Dia adalah anak tertua di keluarga Violet. Dia adalah Abang Violet dan juga Abang dari bang Patrick. Kata cinta yang ku ucapkan padanya tak lebih hanya seperti angin untuknya. Dia berumur 6 tahun lebih tua dari padaku. Tahun ini berumur 33 tahun. Semua mengetahui perusahaan miliknya adalah perusahaan tersukses di dunia. Karena Keluarga Violet memiliki darah campuran. Mata yang dimiliki oleh nya berwana biru terang seperti biru laut dan rambutnya yang pirang. Malam ini Dia datang. Pintu terbuka dan dia berjalan memasuki ruangan dan mendekat padaku.
"Selamat malam Miranda" ucapnya lembut.
"Selamat malam" jawab ku dengan nada yang sama.
"lama tidak bertemu kau telah tumbuh dengan sangat menawan" ucapnya.
"begitulah" jawab ku dengan tersenyum.
"Bang ini kan acara pengumuman pertunangan ku! Apa kau tidak punya niat untuk menyapa James dulu?" ucap Violet.
"Maaf violet,baiklah Miranda nanti kita akan berbincang kembali"
Dia pun pergi dan menyapa James di seberang sana. Ini membosankan,pikir Miranda. Berapa kali orang yang menemuinya bertanya apa ia sudah menikah atau belum. Umur 27 tahun dianggap tidak layak jadi wanita jika belum menikah. Sebenarnya itu ide dari siapa. Bukan nya Miranda tidak ingin menikah,ia hanya belum menemukan nya. Akhirnya tiba dimulainya acara kata - kata spesial dan pengumuman pertunangan sampai akhirnya pertunjukan dan Dansa.
"My Lady, bolehkah aku berdansa denganmu malam ini?" seorang pria mengulurkan tangannya untuk meminta ia berdansa.
"Oh kau! Baiklah satu kali saja" Dia,mangajak ku berdansa.
"Miranda kau tau kan cara berdansa?"
"Ya sedikit"
Dia meletakkan tangannya pada pinggangku dan satu tangannya lagi memegang tanganku. Dengan ragu dan perlahan ku letak kan tangan ku di pundak nya.
"Mendekatlah lagi" bisiknya.
Tubuh kami pun berdekatan. Syukurlah malam ini aku menggunakan gaun jika tidak, akan memalukan berdansa menggunakan pakaian dengan celana. Lagu ini berdurasi 4 menit. Belum sampai 4 menit Miranda sudah ingin melepaskan diri dari pria itu. Kenangan yang ingin ia lupakan dan rasa yang ingin ia hilangkan kembali setiap ia merasakan nafas pria itu. Bahkan saat mereka berputar suara nafas pria itu masih tetap terasa di kulitnya.
"Apa kau ingin keluar untuk mencari udara segar,kulihat kau tidak menikmati dansa malam ini" Tanya pria itu.
"Boleh,disini terasa sesak,kalau begitu aku permisi..." Belum sempat Miranda menyelesaikan perkataannya tangan Pria itu sudah menggenggam dan menuntut nya menuju taman belakang milik keluarga nya.
"kita akan pergi bersama" ucapnya.
Sesampai di taman Miranda segera duduk di bangku yang ada di gazebo. Malam ini sangat indah. Bulan bersinar dengan sangat terang dan Aroma bunga mawar yang tertanam sepanjang taman tercium dengan lembut. Angin menerbangkan aroma bunga hingga sampai kepada mereka. Mereka duduk berhadapan tanpa berkata apapun. Tiba - tiba Dia mengeluarkan sebatang Rokok dan mulai menghidupkan api di pemantik,namun Miranda segera memegang pemantik itu.
"Bisakah kau tidak melakukan nya? Aku benci asap rokok" Pria itu terdiam mendengar Miranda berbicara.
"Baiklah,apapun mau mu My Lady" ucapnya
Terdiam kembali. Mereka bisa mendengar suara angin yang berhembus karena kesunyian diantara mereka berdua.
"Bagaimana kabarmu?" tanya pria itu kemudian.
"Baik kurasa."
"Syukurlah" jawab pria itu.
"Bagaimana denganmu?" tanya Miranda kemudian.
"Baik juga kurasa"
Miranda menggigit bibirnya dengan pelan,pria itu bisa tahu bahwa Miranda merasa gelisah. Miranda punya kebiasaan menggigit bibir atau kuku jarinya jika ia merasa gelisah.
"Kau semakin dewasa" ucap pria itu.
"Tentu saja,aku sudah 27 tahun"
"Apa kau sudah menikah?"
"Bagaimana denganmu apa kau sudah menikah?"
"Belum" jawab pria itu.
"Aku juga belum" jawab Miranda
"Apa kau memiliki pacar saat ini?"
"Bagaimana dengan mu?"
"Belum,mungkin" jawab pria itu.
"Aku juga begitu" jawab Miranda.
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Pria itu terus menatap Miranda. Cahaya bulan yang menyinari Miranda membuat Pria itu tak mampu menyimpan kecantikannya hanya dengan matanya. Pria itu ingin menyentuh nya. Miranda kemudian berdiri.
"Sebaiknya aku pergi,malam ini terlalu melelahkan" ucapnya dan berjalan melewati sepanjang tanaman mawar. Dan tiba tiba gaun Miranda tersangkut dan upaya untuk melepaskan diri dari mawar tersebut membuat Miranda Teriak dan jatuh dengan semakin tersangkut ke tanaman mawar itu. Pria itu berlari sekuat tenaga ketika mendengar suara Miranda.
"Mira,ada apa?" tanya ia khawatir.
"Tolong aku! gaun ku tersangkut semakin dalam ke semak mawar ini" ucapnya dengan memelas.
"Baiklah,biar ku lihat dulu"
Tanaman mawar ini sudah menempel kuat dengan kain brokat di gaun Miranda. Pria itu terus menarik dan melepaskan duri tersebut namun malah membuat gaun itu tertarik dan sobek sangat panjang hingga akhirnya menampakkan paha Miranda.
"Oh! Mira maaf kan aku,aku berusaha"
"Jangan bicara! cepat keluarkan aku dari sini! Duri ini sangat menyakitkan" ucap Mira.
"Banyak duri yang menempel,aku harus hati -hati supaya semua gaun mu tidak robek"
"Apa!? Tidak boleh! Kau tidak boleh merobeknya!"
Pria itu mengeluarkan duri di gaunnya satu persatu namun setiap ia menarik duri nya,pakaian Miranda semakin terkoyak. Sudah banyak kulit bagian bawah Miranda yang terbuka, tanpa sengaja Pria itu menyentuh kulit halus Miranda dan seketika itu ketenangan diri nya lenyap.
"Mira aku tidak tahan menunggu" Setelah berkata begitu Pria itu menangkup wajah Miranda dan mencium bibirnya. Ciuman itu sangat dalam. Miranda memukul pundak pria itu agar melepaskan diri namun pria itu Tidak berkutik dan terus menciumnya dengan kuat.
"Mira maafkan aku" Pria itu kembali menciumnya dengan kuat,menautkan bibirnya dan merasakan manis bibirnya lalu mencium garis lehernya. Miranda mulai merasakan keanehan pada dirinya namun ia berusaha melepaskan diri dari pria itu. Karena telah lama berciuman Miranda pun terbaring di samping tanaman mawar itu dan sebagian gaun bawahnya yang masih tersangkut.
"Tidak kumohon" ucap Miranda
"Mira aku tidak bisa menahan diriku lagi!"
Tangan pria itu kembali menarik wajah Miranda dan menciumnya dan satu tangannya lagi menyentuh paha Miranda.
"Sekitar sini deh suara nya" ucap seseorang.
Violet beserta James,Ayah dan ibu violet dan bang Patric melihat kami.
"Edward apa yang kau lakukan!!?" Teriak ayahnya.
Miranda melihat semua orang yang melihat mereka berusaha menyadarkan Edward dengan memukul bahunya namun Edward seperti berada di dunianya sendiri. Edward tidak melepaskan diri dari ciumannya.
"Ed..Ed" Miranda berusaha berbicara dalam ciuman Edward. Karena Edward tidak mendengarkan lagi maka Miranda pun mengigit bibir Edward.
"Sakit" ucap Edward sambil melepaskan ciuman itu.
"Edward,kutanya sekali lagi apa yang telah kau lakukan!" teriak ayah nya.
Edward menoleh dan melihat semua anggota keluarga nya berkerumun di dekat mereka.
plakkk......sebuah tamparan mendarat di pipi Edward.
"Kau binatang ! Dasar kau bejat dia sahabat ku!! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada Sahabatku!" teriak Violet.
-bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Wahyu Shofa Mahdafiqya
to the point amat😀
2021-06-24
1
Xshisy
like like like love favorit
salam kak,
smngt up nya
salam dari JODOH PILIHAN NENEK DATANG MEMBERIKAN SUPPORT
2021-03-07
1
🌻Ruby Kejora
like mendarat di karyamu yang hebat thor.
mari qt slg dukung sampai eps.terakhir.
di tunggu feedback nya di novelq
2021-02-18
1