Keesokan harinya kegiatan Kinan disibukan selalu membuat kue. Dalam hati kecilnya sebenarnya ingin sekali seperti teman-temannya bisa melanjutkan kuliah. Tapi dia sadar hanya akan menambah beban bagi Tante Ina.
Sedangkan Rivan dia menjadi idola baru di kampus. Rivan sekarang sedikit modis dalam berpenampilan. Orangtuanya pun memfasilitasi mobil untuk kuliah. Banyak teman-teman cewek Rivan di kampus yang berusaha mendekati. Namun sejauh ini didalam hati Rivan hanya ada Kinan.
Clara ya dia wanita cantik, tinggi, berambut lurus, berkulit bersih dan yang pasti anak orang kaya. Dia idaman para lelaki di kampusnya saat ini.
Bruukk
Rivan menabrak Clara, "Maaf Aku tidak sengaja" kata Rivan sambil membantu Clara mengambil buku yang jatuh.
"Aku juga minta maaf, kenalin nama Aku Clara." sambil menatap mata Rivan dan disitu Clara terpesona melihat ketampanan Rivan.
"Oh iya Aku Rivan, kamu tidak apa-apa kan? Aku buru-buru masuk dulu ya karena ada kelas," jawab Rivan dengan senyum manisnya.
"Banyak laki-laki tampan tapi mata itu, senyuman itu. Eh apain Aku ini." ucap Clara dengan lirih.
Setelah kejadian itu Clara menjadi sering tersenyum sendiri. Tak disangka kejadian tadi dilihat oleh Dino. Dino dulu satu sekolah dengan Clara. Dia selalu ditolak cintanya oleh Clara. Dia tidak rela jika ada laki-laki yang mendekati Clara.
Dino, Ale dan Tio mereka satu genk. Clara tidak menyukai Dino karena sifatnya yang sombong selain itu dia juga suka berfoya-foya, keluar malam, berjudi dan mabuk-mabukan.
"Sial. Siapa laki-laki itu?" sambil mengepalkan tangannya dan mendobrak meja.
"Apa perlu kita kerjain juga dia Din?" tanya Ale.
"Belum waktunya, kita lihat dulu kalau sampai dia berani mendekati Clara lagi baru kita beri pelajaran." ucap Dino melotot tajam ke Clara yang sedang tersenyum menatap Rivan yang sedang lari ke kelas.
Saat di tempat parkir Clara tidak sengaja melihat lagi Rivan.
Dengan lantangnya Clara memanggil Rivan, "Hai Rivan, masih ingat aku? Yang tadi pagi."
"Oh iya Clara, mau pulang?" tanya Rivan
"Iya tapi kebetulan mobilku diservis jadi kali ini aku nebeng teman. Katanya suruh tunggu di tempat parkir tapi belum datang juga." jawab Clara dengan mata berkeliling mencari temannya.
"Rumah kamu dimana? Ayo aku anterin pulang saja." ajak Rivan sambil tersenyum membukakan pintu mobilnya.
Seketika Clara tidak bisa menolak ajakannya. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Dia tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Pipi Clara memerah seperti tomat.
"Hei kamu belum jawab pertanyaanku. Rumah kamu dimana?" tanya Rivan sambil menatap Clara.
"Oh i-ya iya rumah aku di perumahan disitu nanti sambil jalan aku tunjukkan." jawab Clara dengan gugup.
Diperjalanan Clara tersipu malu, sering kali dia menatap Rivan yang sedang mengendalikan mobilnya. Berharap dia mengemudikan dengan pelan agar bisa lebih lama bersamanya.
"Riv Kamu mengantar aku pul ...."
Kring kring.
Ponsel Rivan berbunyi.
"Halo sayang," diangkatnya panggilan telepon itu yang tak lain adalah kekasih hatinya Kinan. Dia menunduk seperti habis tertampar begitu perasaan Clara saat itu.
"Aku lagi diperjalanan nih, nanti Aku akan segera ke rumah setelah ini. I love you." kata Rivan sambil tersenyum.
"Eh maaf Clara. Tadi ada telepon. Tadi kamu mau tanya apa?" tanya Rivan dengan tatapan tajam.
"Oh e-nggak gak jadi." jawab Clara sambil memberikan setengah senyumnya.
Saat itu pula Clara menjadi diam dalam perjalanan. Dia sudah mengetahui jika Rivan sudah mempunyai pacar.
Setelah sampai di rumah Clara, Rivan turun dari mobil. Dia membukakan Clara pintu mobilnya.
"Silahkan. Sudah sampai nona Clara cantik." goda Rivan.
"Apa dia menyebutku cantik?" gumam dalam hati Clara sambil tersenyum melihat keramahan Rivan.
"Rivan terimakasih ya, kamu mau masuk dulu?" tanya Clara dengan harapan Rivan mau mampir rumahnya.
"Kapan-kapan saja ya Ra, aku hari ini ada urusan dulu." jawab Rivan
Clara hanya tersenyum, dia sudah mengira Rivan akan pergi ke rumah pacarnya. Hati Clara bercampur aduk antara senang dan sedih. Senang karena bisa berdekatan dengan Rivan, sedih karena ternyata Rivan sudah mempunyai pacar.
Tin tin
Rivan beberapa kali membunyikan klakson mobilnua, "Halo sayang, maaf ya agak lama nunggunya. Pasti sudah tak sabar ketemu Aku ya?" goda Rivan.
Kinan tak menanggapi godaan Rivan "Sayang sekarang kamu pakai mobil kuliah?" tanya Kinan sambil melihat mobil Rivan.
"Iya. Mama memberikan mobil untukku karena jarak rumah dan kampus agak jauh. Kalau naik motor takut hitam nanti kamu berpaling dariku." goda Rivan lagi.
"Apaan, eh gimana tadi kuliahmu? teman-teman barumu pasti seru ya?" tanya Kinan yang penasaran.
"Biasa saja mungkin kalau kamu disana jadi luar biasa. Ha, ha, ha." tawa lepas Rivan.
"Aku juga ingin kuliah yang, cuma aku kan ...."
"Sudah-sudah tidak usah bahas itu. Eh gimana tadi penjualan kuemu?" tanya Rivan yang mengalihkan pembicaraan karena takut Kinan bersedih.
"Alhamdulillah laris banget. Sampai banyak yang aku tolak, karena stok bahan habis. Mungkin besok aku tambahin. Terimakasih ya sayang ini berkat Kamu juga." jawab Kinan dengan memegang tangan Rivan.
Asyik dengan obrolan tiba-tiba waktu sore tiba. Rivan pamit untuk pulang.
...****************...
Hari terus berganti, Clara tidak bisa menahan rasa kagumnya kepada Rivan. Dia selalu berusaha mendekati Rivan.
"Rivan. Bolehkah aku duduk disini?" tanya Clara. Clara sudah tidak peduli status Rivan yang sudah mempunyai pacar. Dia sudah berusaha menjauhi tetapi yang ada dia malah semakin tidak bisa melupakan Rivan.
Rivan melihat dengan tatapan tajamnya "Tentu saja."
"Aku lihat kamu selalu sendirian, pacar kamu tidak kuliah disini?" Clara memberanikan dirinya untuk mencari tau siapa pacar Rivan.
"Oh tidak dia tidak kuliah disini." kata Rivan.
"Wah aman nih, aku bisa berdekatan dengannya di kampus." ucap dalam hati Clara.
Mereka mengobrol banyak. Pertemanan mereka semakin dekat. Banyak orang-orang mengira jika mereka mempunyai hubungan lebih dari teman.
Tak disangka kedekatan mereka diketahui Dino dan teman-temannya.
"Din mereka semakin dekat saja nih, kamu tidak mau ambil tindakan seperti biasanya?" bujuk Ale.
"Sepertinya kita harus menggunakan cara halus, dengan cara kasar membuat Clara selalu semakin menjauhiku lagi." ucap Dino sambil mengepalkan tangannya.
Ale dan Tio penasangan apa rencana Dino. Sepertinya ini rencana yang seru dan menegangkan. Dino hanya selalu menatapi mereka berdua yang semakin dekat. Rencana buruk di otaknya sudah tidak sabar untuk dia lakukan.
Dia berbisik kepada Ale dan Tio. "Aku akan menjadikan dia teman dita, jadi kalian harus bersikap baik terhadapnya."
"Apa?" tanya Tio dan Ale keheranan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
❀𝖒𝖆𝘺, 𝘻𝖆𝖎𝖈𝖍𝖎𝖐🐇❀🌽
lanjut next
2021-10-26
0
Dini Ratna
nyimak
2021-07-09
0
Ririn Satkwantono
yaaaa...... rivan bkl berpaling nih.
atau dijebak🤔🙄🙄
2021-07-02
0