TERNYATA DIA
Pagi itu Acha bersiap siap sekolah. Dia memakai seragam SMAnya dan menata rambut panjangnya dengan gaya kuncir ekor kuda. Gaya rambut favoritnya yang simple tapi membuat dia terlihat cantik dan segar. Setelah memastikan semuanya siap, Acha menyambar tas sekolahnya dan bergegas keruang makan untuk sarapan dengan kedua orangtuanya dan adiknya.
"Pagi Mama Papa" sapa Acha sambil mencium pipi kedua orang tuanya bergantian.
"Pagi sayang" jawab Ibu Delia yang tak lain adalah Mamanya
"Cuma Mama Papa aja yang disapa? Gue engga? " Dika, sang adik protes sambil memasang wajah murung.
"Engga ah. Males nyapa lo" Jawab Acha dengan nada meledek yang membuat sang adik tambah jengkel
"Awas aja. Kalo minta temenin jalan jalan naik motor, gue gak akan mau"
"Eh udah udah. Kalian ini udah gede masih aja berantem. Ayo cepet diabisin sarapannya, nanti telat loh sekolahnya" Bu Delia berkata dengan nada lembut.
Saat mereka sedang menyantap sarapan, terdengar bunyi klakson motor.
"Jemputan lo dateng tuh Kak"
"Ihh, tuh anak ya. Padahal gue udah bilang gak usah jemput"
"Itu namanya dia suka sama lo. Lo aja yang gak peka. "
"Apaan sih. Ngaco aja. Kita itu sahabatan ya. Just friend"
Acha langsung berpamitan pada kedua orangtuanya dan berjalan cepat menuju halaman depan rumahnya. Disana sudah ada Rendy, sahabat Acha yang menunggu diatas motornya.
"Ya Ampun Ren. Gue kan udah bilang gak usah jemput. "
"Gapapa kok, rumah kita searah juga. Yaudah buruan naik"
Acha naik ke motor Rendy. "Jangan ngebut ya Ren. Kemaren hampir aja gerobak tukang bakso lo tabrak"
"Siap tuan putri. Kali ini gue janji gak nabrak gerobak tukang bakso. Tapi kalo gerobak tukang somay, gue gak janji ya" Jawab Rendy sambil tertawa ringan
Acha ikut tertawa sambil menepuk pundak Rendy "Awas aja ya lo"
Rendy memacu motornya dan memulai perjalanan dengan santai sesuai permintaan Acha. Sepanjang perjalanan, mereka terus mengobrol sambil sesekali tertawa. Lima belas menit kemudian, mereka sampai di sekolah. Setelah memarkir motornya, Rendy dan Acha berjalan bersama sama menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, mereka langsung duduk di bangku masing masing. Rendy duduk di belakang Acha.
"Naya belom dateng Cha?" Tanya Rendy yang melihat bangku disebelah Acha masih kosong
"Gak tau, paling sebentar lagi dateng"
"Kalo dia gak masuk, gue duduk di sebelah lo ya"
"Eh jangan. Nanti dimarahin Bu Delfi."
"Pagi guys...." Naya masuk kelas dengan ceria sambil menyapa temannya
"Nah, panjang umur. Baru aja diomongin" jawab Acha.
"Hayo loh, pagi pagi udah gibah aja"
"Gue kira lo gak masuk Nay." Ucap Rendy
"Emang kenapa kalo gue gak masuk? Lo pasti mau duduk ditempat gue kan? Modus terus lo"
"Namanya juga usaha Nay"
Naya memiringkan badannya dan menatap Acha dan Rendy bergantian "Lagian gue bingung deh sama lo berdua. Kenapa gak jadian aja sih? Lo berdua cocok tau."
"Apaan sih Nay. Gue sama Rendy itu udah sahabatan dari SD. Gak mungkinlah saling baper. Iya kan Ren?" Tanya Acha sambil menatap Rendy.
"Iya" Jawab Rendy sambil tersenyum tipis.
Jam pelajaran pun dimulai. Semua siswa fokus menyimak penjelasan dari guru di depan kelas. Kecuali Rendy. Dia menatap punggung Acha sambil terus terngiang ucapan Acha tentang persahabatan mereka. Sejujurnya, Rendy sudah menaruh hati pada Acha sejak mereka duduk dibangku SMP. Rasa yang awalnya ia kira hanya sekedar cinta monyet, tapi ternyata semakin besar dan dalam seiring mereka dewasa. Tapi Rendy memilih memendam perasaannya. Karena dia sadar, Acha hanya menganggapnya sahabat. Bagi Rendy, lebih baik memendam rasa cintanya daripada harus jauh dari Acha karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments