BAB 2

Hari Minggu yang cerah tiba. Acha yang sudah bangun sejak pagi, sedang duduk santai diteras rumah sederhananya. Dika sang adik sedang sibuk mencuci motor Papa yang akan dipakai kerja. Ya, Papa tetap bekerja di hari Minggu. Papa bekerja sebagai supir pribadi.

Tak lama, Papa keluar rumah bersama Mama.

"Dika, kan Papa udah bilang, gak usah dicuci motornya."

"Gapapa Pa. Aku gak ada kerjaan juga. Lagian kan jadi enak. Motornya jadi bersih buat Papa bawa kerja "

"Makasih ya sayang" ucap Papa sambil mengacak rambut Dika.

"Yaudah Papa berangkat sana. Nanti telat loh" ucap Mama"

"Iya, Papa berangkat dulu ya"

Mama, Acha dan Dika bergantian mencium tangan Papa. Setelah itu Papa naik ke motornya dan mulai memacu kendaraannya.

"Kalian gak sarapan dulu?" Tanya Mama pada Acha dan Dika

"Nih aku mau sarapan Ma" jawab Dika

"Aku nanti aja Ma. Belom laper" jawab Acha

"Makan lo. Entar kalo udah maghnya kambuh, nyusahin gue deh, 'Dika, perut gue sakit banget, tolongin dong' " ucap Dika sambil menirukan suara Acha.

"Apaan sih lo. Rese deh" Acha bersungut sungut. Sementara Dika tertawa puas sambil berjalan ke dalam rumah.

Bu Delia hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya yang masih sering bertengkar untuk hal kecil. Tapi walaupun begitu, Acha dan Dika saling menyayangi. Dika tidak segan segan membela sang kakak jika Acha tersakiti, begitu juga sebaliknya.

Saat siang hari, Acha sedang bersantai dikamarnya. Tiba tiba, handphonenya berdering. Nama Rendy terpampang di layar. Acha segera menjawab telfon itu.

"Kenapa Ren?

"Lagi ngapain lo? Sibuk gak?"

"Engga kok. Kenapa emangnya?"

"Nanti sore jogging yuk. Gue jemput ya"

"Hmm... Ayo deh. Gue lagi gak ngapa ngapain juga"

"Ok, jam empat sore gue jemput ya"

"Ok, tapi abis itu, kita makan bakso ditempat biasa ya" Ucap Acha

" Masa abis jogging makan bakso sih? Yang lain dong"

"Yaudah, gue gak mau nemenin kalo gak makan bakso. Lo jogging aja sana sendiri" Ucap Acha dengan nada ngambek.

"Eh ya jangan dong. Yaudah, abis jogging kota makan bakso" Rendy akhirnya mengalah

"Nah, gitu dong. Ok, sampe ketemu nanti sore ya"

Sambungan telfon pun terputus. Tanpa acha sadari, Dika menguping dari balik pintu kamarnya yang memang tidak ditutup rapat.

"Ciee... Yang janjian sama TTM" ejek Dika

"Dih, dari kapan lo disitu? Nguping ya" jawab Acha dengan nada kesal

"Engga kok, cuma kebetulan denger sedikit. Yaudah gue terusin aja. Hehehehe"

"Nyebelin banget ya. Udah sana ah". Usir Acha

"Gue ikut dong jogging nanti sore"

"Gak boleh" jawab Acha ketus

"Dih gitu banget. Tau deh yang gak mau diganggu jalan sama TTM." lagi lagi Dika mengejek Acha yang membuat Acha makin kesal dengan adiknya. Acha pun melempar bantal kecil ke arah Dika. Tapi dengan mudah Dika bisa menangkisnya dan berlalu sambil tertawa puas.

Sore harinya, seperti biasa Rendy menjemput Acha. Setelah berpamitan dengan Mama, Acha langsung pergi dengan Rendy. Mereka berjalan santai untuk pemanasan sebelum nantinya mereka berlari santai.

Saat sedang jogging, tiba tiba Acha merasakan kram di betisnya

"Auuww... Ren, berhenti" ucap Acha sambil meringis memegangi betisnya

Rendy pun menghentikan larinya dan menoleh ke arah Acha "Kenapa lo?" Rendy menghampiri Acha yang sudah terduduk di pingging trotoar jalan

" Gak tau nih. Betis gue tiba tiba kram"

"Kan udah gue bilang, kita pemanasannya agak lamaan harusnya. Lo kan jarang olahraga"

"Duh Ren, jangan ngomel dong. Sakit banget nih"

"Yaudah ayo sini gue bantuin lo duduk ditaman sana. Biar lebih rileks" Rendy memapah Acha menuju taman dan menyuruh Acha duduk di hamparan rumput taman. "Lurusin kakinya" perintah Rendy.

Acha pun menurut. Sementara Rendy memijat pelan betis Acha. "Pelan pelan Ren"

"Ini udah pelan. Yaudah, lo duduk sini aja ya. Gue cariin lo minum dulu" ucap Rendy yang disambut anggukan Acha.

Rendy pun pergi membeli minum untuk Acha. Sementara Acha masih duduk sambil sesekali memijat kakinya sendiri.

"Kenapa? Ada yang bisa dibantu?" tiba tiba ada suara laki laki yang bertanya pada Acha

Acha pun mendongakkan wajahnya untuk melihat laki laki itu. Di depannya, berdiri laki laki berusia awal dua puluhan dengan postur tinggi besar dan kulit sawo matang. Sejenak Acha tertegun melihat laki laki itu

"hai, hello. Kamu gapapa?" ucap laki laki itu lagi"

"Eh, gapapa kok. Cuma tadi kram aja" jawab Acha

"Perlu dibantu?"

"Gak usah. Temen aku ada disana kok" ucap Acha sambil menunjuk Rendy yang sedang berjalan kearah mereka dengan membawa dua botol air mineral.

"Siapa ini Cha?" tanya Rendy yang melihat laki laki itu

"Engga kok. Tadi gue ngeliat kayak nahan sakit. Gue pikir, dia butuh bantuan" ucap laki laki itu. "kalo gitu, gue pergi ya. Sorry". Laki laki itu pun pergi. Rendy terus menatap laki laki itu sampai dia menghilang di belokan.

"Lo kenal sama dia Cha?" tanya Rendy.

"Engga. Tapi mukanya kayak gak asing sih." jawab Acha

"Yaudah nih lo minum dulu. Abis itu gue anter lo pulang. "

Acha pun meminum air yang Rendy berikan. Setelah beristirahat sebentar, Rendy akhirnya mengantarkan Acha pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!