PERJANJIAN 2

"Aku...."

"Waktu sudah berlalu dari 1 menit nona, ucapkan selamat tinggal pada galeri dan karyawanmu." Raka kembali kemejanya dan bersiap menekan nomor ditelepon kantornya.

"Tunggu!!! Bagaimana juga ini tidak setimpal dengan apa yang kuperbuat. Tetap aku yang banyak dirugikan."

Raka meletakkan kembali gagang teleponnya. Dan mendekat ke arah Ara.

"Bagaimana dengan kerugianku? Aku kehilangan calon pendamping, dan terancam dilengserkan dari posisiku saat ini. Bagaimana kalau kita duduk dan mendiskusikan hal ini?"

Ara menyanggupi permintaan Raka, dia tidak bisa lagi memilih solusi lainnya. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah menuruti permintaan Raka. Ara baru tersadar, bahwa salah besar berani berurusan dengan orang berpengaruh dikotanya ini. Dia menyumpahi dirinya sendiri yang sedang sial.

Bagas membawakan secangkir coklat hangat ke hadapan Ara. Siang ini memang kota sedang diguyur hujan lebat. Rintik hujan, dan mendungnya awan menggambarkan hati Ara. Ara yang sebatang kara, tak ada keluarga. Hanya karyawannya lah yang dia anggap sebagai teman dan saudara.

"Pernikahan kita akan kita lakukan tepat 1 minggu dari sekarang. Tidak ada kontrak pra pernikahan, tidak ada...."

"Tidak ada kontrak???" mata Ara melotot selebar-lebarnya.

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan kegiatan seperti yang kamu bayangkan. Aku tidak akan menyentuhmu sedikitpun. Aku tidak akan repot-repot mau mengubah persepsimu tentang pernikahan."

"Tapi kenapa tidak dengan kontrak?"

"Hmmm, aku sering mendengar keponakan-keponakanku yang heboh membicarakan drama korea atau apalah itu, yang hubungannya ketahuan karena adanya surat kontrak dan sebagainya. Itu terdengar sangat merepotkan. Aku tidak mau sepupu yang mengincar posisiku menemukan celah itu."

"Baiklah, kita anggap ini sebuah kerjasama. Aku akan membantumu dengan posisimu, dan kamu harus membantuku dengan galeriku, demi karyawanku."

"Cukup menarik. Menjadi bersahabat hanya karena bawahan?" Raka bingung kenapa Ara cepat bersahabat dengannya hanya karena bawahannya.

"Mereka bukan sekedar 'hanya bawahan', mereka penting bagiku. Baiklah, masalah perceraian akan kita diskusikan kedepan hari. Sudah sore, waktunya aku kembali. Persiapan semua aku serahkan padamu."

"Baik, utusanku yang akan menemuimu untuk menyelesaikan segala persiapan pernikahan ini. Aku harap kerjasama kita akan berjalan lancar."

Ara dan Raka berjabat tangan tanda mereka sekarang berada di satu kapal yang sama. Jangan sampai karam, karena mereka akan tenggelam bersama.

Ara melangkah gontai meratapi nasibnya hari ini. Dimana dia akan menentang prinsip terbesarnya, anti menikah.

Ara melajukan mobilnya pulang ke kediamannya, merupakan apartemen terkemuka disalah satu belahan kota, rumah yang dia dapatkan dengan jirih payahnya. Tempat dimana dia menghilangkan segala kepenatan dunia.

Seperti biasa, saat pulang kerumah di sore hari, Ara akan merendam tubuhnya dengan wewangian dari bunga racikannya sendiri, setelah itu dia akan bersantai sambil menonton berita di televisi, dan membaca artikel tentang bunga yang digemarinya, lanjut menuju alam mimpinya. Setiap hari sendiri, tanpa pasangan. Dan hal ini yang akan berakhir dengan segera, karena dia akan berubah menjadi nyonya Raka Surya Dewanto dalam 1 minggu kedepan.

***

Tibalah hari perayaan pernikahan. Ara telah melalui segala persiapan pernikahan yang singkat. Dari mencoba gaun pengantin, mencocokan nama di undangan, dan memilih tempat pemberkatan dan pesta.

"Ya, saya bersedia."

"Dengan ini saya sahkan kalian menjadi sepasang suami istri. Dipersilahkan pengantin pria untuk mencium pengantin wanitanya."

Dengan tenang mereka berpandangan. Sedetik kemudian, Raka sudah mencondongkan wajahnya mendekati Ara. Ara tak mau kalah dengan aktingnya, dia segera memiringkan wajahnya.

"Kamu tenang saja, aku tidak akan menciummu."

"Aku tahu itu, kau akan kubunuh apabila benar-benar menciumku."

Mereka sebenarnya hanya mendekatkan wajah mereka seolah berciuman, tidak terlalu nampak karena penutup kepala Ara yang panjang.

Dan hari itu mereka telah syah menjadi sepasang suami istri. Pesta langsung dilaksanakan setelah pemberkatan pernikahan, banyak undangan dari partner bisnis Raka dan juga karyawan The Florist tentunya.

Pesta itu berjalan meriah, dengan dekorasi yang mewah dipenuhi bunga berwarna putih, dihiasi lampu berwarna senada membuat ruangan itu begitu cantik. Dan ditengahnya berada pasangan pengantin yang harus berpura-pura bahagia.

Raka Surya Dewanto, pria dengan tinggi 180cm, berparas tampan, dengan setelan jas bermerk terkenal, mengeluarkan kharismanya yang tiada duanya dimalam itu. Sedangkan disebelahnya, yang saat ini menjadi istrinya, Maharani, 27 tahun, gadis berparas menawan, dengan body yang aduhai dipadu padan gaun pengantin berwarna merah, mampu menjadi sorotan utama dipesta malam itu.

Pesta berjalan dengan lancar, dan tamu undangan menikmati jamuan yang sudah disediakan oleh pemilik hajatan. Semuanya berjalan normal, kecuali kedua pasangan suami istri tersebut. Yang harus terus berpura-pura tersenyum bahagia dihadapan semua tamu undangan dan keluarga.

Cerita Tambahan 😉

"Harus aku akui, aku bersyukur bisa mendapatkan gadis yang sejak beberapa hari lalu masuk kedalam mimpiku. Hanya saja caranya agak sedikit berbeda. Kami harus berselisih faham dulu." Raka berkata dalam hatinya.

"Sampai kapan aku harus terus tersenyum, Raka?" kata Ara dengan masih menempelkan senyum pada wajahnya.

"Lakukan hal itu sampai acara ini selesai!" perintah Raka.

Terpopuler

Comments

Hesti Sulistianingrum

Hesti Sulistianingrum

kayaknya kamu bukan kena sial Ara, tp beruntung 🤭

2021-03-27

1

Aurel

Aurel

kerja samanya...asikkk.....nikah.....🤣🤣🤣🤣

2021-01-24

5

nobita

nobita

bener ni novel, bkn aq penasaran

2020-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!