Ikmal Menabrak seseorang

Seperti biasanya, Peira baru saja mengantar paket kerumah pelanggan. Setelah selesai dengan urusannya, diapun langsung meluncur menuju rumah pelanggan berikutnya. Tapi tiba-tiba saja ponselnya bergetar, Peira tersenyum kegirangan ketika tau kalau kekasihnyalah yang mengirimi pesan.

'Yang, jangan lupa makan siang ya... Aku nggak bisa kekantor kamu sekarang, tapi pulangnya aku usahain buat ketemu kamu.'

Peira semakin melebarkan senyumnya, diapun segera membalas pesan dari Fajar.

'Iya yang, nggak apa-apa kok. Aku habis antar satu paket lagi, langsung makan siang. Kamu juga jangan telat-telat ya makannya. Miss you :*'

Peira selalu membubuhkan kata love you atau miss you diakhir pesannya, karena faktanya dia memang selalu merindukan Fajar. Apa mungkin Peira sudah menjadi budak cintanya Fajar? Ah, entahlah.

Peirapun menyalakan mesin motornya dan langsung tancap gas, tapi baru saja beberapa meter dia melajukan sepeda motornya, dia melihat seorang remaja berseragam putih abu-abu yang sangat dia kenal sedang berjalan sendirian.

Peirapun menepikan motornya kepinggir trotoar.

"Nia? Kenapa kamu jalan sendirian?" Tanya Peira kepada adik Fajar itu, Vania yang sedang berjalan sambil menunduk langsung menoleh kearah Peira.

"Ehh, kak Pei." Ucap Vania tanpa menjawab pertanyaan Peira, wajahnya terlihat ditekuk.

"Kamu mau pulang? Kenapa nggak naik.angkot?" Tanya Peira lagi.

Vania tidak menjawab, dia terlihat kelelahan, mungkin karena habis berjalan cukup jauh. Peira merasa ada yang aneh dengan adik Fajar itu, biasanya anak itu akan terlihat ceria ketika bertemu dengan dirinya.

Peirapun mengajak Vania duduk disalah satu bangku yang ada ditrotoar, Vania hanya menurut.

"Apa kamu lagi ada masalah?" Tanya Peira secara halus.

"Nia lagi bingung kak." Jawab Vania sambil tertunduk.

"Bingung kenapa? Cerita sama kak Pei, siapa tau kakak bisa bantu kamu." Ucap Peira.

"Nia lagi butuh uang buat biaya PKL, tapi Nia nggak tega minta sama kak Fajar karena Nia tau kalau kak Fajar juga lagi nggak punya uang. Nia mau kerja, tapi kak Fajar melarang Nia kak." Dongeng Vania.

Peira tersenyum getir, lagi-lagi masalah ekonomi.

"Kakak ngerti kok, biaya sekolah itu banyak. Tapi kak Fajar juga pasti ada alasannya melarang kamu untuk bekerja." Ucap Peira, dia merogoh tas selempangnya dan memberikan Vania sejumlah uang.

"Nia nggak bisa terima uang dari kakak, kalau kak Fajar tau, Nia pasti kena marah nanti." Ucap Vania.

"...kalau mau, kakak kasih Nia kerjaan aja." Sambung Vania.

"Kakak nggak bisa kasih kamu kerjaan, sedangkan kak Fajar aja melarang kamu kerja." Jawab peira.

"Terus, Nia harus gimana dong?" Tanya Vania.

"Udah, kamu ambil dulu aja uang ini, seenggaknya buat nambah-nambah biaya PKL. Siapa tau aja besok atau lusa kamu akan mendapat rezeki yang nggak terduga." Ucap Peira.

"Tapi kalau kak Fajar tau, gimana? Tanya Vania.

"Kakak kamu nggak perlu tau, cukup kamu sama kak Pei aja yang tau."

***

Siang ini Ikmal sedang menemani Airin berbelanja disalah satu pusat perbelanjaan terbesar dikota Bandung. Ikmal dengan sabarnya mengikuti langkah kaki Airin keluar masuk toko pakaian dan berbagai toko lainnya.

Ikmal sudah membawa banyak sekali paparbag berisikan barang belanjaan Airin ditangannya, sampai-sampai dia sendiri merasa pegal.

"Yang, ini bagus nggak?" Tanya Airin sambil menempelkan baju tunik ditubuh kurusnya.

"Kayanya kebesaran deh yang." Jawab Ikmal.

Airinpun mengurungkan niatnya untuk membeli baju itu, pendapat dari Ikmal membuatnya menjadi tidak berselera.

Merekapun keluar dari toko pakaian itu.

"Emm, yang..." Belum sempat Airin bicara, Ikmal sudah memotongnya.

"Yang kita pulang sekarang ya, tiba-tiba perut aku sakit nih." Ucap Ikmal mengalihkan pembicaraan, dia mendahului Airin bicara karena tau Airin akan kembali mengajaknya berkeliling, sedangkan tangan dan kaki Ikmal sudah pegal semua rasanya.

"Yah, padahal aku mau beli beberapa aksesoris lagi yang." Rengek Airin manja, dia sama sekali menghiraukan Ikmal yang berkata sakit perut.

"Jangan ngambek dong, lain kali kita kesini lagi." Ucap Ikmal mencoba membujuk Airin.

"Oke, aku nggak akan ngambek. Tapi besok kamu harus temani aku perawatan kesalon." Ucap Airin.

Gubrak!

Ikmal terasa dihempaskan dari atas tebing yang sangat tinggi kedasar jurang, bagaimana tidak? Menemani Airin perawatan disalon bagaikan menunggu batu matang dimasar, itu sangatlah lama sekali, Ikmal akan mati kutu menunggunya.

Ikmal pernah beberapa kali menemari Airin kesalon, rasanya sangat membosankan.

"Iya, iya. Ayo kita pulang! Perut aku sakit." Airinpun pasrah dan mengikuti Ikmal keluar dari tempat surganya perempuan belanja itu.

***

Peira dan Fajar nemarkirkan motor masing-masing didepan rumah kontrakan Peira, merekapun duduk dikursi kayu yang ada diteras itu.

"Ibu kamu nggak ada Pei?" Tanya Fajar.

"Ada kayanya, lagi siapin bahan buat besok jualan." Jawab Peira.

"...kamu mau minum apa yang?" Tanya Peira.

"Memangnya ada apa aja?" Fajar balik bertanya.

"Cuma ada air putih aja. Hehehe." Jawab peira sambil tertawa, Fajarpun ikut tertawa.

Peirapun masuk kedalam mengambil air minum untuk sang kekasih. Tak berselang lama dia kembali dan duduk disamping Fajar setelah menaruh gelas berisi air diatas meja.

Fajarpun meneguk sampai habis air itu.

"Kampus sepi Pei nggak ada kamu." Ucap Fajar tiba-tiba.

"Cie, ada yang kangen nih sama aku." Goda Peira, Fajar hanya tersenyum.

"...aku juga kangen kampus yang, gara-gara aku berhenti kuliah, kita jadi jarang ketemu deh." Dambung Peira.

"Apa kamu menyesal?" Tanya Fajar.

"Nggak, aku nggak pernah menyesalinya." Jawab Peira.

"Sebenarnya, buat apa sih kamu sama ibu kamu mati-matian bekerja siang dan malam? Aku rasa gaji kamu satu bulan cukup untuk membiayai hidup kalian berdua." Tanya Fajar.

Deg!

Fajar kembali mempertanyakan hal itu, pertanyaan yang sama sekali tidak ingin Peira jawab. Fajar menunggu jawaban apa yang akan Peira berikan, tapi perempuan itu masih saja diam.

Sebenarnya, apa yang dikatakan Fajar memang benar, dia tidak perlu bekerja mati-matian hanya untuk sekedar mengisi perutnya dan ibunya. Tapi ambisi sang ibulah yang membuatnya harus melakukan semua ini. Peira sangat tidak tahan melihat sang ibu yang hampir setiap malam menangisi laki-laki berengs*k itu, semua yang Peira lakukan bukan untuk laki-laki itu, melainkan untuk ibu tercinta yang masih saja mengharapkan suaminya kembali.

"Ehh, ada nak Fajar, kenapa nggak disuruh masuk Pei?" Tanya Bu Leni yang baru saja keluar.

Peira menghembuskan nafas lega, ibunya itu datang disaat yang tepat, sehingga Peira bisa menghindari pertanyaan Fajar.

Fajar dengan cepat meraih tangan bu Leni dan menciumnya sopan.

"Disini aja bu, nggak apa-apa. Saya cuma sebentar kok." Ucap Fajar sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau begitu, ibu tinggal kewarung dulu ya." Pamit bu Leni yang langsung pergi.

Setelah bu Leni pergi, Fajar kembali memulai percakapan.

"Apa kamu nggak malu Pei punya pacar begini?" Tanya Fajar.

"Begini gimana maksudnya?" Alih-alih menjawab, Peira malah balik bertanya.

"Ya seperti aku ini, miskin." Jawab Fajar.

"Nggak, aku juga sama miskin." Ucap Peira.

"Padahal kamu bisa lho Pei, mendapatkan laki-laki kaya." Ucap Fajar.

"Memangnya aku cewe matre?" Tanya Peira.

"Ya bukan gitu, kamu pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari aku." Ucap Fajar.

"Percakapan macam apa sih ini? Dengar aku ya yang! Aku udah bahagia sama kamu, terus aku mau cari yang seperti apa lagi? Kamu itu kebanggaan aku yang." Ucap Peira dengan mantap.

Fajar merasa puas dengan penuturan Peira, sebenarnya dia hanya ingin menguji Peira saja.

"Ya udah, iya. Aku percaya. Aku sayang kamu Pei. Makasih udah mau terima aku." Balas Fajar.

***

Hari-haripun berlalu dengan cepat, mungkin karena selalu dihabiskan Fajar dengan semua kegiatan yang membuatnya lupa waktu.

Selama satu minggu ini, dia tidak bisa menemui sang kekasih karena pekerjaan dan tugas kuliah yang menumpuk.

Rindu sekali rasanya, Fajar ingin segera bertemu dengan sang kekasih dan melepas semua kerinduannya.

Peirapun harus sabar menahan rasa rindunya, dia yakin pertemunnya dengan Fajar nanti akan terasa indah setelah lama tidak bertemu.

Semenjak bekerja full day, Peira hanya mendapat jatah libur dua kali dalam satu bulan. Dan itupun bukan diakhir pekan, tentu saja waktu itu selalu berbentrokan dengan waktu libur kuliah Fajar.

***

Sementara itu, Ikmal melajukan mobil sport merahnya dengan kecepatan cukup tinggi, jalanan yang lengang serasa jadi miliknya sendiri.

Sedari tadi Airin terus saja menelfonnya dan menanyakan dimana keberadaan sekarang, Ikmal kembali menambah laju mobilnya agar cepat sampai dirumah Airin, dia tidak ingin kembali membuat Airin merajuk kalau sampai telat menonton film di bioskop. Apalagi ini adalah film yang selama ini ingin Airin tonton.

Lagi-lagi ponselnya berdering, dengan susah payah Ikmal menggapainya dari jok sebelah, kalau tidak diangkat, pastilah Airin tambah merajuk.

Tapi sialnya, ketika Ikmal kembali mengarahkan pandangannya kedepan, seseorang tiba-tiba saja muncul dihadapannya. Entah darimana wanita paruh baya berpakaian compang-camping itu datang, untung saja dengan sigap Ikmal membanting setir kesembarang arah, sehingga dapat menghindari menabrak orang itu.

Brak !!

Brak !!

Tapi sialnya lagi, Ikmal tidak bisa menghindari pengemudi motor yang sedang anteng melaju dijalurnya, ternyata akibat membanting setir sembarangan, mobil Ikmal keluar dari jalur yang seharusnya dan menabrak sebuah sepeda motor.

Tabrakanpun tak terhindarkan, mobil Ikmal terhenti sesaat setelah menghantam motor itu.

"Astaga! Sial! Gue nabrak orang." Gumam Ikmal sambil memukul setirnya.

 

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like atau komen yaa readers...

Terpopuler

Comments

IntanhayadiPutri

IntanhayadiPutri

Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku

TERJEBAK PERNIKAHAN SMA

makasih 🙏🙏

2020-11-16

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

favorit

2020-11-07

0

Dobel ER

Dobel ER

seru banget

2020-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!