'Restaurant Hotel A'
"Selamat malam, saya pengantar bunga mawar merah."
"Silahkan masuk, Tuan sudah menunggu Anda."
Pelayan dengan anggun membukan pintu restaurant yang pastinya sudah dipesan penuh malam itu. Saat Ara berjalan memasuki ruangan tersebut, ruangan itu dipenuhi cahaya lilin yang temaram. Ruangan itu didominasi warna kuning keemasan, beberapa ornamen hiasan mewah terpampang didindingnya. Hanya ada satu meja dan dua kursi ditengah ruangan sebesar itu. Seluruh ruangan menggema alunan musik romantis yang berasal dari gesekan biola. Menghasilkan kesan romantis yang begitu mendalam.
Perempuan cantik yang sedang duduk itu tampak anggun dengan gaun hitamnya. Rambutnya tergerai indah, dengan riasan yang sempurna dan lipstik berwarna merah menyala, walau dari kejauhan, terlihat bukan perempuan biasa. Dan laki-laki yang duduk didepannya, mengenakan setelan jas berwarna hitam, walau dari kejauhan, laki-laki itu terlihat gagah dengan apapun yang dikenakannya.
"Mari kita lihat siapa mereka, dan .... "belum selesai Ara menduga-duga, dia dikejutkan dengan pasangan yang duduk sambil menunggu wine dituangkan. Benar dugaan Ara, laki-laki yang duduk dengan setelah jas yang terlihat sangat mahal itu adalah Raka Surya Dewanto, dan yang duduk di depannya adalah...
"Selamat malam, Tuan, maaf sedikit terlambat dalam pengiriman bunga."
Saat Raka melihat ke atas, tentu saja dia kaget. "Kau?"
"Anda tepat sekali, saya kesini untuk meminta kompensansi dari Anda. Dan...apakah nona ini yang malam itu sedang mendesah hebat dari kamar Anda?"
"Apa? Desahan apa yang kamu maksud?" Siska mencoba mencari jawaban melalui Ara dan memandang tajam ke arah Raka.
"Ups, bukan, Anda? Lebih baik saya mundur dari ruangan ini, dan silahkan Anda meminta penjelasan kepada Tuan yang duduk didepan Anda."
Ara membalikkan badannya setelah meletakkan buket bunga mawar merah dimeja dan melangkah anggun keluar dari medan perang. Senyum tipisnya mengembang.
"Tapi siapa perempuan tadi, seperti aku pernah melihatnya?" Ara berfikir sambil berjalan keluar hotel. "Ahh...Fransiska Angel, model terkenal itu? Ternyata dia kekasih laki-laki brengsek itu. Yah sudah terlanjur juga. Laki-laki tukang selingkuh memang pantas diperlakukan seperti itu. Ternyata aku juga menolong masa depan seseorang."
Ara melajukan kendaraannya menuju galeri untuk menyelesaikan beberapa pesanan rangkaian bunga yang belum selesaikan.
***
'Restaurant'
"Apa maksudnya ini, Raka. Kamu mengajakku makan malam untuk ini?"
"Tenang dulu, Sayang, aku bisa menjelaskan semua ini!" jelas Raka dengan sedikit gugup karena Siska sudah marah besar padanya.
"Desahan hebat katanya? Siapa? Kamu berselingkuh dibelakangku? Sedangkan dirimu saja selama ini tak pernah mau menyentuhku!"
"Aku pastikan semua yang dia katakan adalah bohong. Percayalah padaku, Siska. Dan tujuanku sebenarnya mengajakmu kesini untuk memintamu menjadi istriku, menikahlah denganku." Raka mengeluarkan cincin berlian dari dalam sakunya, dengan berlutut di depan Siska, Raka menunggu jawaban dari sang model cantik itu. Walau suasananya sudah terlanjur canggung diantara mereka.
"Menikah? Setelah semua kehebohan ini? Kamu bermimpi Raka. Kita sudahi saja hubungan ini. Kamu tak pernah mencintaiku." Siska mengambil nafas sejenak karena ia terengah-engah setelah melampiaskan kemarahannya pada Raka.
"Sentuh aku, Raka. Lakukan hal itu malam ini jika kamu memang mencintaiku." lanjut Siska.
"Aku tak akan menyentuhmu sebelum kita menikah, Sayang. Ketahuilah aku sangat menghormatimu." terang Raka saat dia sudah berdiri dihadapan Siska.
"Jadi yang kamu maksud, kamu menyentuh perempuan lain dulu sebelum menyentuhku secara sah?" Siska sudah dipuncak emosinya.
"Sayang, aku . . ."
"Cukup!" Siska menangkis tangan Raka saat ingin menyentuhnya dan melemparkan cincin yang sudah digenggamnya.
Setelah melempar cincin yang Raka sodorkan, Siska berjalan keluar ruangan. Raka tak mengejarnya, karena Raka tahu watak dari Siska. Yang tetap tidak akan mendengarkan penjelasan apapun selama emosi masih didalam dirinya.
***
'Ruang direktur utama S&D Group'
"Bagas, carikan informasi tentang seseorang."
Raka menyodorkan sebuah nama disecarik kertas kepada asisten pribadinya. Dengan kekuasaan yang Raka miliki, bukan hal sulit untuk mencari tahu siapapun di negeri ini.
"Ini, Pak." Bagas memberikan 1 amplop penuh informasi yang dia dapatkan selama 60 menit.
"Terimakasih. Kamu bisa keluar"
Raka membuka amplop itu, dan membaca isi yang didalamnya dengan seksama. "Menarik sekali" senyum sinis terlempar di bibir Raka.
Klik...klik...klik...
Notifikasi di hp Raka bermunculan saat ia baru mengaktifkan ponselnya.
'Telpon mama saat kamu sedang tidak sibuk!'
Krrrrrr....krrrrr.....krrrrr....
"Hallo" dari suara perempuan diseberang sana.
"Ada apa, Ma?"
"Bagaimana ini? Kenapa kamu belum menikah juga, Raka? Sepupumu akan menjadikan hal ini untuk menjatuhkanmu dirapat dewan nanti."
"Tak bisakah menanyakan kabar anakmu dulu ini, Ma? Sebelum mengurusi bisnis ini. Dan informan mama memang hebat bisa tau hal seperti ini dengan cepat."
"Mama tidak ada waktu untuk hal itu. Bukankah kamu sudah tau nak gosip yang beredar di luar. Hal itu bisa menjatuhkanmu dari posisimu saat ini. Kalau kamu adalah..."
"Gay? Ayolah ma, siapa yang akan percaya hal itu?"
"Mereka akan percaya, karena kamu tidak pernah sekalipun terlihat berjalan atau berkencan dengan seorang wanita. Yang selalu ada disampingmu adalah asisten laki-lakimu itu."
"Apa informan Mama tak mengatakan siapa yang aku lamar malam itu?"
"Mama tahu, dan karena itulah kamu selalu dicurigai. Karena kamu berkencan dengan seorang model, dan tidak bisa mengumbarnya ke khalayak umum. Di umurmu yang sudah 32 tahun ini, tak pernah ada sekalipun terlihat langsung dengan perempuan. Itu membuat..."
Raka tahu dibalik kegelisahan mamanya, secepat kilat dia memutar otak untuk menenangkan mamanya itu. "Tenanglah, Ma, dalam 1 minggu, Mama akan memiliki menantu. Dan Raka juga masih tetap diposisi ini, Raka janji."
"Siapa?" tanya mama penasaran.
"Mama akan tahu, tenang saja."
Cerita tambahan 😉
Raka sudah gelisah saat bunga mawar merah yang ia pesan masih belum di antar ke tempat yang sudah di janjikan.
Saat pintu depan terbuka dan ada seseorang yang membawa rangkaian bunga mawar merah, Raka menjadi lega. Karena bunga itu adalah rangkaian momen yang akan dia gunakan untuk melamar kekasihnya.
Saat bunga itu sudah berada didekatnya, Raka melihat kearah pengantar bunga yang membuatnya harus menunggu.
"Sangat sempit dunia ini, sampai bisa bertemu dengan gadis ini lagi." kata Raka dalam hati.
Dan saat gadis dihadapannya sedang mengatakan apa yang terjadi saat mereka di Bandung, Raka terus memperhatikan gadis didepannya itu yang terus mencoba memprovokasi perempuan yang akan dilamarnya.
Raka penasaran siapa gadis pembawa bunga mawar merah yang secara khusus dipesannya itu, siapa namanya, dimana tinggalnya. Tapi semua itu harus di urungkan karena Raka harus berurusan dengan Siska. Raka mencoba menjelaskan bahwa apa yang dikatakan gadis pengantar bunga itu merupakan kesalah fahaman. Tapi kekasihnya sudah terlanjur marah dan membuang cincin yang Raka berikan. Siska pergi begitu saja tanpa melihat kebelakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Aisyah Prasutio
suka karakter Ara,tegas
2021-07-03
0
🔥🍷💸🦁AkuMultifandom🦁🐧
si Ara salah ngelabrak nihh kayak'nya
2021-06-24
0
Adiba Shakilla Ramdani
sukaa niih kalo cewenya ga menye* ..alias stroong 😆😆😍
2021-04-02
2