“Lendy..Lendy lihat deh.. ini jam tangan ku di belikan sama mama ku, baguskan len?”
ucap teman Rendy yang bernama Martin
“Iya bagus kok Maltin, aku besok mau minta belikan papi aja deh.. biar kita samaan” ucap Rendy
“Kamu sih tidak punya mama...jadi kamu tidak bisa minta belikan mama kamu” ucap Martin
“Sebentalagi aku mau cali mami balu ahh, biar bisa kaya kamu maltin, sekolah ada mama yang tungguin kamu, aku dali dulu pingin tauu bisa kaya kamu, punya mama yang sayang sama kamu” ucap Rendy
Saat jam pulang sekolah Rendi pun tiba, Ramma juga sudah menunggu rendi di depan pintu gerbang sekolah, dia langsung menjemput rendy setelah dari rumah makan tersebu.
“Papi!!!! ” teriak rendy saat meliat Ramma yang sudah menunggunya
“Anak papi.... bagaiman sekolahnya tadi, ada yang sulit tidak?” tanya Ramma sambil mencium kening putranya itu
“Tidak papi...Lendy kan pintel, jadi tadi Lendy dikasih banyak sekali bintang sama ibu gulu” saut Rendi
“Anak papi memang selalu jadi yang nomer satu” puji Ramma
“Papi lihat itu deh.... teman-teman Lendi selalu di antal jemput sama mami nya kadang juga sama mami papinya, Lendy juga pingin pi...punya mami yang bisa antar jemput Lendy. Lendy pingin banget punya mami pi.” Ucapan Rendy sambil menunjuk teman-temannya yang sedang bersama maminya
Ramma yang melihat itu sungguh hatinya benar-benar sakit, karena memang di usia Rendy yang saat ini dia masih perlu kasih sayang dari seorang ibu. Bukan salah Rendy jika dia iri melihat teman-temanya yang masih memiliki orang tua lengkap, sedangkan dia dari dulu hanya bersama papinya saja. Rendy tidak pernah merasakan kasih sayang dari ibu itu bagaimana, sehingga membuat Ramma berfikir untuk segera melamar kekasihnya yang bernma Sonya, untuk menjadi ibu sambung buat Rendy.
“Yah udah Rendy sekarang pulang dulu yahh, untuk masalah cari mami baru itu kita bicarakan nanti saja yahh.. oh iya nanti rendy mau ikut papi tidak?” ucap Ramma untuk mengalihkan pembicaraan
“Kemana papi” tanya Rendy
“Nanti sore kita ke kampus yah, kita ketemu sama om Bram di sana” jawab Ramma
“Yeyyyyy jalan-jalan..... iya pi Lendy ikut” jawab rendy sambil loncat-loncat kegirangan
“Ya udah ayo masuk mobil, kita pulang dulu yah” saut Ramma yang di balas dengan anggukan sama Rendy
Ramma memang memiliki kampus yang sangat besar di jakarta, jadi beberapa minggu sekali dia selalu datang ke kampusnya untuk mengecek keadaan kampus, dan melihat aktifitas yang sedang berjalan di kampusnya, dan kampusnya ini di kelola sama sahabat Ramma yang bernama Bramantio atau yang biasa di panggil dengan sebutan Bram. Jam sekarang sudah menunjukan pukul 3 sore, dan kini Rendy dan Ramma sudah siap-siap untuk segera berangkat ke kampus untuk menemui Bram. Setelah sampai di area kampus mobil Ramma langsung parkir di sebelah mobil Bram karena memang sudah di sediakan sendiri untuk kendaraan yang parkir di area kampus tidak boleh sembarangan dan harus di tata dengan rapi. Mereka langsung jalan menuju lantai 2 untuk masuk ke ruangan Bram. Setelah pintu digeser mereka langsung masuk kedalam ruangan itu dan menutupnya kembali.
“Om Blam!! ” teriak Rendy
“Waduhh ponakan om Bram sudah besar yah sekarang” jawab Bram sambil memeluk tubuh Rendy dan mencubit pipi Rendy
“Aduhhh sakit tau om... masa pipi Lendy di cubit” jawab protes rendy
“Habisnya pipi rendi kaya bakpau jadi om Bram ingin sekali makan pipi Rendi” goda Bram pada Rendy
“Papiiiiii om Blam sekarang jadi monstel, cuka makan olang...ayo kita pulang pii... om Blam belbahaya” ucap Rendy sambil lari ke arah Ramma yang sedang duduk di soffa
“Iya biar nanti om Bram papi yang jewer yah... sampai berani-berani makan pipi Rendy” jawab Ramma sambil tertawa dan Bram juga ikut tertawa melihat tingkah polos Rendy
“Yah sudah..Rendy main dulu yah, papi mau ngomong sama om bram” ucap Ramma
“Iya papi” ucap Rendy
“Woyyy loe kenapa? Pusing banget gw lihat, ada masalah apa emang?“ ucap bram yang melihat sahabatnya itu duduk rebahan di soffa sambil memijat kepalanya yang agak pusing
“Gw bingung bram... tadi rendy bilang kalau dia pingin punya mami baru, karena dia iri melihat teman-temannya yang selalu di antar jemput maminya, gw harus apa yahh” tanya ramma sama bram
“Yahh mungkin saat ini sudah waktunya untuk loe nikah lagi ram, jangan betah sendiri terus... pikirin anak loe itu” jawab bram sambil menunjuk ke arah rendy yang sedang asik main sendiri
“Tapi apa sonya mau yahh menikah sama gw, apa dia sudah siap mau menerima rendy sebagai anak sambungnya, gw takut kalau dia tidak mau menerima rendy bram” ucap ramma
“Loe coba tanyakan kesiapan dia, dia mau tidak menerima rendy sebagai anak sambungnya, dia kan cinta sama loe ram, pasti gw yakin dia mau menerima rendy sebagai anak sambungnya” jawab bram
“Tapi kalau sonya gak mau nerima gimana” saut ramma
“Yahh loe tinggalin aja dia, loe nikah itu buat rendy ram, loe jangan egois. Kalau loe bahagia tapi rendy yang sengsara apa loe mau itu, yang penting itu rendy yang bahagia kalau loe ngikut aja, siapa pun nanti yang jadi mami sambungnya rendy pastikan dia bisa membuat rendy bahagia” jawab bram dengan mantap
Karena terlalu asik ngobrol sampai mereka tidak melihat kalau rendy sedang berusaha keras untuk membuka pintu yang sedari tadi di tutup tapi tidak di kunci.
“Ini bagaiman yahh cala membukanya, kok tidak bisa di dolong atu di talik sih? Ini juga tidak ada gagang pintunya, kenapa pintu lusak masih di pakai... dasal om blam aneh” gerutu rendy karena tidak bisa membuka pintu
(Tunggu-tunggu tadi papi masuk buka pintunya tidak di dolong ataupun ditalik tapi tadi papi memgesel pintunya) suara hati rendy
Setelah mencoba menggeser pintu tersebut dapat terbuka walaupun dikit, sehingga rendy terus mencoba geser pintu itu sampai tubuhnya bisa keluar dari dalam ruangan itu. Setelah berhasil keluar rendy berjalan-jalan sediri keliling kampus, sampai dia benar benar jauh dari ruangan bram. Semua mahasiswa menatap aneh sama anak kecil yang berjalan sendiri tanpa ada orang tua yang mengawasinya, rendy saat itu merasa dirinya sangat lapar sehingga dia mencoba minta sama anak-anak yang ada di kampus, tapi mereka malah acuh tidak memperhatikan rendy dan bahkan ada yang memarahi rendy karena berani minta makan sama anak-anak kampus.
Rendi yang di marahin sama anak-anak itu akhirnya nangis dan berjalan lagi sampai dia menemukan tangga, dan dia ingat kalau dia tadi lewat tangga untuk naik ke sini jadi pasti kalau dia turun dari tangga ini pasti dia kan menemukan mobil papinya, karena dia benar-benar bingung karena nyasar, saat rendi turun dari tangga dia tersenggol sama mahasiswa yang berlari untuk naik ke lantai 2, dan untungnya ada seorang mahasiswi yang dengan sigap menagkap tubuh rendi yang hampir menggelinding ke bawah.
“YA Allah adik kamu tidak apa-apa kan? Apanya yang sakit?” jawab perempuan itu yang khawatir karena rendy sudah nangis
“Tidak apa-apa kak, Cuma lendy takut, semuanya di sini jahat, lendy lapar kak” jawab rendy
“Nama kamu rendy? Kenalin nama kakak Vita, kamu bisa panggil kakak dengan sebutan kak vita yahh” ucap vita
“Iya kak, nama ku lendy, aku tersesat kak di sini, aku tidak tau dimana papi ku sekarang” jawab rendy
“Yah sudah ayo rendy ikut kakak ke taman di situ yuk... kita makan, katanya kamu lapar sekarang, kakak kebetulan bawa bekal nasi goreng” kata vita
“Mau kak.. makasih yah kak vita” ucap rendy
“Ayo kakak gendong yah.. bahaya kalau kamu turun tangga sendiri” jawab Vita yang di balas dengan anggukan dan senyum dari Rendy
************
“Duduk di sini aja yah Ren, nihh nasih gorengnya, sekarang kamu makan yanhhh” ucap Vita sambil memberikan nasi goreng tersebut pada Rendy
“Wahhhh enak sekali kak nasi golengnya, ini kakak macak cendili atau kakak beli” ucap Rendy
“Kakak masak sendiri dong, yah udah habisin yahh biar Rendy kenyang” jawab Vita
“Terimakasih kakak cantik” ucap Rendy sambil memeluk Vita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
harwanti unyil
pertemuan yg baik
2023-08-23
0
neni onet
vita pasti pelayan cafe yang pintar ngeracik kopi pahit kesukaan papa Rendy neeh 😁
2023-06-17
0
Endang Budiarti
nyimpak
2022-06-21
0