SEBUAH RENCANA

Malam yang begitu dingin membuat Tika tidak bisa memejamkan matanya, ditambah peristiwa siang tadi yang membuat sesak hatinya. Pikirannya melayang pada pria yang mengancamnya di kantin siang tadi.

"Kamu akan menyesal Surya, kamu tidak mengenal siapa aku. Aku akan membuat hidup kamu membayar atas apa yang kamu lakukan terhadapku. Siapa Surya itu? Dia hanya cowok yang sok jadi pahlawan, yang sok ikut campur urusan orang, sok pintar." gerutu Tika yang sedang rebahan di atas kasur sambil menatap langit - langit kamarnya.

" Besok adalah hari yang aku tunggu, setelah lulus nanti aku ingin segera bekerja. Siapa tahu keberuntungan berpihak padaku, aku bisa memimpin perusahaan yang papa kelola." batin Tika sambil dia tertawa sendiri. Setelah berangan - angan cukup lama akhirnya dia tertidur pulas.

Keesokan paginya

Pagi ini seperti biasa Tika memoles wajahnya dengan foundation dan bedak. Bibirnya dia oleskan lipstik warna pink, warna favoritnya. Tak lupa handbody dia oleskan ke tangan dan kaki. Rambutnya yang hitam dan panjang dia biarkan terurai. Dia memilih kemeja putih dan rok hitam. Tampilannya kali ini perfect, karena hari ini adalah ujian skripsi. Hari yang mendebarkan setelah hampir dua bulan dia bergelut dengan dosen pembimbing . Kali ini dia akan bertatap muka dengan dosen penguji.

Tika keluar dari kamar menuruni tangga dan menuju ke ruang makan, di sana ada ibu tirinya yang sedang menyiapkan sarapan. Tika menarik kursi lalu duduk di samping mamanya.

"Kamu cantik sekali sayang!" ucap mama Tasya ibu tiri Tika seraya menata piring di atas meja makan. Dia wanita dewasa yang anggun dan baik, tidak salah jika ayahnya memilih dia sebagai ibu pengganti untuk Tika sejak Tika kecil. Ibu Tika meninggal karena penyakit kanker. Dari pernikahan ayah Tika dengan Tasya dikaruniai satu anak perempuan, yang kini sedang kuliah ke Luar Negeri .

"Iya, hari ini aku ada ujian skripsi, Ma! Do'akan aku semoga sukses ya..." ucap Tika sambil mengambil roti panggang dan selai stroberi.

"Tentu, papa dan mama akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk putri tercinta kita, iya kan Ma!" sahut pak Andik, papa Tika yang baru turun dari lantai atas seraya merapikan dasinya.

"Aamiin...!" sahut Tika dan bu Tasya hampir bersamaan.

" Pa!" panggil Tika saat pak Andik melintasinya.

"Iya sayang," sahut pak Andik seraya menarik kursi lalu duduk disebelah bu Tasya.

"Setelah lulus nanti aku mau bekerja di perusahaan Papa ya!" pinta Tika sambil menggigit rotinya.

"Hmmm....boleh, tapi ada syaratnya." kata pak Andik seraya menyeruput kopi hitamnya.

"Apa?" sahut Tika seraya memasukkan roti yang tinggal satu suap ke mulutnya.

"Kamu harus memulai karir kamu dari nol dulu bila bekerja. Apa kamu bersedia?" pinta pak Andik dengan pandangan serius ke arah Tika.

"As...siiaap!" jawab Tika sontak kegirangan dengan mengacungkan jempol ke arah hidungnya yang mungil.

"Kenapa tidak langsung saja Pa, menjabat menjadi manajer atau..." belum sempat selesai bicara kalimat bu Tasya dipotong oleh pak Andik.

"Ma, percaya sama papa. Bila kita mendidik anak itu dimulai dari tingkat dasar, lama - lama juga akan bisa menjadi orang yang sukses.

Meskipun kita orang kaya jangan membiasakan anak untuk memperoleh jabatan lebih tanpa berusaha dulu. Jadi, anak tahu akan kewajibannya dalam bekerja sebelum dia menuntut haknya."jelas pak Andik .

"Ya, terserah Papa sih! Apa kamu tidak ingin melanjutkan kuliah S2 ke Luar Negeri sayang?" tanya mama Tasya menatap wajahnya seraya merapikan piring kotor.

"Tidak Ma! Otakku sudah tidak ingin menerima mata kuliah lagi, pinginnya aku segera merajut karir sesuai dengan jurusan yang aku tempuh." jawab Tika setelah itu menghabiskan susu rasa vanila kesukaannya. Selesai sarapan dia beranjak dari kursi.

"Ya sudah Ma, Pa, aku berangkat ke kampus dulu." kata Tika seraya bersalaman dengan papa mamanya.

"Semoga sukses sayang!" ucap mama Tasya dan mencium pipi Tika kiri dan kanan.

"Semoga berhasil dan semangat!" kata papanya seraya menunjukkan kepalan tangan tanda memberi semangat. Tika tersenyum, dengan segera dia menuju ke halaman depan.

Seperti hari biasa, Tika diantar sopir kemanapun dia pergi entah ke kampus, shopping atau bertemu dengan teman - temannya. Karena kecelakaan tiga tahun lalu yang menewaskan seorang pedagang kaki lima membuat Tika koma selama 6 bulan, dan kini dia trauma untuk menyetir. Papanya tak mengizinkan dia mengendarai mobil sendiri.

"Bang Soleh, sepulang dari kampus nanti aku ada kegiatan bersama teman- temanku, jadi Bang Soleh pulang dulu saja, tidak usah menungguku ." pinta Tika saat membuka handle pintu mobil.

" Tapi, Non....!" belum sempat melanjutkan perkataannya dipotong Tika.

"Aku sudah minta izin papa tadi!" ucap Tika .

Bang Soleh mengangguk pasrah, lalu Soleh menuju mobilnya setelah selesai mengelapnya. Mobil melaju meninggalkan halaman rumah menuju kampus sekitar satu jam perjalanan.

Sesampainya di kampus, Tika turun di depan gerbang kampus. Dia menuju ruangan penguji, tampak mahasiswa berjubel mengantri untuk ujian. Disana juga sudah tampak Tesa dan Tiwi sedang bersiap untuk masuk ke ruangan.

"Tika!" panggil Tesa, seraya melambaikan tangan.

"Cepat kesini!" pinta Tiwi dengan melambaikan tangan juga.

"Sudah sejak kapan kalian sampai disini?" tanya Tika saat sudah sampai di dekat mereka.

"Baru saja, sekitar sepuluh menit yang lalu." jawab Tiwi .

"Gawat ,Tik!" ucap Tesa dengan nada cemas.

"Apanya yang gawat?" tanya Tika penasaran seraya menguncir rambutnya.

"Dosen penguji kamu, killer!" ucap Tesa sambil menunjukkan daftar nama mahasiswa beserta nama dosen pengujinya yang tertera pada jendela kaca pada ruangan itu.

" Bu Fenny!" ucap Tika saat melihat namanya tertera pada kolom tengah Safira Artika Sari.

"Tidak masalah, tetap fokus dan jangan drop! Siapapun dosennya toh dia juga manusia." Tesa mengusap lembut pundak Tika mencoba menenangkan hatinya yang gusar. Bu Fenny adalah dosen yang terkenal galak dan disiplin.

"Aku bisa! Aku harus bisa!" ucap Tika seraya mengibaskan tangganya ke arah wajahnya, yang sudah mulai keringat dingin.

Hampir dua jam sesi pertama sedang berlangsung, kini giliran nama Tika dipanggil. Dia masuk dengan langkah yang begitu tegang. Sebelum memasuki ruangan dia menarik nafas panjang - panjang lalu menghembuskan dengan pelan.

Sementara Tiwi dan Tesa sudah selesai sejak tadi, mereka berada di kantin dan tak sengaja mereka berdua bertemu dengan Teddy yang sudah bersiap beranjak pergi dari tempat duduknya.

" Tedi!" panggil Tesa seraya melambaikan tangan. Tedi menghampiri mereka.

" Kenapa, loh...dimana Tika?" tanya Teddy matanya celingukan mencari sosok Tika.

" Dia masih ujian, kamu ternyata sudah pacaran ya dengan Tika?" tanya Tiwi seraya memasukkan keripik ke mulutnya.

"Hmmm...." Teddy mengangguk. "Tika sudah cerita sama kalian?" tanyanya sambil menudingkan jari satu persatu ke arah Tiwi lalu ke Tesa.

"Iya, kemarin. Kok, kamu berani nembak dia, papanya galak lo...." ucap Tiwi menakuti.

" Kami pacaran diam-diam kok!" ucap Teddy seraya membenahi tali sepatunya yang lepas sambil membungkuk.

"Kalau sampai kamu ketahuan pacaran sama Tika , nasibmu ibarat masuk ke kandang macan tahu!" kata Tiwi seraya kedua tangannya mengarahkan ke wajah Tedi mau mencakar.

"Susah payah aku mendapatkan Tika, dan akhirnya aku bisa pacaran sama dia. Kalian sahabatnya malah tidak mendukungku, teman macam apa kalian berdua ini." ucap Tedi seraya mau beranjak pergi.

"Eh, tunggu dulu!" pinta Tiwi seraya menarik tangan Tedi, sehingga dia duduk dengan terpaksa.

"Ada apa lagi? Aku mau ujian!" ucap Tedi kesal.

Tiwi dan Tesa saling senggol, mereka berniat memberi tahu kejadian kemarin siang saat bertengkar dengan Surya, akhirnya tidak jadi. Karena bila tahu nanti , Tedi bisa gagal konsentrasi.

"Nggak jadi, cepat, sana pergi ! " Tiwi melambaikan tangannya mengusir Tedi.

Tedi pergi meninggalkan mereka. Selang beberapa menit kemudian Tika datang menghampiri Tiwi dan Tesa.

" Tika!" panggil Tiwi girang lalu Tika duduk di tengah - tengah mereka.

" Akhirnya selesai sudah cobaan terberatku selama kuliah." ucap Tika dengan wajah berseri- seri.

"Bagaimana? Apa Bu Fenny melontarkan pertanyaan uang susah untukmu tadi?" tanya Tesa penasaran.

"Hmmm...tidak sama sekali, beliau malah memujiku , dan benar hari ini adalah hari keberuntunganku." jawab Tika tersungging senyum di bibirnya yang imut.

"Wah syukurlah kalau begitu, aku turut senang." ucap Tiwi juga ikut senyum.

"Eh, tadi kita barusan bertemu dengan Tedi di sini. Baru saja dia pergi, katanya baru mulai ujian." Tesa memberitahu.

" Oh, ya .... Aku kangen nih, sejak pagi tadi belum ketemu dia." ucap Tika seraya tersenyum bahagia.

"Kamu tidak cerita masalahmu kemarin dengan Surya?" Tiwi mencoba mengingat kejadian kemarin saat di kantin.

"Tidak, biarlah ini menjadi urusanku. Aku akan membuat dia membayar atas kelakuannya terhadapku. Aku tidak terima jika dia memperlakukanmu. Awas saja nanti, akan ku balas dia, sehingga bertekuk lutut di hadapanku." Kata Tika geram.

" Jangan Tik! Nanti kamu kena karma lo," Tesa mencoba memberi tahu Tika lantaran ini pernah terjadi di novel yang ia baca.

"Zaman modern masih ada percaya sama karma." sahut Tika kesal, "Kebanyakan baca novel kamu." tukas Tika sambil menyinyir mulutnya ke Tesa.

" Eh , diberi tahu malah ngeyel nih anak. Kamu jangan terlalu membenci seseorang yang pada akhirnya kamu akan jatuh cinta padanya." jelas Tesa penuh penekanan.

"Hi ... siapa juga yang mau sama dia. Amit - amit." Tika mencibirkan mulutnya. Tentu saja membuat Tesa kesal lantaran mengabaikan nasihatnya.

"Kalau kamu tidak mau, biar buat aku saja."sahut Tiwi dengan polosnya.

"Eh, tidak bisa. Buat aku saja!"Tesa menyela tak mau kalah.

" Surya!" panggil Tiwi dengan sontak setelah melihat sosok pria dari kejauhan.

" Mana?" Tesa celingukan, matanya mencari Surya ke sana - sini.

" Dia ke arah toilet." Tiwi menunjuk ke arah Surya berjalan.

"Eh, sebentar ya teman-teman. Mendadak perutku mules nih. Aku ke toilet dulu. Kalian tunggu sebentar disini ya," pinta Tika lalu lari menuju toilet, terbesit dalam benaknya untuk mengerjai Surya.

Saat Surya berada di dalam toilet pria, dia melepaskan kemeja putihnya, berniat mau mencuci bagian yang terkena tumpahan saos di sakunya. Hanya singlet saja yang ia kenakan. Suasana masih begitu sepi, lantaran jadwal ujian skripsi yang bergantian sehingga tak banyak mahasiswa yang masuk, hanya Surya sendirian di toilet. Tiba- tiba saat Surya tengah membasuh kemeja putihnya dari arah seberang toilet wanita terdengar seseorang berteriak minta tolong. Tanpa berpikir panjang Surya bergegas menuju sumber suara tersebut. Dan ternyata Tika berada disana dengan posisi tubuh terlentang. Surya menghampirinya tanpa curiga.

Tak disangka Surya masuk jebakan tikus.

"Tolong...tolong...!!!" teriak Tika histeris seraya menarik tubuh Surya sehingga tubuh mereka saling menempel.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

like 😘😘

2021-07-19

1

Mirna Wati

Mirna Wati

terbolak balik

2020-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 Kekacauan di Kantin
2 SEBUAH RENCANA
3 Berjalan Lancar
4 Teman Lama Ayah Surya
5 Satu Syarat
6 Doa Surya
7 Putus
8 Keputusan Surya
9 Tak Sengaja Bertemu
10 Ijab Sah
11 Gara- Gara Sepatu
12 Kesepakatan
13 Rumah Baru
14 Kejutan
15 Mati Lampu
16 Bertemu Mantan
17 Cemburu
18 Hampir Ketahuan
19 Telur Ceplok vs Telur Dadar
20 Spesial Untukmu
21 Berkunjung
22 Maaf
23 Kambuh
24 Begadang
25 Gagal
26 Tika Kepo
27 Bohong
28 Marah
29 Sabar
30 Akhirnya Mengaku
31 Surya Sibuk
32 Tertidur
33 C.I.N.T.A
34 Rencana untuk Tika dan Surya
35 Hari Pertama
36 So Sweet
37 Pov. Tika
38 Tika Sakit
39 Puding Cinta
40 Bukan Perawan Lagi.
41 Badut
42 Surya Adalah Bos
43 Tika Berubah
44 Pengkhianat
45 Tedi Melamar
46 Penolakan
47 Kecelakaan
48 Amnesia
49 Tedi berkunjung
50 Tika bangkit
51 Bertemu Pria Bertopi
52 Wedding Dress
53 Pov. Surya
54 Mendadak Berubah
55 Wanita Congkak
56 Jodoh Tak kan ke Mana
57 Hampir Saja
58 Rudi Berhasil
59 Tika Curhat
60 The Diamond Wedding Gown
61 Terkesiap
62 Sekarat
63 Masuk Ruang Operasi
64 Akhirnya Sadar
65 Kangen Kamu
66 Pulang
67 Surya Jelek
68 Tika Bangkrut
69 Surya Cemburu?
70 Aku Jadi Dilema
71 Kamu Menuduhku
72 Pahlawanku
73 Donor Ginjal
74 Terpukul
75 Sadar
76 Ingat Kamu
77 Pelukan Hangat
78 Terasa Malam Pertama
79 Belanja
80 Resepsi
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Kekacauan di Kantin
2
SEBUAH RENCANA
3
Berjalan Lancar
4
Teman Lama Ayah Surya
5
Satu Syarat
6
Doa Surya
7
Putus
8
Keputusan Surya
9
Tak Sengaja Bertemu
10
Ijab Sah
11
Gara- Gara Sepatu
12
Kesepakatan
13
Rumah Baru
14
Kejutan
15
Mati Lampu
16
Bertemu Mantan
17
Cemburu
18
Hampir Ketahuan
19
Telur Ceplok vs Telur Dadar
20
Spesial Untukmu
21
Berkunjung
22
Maaf
23
Kambuh
24
Begadang
25
Gagal
26
Tika Kepo
27
Bohong
28
Marah
29
Sabar
30
Akhirnya Mengaku
31
Surya Sibuk
32
Tertidur
33
C.I.N.T.A
34
Rencana untuk Tika dan Surya
35
Hari Pertama
36
So Sweet
37
Pov. Tika
38
Tika Sakit
39
Puding Cinta
40
Bukan Perawan Lagi.
41
Badut
42
Surya Adalah Bos
43
Tika Berubah
44
Pengkhianat
45
Tedi Melamar
46
Penolakan
47
Kecelakaan
48
Amnesia
49
Tedi berkunjung
50
Tika bangkit
51
Bertemu Pria Bertopi
52
Wedding Dress
53
Pov. Surya
54
Mendadak Berubah
55
Wanita Congkak
56
Jodoh Tak kan ke Mana
57
Hampir Saja
58
Rudi Berhasil
59
Tika Curhat
60
The Diamond Wedding Gown
61
Terkesiap
62
Sekarat
63
Masuk Ruang Operasi
64
Akhirnya Sadar
65
Kangen Kamu
66
Pulang
67
Surya Jelek
68
Tika Bangkrut
69
Surya Cemburu?
70
Aku Jadi Dilema
71
Kamu Menuduhku
72
Pahlawanku
73
Donor Ginjal
74
Terpukul
75
Sadar
76
Ingat Kamu
77
Pelukan Hangat
78
Terasa Malam Pertama
79
Belanja
80
Resepsi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!