Berjalan Lancar

"Lepaskan aku!" ucap Tika berulang - ulang sambil tetap menarik tubuh Surya.

Surya kaget atas apa yang dilakukan Tika. Surya mencoba berdiri karena Tika sudah merangkulnya dengan erat sehingga sulit untuk meloloskan diri.

"Hei, apa yang kamu katakan. Aku tidak mengerti. Bukankah kamu tadi yang berteriak meminta tolong." sahut Surya dengan heran melihat ekspresi Tika tak sesuai dengan keadaan. Padahal niatnya tadi menolong, malah kena batunya.

"Tolong...tolong!!!" Tika semakin mengeraskan suaranya dengan menjepit Surya.

" Hei, sadar kamu, lepaskan tanganmu!" pinta Surya. Tapi, Tika tidak menghiraukan bahkan semakin kencang dia berteriak dan semakin erat dia merangkul Surya. Banyak mahasiswa yang berada di kantin berhamburan menuju toilet wanita. Pandangan mereka tertuju pada dua insan yang sedang berpelukan.

"Surya!" panggil salah satu mahasiswa. Surya dan Tika beranjak berdiri, Tika berpura - pura shock dan membenahi bra nya yang sedikit melorot.

"Sungguh keterlaluan kamu. Perbuatan ini mencoreng nama baik kampus." umpat mahasiswa yang lain.

" Ini tidak seperti yang kalian kira. Aku tadi kesini karena ada teriakan minta tolong dari dia." sahut Surya sambil menunjuk ke arah Tika, dia mencoba menjelaskan namun teman-temannya tak percaya.

"Tika, kamu tidak apa -apa?" tanya Tiwi saat sampai di tempat kejadian dan melihat Surya yang hanya memakai singlet saja. Tika mengancingkan kemejanya.

" Sebenarnya apa yang kalian lakukan disini?" tanya Tesa kecewa dengan apa yang dia lihat. Dia merasa Surya tak pantas melakukan hal senonoh ini.

" Surya mau mencoba melecehkan aku." jawab Tika seraya menangis sesenggukan dengan sedikit senyum sinis ke arah Surya. Meski air matanya tak keluar tapi ekspresinya membuat sendu yang melihatnya.

" Aku tidak melakukan apa-apa padanya. Dia sendiri yang mau memperkosaku." sahut Surya dengan mata melotot sambil menutup badannya dengan menyilangkan kedua tangannya. Kulitnya yang putih itu jadi tontonan gratis mahasiswi lain. Bentuk tubuhnya yang bidang membuat mata terpana.

"Surya, ganteng-ganteng serigala ya. Di toilet saja mau melakukan ini." bisik yang lain.

" Mana mungkin , aku kan wanita. Yang ada kamu yang mau memperkosaku." ucap Tika tidak mau kalah, sambil menunjuk ke muka Surya yang membuat dia semakin emosi.

" Cuih, siapa juga yang mau memperkosamu. Dasar nenek sihir." balas Surya dengan umpatan.

" Siapa yang kamu maksud nenek sihir itu? Hah .... ?" Tika dengan nada tinggi mencoba memukul Surya namun dihalangi Tiwi dan Tesa.

" Sudah - sudah, mari kita bawa mereka ke ruang Rektor untuk diadili disana." pinta Tesa sambil menarik lengan Surya, dengan masih menyilangkan dada, Surya menurut.

Lalu mereka dibawa ke ruang Rektor. Para mahasiswa berbondong - bondong menuju kesana.

"Keluarkan saja dari kampus!" teriak salah satu mahasiswa dan diiyakan oleh yang lain.

" Percuma kalau dikeluarkan, masukkan penjara saja." sahut mahasiswa yang lain. Mereka geram dengan ulah Surya, tapi tidak bagi Tika. Dia merasa rencananya berjalan lancar. Tapi, setelah mendengar kata penjara dia bergidik. Dia tak mau berurusan dengan polisi.

Sesampainya di ruang Rektor, disana Surya dan Tika saling menuduh. Para mahasiswa menunggu di luar ruangan, dan beberapa mengintip dari celah-celah jendela.

" Sungguh Pak, saya tidak melakukan apa-apa dengannya." ucap Surya membela diri, mereka berdua duduk berhadapan. Pak rektor berdiri di antara mereka.

" Bohong Pak, buktinya dia sudah hampir telanjang dada. Dan tadi dia juga mencoba memeluk saya." ucap Tika sambil menangis palsu. Meraung dan mengucek- ngucek kedua matanya. Sesekali dia menjulurkan lidah membuat Surya naik pitam.

" Tadi saat saya ke toilet saya melepas kemeja saya yang terkena saos, Pak. Dan saya berniat untuk mencucinya, makanya saya hanya memakai singlet saja." Surya membela diri.

" Mencuci itu di rumah , bukan di kampus!" Tika menyahut, memberi penekanan.

" Surya, apa kamu punya saksi yang bisa membelamu?" tanya pak Rektor sambil memicingkan mata.

" Tidak ada Pak!" sahut Surya cepat, merasa berat untuk meloloskan diri dari tuduhan Tika.

" Tapi, saya bersumpah saya tidak melakukan perbuatan yang senonoh itu, Pak." jelas Surya membela diri untuk yang kesekian kali.

"Bohong, Pak!" tuduh Tika.

"Tidak, Pak. Lagian siapa juga yang doyan sama wanita model dia." umpat Tika, Tika melengos dan menirukan gerakan mimik Surya.

"Tok-tok!" suara ketukan pintu terdengar dari luar, seorang mahasiswa berambut keriting masuk ke ruangan rektor.

" Masuk!" perintah pak Rektor setelah melihat siapa yang datang.

" Ini Pak, saya menemukan kemeja Surya berada di toilet pria." kata Brian seraya memberikan kemeja Surya pada pak rektor. Pak Rektor menerima dan memeriksanya.

"Hmmm...Ini benar punyamu ?" tanya pak Rektor seraya menunjukan kemeja putih itu ke hadapan Surya.

" Benar Pak, saya tidak berbohongkan!" ucap Surya mengiba sambil menggelengkan kepala.

"Tapi, tetap saja bukti ini kurang kuat. Apakah kamu ada saksi lain?" Surya menggeleng pasrah.

" Baik, karena kurangnya bukti dan tidak adanya saksi serta kejadian ini masih di ragukan kebenarannya, saya putuskan untuk menghukum kamu. Sebagai hukumannya kamu saya pecat sebagai asisten dosen. Dan beasiswa S2 kamu untuk kuliah ke luar negeri saya cabut. Sampai ada bukti baru yang memperkuat kamu, kalau kamu tidak bersalah." ucap pak Rektor sambil kembali ke kursinya.

" Tapi Pak , sungguh saya tidak bersalah. Jangan hapus beasiswa saya." pinta surya seraya memegangi tangan pak Rektor.

" Saya yakin Pak, kalau Surya tidak mungkin melakukan perbuatan keji itu. " sahut Brian mencoba membela sahabatnya.

"Keputusan saya tidak bisa diganggu gugat." ucap pak Rektor dengan nada tinggi.

" Saya setuju Pak, hukuman itu memang pantas dia dapatkan." ucap Tika yang sudah mulai reda tangisannya namun masih sesenggukan.

"Kamu, dasar nenek sihir! Bermuka dua! Suatu saat aku akan membalas perbuatanmu." Ancam Surya seraya melotot seakan-akan mau keluar bola matanya. Tika menyebik.

"Lihat saja nanti." ucap Tika sambil menjulurkan lidahnya ke arah Surya.

"Kalian semua bisa keluar dari ruangan saya." perintah pak Rektor.

"Surya, aku minta maaf tidak bisa berbuat apa-apa." ucap Brian menyesal seraya menepuk pundak Surya. Surya mengangguk pelan.

" Tidak apa-apa, aku akan mencoba mencari cara agar bisa membuktikan kalau aku tidak bersalah." ucap Surya mulai berdiri.

" Surya, jangan lupa kenakan kemejamu!" pak Rektor menyerahkan kemeja dan Surya segera mengenakannya. Mereka bertiga keluar dari ruangan.

" Surya, rasakan ini!" panggil Teddy seraya mengarahkan pukulan ke wajah Surya saat berada di teras ruangan Rektor.

" Bruak...!" Suara tangan Teddy mendarat di pipi Surya. Surya merasakan panas di pipinya, lalu bibirnya berdarah.

" Aku tidak bersalah. Ini fitnah. Tika yang berbohong atas semua kejadian ini." Ucap Surya seraya mengelap bibirnya dengan ibu jari.

" Tidak pantas kamu menyandang sebagai mahasiswa berprestasi . Kelakuan mu buruk dan hina." Teddy mencaci maki seraya mengarahkan pukulan ke wajah Surya lagi.

"Hentikan, Surya tidak bersalah. Aku yakin itu. Ini semua hanya akal-akalan Tika saja untuk menjatuhkan nama baik Surya." Brian menangkis pukulan Teddy.

" Kamu kira bisa lolos begitu saja, aku akan membuat perhitungan denganmu." Gertak Teddy.

" Teddy, cukup. Lebih baik kita pergi dari sini. Hukumnya sudah setimpal dengan perbuatannya." Ucap Tika.

" Apa perlu aku laporkan polisi biar masuk penjara dia." Teddy memandang ke arah Surya dengan tatapan seperti seekor harimau yang mau menerkam mangsanya.

"Polisi!" Ucap Tika kaget dan bahkan dia tidak berfikir ke arah sana.

" Kenapa kamu terkejut. Seharusnya kamu senang kan, bila dia membusuk di penjara." Teddy memanasi suasana.

"Bukan, bukan maksudku tidak senang. Hanya saja aku masih trauma dengan urusan kepolisian." Tika mencoba mengurungkan niat Teddy untuk melaporkan Surya ke polisi .

"Aku tidak takut, jika kamu melaporkan aku ke polisi. Nanti juga akan terbongkar siapa yang salah sebenarnya." Jelas Surya membuat Tika takut akan kebohongannya.

" Tidak. Aku malas saja. Teddy antar aku pulang." Pinta Tika seraya menarik tangan Teddy lalu pergi.

Surya dan Brian menuju ke tempat parkir . Surya mengendarai sepeda motor sedangkan Brian mengendarai mobil. Sementara Tika diantar Teddy pulang bersama Tesa dan Tiwi. Mereka mengendarai mobil Teddy.

"Aku senang, rencana ku berjalan dengan lancar. Lihat saja nanti siapa yang akan kalah." Batin Tika seraya senyum sendiri saat berada di dalam mobil. Tika berada di kursi depan bersama Teddy, sedangkan Tesa dan Tiwi berada di kursi belakang.

" Tika, bagaimana dengan Surya tadi.?" Tanya Tesa.

" Dia dipecat jadi asisten dosen dan beasiswa nya dicabut." Ucap Tika berpura -pura masih sedih.

" Aku masih takut." Ucap Tika seraya mengambil tisu dari dalam tasnya lalu menyeka kedua matanya.

"Tenang sayang, aku akan selalu melindungi mu." Ucap Teddy seraya membelai rambut Tika dengan lembut.

Bersambung....

Apa rencana Tika selanjutnya, dan bagaimana usaha Surya untuk mengembalikan nama baiknya?

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Tika jahat bgt ya

2022-03-17

0

riski iki

riski iki

mampir kk author
semangat slalu ya😊

2021-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Kekacauan di Kantin
2 SEBUAH RENCANA
3 Berjalan Lancar
4 Teman Lama Ayah Surya
5 Satu Syarat
6 Doa Surya
7 Putus
8 Keputusan Surya
9 Tak Sengaja Bertemu
10 Ijab Sah
11 Gara- Gara Sepatu
12 Kesepakatan
13 Rumah Baru
14 Kejutan
15 Mati Lampu
16 Bertemu Mantan
17 Cemburu
18 Hampir Ketahuan
19 Telur Ceplok vs Telur Dadar
20 Spesial Untukmu
21 Berkunjung
22 Maaf
23 Kambuh
24 Begadang
25 Gagal
26 Tika Kepo
27 Bohong
28 Marah
29 Sabar
30 Akhirnya Mengaku
31 Surya Sibuk
32 Tertidur
33 C.I.N.T.A
34 Rencana untuk Tika dan Surya
35 Hari Pertama
36 So Sweet
37 Pov. Tika
38 Tika Sakit
39 Puding Cinta
40 Bukan Perawan Lagi.
41 Badut
42 Surya Adalah Bos
43 Tika Berubah
44 Pengkhianat
45 Tedi Melamar
46 Penolakan
47 Kecelakaan
48 Amnesia
49 Tedi berkunjung
50 Tika bangkit
51 Bertemu Pria Bertopi
52 Wedding Dress
53 Pov. Surya
54 Mendadak Berubah
55 Wanita Congkak
56 Jodoh Tak kan ke Mana
57 Hampir Saja
58 Rudi Berhasil
59 Tika Curhat
60 The Diamond Wedding Gown
61 Terkesiap
62 Sekarat
63 Masuk Ruang Operasi
64 Akhirnya Sadar
65 Kangen Kamu
66 Pulang
67 Surya Jelek
68 Tika Bangkrut
69 Surya Cemburu?
70 Aku Jadi Dilema
71 Kamu Menuduhku
72 Pahlawanku
73 Donor Ginjal
74 Terpukul
75 Sadar
76 Ingat Kamu
77 Pelukan Hangat
78 Terasa Malam Pertama
79 Belanja
80 Resepsi
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Kekacauan di Kantin
2
SEBUAH RENCANA
3
Berjalan Lancar
4
Teman Lama Ayah Surya
5
Satu Syarat
6
Doa Surya
7
Putus
8
Keputusan Surya
9
Tak Sengaja Bertemu
10
Ijab Sah
11
Gara- Gara Sepatu
12
Kesepakatan
13
Rumah Baru
14
Kejutan
15
Mati Lampu
16
Bertemu Mantan
17
Cemburu
18
Hampir Ketahuan
19
Telur Ceplok vs Telur Dadar
20
Spesial Untukmu
21
Berkunjung
22
Maaf
23
Kambuh
24
Begadang
25
Gagal
26
Tika Kepo
27
Bohong
28
Marah
29
Sabar
30
Akhirnya Mengaku
31
Surya Sibuk
32
Tertidur
33
C.I.N.T.A
34
Rencana untuk Tika dan Surya
35
Hari Pertama
36
So Sweet
37
Pov. Tika
38
Tika Sakit
39
Puding Cinta
40
Bukan Perawan Lagi.
41
Badut
42
Surya Adalah Bos
43
Tika Berubah
44
Pengkhianat
45
Tedi Melamar
46
Penolakan
47
Kecelakaan
48
Amnesia
49
Tedi berkunjung
50
Tika bangkit
51
Bertemu Pria Bertopi
52
Wedding Dress
53
Pov. Surya
54
Mendadak Berubah
55
Wanita Congkak
56
Jodoh Tak kan ke Mana
57
Hampir Saja
58
Rudi Berhasil
59
Tika Curhat
60
The Diamond Wedding Gown
61
Terkesiap
62
Sekarat
63
Masuk Ruang Operasi
64
Akhirnya Sadar
65
Kangen Kamu
66
Pulang
67
Surya Jelek
68
Tika Bangkrut
69
Surya Cemburu?
70
Aku Jadi Dilema
71
Kamu Menuduhku
72
Pahlawanku
73
Donor Ginjal
74
Terpukul
75
Sadar
76
Ingat Kamu
77
Pelukan Hangat
78
Terasa Malam Pertama
79
Belanja
80
Resepsi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!