"Saya terima, nikah dan kawinnya Aletta Nanda Saraswati binti Riyanto Hadi Abiseka dengan 1 gram berlian dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."
"SAHHH...SAHHH..." seru saksi ijab qabul.
"Alhamdulillah," ucapku dan semua orang yang berada di dalam masjid besar acara ijab qabul-ku dengan Eric.
Aku tak berhenti berdegup kencang, sampai Eric memasukkan lingkar cincin pada jari manisku. Aku telah 'sah' menikah dengan Eric. Bos kantorku yang selama ini aku dambakan dan fotonya kupajang di bilik kerjaku. Rasa bahagiaku tak bisa lagi kuungkapkan dengan kata-kata.
Acara resepsi, di buka setelah ijab qabul. Kini aku berada di kamar pengantin tengah didandani oleh MUA, di situ juga terlihat Eric yang tengah memakai jas yang dibelinya kemarin. Ia tidak menyapaku sama sekali, setelah acara ijab qabul. Aku ingin menyapa, tapi aku malu. Rasanya kini berbeda dibandingkan dengan kemarin sebelum menikah. Seakan kini terasa tegang.

"Kak, makeup-nya sudah selesai," tutur MUA yang mendandani aku.
Kupandangi wajahku, dan aku merasa, ini bukan aku. Apa aku secantik ini?, batinku menolak kenyataan bahwa aku cantik.
"Letta, ayo!" seru Eric mengajakku segera keluar karena tamu-tamu undangan sudah mulai berdatangan.
Aku hanya mengangguk, lalu meraih lengan kekar Eric dan berjalan bersamanya. Kami hanya diam saja dalam menuju tempat resepsi.
Alangkah banyaknya tamu yang diundang oleh keluarga Baron, semua pengusaha sukses. Dan tiba-tiba, rasa malu menghinggapi perasaanku. Aku ini, hanya pegawai kantor biasa. Tapi, kenapa aku bisa menikahi bosku. Hatiku mulai sakit, dan tak kusadari aku mencengkram lengan Eric dengan kuat.
"Kamu kenapa?" tanya Eric.
"Aku, hanya grogi aja, Pak," celotehku.
"Masih aja manggil aku Pak, kamu kira ini kantor?" balasnya.
"Ehh, kan kamu. Bapak dari anak-anak kita nanti, Pak."
Eh, kok jadi gombal gini. Najisun, pikirku kikuk.
Eric menutupi tawanya yang aduhai, "Bisa aja kamu," ucapnya tersipu malu.
Acara berlangsung begitu meriah, namun, aku tidak melihat ada rekan-rekan kantor yang diundang.
Apa, cuma teman-temannya Pak Baron dan temannya Ayah yang diundang ya?, tanyaku dalam hati.
Tapi, semua tidak masalah. Karena justru bagus aku tidak bertemu dengan cewek mengerikan itu.
"Heyo, Eric. Congratulations! I can't believe it. You're married," ungkap seorang bule berambut silver dan langsung memeluk Eric.
"Thankyou, brother. I wish you can married soon!" balas Eric sembari memeluk kembali yang aku rasa itu temannya.
Aku hanya menatap kedua orang itu kaku, dan di saat aku mengalihkan pandangan ke belakang lelaki bule itu.
Rendy?!, hatiku memberontak seketika.
Untuk apa, dia datang kesini, dari mana pula dia tau! Orang enggak diundang, main dateng aja sih! Isshh sebel banget deh, ketusku dalam hati.
Rendy, menyalami Eric dengan wajah memelas. Caper sih!, bentakku di hati. Eric memperhatikan Rendy dengan saksama, dia merasa tidak familiar dengan wajah Rendy.
"Ini temanmu, Letta?" tanya Eric.
"Eh, iya. Itu temanku," aku membalas dengan hati-hati.
"Oh,"
"Selamat, atas pernikahan kalian berdua," ujar Rendy dengan wajah seolah-olah sedih.
"Makasih," saut Eric. Aku hanya diam tanpa, menjawab dan berharap ia cepat enyah dari hadapanku.
****
Malamnya,
Di meja makan mewah milik keluarga Baron, kami semua sekeluarga menikmati hidangan yang ada.
"Alhamdulillah ya, Pah. Kita punya menantu," ungkap Mama Eric.
Aku tersenyum hambar, mendengar ucapan mama Eric, "Iya, Mah. Tinggal nunggu cucu aja nih," balas Pak Baron membuat Aku dan Eric bersamaan tersedak.
Ibu dan ayahku hanya terdiam dan tersenyum licik melihat Aku dan Eric tersedak barengan.
"Cie cie romantis banget sih, tersedak aja barengan gitu," saut Putri adikku. Aku dengan wajah memanas mencubit paha Putri pertanda mengingatkan jangan asal ngomong.
"Ihh," keluh Putri.
Selesai makan malam, Aku dan Eric di arahkan mama mertua agar langsung ke kamar pengantin.
Di dalam kamar,
Aku bergegas masuk kamar mandi ketika Eric melepaskan bajunya.
"No! Aku enggak bisa lihat Abs suamiku sendiri. Aku malu," ujarku pelan sambil menutup mukaku di depan cermin kamar mandi.
Aku bergegas mandi, dan saat aku selesai lalu keluar kamar mandi, terlihat Eric tengah terbaring di kasur, tanpa memakai atasan.
Astagfirullahaladzim, untung suami, batinku tak kuasa melihat penampakan seperti ini.
"Letta~"
'DEG,' jantungku seakan berhenti berdegup.
"Eee, iya Pak?" jawabku kaku.
"Huf, terus aja manggil Pak, sampai bayi kita lahir ya?" keluh Eric.
"I... Iya maaf, Tuan." Semakin bodohnya, Letta. Bibir miskin ini seolah merasa dirinya tak pantas menyebut nama suaminya.
"Allahu Akbar,"
"Mau Adzan?" cetusku.
"Hei! Hahaha, ini istri apa pelawak sih?" Ia pun bangkit dari kasur dan mendekatiku. Aku segera menutup celah agar ia tidak menyentuh badanku.
Hei bodoh, dia suamimu, ucap batinku yang pintar.
"Eee, Tuan. Mau apa?"
"Tuan, Pak, gitu aja terus sampai kita tua ya?"
"Iya maaf, Eric." Akhirnya bibirku menerima kenyataan.
"Sayang, gitu!" paksa Eric.
"Eh, Eh... " aku terkejut dengan ucapan Eric.
"Letta, yang lucu. Tolong carikan aku baju tidur yah," ungkap Eric menunjuk lemari sembari memenceti pipiku. Mataku terarah melihat lemari yang acak-acakan semua baju dikeluarkan oleh Eric. Aku kesal,
"Eric sayang, kenapa ngambil bajunya kayagitu!" bentakku.
Eric hanya nyengir, melihat aku mulai marah atas kelakuannya. Belum sehari ini, jadi suami udah begini. Ngga percaya lagi aku, dandanannya aja manly banget. Aslinya bayi besar. Ampunnnnn deh,
"Yaudah, kamu mandi sana. Aku cariin bajunya," lontarku.
"Makasih ya." Ia masih nyengir seakan tak bersalah, lalu memasuki kamar mandi.
Saat dia mandi, aku dengan sabar membereskan baju yang dibuangi Eric kemana-mana. Untung ganteng, kalau enggak, uhhh.. Udah aku pites kalau kayagini, batinku kesal.
"Letta!" teriak Eric dari dalam kamar mandi.
"Iya, apa?" aku mendekat ke pintu kamar mandi.
Apakah yang akan terjadi? NEXT EPISODE ditunggu ya ~~~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Inonk_ordinary
Wooow kenyataan pahit menanti sepertinya,, siap2 gaessss,,,
2021-03-03
1
Gv_lov
ngakak😂
2020-09-29
0
yoreas🤬
pasangan kocak😂
sukak thor👍
2020-07-10
0