Sudah lima hari ini Rivan belum sempat menemui Kinan. Dia berencana untuk mengajak Kinan makan malam hari ini. Semenjak lulus SMA baru sempat hari ini pergi berkencan karena kesibukan mereka masing-masing.
Rivan mengirim pesan kepada Kinan "Sayang nanti malam Kita makan malam ya, tidak usah dandan cantik-cantik! Nanti banyak yang melirik aku yang repot."
"Siap sayang." balas Kinan sambil tersenyum malu.
Walaupun Rivan melarangnya terlalu dandan cantik, sebagaimana perempuan lain Kinan tetap ingin tampil yang terbaik di depan Rivan. Dia memilih-milih baju sambil bernyanyi.
"Senang sekali kelihatannya? Milih baju mau kemana?" tanya Tante Ina.
"Eh Tante, iya Aku malam ini diajak Rivan makan malam. Boleh kan Tante? Aku janji tidak pulang malam-malam kok." ucap Kinan berharap Tantenya mau memberikan izin.
Sambil tersenyum dan mengelus rambut Kinan "Iya boleh, tapi hati-hati ya!"
Malam pun tiba.
Tok tok tok.
"Wah itu pasti Rivan, gimana Tante Aku sudah cantik belum?" tanya Kinan sambil membenahi rambutnya yang terurai.
"Sudah-sudah keponakan Tante sudah cantik dari lahir. Tante buka pintu dulu ya!" jawab Tante berjalan menuju pintu.
"Malem Tante ina, boleh tidak malam ini aku ngajak Kinan jalan-jalan? Gak akan pulang malam-malam kok tenang saja tante." ucap Rivan.
"Tante percaya kok jaga Kinan baik-baik ya!"
Kali ini Rivan mengajak jalan-jalan Kinan dengan memakai mobilnya. Sambil menyetir mobilnya Rivan memegang tangan Kinan "Malam ini kamu cantik banget, kan aku sudah bilang gak usah dandan cantik-cantik."
"Perasaan aku dandan biasa aja." jawab Kinan dengan malu-malu.
"Mobil kamu nyaman banget ya yang, pasti aku cewek pertama yang duduk disamping kamu di mobil ini ya kan?" tanya Kinan sambil tersenyum.
Rivan tak menjawab dia hanya tersenyum karena sebelumnya dia pernah mengantarkan teman wanitanya Clara sebelum Kinan mendudukinya.
Tak lama kemudian mereka sampai di restoran. Dengan sigapnya Rivan membukakan pintu mobil untuk Kinan, "Silahkan tuan putri!"
"Lebay banget yang. Wah ini restoran nya. Enak banget sepertinya." ucap Kinan dengan terkagum-kagum. Baru kali ini dia datang di tempat seperti ini.
Melangkahlah mereka ke restoran itu. Rivan memegang erat tangan Kinan seolah-olah takut akan terlepas. Tak disangka mereka bertemu Clara disana. Clara yang kaget dan senang ada Rivan disitu dan dengan cepat dia memanggilnya "Rivan," sambil melambai-lambaikan tangannya.
Seketika Clara melihat Rivan ternyata sedang menggandeng tangan Kinan. Hancurlah hati Clara seketika. Rasa penyesalan bertambah karena dia tadi memanggil Rivan.
Rivan datang di meja Clara bersama Kinan. "Hai Clara kamu ada disini juga? Sama siapa?"
Dengan gugup Clara menjawab "Oh iya a-ku sendirian. Eh tapi aku lagi nunggu teman kok."
"Oh gitu. Eh ini kenalin pacar aku Kinan namanya." ucap Rivan sambil menatap mata Kinan
"Aku benci tatapan itu, harusnya hanya untukku." ucap dalam hati Clara dengan menahan emosinya.
"Halo aku Kinan!" ucap Kinan sambil tersenyum lebar.
"Eh iya hai Aku Clara teman kuliah Rivan." jawab Clara gugup.
"Kalian lanjutkan saja, Aku disini lagi nunggu teman kok." kata Clara yang di dalam hatinya ingin mereka berdua pergi.
Rivan dan Kinan akhirnya memilih tempat duduk tidak jauh dari Clara. Clara melihat dengan jelas bagaimana keromantisan mereka berdua. Selera makan Clara menurun. Dia rasanya ingin segera pergi dari restoran itu.
"Rivan aku duluan ya, temanku tidak jadi datang." pamit Clara agar terhindar dari kecemburuan yang tidak sehat ini.
"Oh iya hati-hati di jalan ya ini sudah malam!" pesan Rivan.
Pesan itu membuat Clara semakin tidak bisa jauh dari Rivan. Dia merasa sangat diperhatikan. Dan setelah sampai di tempat parkir dia hanya terdiam di mobilnya. Dia ingin melihat Rivan lagi sebelum pulang.
Dia melihat Rivan berjalan bergandengan dengan Kinan. Sebelum masuk mobil, Rivan memandangi Kinan sambil mengusap lembut rambut panjangnya. Kejadian itu membuat Clara semakin sakit hati, dia hanya terdiam menangis di dalam mobil.
"Apa-apaan aku ini, kenapa aku harus menyukai orang yang sudah punya pacar. Banyak laki-laki yang mengejarku tapi kenapa harus dia yang ada dipikiranku." ucap Clara sambil memukul-mukul setir mobilnya.
Di keesokan harinya Rivan dan Clara bertemu di kampus. Clara menahan sakit hatinya dan berpura-pura biasa saja didepan Rivan.
Clara penasaran dengan Kinan diberanikannya bertanya tentang Kinan ke Rivan, "Pacar kamu cantik ya, kuliah dimana dia sekarang?"
"Oh iya dia tidak kuliah masih sibuk mengurusi bisnis kuenya." jawab Rivan dengan santai.
"Wah hebat ya masih muda sudah punya bisnis sendiri. Pantesan kamu sepertinya sayang banget sama dia." ucap Clara yang sebenarnya sakit hati.
"Tentu kami pacaran sudah sejak kelas 1 SMA, Aku menyukainya karena dia mempunyai semangat yang tinggi dalam impiannya, dia juga tipe orang yang apa adanya, polos, dan pintar." kata Rivan sambil tersenyum membayangkan Kinan.
Tidak disengaja Dino dan teman-temannya melihat lagi Clara dan Rivan berjalan berdua. Dino hanya menatap mereka berdua.
Setelah selesai kuliah ban Rivan kempes. Dengan cepat Dino menawarkan bantuan. Perlakuan Dino kepada Rivan membuat Ale dan Tio terheran-heran.
"Heh kalian berdua ayo buruan bantuin! Malah bengong." perintah Dino sambil marah-marah.
"Waduh terimakasih ya, kalian baik sekali." ucap Rivan.
Setelah selesai membantu Rivan, Dino memperkenalkan dirinya. "Kenalin aku Dino ini teman-temanku itu Ale dan itu Tio!"
"Hai aku Rivan. Ya sudah aku pulang duluan ya! Sekali lagi terimakasih loh."
Mobil Rivan melaju pergi menjauh dari mereka. Ale dan Tio selalu bertanya kenapa Dino menjadi baik seperti ini. Dino hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan mereka.
Semakin hari Rivan dan Dino semakin akrab, Ale dan Tio semakin tidak nyaman dengan perlakuan Dino ke Rivan yang baik dan menganggap Ale dan Tio tidak ada.
Saat Rivan pulang duluan Ale dan Tio sudah tidak tahan lagi ingin bertanya dengan Dino. "Maksudmu apa Din? Sekarang kamu jadi lebih memilih Rivan daripada Kita. Padahal jelas-jelas Rivan ngrebut Clara dari kamu." tanya Ale sambil menahan emosi.
"Oh jadi kalian tidak terima? Ya sudah mulai sekarang jangan dekati aku. Siang ini kalian jangan nebeng mobilku! jawab Dino sambil mengacungkan mereka.
Ale dan Tio menahan Dino "Din-Din bukan begitu maksud kita. Oke lah kita nurut sama kamu. Tapi tolong jangan tinggalkan kami. Kita kan sudah berteman sejak SMA Din, masak kamu lupa semua itu hanya gara-gara dapat teman baru."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
❀𝖒𝖆𝘺, 𝘻𝖆𝖎𝖈𝖍𝖎𝖐🐇❀🌽
modus ny si dino.bikin eneg😖
2021-10-26
0
krisan
next
2021-03-28
0
Ima Kalibaru
oke lanjut
2020-12-12
0