3. Pre Weeding

Di depan komputer kerja, aku hanya melamun dan memikirkan wajah Eric. Aku masih saja terpikir kejadian tadi malam.

'Drrrt ... Drrrt ... Drrrt ...' getaran handphone di saku celanaku menggoyahkan lamunanku.

"Halo, Bu. Ada apa?" tanyaku pada Ibu yang tengah menelponku.

"Hari ini, kamu sama Eric pergi cari gaun dan buat undangan pernikahan ya nak," ujarnya dengan penuh semangat.

"Hah? Seriusan? Emang pake resepsi gede-gedean gitu, Bu?" tanyaku kaget.

"Kata Pak Baron sih begitu, Letta."

"Papanya Eric?"

"Iya."

"Lah, Bu. Kok Ayah bisa punya temen sekeren Pak Baron sih?"

"Pak Baron itu, dulu teman SMA Ayah. Dia dulu sering sekali makan dan menginap di rumah Ayah. Mereka teman dekat," jelas Ibu.

"Oh, pantesan aja rela banget anaknya dinikahin sama Letta," ketusku.

"Eh, Letta. Jangan ngomong begitu, mungkin Eric ganteng itu memang jodohnya kamu tah," timpal Ibu membuatku mengembang.

Jantungku langsung saja berdebar kencang, mendengar ucapan Ibu.

"Em, tapi Bu. Sekarang dia lagi enggak di kantor tuh. Aku juga enggak punya nomornya. Trus gimana dong?"

"Dia itu kan atasan kamu Letta, pasti banyak nomornya tersebar di situ."

"Ih, narsis banget kali. Nomor disebar-sebar."

"Maksud Ibu, ya kamu tanya lah ke HRD atau siapa gitu. Orang-orang kantormu," celoteh Ibu.

"Hih, Ibu. Enggak semudah itu tau!" keluhku.

"Yaudah, Ibu chat Pak Baron aja biar ngirim nomor Eric ke kamu."

"Nah, gitu kek daritadi. Kan enak," ucapku santai.

"Yaudah, udah dulu ya! Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam," sautku.

Dadaku makin tak karuan membayangkan wajah Eric lagi,

"Bagaimana nanti ekspresi dia pas milih undangan ya? Apa masih sama kaya tadi malem? Atau bakal cuek? Duh kebanyakan nonton drama sih! Jadi ekspektasi kemana-mana," gumamku pelan.

'Tuling' suara chat masuk

Nomor baru,

+6285078×××××

Chat: Hai Letta :)

"Siapa nih, ah. Orang iseng males deh." Terpaksa aku menjawab chat tersebut, siapa tahu nomornya Eric.

Chat Letta: Siapa?

'Tuling'

Chat: Aku Rendy, kamu apa kabar? Denger-denger mau nikah ya?

Rendy? Rendy? Rendy? Eumm. Hah! Mantan gue!. Ngapain sih sok akrab chat-chat lagi! Ogah banget deh! Tukang selingkuh!, keluhku dalam hati mengingat Rendy yang busuk. Jujur saja aku paling enggak suka sama tukang selingkuh dan pembohong.

Chat: Aku enggak akan ganggu kamu kok Let, aku cuma mau ngucapin selamat aja. Semoga pernikahanmu berjalan lancar ya~

Chat Letta: Iya, gausah chat gue lagi! Makasih do'anya.

Aku mengetik pesan dengan perasaan jengkel, mengingat orang yang dulu aku prioritaskan justru selingkuh dengan adik kelasku sendiri.

"Hah! Bikin badmood aja sih!" keluhku lumayan kencang. Hingga semua mata memandangku kembali.

"Sorry ... Sorry ..." Aku meminta maaf pada orang yang memandangiku.

Lagi-lagi hal ini membuat cewek berambut blonde yang dulu hampir mencakarku bangkit dari kursinya.

"Eh! Lu kira, ini kantor lu apa! Ngapain teriak-teriak!?" serunya dengan nada yang kasar.

"Ya maaf," ucapku pelan dan mengabaikan wajah cewek blonde itu.

"Awas aja lu bikin masalah lagi! Gue aduin ke Tuan Eric! Biar dipecat!" ancamnya.

Aku kaget dengan ucapan menggelikan itu, dia benar-benar seperti ABG. Aku sudah tidak mau berurusan dengan cewek blonde itu lagi.

Bodo amat lah, batinku.

Tiba-tiba handphone-ku berbunyi pertanda telepon, aku baru saja memberinya suara agar tahu informasi dari Pak Baron.

"Assalamu'alaikum, halo. Dengan siapa?"

"Waalaikumussalam, Letta. Kamu sekarang turun trus menuju parkiran mobil. Aku tunggu!"

"Eh, tunggu. Ini siapa!?" ujarku memastikan ini bukan nomor iseng lagi atau nomor mantan.

"Aku Eric! Cepat ya!"

'Tuuut' ia mematikan telepon tanpa salam terlebih dahulu.

"Dasar! Eh tapi ..." Aku bingung bagaimana caranya aku keluar di jam kerja seperti ini. Pasti mata elang mereka akan mengikuti langkahku, dan aku tidak akan nyaman. Apalagi si blonde, pasti nanya-nanyain.

"Duhh!" aku memandang sekitar, semua mata tertuju pada komputer masing-masing. Dan aku segera berlari menuju keluar.

'TAK ... TAK ... TAK ...' heels-ku berdecit aku lari lumayan kencang dan akhirnya sampai ke parkiran mobil kantor. Mobil mewah berwarna emas berhenti tepat di depan aku berdiri. Jendela belakang mobil itu perlahan terbuka dan menampakkan sosok yang tak asing lagi di mataku.

"Masuk," katanya pelan.

Aku segera masuk dan duduk di sampingnya. Kembali lagi dadaku berdebar teramat kencang. Ya Ampun!! Ya kali gue mimpi, naik mobil mewah duduk di samping cowok ganteng pula. Indahnya hidup ini, batinku senang.

"Kamu kok ngos-ngosan gitu?" tanya Eric menghentikan detak jantungku.

"Eh, enggak apa-apa kok," ujarku bohong.

Ia memalingkan wajahnya ke depan, aku melihat dari samping wajahnya yang teramat halus dan maskulin.

Dia ini manusia atau patung sih?, tanya hatiku.

Ia menoleh, dan membuatku tersentak kaget.

"Eh kenapa?" tanyanya yang juga terkejut.

"Aku tadi lihat cicak," ucapku spontan.

Dengan wajah bingung ia menoleh ke samping, mengamati mobilnya dengan teliti.

"Memang, ada cicak di mobilku?" tanyanya polos.

"Udah kebawa angin," ucapku semakin ngawur.

Ia tersenyum dan mencubit pipiku. "Mana ada sih, yang ada kamu liatin aku kan?" perkataannya membuat dadaku mau meledak.

"Hehe, maaf ya. Aku hanya heran sama kamu, pakai perawatan apa sih. Bisa kayagitu muka," ungkapku jujur.

Dia tersipu malu sembari tertawa kecil, dan memegang wajahnya "Emang kenapa? Biasa aja kok mukaku. Cuman aku ganteng dari lahir." Kini ungkapan jujurnya membuatku jengkel, iya sih, benar juga kalau ganteng dari lahir.

"Masa sih? Oplas kali," ledekku mencairkan suasana.

"Enak aja!" Dia cemberut dan menekuk kedua tangannya di depan dada.

"Kan lagi zamannya, Pak. Manusia pada oplas, beda sama saya yang enggak mampu oplas," tuturku.

"Emang kamu mau oplas? Kenapa? Kamu udah cantik." Aku reflek mencubit lengan Eric.

"Auww," rintihnya.

"Maaf ya, Pak. Saya tersinggung."

"Hahaha, sakit tau. Di bilang cantik kok tersinggung, lucu banget sih kamu." Ia tertawa.

Dia tertawa, uhh cakepnya. Please lakuin lagi. Jangan cuma sebentar dong, batinku.

"Iya udah jelas aku jelek, dibilang cantik. Ya tersinggung," oh mengapa aku selalu berkata jujur tanpa jaim sama sekali.

"Iya deh kamu..." Eric memutus kata-katanya karena telah sampai di toko gaun pengantin.

"Sudah sampai Tuan," kata sopir pribadi Eric dengan nada yang amat rendah.

Kami pun segera turun dari mobil, masuk ke dalam toko dan langsung memilih. Jujur saja, aku bingung melihat gaun-gaun indah yang amat mahal pula. Gaji kantorku sampai 10 tahun juga tidak akan bisa membeli salah satu gaun di sini. Sementara Eric, sudah selesai memilih jasnya dan ia tidak membantuku memilih sama sekali.

"Pak Eric," panggilku. Ia menoleh ke arahku, "Hm?" cetusnya menanggapiku.

"Bisakah kau membantuku memilih gaun? Aku sangat bingung, karena semuanya indah dan mahal," pintaku jujur. Eric segera memandang beberapa gaun disitu dan amat cepat ia memilih.

"Ini ya?" katanya singkat.

Aku hanya mengangguk setuju, Eric benar-benar lelaki impianku. Tampan, kaya raya, baik, juga perhatian. Bagaimana aku tidak merasa beruntung dijodohkan dengan dia. Setelah memilih gaun, kami segera ke tempat undangan.

Dari situ Aku mulai dekat dengan Eric, ternyata dia adalah orang yang asyik. Dan sangat baik....

Aku tak sabar lagi menikah dengannya ^^

Terpopuler

Comments

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

visual aleta nya thour mana?

2020-09-21

1

yoreas🤬

yoreas🤬

visual alletanya mana thor

2020-07-10

2

Yeyen Dhevan

Yeyen Dhevan

ahaiii

2020-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 1. Dikenal Bos
3 2. Bertemu Jodoh
4 3. Pre Weeding
5 4. Pernikahan
6 5. Setelah Menikah
7 6. ERIC
8 7. Apartemen Baru
9 8. HoneyMoon
10 9. Rasa Cinta dan Sakit Hati
11 10. Tercipta Jarak
12 11. Datang Bulan
13 12. Kejadian
14 13. KECEWA
15 14. Meeting
16 15. Eric Sakit
17 16. Cemburu?
18 17. Foto
19 18. Hubungan Retak
20 19. Aletta Sakit
21 20. Janji
22 21. Pregnant
23 22. Dion
24 23. Eric Berubah
25 24. Pergi
26 25. Kepergian Aletta
27 26. Pencarian Aletta
28 27. Harapan Bertemu
29 28. Bertemu
30 29. Aletta dan Eric
31 30. Melepas Rindu
32 31. Hukuman
33 32. Farrel Andrieananda Sultan
34 33. Kembali
35 34. Belanja
36 35. DEWI COMEBACK
37 36. Firasat
38 37. SESAL
39 38. Liburan
40 39. Heartache
41 40. Keluarga Kecil Dion
42 41. Ulang Tahun Eric
43 42. Sultan Family
44 43. Adik Lagi?
45 44. Minder jadi Istri CEO
46 45. Aletta Challenge
47 46. It's Me "Aletta Nanda Saraswati"
48 47. Challenge Kembar
49 48. SAKIT
50 49. Kurang Apa Aku "Aletta"
51 50. Hilangnya Kepercayaan
52 51. Penyelamat
53 52. Anak Jantan
54 53. Main ke Rumah Rasya
55 54. Tidur Tanpa Eric
56 55. Seminggu Berlalu
57 56. Eric atau Rendy?
58 57. Perjodohan????
59 58. Jennie , Farrel
60 59. Ulang Tahun Ken, Hadiah untuk Aletta
61 60. Stadium 3
62 61. EGO
63 62. I Purple You
64 63. Kematian
65 64. Seracik Harapan
66 65. Kondisi Memburuk
67 66. Lie
68 67. Serpihan Hati
69 68. Kisah Pilu
70 69. Mama Baru?
71 70. FLASHBACK
72 71. Tak Tahan
73 72. Kemoterapi
74 73. Kemoterapi 2
75 74. I Lose You
76 75. Pemakaman
77 76. Kehidupan Kedua
78 77. Memulai dari Awal
79 78. Keadaan Aletta
80 79. Menjadi Istri Eric Sultan
81 80. KALUNG
82 81. Selingkuh?
83 82. Kembalinya Luka
84 83. Terlambat
85 84. TERAKHIR
86 85. EXTRA PART
87 WARNING
88 #CEO WIFE 2 (Kamu dan Segala Kenangan)
89 #CEO WIFE 2 (Tak Bisa Lupa)
90 #CEO WIFE 2 (Rencana Sejak Lama)
91 #CEO Wife 2 (SATU)
92 #CEO Wife 2 (DUA)
93 #CEO WIFE 2 (TIGA)
94 #CEO WIFE 2 (EMPAT)
95 #CEO WIFE 2 (LIMA)
96 #CEO WIFE 2 (ENAM)
97 #CEO WIFE 2 (TUJUH)
98 #CEO WIFE 2 (DELAPAN)
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Awal
2
1. Dikenal Bos
3
2. Bertemu Jodoh
4
3. Pre Weeding
5
4. Pernikahan
6
5. Setelah Menikah
7
6. ERIC
8
7. Apartemen Baru
9
8. HoneyMoon
10
9. Rasa Cinta dan Sakit Hati
11
10. Tercipta Jarak
12
11. Datang Bulan
13
12. Kejadian
14
13. KECEWA
15
14. Meeting
16
15. Eric Sakit
17
16. Cemburu?
18
17. Foto
19
18. Hubungan Retak
20
19. Aletta Sakit
21
20. Janji
22
21. Pregnant
23
22. Dion
24
23. Eric Berubah
25
24. Pergi
26
25. Kepergian Aletta
27
26. Pencarian Aletta
28
27. Harapan Bertemu
29
28. Bertemu
30
29. Aletta dan Eric
31
30. Melepas Rindu
32
31. Hukuman
33
32. Farrel Andrieananda Sultan
34
33. Kembali
35
34. Belanja
36
35. DEWI COMEBACK
37
36. Firasat
38
37. SESAL
39
38. Liburan
40
39. Heartache
41
40. Keluarga Kecil Dion
42
41. Ulang Tahun Eric
43
42. Sultan Family
44
43. Adik Lagi?
45
44. Minder jadi Istri CEO
46
45. Aletta Challenge
47
46. It's Me "Aletta Nanda Saraswati"
48
47. Challenge Kembar
49
48. SAKIT
50
49. Kurang Apa Aku "Aletta"
51
50. Hilangnya Kepercayaan
52
51. Penyelamat
53
52. Anak Jantan
54
53. Main ke Rumah Rasya
55
54. Tidur Tanpa Eric
56
55. Seminggu Berlalu
57
56. Eric atau Rendy?
58
57. Perjodohan????
59
58. Jennie , Farrel
60
59. Ulang Tahun Ken, Hadiah untuk Aletta
61
60. Stadium 3
62
61. EGO
63
62. I Purple You
64
63. Kematian
65
64. Seracik Harapan
66
65. Kondisi Memburuk
67
66. Lie
68
67. Serpihan Hati
69
68. Kisah Pilu
70
69. Mama Baru?
71
70. FLASHBACK
72
71. Tak Tahan
73
72. Kemoterapi
74
73. Kemoterapi 2
75
74. I Lose You
76
75. Pemakaman
77
76. Kehidupan Kedua
78
77. Memulai dari Awal
79
78. Keadaan Aletta
80
79. Menjadi Istri Eric Sultan
81
80. KALUNG
82
81. Selingkuh?
83
82. Kembalinya Luka
84
83. Terlambat
85
84. TERAKHIR
86
85. EXTRA PART
87
WARNING
88
#CEO WIFE 2 (Kamu dan Segala Kenangan)
89
#CEO WIFE 2 (Tak Bisa Lupa)
90
#CEO WIFE 2 (Rencana Sejak Lama)
91
#CEO Wife 2 (SATU)
92
#CEO Wife 2 (DUA)
93
#CEO WIFE 2 (TIGA)
94
#CEO WIFE 2 (EMPAT)
95
#CEO WIFE 2 (LIMA)
96
#CEO WIFE 2 (ENAM)
97
#CEO WIFE 2 (TUJUH)
98
#CEO WIFE 2 (DELAPAN)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!