Satu bulan berlalu setelah semua kekacauan yang terjadi kepada Yunan. Dia selama ini terus berfikir dan mempertimbangkan banyak hal.
Sampai pada akhirnya dia mendapatkan sehuah jawaban dari semua keraguan di hatinya.
Malam itu, di luar tengah hujan deras membuat suasana jadi semakin temaram dan menambah aura kelam Yunan yang sedang memegang kaleng bir . Dia berdiri di balkon apartemen sambil setengah melamun.
Jessy yang sudah ada di sana sedari tadi, terus memperhatikan kekasihnya itu. Dia tak tahu apa yang sedang di pikirkan Yunan saat itu.
Jessy menghampiri Yunan.
" Ada apa sebenarnya? " tanya Jessy
Yunan meneguk Bir nya lalu memegang tangan Jessy.
Entah kenapa saat itu Jessy merasa sangat gugup. Tangan Yunan terasa dingin saat menyentuh tangan nya.
" Kita akhiri hubungan kita sampai disini saja " ucap Yunan datar
Jessy terdiam seolah-olah sedang mencerna perkataan Yunan. Dia berusaha untuk tetap tenang meskipun mata nya bergetar.
" Ayo kita putus! " tambahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Hati Jessy seolah di hantam sesuatu hingga membuat nafas nya tercelat. Jantung nya pun terasa mencelos sampai ke bawah, akhirnya Yunan menunjukan sifat aslinya... pikirnya saat itu. Jessy memaksakan senyumanya dan berusaha sekuat tenaga nya untuk tidak menangis.
" Kenapa? " Jessy melepas tangan Yunan
Yunan merutuki diri nya dalam hati saat melihat mata gadis yang ada di depan nya mulai ber kaca-kaca. Dia merasa menjadi laki-laki paling jahat yang tega membuat orang yang sangat dia cintai terluka saat itu.
" Aku sudah memikirkannya dan mempertimbangkan nya baik-baik, dan akhirnya inilah keputusan ku " jawab Yunan " aku ingin kita berpisah "
Jessy menyeringai, mendengar perkataaan Yunan yang seperti lelucon bagi nya saat itu.
" kamu brengsek! " umpat jessy marah " waktu itu, kamu dengan tega nya melecehkan aku, hanya karena aku minta kita untuk putus. Dan sekarang, dengan begitu enteng nya kamu berkata begitu "
" Maafkan aku! " ucap Yunan
" Perbuatan kamu yang waktu itu pun belum sempat aku maafkan, dan sekarang kamu sudah meminta maaf untuk hal yang lain? "
Yunan terus meminta maaf kepada Jessy. Bukan nya dia tidak mau memaafkan tapi perbuatan pria di depan nya ini sudah keterlaluan, Jessy seperti sedang di permainkan olehnya.
" Ayo kita akhiri semua nya dengan cara baik-baik "
" Enteng nya kamu bicara seperti itu " kata Jessy " katakan sejujurnya ada apa dengan mu? "
Yunan berusaha menghindari bertatapan langsung dengan mata Jessy. Dia berusaha keras menyembunyikan kesedihannya.
Dia menyadari keputusan nya saat ini bukan hanya melukai hati Jessy tapi juga sangat melukai hati nya sendiri. Akan tetapi, dia merasa sudah yakin bahwa keputusan nya adalah jalan yang terbaik bagi mereka berdua.
" katakan apa yang sebenarnya terjadi? " tanya Jessy lagi
" Kamu terlalu banyak membohongiku " Kata Yunan, dia sebenarnya berusaha untuk tidak mengatakan apapun tapi Jessy terus mendesak nya
" Maksudmu apa? " tanya Jessy tak paham
Yunan menghembuskan nafas berat. Saat ini dia tidak akan menahan kata-kata yang akan keluar dari mulutnya.
" Jujurlah sekarang kalo kamu pernah tidur dengan Sam? "
Jessy terkejut mendengar pertanyaan Yunan.
" Kamu ini sedang bertanya atau menuduh? " Jessy benar-benar merasa sangat marah
Yunan hanya diam. Dia sebenarnya tidak ingin ada perdebatan apalagi pertengkaran, dia hanya ingin mengakhiri hubungan nya dengan damai.
" Segitu tidak percaya nya kamu sama aku? " Jessy balik bertanya " apa aku serendah itu di matamu " lanjutnya
" Jawabanmu selalu mengambang. Kamu tak pernah menyakinkan ku "
" Kalo aku berkata tidak pernah, apa kamu akan percaya? " tanya Jessy " bukan jawaban ku yang jadi masalah nya tapi hati kamu yang tidak bisa percaya "
" Jawab saja YA atau TIDAK kamu pernah tidur dengan nya? " Bentak Yunan
" AKU PERNAH TIDUR SAMA DIA..... PUAS KAMU SEKARANG? " Jessy seolah tersulut emosi melihat Yunan yang seperti ingin dia mengakui apa yang tidak pernah dia lakukan.
" Haahhh! " dengus Yunan " sudah kuduga, kamu pandai menyembunyikan kebenaran! "
Yunan pun mendengus kasar, seolah dia membenarkan prasangka nya selama ini.
" Kamu berlagak sok suci di depan aku, padahal kamu sebenarnya murahan " Kata-kata itu entah kenapa keluar dengan mulus nya dari mulut Yunan.
plaakkk!
Tangan Jessy mendarat di pipi Yunan meninggalkan bekas kemerahan disana.
Jessy menatap Yunan dalam-dalam dengan rasa kecewa dan amarah yang menjadi satu.
Yunan mengatur nafas nya, dia mengepalkan kedua tangan nya erat-erat berusaha untuk tetap tenang agar Jessy tidak mengetahui bahwa hati nya sekarang sedang bercampur aduk antara marah dan sakit hati.
" Akhirnya aku tahu sifat asli dirimu. Aku berterima kasih kepadamu karena kamu mengajarkan aku untuk lebih berhati-hati lagi dalam memilih seseorang untuk di cintai "
Yunan terdiam, dia berusaha mengartikan sorot mata Jessy. Dia yakin Jessy sedang ber pura-pura tetap tenang sama seperti dirinya saat itu.
" Semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi "
Itulah kata-kata terakhir yang Jessy ucapkan. Jessy memutuskan untuk pergi secepat mungkin, ia takut pertahanan nya akan runtuh kalau berlama-lama disana.
Dia sudah tak bisa lagi membendung air mata nya. Dan benar saja setelah beberapa langkah saja air mata nya turun, mengalir deras dan nafas nya terasa tercekat sampai ke leher.
Yunan menatap sedih punggung wanita yang ia telah sakiti itu. Dia pun sama seperti Jessy langsung menangis saat punggung Jessy sudah tak terlihat lagi.
Dan itulah terakhir kali nya mereka bertemu.
****
Dua tahun hubungan berakhir sia-sia. Segala impian tentang masa depan bersama Yunan menghilang begitu saja dan yang tersisa hanya luka yang sangat mendalam di hati Jessy.
Setelah putus dari Yunan, Jessy memutuskan untuk mengundurkan diri dari Perusahaan tempat dia bekerja. Karena jika Jessy masih bekerja disana, setiap hari pasti bertemu dengan Yunan karena mereka bekerja di divisi yang smaa. Dan itu yang membuat Jessy tak akan sanggup bertemu muka seolah tidak pernah terjadi sesuatu di antara mereka.
Dan beberapa bulan pun berlalu.
Jessy memulai lembaran baru nya dengan bekerja di tempat yang berbeda dan suasana yang berbeda.
Sejak pertama masuk kerja di Perusahaan baru nya sebagai staff di divisi pemasaran.
Hari-hari Jessy begitu sibuk, lebih tepat nya dia selalu menyibukan diri.
Matanya seolah tak pernah lepas dari layar komputer nya. Meskipun begitu dia merasa senang, karena di tempatnya bekerja dia mendapatkan teman-teman baru yang sangat baik dan ramah, itu sedikit mengobati hati nya.
" Jess, ayo makan siang! "
Ajak seorang perempuan berparas cantik, berkulit kuning langsat, tubuhnya langsing bak gitar Spanyol. Dia adalah Rissa si primadona kantor.
" Nanti saja di lanjutin nya! " ujar salah satu perempuan bernama Soffie.
Dia berwajah bundar, badannya sedikit berisi hingga dia di juluki si pipi bakpao tapi meskipun tubuhnya agak berisi dia imut dan manis, kulitnya putih bersih seperti kulit bayi.
" Oke! " ujar Jessy
Jessy yang sudah mulai menata hatinya, meskipun belum bisa melupakan masa lalu sepenuhnya. Tapi dia berusaha untuk hidup lebih baik lagi tanpa menyesali apa yang sudah terjadi.
Ketegarannya dan usaha nya untuk menyembuhkan luka begitu keras. Dia selalu berusaha untuk tersenyum yang membuat wajah nya yang cantik kian bersinar lagi.
Sesampainya di kantin kantor.
semua orang sibuk melakukan aktivitas makannya begitu pun Jessy dan kedua temannya.
" Katanya hari ini ada Karyawan baru " ujar Soffie di sela makannya
" Kira-kira tampan gak ya? " sahut Rissa " Kalo masih muda dan tampan, nanti aku jadiin pacar "
" Kamu ini cowok mulu di otakmu! " Soffie menimpali membuat Jessy tersenyum.
Jessy merasa kehampaan di hati nya mulai terisi karena kehadiran kedua temannya. Mereka sering hang out dan curhat bareng tak ayal mereka pun selalu menghibur Jessy di saat dia sedang bersedih.
Waktu makan siang sudah selesai.
Mereka kembali ke kantor dan kembali melakukan kerjaannya masing-masing.
Begitupun Jessy dia kembali serius dengan kerjaannya.
" Komputernya gak ada masalah? "
Tanya seseorang yang sudah berdiri di belakang Jessy, membuatnya terkejut.
Jessy langsung menoleh.
Pria tinggi kekar berwajah tegas namun tetap terlihat tampan, menyunggingkan senyumnya melihat reaksi Jessy yang terkejut olehnya.
" Tidak ada masalah " jawab Jessy singkat
" Saya karyawan baru di sini " ujarnya " salam kenal! "
Pria itu mencoba membuka obrolan.
" Salam kenal juga " jawab Jessy sekenanya
Jessy menjawab acuh dan masih asik dengan pekerjaannya.
" Dion " Dia menjulurkan tangan nya " nama anda siapa? "
" Jessy "
Jawab Jessy masih dengan tangan yang sibuk, mengabaikan uluran tangan pria yang bernama Dion itu.
Dion zachary
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
taehyunglove
jungkook
2024-02-21
0