Merasa Kesal

Davin dan Sevita masih berada dirumah orang tua Davin.

"Sudah ayo cepetan kita masuk, nanti kita keburu telat di Kantor." Perintah Davin.

Sevita hanya mengangguk dan mengikuti langkah Davin. Perasaan kesal pun telah meracuni fikiran Sevita, serasa ingin segera kabur.

Davin maupun Sevita kini tengah duduk bersama kedua orang tua Davin. Sevita berharap agar pernikahannya dibatalkan, dan pastinya tidak mendapatkan restu dari keduanya.

Om.. Tante.. jangan restui hubungan kita ya... batin Sevita sambil berharap.

"Ayah.. Ibu.. secepat mungkin pernikahanku disegerakan. Davin tidak mau menunggu lama, yang jelas dalam waktu minggu minggu ini. Besok Davin akan pergi kerumah orang tua Sevita untuk melamarnya.

"Apa... melamar.. " ucap Sevita tanpa sadar membuat semuanya kaget dibuatnya atas sikap Sevita yang mengejutkan Davin maupun orang tuanya.

"Iya.. aku akan segera melamarmu, secepat mungkin kita akan segera menikah. " Ucap Davin sambil memainkan alisnya dan melirik ke Sevita.

"Aaaaw.. " ucap Sevita reflek karena telah terinjak kaki nya oleh Davin.

"Kenapa? " tanya Davin menahan tawa.

"Tidak ada apa apa, mungkin karena saking bahagagianya, ya kan Tante? " jawab Sevita beralasan.

"Iya, biasanya kalau mau menikah perasaannya berbunga bunga. " Jawab Ibu nya Davin.

Siapa juga yang menginginkan kamu untuk menjadi menantuku, dasar wanita kampung. Gumam Ibu nya.

"Kalau begitu Davin dan Sevita pamit ya, Bu.. karena Davin juga harus memperkenalkan Sevita di Kantor. Agar orang orang kantor tidak lagi membicarakan Davin dengan Sovia." Ucapnya.

"Terserah kamu, " jawab Ibunya.

Diperjalanan Sevita hanya diam tanpa bersuara, perasaan kesal yang membuatnya tidak nyaman untuk melakukan aktivitas nya.

"Kamu kenapa diam, hah?" tanya Davin.

"Aku hanya tidak habis fikir, aku akan menjadi tawananmu hanya karena kamu menolongku. Sungguh tidak masuk akal, " Ucap Sevita kesal.

Davin pun mendadak memberhentikan mobilnya, wajahnya berubah menjadi murka tatkala mendengar penuturan dari Sevita. Davin pun memukul setir mobilnya yang sangat kuat dan menatap lekat Sevita yang sudah tidak sabar menerkam nya. Sorot tajam matanya Davin membuat Wajah Sevita berubah menjadi ketakutan. tubuhnya seketika itu gemetar melihat Davin menunjukkan kemarahannya. Sevita lalu menunduk dan terdiam tidak berani bersuara.

Davin langsung mendekatkan wajahnya dekat dengan wajah Sevita. Keduanya hampir menyentuh. Sevita merasakan Nafas Davin terasa panas, membuat jantung Sevita tidak bisa dikontrol.

Kenapa Pria ini justru lebih menakutkan dari Arka. Arka saja sudah menakutkan, tapi Pria ini justru lebih menyeramkan ketika emosinya memuncak. Tapi kenapa jantungku berdegup kencang, kenapa semua ini berbeda dengan Arka. Ada apa dengan perasaanku. Batin Sevita merasa gelisah.

"Katakan sekali lagi. " Ucap Davin dengan tatapan yang sangat tajam.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi." Jawab Sevita dengan perasan takut.

"Apa kamu fikir aku meminta imbalan denganmu, hah! " bentak Davin.

"Maksudnya? " tanya Sevita bingung.

"Kamu pikir aku bodoh, dengan mudah nya aku mempercayai kamu. Hah! "

Sevita masih bingung dengan penuturan dari Davin.

"Kamu kira aku tidak mengetahui siapa dirimu! " kamu pikir aku mudah dibohongi begitu saja olehmu, " ucap Davin kembali dengan senyum sinis.

Sevita masih diam dan menerka nerka ucapan dari Davin namun tidak juga mendapatkan jawabannya, mungkin karena Davin yang sudah duluan membuatnya takut dan cemas.

"Kamu sengaja kabur dari pernikahanmu, kan? " dan kamu tidak lain adalah Putri Bramantyo, bukan? " kamu Sevita Bramantyo!" ucap Davin mengagetkan.

Seketika itu juga wajah Sevita berubah menjadi pucat, ternyata Davin telah mengetahui identitasnya. Sevita pun gemetar mendengar penuturan dari Davin.

"Mungkin Pak Bos salah orang, aku bukan Putri Bram.. siapa tadi Bos, aku lupa. Aku benar benar orang kampung. " Jawab Sevita mengelak.

"Baik lah, kalau kamu bukan putri Bramantyo. Aku akan mengantarkanmu ditempat kontrakanmu. Dan Siap siap kamu akan segera ditemukan calon Suami kamu, Arka. " Ucap Davin menakuti.

Sedangkan Sevita bingung dibuatnya. Ingin kabur dari Davin namun takut akan kedatangan Arka, dan akan menjadi istri Arka.

"Baik lah, karena aku bukan Sevita yang kamu maksud, maka antarkan aku ke kontrakan ku." Jawab Sevita agar tidak dicurigai oleh Davin.

"Apa kamu yakin dengan keputusanmu? " Baik lah, aku akan mengantarkanmu, dan ingat! jangan sekali kali meminta bantuanku. " Ucap Davin memancing Sevita.

"Aku yakin. " Jawab Sevita sedikit bimbang akan keputusannya.

"Baik lah, untuk sekarang aku akan mengantarkan kamu pulang, besok baru aku akan mengantarkanmu di tempat kontrakanmu. " Ucap Davin sinis.

Aah Pria ini pasti menakutiku saja, aku yakin Arka masih berada di Eropa, buktinya tadi pagi masih berada di Eropa. Aku tidak takut dengan ancaman kamu Pak Bos. Batin Sevita dengan tersenyum.

Wanita ini, d*sar keras kepala, sama Arka saja tidak bisa mengetahui sifat liciknya. Emmm tunggu dulu, tiidak bisa mengetahui sifat liciknya, namun kenapa kabur dari pernikahan. Kenapa aku tidak menyadarinya, apa karena Sovia? atau karena Rara? bukankah tadi Ibu mengatakan Rara berada di Eropa, lalu Sevita terbatuk batuk. Pasti ada rahasia antara Rara dan Sevita. Gumam Davin.

Davin kini melajukan mobilnya untuk pulang mengantarkan Sevita. Di sepanjang perjalanan Sevita hanya banyak diam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Siap siap saja kejutan untuk mu di hari esok Nona cantik... Gumam Davin.

"Turun, " titah Davin.

Sevita langsung turun dan memasuki rumah tanpa menunggu Davin keluar dari mobilnya.

"Berhenti, " seru Davin menghentikan langkah Sevita.

Sevita langsung berhenti tanpa bersuara, Davin langsung mendekati Sevita.

"Kerjakan tugas kamu dalam kurun sehari, seperti tugas pelayan pada umumnya disini. Karena aku yakin, kamu tidak mempunyai uang sepeser pun. Jadi besok gajih kamu bisa di ambil, tempat tidur kamu bersebelahan dengan pelayan lainnya. Setelah kamu melakukannya sebagai pelayan dirumahku, aku akan segera mengantarkanmu sesuai permintaanmu. " Ucap Davin dengan senyum sinis dibuatnya.

Sedangkan Sevita tidak bisa berbuat apa apa selain menerima perintah dari Davin, karena Sevita masih bertahan atas identitas palsunya. Namun sayangnya Davin tidak bisa dibohongi begitu saja.

Sevita kini membantu Bi Ina melakukan tugasnya sebagai pelayan dirumah Davin.

Davin tersenyum puas melihat Sevita yang masih mempertahankan identitasnya. Tapi bagi Davin tidak akan menyerah, dan pastinya Sevita akan kembali tinggal dirumahnya.

"Bi Ina, jangan membantu pekerjaan Sevita, biarkan dia melakukannya sendiri, dia sama seperti Bibi, hanya pelayan. " Ucap Davin sinis.

Sedangkan Sevita kesal mendengar penuturan dari Davin, serasa ingin mencabik cabiknya.

"Sevita, jangang lupa bereskan kamarku dan ruang kerjaku. Jika kamu bekerja tidak bersih dan rajin, maka aku akan memotong gajih kamu. " Ucap Davin menakuti.

Apa... memotong gajih, Bos macam apa dia, tidak mempunyai rasa kemanusiaan sama sekali, ciiiih. Kalau saja aku tidak mempertahankan kepalsuanku, maka aku sudah hengkang dari rumah ini sesuka hatiku. Batin Sevita kesal.

Terpopuler

Comments

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

Hemmmm

2020-12-11

0

Sulastri

Sulastri

dasar ibu x davin sllu menilai orng rendah atau kmpngan,,,blm tau klau sevita ank sultan juga..

2020-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!