Malam yang sangat melelahkan untuk Sevita, hingga membuatnya bangun tidur kesiangan.
"Bi... ada dimana Gadis itu? " tanya Davin.
"Nona Sevita sepertinya belum bangun, Tuan.. " jawab Bi Inah.
"Apa...!! " Dia belum bangun, " ucap Davin kesal.
"Jam segini belum juga bangun, apa dia tidak pernah diajarkan kedisiplinan. " Gerutu Davin dan langsung menemui Sevita.
Davin pun langsung segera menemui Sevita didalam kamar.
"Apa apaan ini, kamarnya saja dikunci, lantas siapa pemilik rumah ini. " Benar benar ini anak membuang kesabaranku.
Dor dor dor dor... suara gedoran pintu oleh Davin, membuat Sevita kaget dibuatnya.
"Aduh... jam berapa ini, pasti itu Pak Bos. Habislah nasibku ditangannya, mana pagi ini aku harus menyiapkan keperluannya berangkat kantor lagi.
Dor dor dor dor.. suara gedoran pintu masih saja terdengar membuat Sevita gugup dibuatnya.
" Maaf Pak... aku kesiangan. " Ucap Sevita gugup.
"Lihat, sekarang jam berapa, hah! bentak Davin.
" Sekarang cepat kamu mandi, dan temui aku dibawah. " Titah Davin.
"Baik Pak.. " jawab Sevita gemetar.
Sevita langsung menutup pintu kamarnya segera mengunci dan segera mandi sekilat mungkin, karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang berat dari Davin.
Aku mau diapain setelah ini, jangan jangan aku mau dikembalikan ditempat waktu aku kejambret. Gumam Sevita bergidik ngeri.
Sevita akhirnya sudah selesai, dan segera cepat cepat turun kebawah menemui Davin.
Davin menatapnya dengan tatapan yang sangat buruk, membuat kedua matanya menjadi pedas.
"Ganti bajumu, kamu mau mempermalukanku di hadapan teman-teman ku. Hah! " Bentak Davin.
"Maksud Pak Bos apa? ada yang salah dengan penampilanku." Jawab Sevita.
"Tidak cuman salah, tapi mataku menjadi sakit melihat pakaian yang kamu kenakan. Seperti orang kampung saja, lihatlah wanita diluar sana, berpenampilan sangat lah anggun dan tidak membuat malu pasangannya. " Ucap Davin kesal.
"Pasangan? " jawab Sevita tidak mengerti.
"Iya pasangan, karena kamu akan aku perkenalkan di kantor sebagai pasanganku. " Ucapnya datar.
"Tapi bukankah saya dijadikan pelayan seperti Bi Ina dan yang lainnya?" tanya Sevita bingung.
"Jangan protes, sekarang cepat ganti pakaianmu. Nanti Maya yang akan membantumu. Cepat masuk lah ke kamar." Titahnya.
Tanpa menjawab ucapan Davin, Sevita langsung masuk kamar dan memilih pakaian yang cocok untuk nya. Tapi justru pilihannya tertolak, dan Maya sudah membawanya yang baru.
"Maaf Nona, sekarang Nona ganti pakaian ini untuk pergi bersama Tuan Muda. " ucap Maya.
"Apa... " ini juga bagus dan cocok untukku, "'jawab Sevita.
" Maaf Nona, tapi Tuan Muda menyuruh saya untuk membawakan pakaian ini untuk dikenakan Nona, sebaiknya Nona menurut saja sama Tuan Muda, jika Nona menolak mana saya akan dipecat. " Ucap Maya.
"Segitu kah kamu akan dipecat oleh Pak Davin. Menyebalkan, jawab Sevita, sedangkan Maya hanya tersenyum puas, karena Sevita akhirnya nurut dengannya.
" Apakah kamu tidak merasa terkekang bekerja disini, lihatlah, dengan mudahnya memecat pekerja hanya karena saya tidak menuruti perintah kamu. " Ucapnya kembali.
Maya hanya geleng geleng kepala dan senyum senyum puas. Karena sangat menggemaskan sikap Sevita.
"Lihatlah, Nona sangatlah terlihat cantik memakai pakaian ini, sepertinya sangat serasi dengan penampilan Tuan Muda. " Goda Maya.
"Apa... serasi, lihatlah Maya, aku ini juga pelayan seperti kamu, nanti setelah pulang ujungnya aku juga ditaruh didapur bareng kamu. " Jawab Sevita sambil memanyunkan bibirnya.
"Ditunggu saja Nona, " ucap Maya sambil tersenyum.
Semua tidak jauh dari Bos nya, ngelantur kalau diajak ngomong. Entah lah apa memang aku sendiri yang lagi ngelantur. Gumam Sevita.
Sevita dengan pelan menuruni anak tangga, Davin menatapnya dengan lekat, kedua mata Davin terpesona melihat nya.
"Cepetan turun, kamu bukan Nyonya dirumah ini," ucapnya dibuat kesal.
Sevita tiba tiba langsung berubah kesal dan diam tanpa merespon ucapan dari Davin, tatkala mendengar ucapan dari Davin.
"Kita tidak sarapan dirumah, kita akan sarapan dirumah Ibu, dan ingat, kamu mulai sekarang menjadi peran sebagai kekasihku, dan bersikaplah sebagaimana mestinya menjadi kekasihku. Ingat, jangan keluarkan jurus kampung mu, itu." Ucap Davin.
"Tapi.... " jawab Sevita.
"Tidak ada Tapi tapian. Kamu mengerti, " Ucap Davin.
"Baiklah, " jawab Sevita singkat.
Ini orang kenapa lah, menyuruhku dengan mudah nya. Aku lebih baik kehilangan tas aku dari pada ditolong tetapi harus menerima permintaannya yang tidak masuk akal ini, aku kira bisa lari dari pernikahan, ternyata aku masuk dalam perangkap orang yang tidak aku kenal. Batin Sevita.
Diperjalanan tidak ada yang membuka suara, keduanya saling diam. Sedangkan Sevita hanya menatap luar dari kaca mobil dengan perasaan yang sangat kacau.
Sevita mencoba membuka ponselnya,sudah beberapa hari Sevita mematikan ponselnya sejak kabur dari pernikahannya. Tidak disangka begitu banyak pesan yang masuk, dengan seksama Sevita membaca pesan satu persatu dari seseorang.
Arka..... batin Sevita lalu melirik kearah Davin, begitu juga Davin menatap Sevita dengan tatapan heran.
"Kenapa.. " kamu ingin lepas dariku,mau berusaha kabur, hah?" lakukan saja kalau kamu berani. " Ucap Davin dengan senyum sinis.
"Siapa yang mau kabur, justru aku tidak akan menyia nyiakan kesempatan emas ini, jawabnya asal.
" Wah.. sudah mulai tertarik denganku rupanya kamu ini, " ucap Davin dengan senyum puas.
Sedangkan Sevita hanya senyum getir.
Tidak lama kemudian Davin dan Sevita telah sampai di kediaman orang tua Davin.
"Ingat, peran kamu disini, " ucap Davin mengingatkan.
"Peran apa ya Pak.. " tanya Sevita bingung.
"Kamu ini pura pura atau sedang mengetes kesabaranku. Hah! " ucapnya penuh kesal .
"Maaf Pak, sekarang aku baru ingat," jawabnya takut.
Anaknya saja galak begini, bahkan sangat keras kepala. Lalu bagaimana dengan sikap orang tuanya? anggap saja ini pemanasan menghadapi orang orang yang angkuh dan sombong. Gumam Sevita.
"Turun, " titah Davin.
"Baik lah.. " jawabnya singkat.
"Suasana nya adem ya... pasti didalam sangat nyaman dan ramah tamah. " Ucap Sevita tersenyum.
"Sudah, jangan suka main tebak tebakan, ayo masuk, " titahnya.
"Selamat pagi Tuan muda... Nona muda.. sapa para pelayan dirumah. Keduanya mengangguk dan tersenyum.
Lah ini orang bisa mengangguk dan tersenyum dengan para pelayan. Lantas kenapa diirumah saja sama pelayan seperti mau memangsa. Ada apa dengan sikapnya, sungguh seperti bunglon. Batin Sevita
"Ayah... Ibu.. apa kabarnya?" sapa Davin lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya, begitu juga dengan Sevita mencium punggung tangan kedua orang tua Davin.
"Siapa gadis ini, Davin? " tanya Ibunya.
"Calon istri Davin, Yah.. Bu..." jawab Davin dengan serius.
Apa... calon istri.. tidak.. tidak.. tidak boleh terjadi, apa perlu aku kabur lagi. Gumam Sevita terkejut.
"Oooh.. cantik sekali kamu Nak.. siapa nama kamu?" tanya Ibunya Davin.
"Saya Sevi tante, " jawab Sevita.
"Lalu Sovia?" tanya Ibunya, karena orang tua Davin menginginkan Sovia untuk menjadi menantunya, karena Sovia dari keluarga kalangan atas.
Deg... jantung Sevita tiba tiba kaget dibuatnya mendengar nama Sovia.
Sovia? siapa dia? bukan Sovia yang mengejar Arka , kan? " batin Sevita menerka nerka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
susy sulistyaningati
batin keduanya terlalu tepat nebaknya thor..🤭🤭
pdhl baru kenal, masak sdh tau banget isi hatinya..
2021-04-07
0
👀 calon mayit 👀
eh.... dia ko udah tau sih
2021-04-02
0