Perjanjian Kerja

Sevita langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur setelah membersihkan diri, kini tubuh Sevita terasa segar setelah berendam, Sevita sambil menerka nerka kejadian buruk apa yang telah menimpanya, yang diharapkanya ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Bisa bekerja di Kantoran dan bisa kabur dari pernikahan yang tidak di inginkannya. Namun justru masuk dalam lubang buaya. Itulah yang ada didalam fikiran Sevita.

"Nona.." ucap Bi Ina memanggilnya.

Sevita masih serius menatap langit langit kamar dan tidak menghiraukan panggilan dari Bi Ina.

"Maaf Nona.." Tuan Muda memanggil Nona Untuk turun kebawah," titah Bi Ina.

"Baik Bi..." jawab Sevi malas.

Ada apa lagi sih... aku ingin istirahat Pak Bos.. gumam Sevita tidak bersemangat.

Meski terasa malas melakukan apapun meski itu hanya untuk sekedar makan sekalipun, Sevita terasa enggan dan rasanya ingin segera pergi dari rumah Davin.

Sevita menuruni anak tangga dengan langkah kakinya dengan pelan, karena terasa sangat berat. Namun tetap saja, Sevita tidak bisa membantah perintah Davin.

"Hei.. cepetan turun," titah Davin yang sudah tidak sabar menunggu dibawah.

Sevita masih diam tanpa bersuara saat melangkahkan kakinya. Sevita pun sudah berada didepan Davin sambil berdiri.

"Duduk dan makanlah, karena sebentar lagi Sekretarisku akan segera datang." Perintah Davin.

Sevita tidak menjawabnya , dirinya langsung duduk dan makan dengan lahapnya tanpa ada rasa malu sedikitpun dengan Davin.

Ini anak kelaparan atau emang rakus, mungkin saja kelaparan sampai sampai tidak bisa untuk bersuara, atau dia memang sedang kelaparan. Batin Davin menerka.

Emang enak aku kerjain dengan makan sebanyak ini, biar tahu rasa ini orang, melihat sikapku yang makan dengan rakus. Aku berharap caraku ini berhasil membuatnya kesal dan aku akan segera di usirnya. Batin Sevita sambil senyum senyum tidak jelas.

"Kalau kamu masih kurang, bilang saja sama Bi Ina untuk memasaknya lagi, agar kamu tidak kelaparan." Ucap Davin, yang seakan bisa membaca fikiran Sevita untuk segera diusirnya atas sikap kekonyolan nya.

Apa....! kenapa Dia tidak marah sedikitpun atas sikapku yang sudah aku lakukan barusan. Padahal perutku sudah engap gara gara aku menghabisi makanan yang ada dimeja. Batin Sevita kesal.

Kamu kira aku tidak tahu hah!" kamu ingin diusirnya, bukan? tapi sayang, aku jauh lebih licik darimu. Batin Davin dengan senyum puas.

"Kenapa kamu diam, " apa mau makanan yang lain? " katakan," nanti biar aku belikan. " Ucap Davin pura pura tidak geram.

"Aaah bukan begitu Pak.." aku hanya tidak enak karena sudah menghabisi makanan tadi Pak, " jawab Sevita beralasan.

Davin hanya mangangguk dan sambil mengetuk ngetuk meja dengan jari jemarinya.

Tidak lama kemudian Sekretaris nya pun datang. Perasaan Sevita semakin kacau tatkala Sekretaris nya sudah datang.

"Ikut aku masuk ke ruangan kerjaku. " Titah Davin kepada Sevita dan Sekretarisnya.

Keduanya mengikuti langkah Davin. Rasa cemas pun sudah menghantui fikiran Sevita.

Davin segera duduk. Jantung Sevita tiba tiba berdegup kencang serasa mau copot,dan fikiran nya entah kemana.

"Cepat duduk," titah Davin. Keduanya langsung duduk, perasaan Sevita serasa sedang di sidang dalam pengadilan.

Menegangkan sekali tenyata,padahal dulu tidak seperti ini ,dan rasanya pun biasa saja menghadapi orang. Gumam Sevita.

Brak....!!!!" Davin sengaja menggebrak mejanya.

Sevita kaget seketika itu juga, seraya keputusan berat yang harus diterima mentah mentah, begitu juga dengan sekretarisnya seperti mau copot jantungnya.

"Ciko, kasihkan lembaran kertas itu ke gadis ini, suruh membacanya dan jangan sampai terlewatkan. Dan satu lagi harus menghafal tugas tugas yang sudah aku berikan. " Titahnya.

"Ini Nona, silahkan dibaca dengan teliti, jangan sampai Nona melewati sekata demi sekata kalau tidak ingin habis nasib Nona. " Ucap Ciko seraya menakut nakuti Sevita.

"Baik Pak.. " jawab Sevita pelan.

"Jangan panggil saya Pak, tapi panggil saja Sekretaris Ciko. " Titahnya.

"Baik.. " jawab Sevita.

Dengan seksama Sevita membaca dengan sangat teliti, dan tidak satu pun kosa kata yang terlewatkan. Kedua mata Sevita terbelalak saat membaca kalimat yang membuatnya bergidik ngeri. Syarat yang tertulis sebagai berikut, "Suatu saat Nanti jika aku memintamu untuk menjadi Istriku, kamu harus pandai ber pura pura."

Apa.... perjanjian macam apa ini. Main kontrak Nikah segala, emang aku ini siapa. Batin Sevita berdengus kesal.

Sevita langsung menaruh lembaran kertas tersebut diatas meja dengan perasaan kesal pastinya. Namun mau bagaimana lagi, sudah masuk di dalam kandang buaya. Fikir Sevita dengan perasaan kesal.

"Apakah sudah dapat kamu pahami semuanya? " tanya Davin sambil memicingkan alisnya.

"Sudah Pak.. " jawab Sevita.

"Jangan lupa tanda tangan kamu, " ucap Davin.

Apa... tanda tangan.. " Hanya jadi pelayan harus tanda tangan. Emang berapa sih gajihnya. Huh! gumam Sevita.

"Kamu jangan khawatir soal gajih, karena aku sudah menyiapkannya. " Ucap Davin.

Sevita hanya mengangguk.

Ini orang mudah banget nebak fikiranKu saja. Menyeramkan. Batin Sevita.

"Sekarang keluar lah, dan masuk kamar istirahatlah, karena besok pagi kamu harus mulai untuk bekerja. Di ingat baik baik tugas tugas kamu dirumah ini, " titah Davin.

"Saya Permisi Pak.. " Sevita pamit keluar.

Diruang kerja tinggal Sekretaris Ciko dan Davin.

"Dav, kamu serius nih dengan semua nya. Lalu bagaimana dengan Sovia? " tanya Ciko.

"Aku tidak peduli terhadapnya, bukankah dia sendiri yang mengatakannya sendiri ingin berpisah denganku, dan ingin mengejar Arka yang kekayaannya jauh lebih dariku. " Jawab Davin dengan geram.

"Ada kabar apa lagi yang bisa kamu sampaikan untukku. " Tanya Davin kembali.

"Arka," jawab Ciko singkat.

"Arka? maksu kamu?" tanya Davin penasaran.

"Iya Arka, Dia telah gagal menikah dengan Putri Darmantyo, gadisnya telah kabur, tapi entah kabur dinegara mana," jawab Ciko.

"Waaaah kompetisi yang sangat panas ini, " ucap Davin.

"Maksudnya? " tanya Ciko dibuat penasaran.

"Siapa lagi kalau bukan keberhasilan Sovia mendapatkan Arka, " jawab Davin.

"Apakah kamu cemburu? " tanya Ciko.

"Cemburu dengan orang seperti Arka? bukan lawanku,karena aku yakin Arka tidak akan mencintai Sovia," jawab Davin dengan senyum puas.

"Apa aku bisa pegang omonganmu, secara Sovia gadis yang cantik, meski matre, tapi wajarlah kalau matre karena kehidupannya saja sudah glamor. Bukankah kamu juga tergoda dengannya? " goda Ciko.

"Sudah lah, cepat kamu pulang, karena aku ingin istirahat, hari ini aku lelah." Ucap Davin.

"Baik lah..." karena aku sudah tidak mengkhawatirkanmu lagi, sebab sudah ada gadis cantik yang akan merawatmu." Goda Ciko.

"Sial kamu Cik, sudah sana pulang. " Titah Davin.

Ciko pun langsung pulang, kemudian Davin langsung menuju kamarnya. Tapi tiba tiba teringat dengan ucapan Ciko. Davin kembali ke ruang kerjanya, ingin memastikan kabar angin yang telah disampaikan untuknya.

Ciko bilang Arka telah gagal untuk menikah, lantas kenapa wanita itu kabur. Apakah Sovia yang menyebabkan pernikahannya gagal? bukankah seharusnya senang dong, dipersunting oleh Arka. Gumam Davin sambil geleng geleng kepala.

Terpopuler

Comments

Sep Amesiafull

Sep Amesiafull

mantap bo

2022-10-01

0

Sep Amesiafull

Sep Amesiafull

bklan GX bisa tidur😂😂

2022-10-01

0

👀 calon mayit 👀

👀 calon mayit 👀

sevita Bramantyo.... yesssss...

2021-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!