Cinta Satu Hati Sampai Mati
Sewaktu istirahat sekitar pukul 12.30 sekelompok geng trio T pergi ke kantin. Mereka duduk sambil melepas lelah setelah seharian melewati bimbingan skripsi dengan dosen pendamping. Mereka terdiri dari Tika, Tiwi dan Tesa. Tika sebagai bosnya yang terkenal sombong, matre dan menakutkan tapi cantik, dia paling tinggi, seksi dan bisa disebut bunga kampus. Sedangkan Tesa anak paling pintar di antara mereka bertiga, bertubuh pendek dan selalu memakai bando di kepalanya. Berbeda dengan Tiwi, dia badannya gemuk, selalu gonta ganti sepatu dan hobi sekali ngemil.
"Tika, kamu mau pesan apa?" tanya Tiwi seraya berdiri hendak mengantri pesanan.
" Bakso." sahut Tika dengan segera seraya mengeluarkan hp dari dalam tasnya.
"Aku soto!" Tesa menyela tanpa melihat ke arah Tiwi.
"Siapa juga yang tanya sama kamu?" ucap Tiwi seraya mencibir mulutnya kesal, sudah sejak pagi tadi dia merasa iri pada Tesa.
"Ah, Tiwi , sekalian aku juga dong dipesankan." rengek Tesa sambil mengedipkan matanya yang sipit.
" Lalu minumannya kalian mau pesan apa?" tanya Tiwi.
" Jus alpukat, es batunya sedikit saja!" sahut Tika tanpa melihat ke lawan bicaranya, dia tengah sibuk membalas pesan dari pacarnya.
" Aku jus mangga!" ucap Tesa dengan antusias.
"Ini belum musim mangga, yang lain? " ucap Tiwi ketus. Dia merasa jengkel karena sejak pagi tadi dosen pembimbingnya selalu menyalahkan naskah skripsinya. Sedangkan Tesa selalu mendapatkan pujian karena naskah skripsinya bagus tanpa cacat. Sedangkan punya Tiwi selalu revisi lagi.
" Ya sudah, es teh saja." sahut Tesa sambil memonyongkan mulutnya.
Tiwi melangkahkan kakinya menemui mbak Siti untuk memesan makanan dan minuman.
"Mbak saya pesan bakso dua porsi, satu porsi soto ayam, minumannya teh manis dua gelas, satu gelas jus alpukat es batunya sedikit aja." pesan Tiwi, mbak Siti mencatat sambil mengangguk tanda mengerti.
Tika sibuk memainkan hpnya, sementara Tesa pandangannya mengarahkan pada sekumpulan mahasiswa cowok yang berada di seberang musholla kampus yang tidak jauh dari pandangannya.
"Tik, Tika....!" panggil Tesa sambil menepuk lengan Tika berulang kali.
"Aduh, sakit tahu. Ada apa? Seperti kebakaran jenggot saja." Tika mengaduh kesakitan sambil mengelus lengannya.
" Lihat tuh... "ucap Tesa sambil menunjukkan jarinya ke arah salah satu cowok yang berada di seberang.
" Apa...?" Tika pandangannya mengikuti arah jari telunjuk Tesa.
"Surya, satu satunya mahasiswa yang mendapatkan beasiswa kuliah S2 ke luar negeri." ucap Tesa dengan kagum. Surya yang menjadi bintang kampus itu sudah sangat terkenal, tapi Tika tak begitu tahu tentang Surya.
" Biasa saja tuh....! Masih mending keren cowok ku!" sambil menunjukkan foto seorang cowok di layar ponselnya.
"Tedi, kamu sudah jadian sama dia ya...?" tanya Tiwi yang baru datang sambil membetulkan posisi duduknya. Tiwi tak percaya Tika berpacaran, setahunya papa Tika tak pernah mengizinkan Tika berpacaran sejak dulu agar bisa fokus kuliah.
"Iya, baru satu minggu yang lalu." jawab Tika tanpa memikirkan ketakutan teman - temannya. Sedikit cerita, bila Tika ketahuan pacaran papanya tidak segan-segan mencoret namanya dari hak waris keluarga.
"Kok, kamu tidak pernah cerita ke kita, hmmm..... Apa kamu jangan - jangan....?"
sela Tesa.
"Hus, sembarangan! Aku diam - diam jadian sama dia, nanti kalau sampai papa ku tahu kalau aku pacaran bisa di gantung aku." ucap Tika sambil memberikan isyarat menempelkan jari telunjuknya ke bibir tanda rahasia .
"Ini Non, pesanannya." kata mbak Siti sambil menaruh mangkuk dan gelas di atas meja yang berbentuk bundar seraya menggeser tempat tisu dan tempat sendok ke tengah meja.
"Terimakasih!" ucap mereka bertiga serentak.
Tak berapa lama kemudian, Surya beserta teman - temannya datang dan menuju meja yang tidak begitu jauh dari meja Tika.
"Surya....Aduh ganteng banget !" puji Tesa dengan tangan melambai ke arah mereka.
" Norak tahu." ucap Tika seraya kakinya menginjak kaki Tesa.
"Aduh...sakit !" teriak Tesa sambil mengelus kaki kirinya.
"Dia ngelihat ke arah kita..." seru Tiwi sambil menyenggol sikut Tika.
" Jangan terlalu percaya diri deh...mungkin dia lagi ngelihat mbak Siti." ucap Tika kesal dengan ulah temannya yang terlalu mendambakan Surya.
"Tuh....bener kan dia lagi mau pesan makanan." tunjuk Tika ke arah mbak Siti yang baru lewat.
" Iya...aku kira dia lagi memperhatikanku." ucap Tiwi sambil menikmati baksonya .
"Gak pantas kamu sama dia, yang lebih pantas tuh, aku. Selain cantik dan pintar aku juga seksi." celoteh Tesa. Tesa dan Tiwi memang sangat mengidolakan Surya, selain tampan, tinggi dia juga sebagai asisten dosen di mata kuliah Manajemen Akutansi.
"Sejak tadi ngomongin dia melulu. Bosen tahu. Aku pergi ke toilet dulu." pinta Tika.
Tanpa dia sadari saat berdiri salah satu mahasiswi melintas di depannya sambil membawa semangkuk bakso panas.
"Tar...!!!" Bunyi mangkuk pecah tepat mengenai kaki Tika. Sontak dia kaget dan marah.
" Kalau jalan tuh, pakai mata bukan pakai dengkul." ucap Tika geram sambil menunjuk kedua mata mahasiswi itu.
"Kamu lihat nih,rok ku jadi basah. Mahal tahu, uang jajan kamu tidak cukup untuk membelinya." lanjut Tika sambil mencaci makinya, dia mengibaskan roknya yang basah.
" Maaf Tik, tadi aku tidak sengaja. Aku tidak menyadari kalau kamu mau berdiri." ucap mahasiswi yang bernama Dewi itu dengan sopan dan dengan wajah tertunduk lantaran takut.
" Sudah lah Tik, basah juga sedikit nanti cepat kering kok!" Tesa berdiri dari kursi mencoba menenangkan hati Tika.
" Iya, Tik. Malu dilihat anak yang lain ". Tiwi juga ikut berdiri mencoba meredam amarah Tika. Beberapa mahasiswa memperhatikan ke arah Tika termasuk Surya.
" Enak saja, aku tidak terima. Tampar dibalas tampar, basah dibalas basah." ucap Tika sambil mengguyur minuman milik Tiwi ke arah celana Dewi.
Secara Dewi marah, tapi dia menahannya mencoba mengendalikan emosinya. Tak mau berurusan dengan Tika. Mahasiswi yang terkenal kaya dan sombong. Barang siapa yang berurusan dengannya bakal menyesal dan tidak nyaman selama berada di kampus.
"Kalau orang sudah meminta maaf, hargai dong, jangan main hakim sendiri!" Surya datang membela Dewi. Ternyata Surya sudah sedari tadi menyadari kalau akan terjadi pertengkaran karena masalah sepele. Surya juga tahu kalau Tika itu gadis yang tidak mudah diremehkan.
"Kamu tidak apa-apa Dew...?" Tanya Surya menepuk pundak Dewi.
"Iya, tidak apa-apa nanti juga kering sendiri." ucap Dewi, dia sudah merasa lega karena cowok idolanya membela dia.
"Apa urusannya dengan kamu. Jangan sok jadi pahlawan. Mentang-mentang jadi idola kampus terus sekarang mencoba mencari muka dihadapanku." ucap Tika dengan nada tinggi dan matanya melotot tajam ke arah Surya.
"Bukannya aku sok, tapi ini sudah kelewatan. Mentang -mentang kamu anak orang kaya dengan seenaknya memperlakukan orang seperti ini. Seharusnya kamu bisa lebih sedikit dewasa, jangan seperti anak kecil gini." ucap Surya dengan nada tinggi pula tidak mau kalah dengan Tika.
"Enak saja, aku bukan anak kecil, aku tidak terima! Lagian sudah impas kan. Rok ku basah karena ulahnya, wajar kan jika aku membalasnya !" Tika membela diri tak mau mengalah meski tahu dia adalah asisten dosen.
"Aduh,mangkuk mbak pecah. Bisa rugi ini. Siapa yang akan bertanggungjawab ?" tanya mbak Siti sambil memunguti pecahan mangkuk.
"Biar Dewi Mbak, yang membereskan!" pinta Tika seraya menarik tangan Dewi dengan paksa sampai dia tersungkur .
"Yang jelas -jelas menabrak tadi kan kamu. Seharusnya kamu yang membereskan." Bentak Surya tidak terima perlakuan kasar Tika pada Dewi.
"Dia yang salah, lagian sudah pakai kacamata kuda juga, masih salah lihat jalan." tambah Tika dengan mata melotot.
Dewi yang tersungkur membetulkan kacamata seraya mulai memunguti pecahan mangkuk. Sontak Surya mencegah tangan Dewi . Lalu membantu Dewi berdiri.
"Kamu yang salah. Aku sendiri melihat dengan jelas kejadian tadi. Dasar cewek manja maunya menang sendiri." Surya mulai emosi.
"Dewi yang salah!" ucap Tika tegas. Seraya melayangkan tangan ke wajah Surya.
"Pluak...!" tangan Tika mendarat di pipinya Surya, membuat wajahnya berpaling. Surya merasakan panas di pipi kanannya, dia memegang bekas tamparan Tika.
Surya mulai naik pitam. Wajahnya merah. Sontak Surya mengambil serpihan mangkuk , lalu mengarahkan ke wajah cantik Tika.
"Kalau kamu tidak mau mengakui kesalahanmu ini, biarkan wajahmu yang akan aku gores dengan ini." ucap Surya seraya tangan kiri memegang dagu mungil Tika sedangkan tangan kanannya membawa serpihan mangkuk yang siap menggores wajah Tika.
" Berani sekali cowok kampungan ini menyentuhku. Aku tidak akan memaafkannya." Batin Tika kesal, niatnya mau ngerjain Dewi malah dia yang kena damprat.
"Sebenarnya aku juga tidak berniat untuk melukaimu. Ini sebagai gertakan saja, agar kamu jera." batin Surya dengan tetap mencengkeram dagu Tika hingga dia meronta-ronta ingin dilepaskan.
Sementara Tiwi dan Tesa hanya bengong, bingung harus berbuat apa.
"Lepaskan!"Tika berusaha melepaskan dirinya, kedua tangannya memegang tangan Surya yang begitu kekar. Cairan bening mulai keluar dari kedua bola matanya yang indah.
Keributan sejak tadi terjadi membuat mereka jadi tontonan mahasiswa lain.
"Surya, hentikan. Ingat kamu memilik citra sebagai mahasiswa teladan. Jika ada rektor atau dosen yang lain dan tahu kejadian ini, bisa dihapus beasiswa kamu untuk melanjutkan S2 ke luar negeri." Brian temannya memberi nasehat.
Surya melepaskan tangannya. Tika yang sudah terbebas sambil mengusap pipinya mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kantin. Diikuti Tiwi dan Tesa.
"Surya, terimakasih ya. Kalau tidak ada kamu entah hal buruk apa yang akan menimpa ku tadi." ucap Dewi dengan perasaan bangga, merasa dia mendapatkan perhatian lebih dari Surya.
" Iya, Dewi kita kan sudah berteman cukup lama, sudah sewajarnya kita tolong - menolong dalam suka dan duka." ucap Surya seraya mengambil uang dua puluh ribuan dan menyerahkan ke mbak Siti.
" Ini Mbak sebagai ganti rugi mangkuk Mbak yang pecah."
"Mas Surya, tidak usah Mas, kan Mas nggak berbuat salah kok Mas yang mau ganti in." tolak mbak Siti.
"Tidak apa-apa Mbak, anggap saja sedekah." ucap Surya lalu kembali bersama Brian ke tempat duduknya tadi. Sementara Dewi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Bersambung....
❣️❣️❣️❣️
JANGAN LUPA kakak reader, ada karya baru dari author yang berjudul Pandawa Kecilku, cepat mampir ya dan mohon dukungannya!! Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Hary Enyong
Mampir kisini thor...😉
2022-03-31
0
Erni Fitriana
mampir ya
2021-10-22
0
IG : @thatya0316
aku mampir kak
2021-10-02
0