar tak peduli dengan ucapan ayahnya, toh dia tak benar-benar menghamili. Jadi ia berpikir pernikahan itu sah-sah saja.
Athar kabur dari rumah untuk menikah siri di kampung halaman Syahila. Dengan mengambil seluruh tabungannya. Karena keluarga Syahila menginginkan pesta yang meriah.
Hilda histeris mengetahui kepergian putra kesayangannya itu, lalu sang suami kembali ke rumah sakit tak sadarkan diri. Hingga saat Athar memberikan kabar pernikahannya, dua jam kemudian sang ayah meninggal dunia.
Hilda tak terima, terlebih Athar ditahan untuk tidak pulang dan menyaksikan jenazah terakhir ayahnya. Tiga hari kemudian Athar baru kembali memboyong istrinya ke rumah.
Sampai saat ini, Hilda tak pernah mengakui kalau Syahila adalah menantunya. Karena ia menganggap Syahila yang menyebabkan suaminya meninggal dunia.
🌼🌼🌼
Kenapa nikah siri? Karena tidak perlu berkas ke KUA. Karena itu butuh waktu.
Jadi pernikahan Athar dan Syahila tidak tercatat oleh negara.
Sementara pernikahan Athar dan Thifa sah menurut agama juga negara.
Hayo kalian tim siapa?
Aku sih Timnya InThar. Inka-Athar
Eeeaaak ngarep 😂😂😂
Met weekend semua.
Luph u all 😘😘😘
Nanti kita flash back lagi ya rumah tangga Athar Syahila dulu seperti apa.
Tunggu lagi hari selasa.
Kalau ada yang salah, mohon dikoreksi. Ini menurut pengetahuan saya. Karena banyaknya kasus menikah karena hamil duluan itu ternyata tidak diperbolehkan. Karena tujuan untuk menutup aib.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sulaiman Efendy
TAPI MAYORITAS MASYARAKAT INDONESIA, LBH BNYK IKUT FAHAM ATAU PNDAPAT ULAMA YG SALAH, AKHIRNYA BNYK YG LAKUKAN ZINAH SSBLM MNIKAH..
MASYARAKAT INDONESIA LBH MALU TRHADAP SSAMA MNUSIA, DRIPADA MALU KPD TUHAN..
MAKANYA BNYK ORTU YG SALAH LGKAH MNIKAHKN ANAK GADISNYA DLM KONDISI HAMIL HNY KRN AIB, DN CELAKANYA BNYK PENGHULU YG DIBOHONGI PIHAK ORTU KDUA MMPELAI, DN BNYK JUGA PNGHULU YG MASA BODOH, YG PTG DPT AMPLOP, PADAHAL TGGUNG JAWAB MRK SANGATLH BESAR DI HADAPN ALLAH, KLO PENGHULU YG SSUAI SYARIAT MRK AKN MNANYAKN KPD ORTU KDUA MMPELAI, APAKH MRK NIKAH MURNI, ATAU NIKAH MBA,, KLO PENGHULU YG TEGAS PEGANG SYARIAT ISLAM, MRK AKN MNOLAK MNIKAHKN PASANGAN YG BRZINAH DLU HINGGA HAMIL, SECARA DLM SYARIAT ISLAM, PELAKU ZINAH DI HUKUM RAZAM.
2022-11-28
1
Sulaiman Efendy
MEMANG HARAM, TPI ADA SBAGIAN ULAMA MMBOLEHKN NIKAH, TPI TDK BOLEH DIGAULI DLU, DN SETELAH BAYI LAHIR, SETELAH MASA NIFAS, HRS NIKAH ULANG AGAR ANAK SELANJUTNYA MMPUNYAI NASAB, SDGKN ANAK YG LAHIR HAMIL DLUAN, TTP GK BSA IKUT NASAB BPK BPAKNYA, HRS MMAKAI NASAB IBUNYA..
TTPI YG SSUNGGUHNYA MMG HARAM DINIKAHI, MSKI OLEH LAKI2 YG MNGHAMILINYA, SEANDAINYA ADA LAKI2 LUAR YG INGIN NIKAHI WANITA HAMIL TESEBUT JG TK BSA, TTP HRS NUNGGU BAYI ITU LAHIR, SETELH 40 HRI BRU BOLEH DINIKAHI
2022-11-28
0
Puja Kesuma
tim tifa thor..istri sah agama dan hukum😁
2020-12-23
0