Danan memarkirkan motornya di sebuah gedung. Dia baru beberapa hari bekerja sebagai sales di salah satu perusahaan minuman kemasan. Setelah melepas helm dan jaketnya, Danan bergegas masuk ke gedung itu untuk mengikuti meeting pagi.
"Wey Bro, rajinnya jam segini udah dateng" ucap Harry, teman dekat Danan di kantor.
"Biasalah, namanya juga anak baru. Cari muka sedikit sama atasan" Jawab Danan yang disambut tawa Harry.
"Gimana Bro selama beberapa hari kerja disini? Betah?"
"Sejauh ini amanlah. Lo aja betah kan kerja udah lama disini"
"Yah, di betah betahin aja sih Bro. Kalo nurutin kemauan mah, udah pusing banget gue disini. Target setiap bulan naik, leader kita nyebelin. Kalo bukan karena butuh mah, udah cabut gue" keluh Harry
"Gak boleh kebanyakan ngeluh. Inget, berapa banyak orang diluar sana pengen pekerjaan yang lo punya sekarang. Nikmatin aja. Daripada lo nganggur, entar gak bisa ajak cewek lo malam mingguan" Jawab Danan
"Hehehe, iya juga sih. Eh ngomong ngomong, lo udah punya pacar belom?"
Danan menggeleng "Belom"
"Kenapa?"
"Belom pengen aja"
Harry menatap Danan dengan tatapan menyelidik "Tapi lo normal kan?"
Danan menoleh dan melotot ke arah Harry "Gila lo. Ya normal lah. Emang lo kira gue cowok apaan?"
"Ya abisnya, biasanya nih ya, orang seusia lo itu lagi gencar gencarnya cari pacar. Gak bakal betah jomblo lama lama"
"Ya itu kan orang orang Har. Bukan gue"
"Terus kenapa? Lo ada trauma sama cewek?"
"Gak ada. Gue cuma pengen menata masa depan gue aja dulu. Gue pengen keuangan gue stabil dulu. Apalagi, ada nyokap yang pengen banget gue bahagiain. Kalo nanti keuangan gue udah bagus, baru gue mikir cari pendamping"
"Maksudnya, lo mau langsung nikah gitu?" Tanya Harry yang dijawab anggukan oleh Danan
"Udah yuk ah. Lo gak ada bosen bosennya kepoin gue. Mending kita masuk ruangan. Tuh, udah ditungguin sama pak bos" Danan berkata sambil berlalu meninggalkan Harry yang masih berusaha bertanya soal kriteria perempuan idaman Danan.
Sementara di Sekolah, saat ini sedang jam istirahat. Acha, Rendy dan Naya memesan makanan dan minuman di kantin lalu membawanya ke meja. Saat Acha membawa makanan pesanannya, Rendy langsung melotot
"Cha, lo makan bakso terus sih? Mana sambelnya banyak banget"
"Makan bakso tuh emang enaknya gini Ren. Pedes nampol" jawab Acha sambil mengaduk aduk baksonya.
"Inget magh lo Cha" Rendy mengingatkan Acha
"Duh ilah, perhatiannya. Tapi sayangnya, nona stecu kita gak peka" Naya berkata dengan maksud menyindir Acha
"Apaan sih. Mending lo makan nih bubur ayam lo sebelum berubah jadi nasi" Jawab Acha sambil menyuapi bubur ke mulut Naya.
Rendy geleng geleng sambil tersenyum melihat tingkah Acha dan Naya. Mereka pun lanjut makan makanan mereka sambil sesekali ngobrol dan tertawa bersama
Saat jam pulang sekolah, seperti biasa Rendy mengantar Acha pulang. Setelah sampai di depan rumah Acha, Rendy memberhentikan motornya dan Acha segera turun.
"Makasih ya Ren"
"Sama sama Cha"
Saat Acha berbalik badan dan melangkah masuk ke dalam rumah, Rendy memanggilnya kembali "Cha"
Acha menghentikan langkahnya dan memutar badannya menghadap Rendy "Kenapa?"
"Malam minggu besok, lo ada acara gak? Kalo lo free, gue mau ajak lo ke pasar malam"
"Tumben. Bukannya lo gak suka kesana?"
"Ya lagi pengen aja. Lo mau gak temenin gue?"
Acha menimbang nimbang sejenak, "Ok deh."
Rendy tersenyum riang "Kalo gitu, besok gue jemput jam tujuh ya Cha. Biar gak kemaleman"
"Ok, sampe ketemu besok ya" Acha melambaikan tangan ke arah Rendy dan berjalan masuk ke rumahnya. Rendy pun pergi setelah Acha masuk ke rumahnya.
"Udah pulang Cha" sapa Bu Delia saat melihat Acha masuk kerumah dan menutup pintu. Acha pun menghampiri sang mama dan mencium tangannya.
"Iya nih Ma. Capek" Acha bergelayut manja di lengan mamanya
"Kamu dianter Rendy lagi?" tanya Bu Delia yang dijawab anggukan Acha
"Baik banget ya dia. Dari kecil selalu jagain kamu"
"Dia emang sahabat terbaik aku Ma". Acha melihat sayur capcay dan tempe goreng tepung yang sedang di tata oleh Bu Delia
"Ihh asik. Mama masak kesukaan aku. Aku mau langsung makan ah" Acha hendak duduk di meja makan, tapi langsung ditahan oleh Bu Delia "Ettss, bersih bersih dulu dong"
"Ah mama, nanti aja bersih bersihnya abis makan"
"Gak boleh. Ayo sana bersih bersih dulu. Abis itu baru makan" Bu Delia sedikit mendorong tubuh Acha. Acha pun melangkah malas malasan ke kamarnya untuk bersih bersih dan berganti pakaian
"Assalamualaikum Mama" Suara Dika yang juga baru pulang sekolah menyapa Bu Delia dengan keras
"Waalaikumsalam. Kamu tuh ya, kebiasan kalo masuk rumah teriak teriak" Bu Delia menegur Dika. Dika hanya senyum senyum sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dika mengarahkan pandangannya ke meja makan dan melihat menu makan siang yang sudah dimasak Bu Delia "Pasti Kak Acha nih yang minta masakin"
"Engga. Mama yang mau masak ini. Udah lama juga kan Mama gak masak makanan kesukaan Acha. Kamu suka juga kan?" Tanya Bu Delia
"Apapun masakan Mama, pasti aku suka kok" jawab Dika manja. "Yaudah, aku ganti baju dulu ya Ma". Dika langsung pergi menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments