Ch. 5

Kiran mengerjapkan matanya, dia merasakan ada sentuhan lembut di kedua pipi nya.

Apakah aku bermimpi? Aku sepertinya melihat bayangan pria brengsek itu.

"Kau sudah bangun gadis bodoh?"

"Ah kau!" Kiran melonjak kaget. "Kenapa kau ada di sini?"

Elang tersenyum sinis, "Kenapa aku ada disini? Hei nona, apakah kau menjadi bodoh karena minum shampoo kemarin?"

Kiran menunduk malu, kedua pipi nya merona merah. Elang tersenyum puas melihat nya.

"Bukankah itu hal wajar yang harus ku tanyakan padamu?" Kiran berusaha mengontrol emosi nya.

"Hmm sepertinya kau benar-benar menjadi bodoh setelah gagal bunuh diri. Ini rumah sakit dan aku seorang dokter, bukankah hal yang wajar kalau aku ada disini?"

Uh, kenapa sih dia harus mengungkit soal itu lagi. Sepertinya dia ingin membalas dendam kepadaku, habislah aku kali ini.

"Oh baiklah, sepertinya kau salah paham padaku. Aku baru saja memeriksa kondisimu, semuanya sudah stabil, kau hanya perlu banyak istirahat dan makanan yang bergizi tinggi, lusa kau sudah boleh pulang"

Dia tau kalau aku berpikir tentangnya, apakah dia bisa membaca pikiranku?

"Tak perlu risau nona, aku tak tertarik pada mu, semua ini kulakukan hanya sebatas hubungan dokter dan pasien. Jadi jangan berpikir macam-macam dengan otak bodohmu itu"

A-apa? dia mengira kalau aku menyukai nya? Narsis sekali dia. Aku bahkan tak berharap untuk bertemu dengannya lagi.

"Baiklah kau silahkan beristirahat, aku harus melanjutkan tugas"

"Terimakasih Dokter"

"Oh ya, aku punya sedikit saran untuk mu. Lain kali jangan meminum shampoo, kau bisa mencoba sianida, aku akan memberikan nya pada mu secara gratis" Elang berlalu sambil tersenyum puas.

"Brengsek!" Karin mendengus kesal.

Elang keluar dari ruangan dengan raut wajah yang bahagia, sehingga menimbulkan tanda tanya besar bagi setiap orang yang mengenal kepribadian nya.

*****

Dirumah Kiran, ayah dan ibunya bertengkar sengit. Ayahnya murka karena Kiran menolak untuk menikah dengan pria yang dipilihnya.

"Dasar anak tak tau diri, aku akan membunuhnya kalau dia berani kembali ke rumah ini lagi!"

"Apakah kau sudah gila? Dia putri kita!"

"Aku tak punya putri seperti dia! Apa kau lupa, dia adalah putri mu dengan Prasetyo!"

"Tutup mulutmu! Kau sudah berjanji padaku akan memperlakukan Kiran seperti putrimu sendiri!"

"Kiran?! Sekarang kau berani menyebutnya Kiran?! Apa kau lupa dengan perkataan ku, panggil dia Putih!"

"Tidak! Cukup sudah kau menyakiti putri ku, Putih sudah mati, dan kau yang menyebabkan Putih meninggal, sekarang aku takkan membiarkan kau menyakiti putriku yang lainnya!"

"Kau berani menentang ku?! Dasar wanita sialan, kau sama seperti putrimu tak tau terimakasih!"

"Kau sudah keterlaluan Hardi! Kau tega menjual Kiran pada pria tua itu hanya untuk melunasi hutang-hutangmu! Kau juga telah menghabiskan warisan Kiran yang ditinggal kan oleh ayahnya. Kau benar-benar iblis!"

"Diaamm! Atau aku akan membunuhmu!"

Braakkkk

Hardi membanting pintu sekuatnya, lalu pergi meninggalkan rumah dengan emosi yang meluap. Dia pergi kesebuah bar, menghabiskan waktu dengan mabuk dan berjudi. Sementara itu ibu Kiran menangis meratapi nasib putrinya.

*****

Dirumah sakit, Kiran termenung seorang diri. Dia memandang sekeliling nya yang terlihat begitu mewah.

Ruangan ini sepertinya bukan ruangan biasa. Tv, kulkas, AC, Sofa, lemari, juga kamar mandi yang mewah, ini sepertinya ruangan khusus. Bagaimana aku bisa ada di ruangan ini? Apakah ada kesalahan? Berapa banyak biaya yang harus kami bayar nantinya? Aku harus bertanya pada suster. Kenapa aku baru menyadari nya?

Kiran menekan bel untuk memanggil perawat. Tak lama seorang perawat pun datang ke ruangannya.

"Kiran, apakah ada sesuatu yang sakit?" Perawat itu bertanya lembut.

"Ah gak ada suster, saya cuma mau bertanya sesuatu sama suster"

"Oh baiklah, silahkan bertanya sesukamu"

"Terimakasih suster, sebelumnya saya mohon maaf, saya harap suster jangan marah dengan pertanyaan saya"

"Aduh Kiran, saya jadi penasaran loh. Ayo cepat katakan" Perawat itu tersenyum ramah.

"Saya kenapa ada diruangan ini suster? Bukankah biayanya sangat mahal jika saya diruangan ini? Saya takut gak bisa bayar suster" ujar Kiran sambil menundukkan wajahnya.

Suster itu berjalan mendekati Kiran, dia duduk dipinggir ranjang dan menggenggam tangan Kiran.

"Kamu gak usah khawatir, biaya rumah sakit nya sudah dibayar lunas oleh seseorang. Kamu hanya perlu beristirahat dengan baik dan jangan berbuat macam-macam lagi"

Kiran tersentak. "Siapa yang membayar nya suster? Bolehkah saya bertemu dengannya?"

"Saya juga tidak tau, namun yang pasti beliau ingin kamu baik-baik saja"

"Berapa biayanya suster?"

"Dua puluh juta rupiah"

"Apa?! Dua puluh juta suster?! Mahal sekali"

"Tentu saja itu sesuai dengan fasilitas nya, kualitas makanan, juga obat yang terbaik"

"Ah, sayang sekali" gumam Kiran pelan.

"Sayang? Kenapa sayang? Tentu saja kesehatanmu lebih harus disayangkan. Kau masih begitu muda dan cantik. Apa yang kau khawatir kan lagi selain kesehatan mu?"

"Ah bisakah saya pindah keruangan yang biasa saja suster, dan sisa uangnya berikan saja kepada saya" Kiran berkata jujur.

"Hahahaha, kau polos sekali Kiran. Baiklah saya akan membantumu bicara kepada orang yang dermawan itu"

Wajah Kiran merona merah karena malu, dan itu membuatnya terlihat semakin cantik. Suster Lani terus memandangi wajah yang ranum itu, membuat Kiran tertunduk.

"Emm anu suster, kalau boleh biar saya saja yang bicara pada orang yang baik itu, saya takut akan merepotkan suster"

Hmm gadis kecil kau menganggap orang itu baik, bagaimana nanti setelah kau tau siapa orang itu, apakah kau masih merasa dia baik?

"Beliau orang sibuk Kiran, sangat sulit untuk dihubungi. Biar saya saja yang bicara dengannya, Kiran yang cantik ini cukup bersikap baik dan tidak membuat onar lagi"

"Ah, suster maafkan saya" Kiran merasa bersalah.

"Tidak apa-apa gadis cantik. Sekarang istirahat lah, jangan berpikir yang tidak-tidak. Kau harus segera pulih, kalau tidak dokter tampan itu akan benar-benar membunuhmu"

"Ah suster, apakah itu benar? Kenapa dia begitu menyeramkan?"

"Yaa begitulah" Suster Lani menggoda Kiran, dia ingin tau ekspresi apa yang ditunjukkan Kiran.

Dia orang yang kejam, bagaimana bisa menjadi seorang dokter. Sungguh menyeramkan kalau aku sampai mati ditangan nya.

Suster Lani tersenyum melihat wajah Kiran yang cemas. Sekarang dia tau apa yang membuat Dokter Elang tersenyum saat keluar dari ruangan tadi. Gadis ini begitu polos, ekspresi wajahnya terlihat begitu imut.

"Kiran, saya hanya bercanda. Dia itu dokter yang sangat hebat juga idola di rumah sakit ini, mungkin juga dikota ini"

"Suster kenapa anda menggoda ku? Aku sudah ketakutan"

"Hahahahahahha, baik lah sekarang saatnya istirahat, jaga kesehatan mu ya"

"Baik suster, terimakasih"

Kiran mencoba memejamkan matanya, tapi dia selalu saja teringat kata-kata dokter tampan itu, ditambah lagi dengan ucapan suster Lani.

Dia bilang kalau aku mau bunuh diri lagi aku bisa mencoba sianida, suster Lani juga bilang kalau kondisi ku tak membaik dia akan membunuhku. Kenapa dia begitu menyeramkan. Aku harus lebih waspada terhadap nya. Dia sangat berbahaya. Tapi kenapa dia menolongku kemarin. Apakah itu hanya pura-pura saja? Ah, kepalaku pusing, dia benar-benar menghantuiku.

Terpopuler

Comments

Maria Jabat

Maria Jabat

mampir juga ya othor

2020-12-31

1

Najwatirta

Najwatirta

bagus

2020-12-04

0

...

...

lnjut kak

2020-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Pertemuan Pertama
2 Ch. 2
3 Ch. 3
4 Ch. 4
5 Ch. 5
6 Ch. 6
7 Ch. 7
8 Ch. 8
9 Ch. 9
10 Ch. 10
11 Ch. 11 Ciuman Pertama
12 Ch. 12
13 Ch. 13
14 Ch. 14
15 Ch. 15
16 Ch. 16
17 Ch. 17
18 Ch. 18
19 Ch. 19
20 Ch. 20
21 Ch. 21
22 Ch. 22 Pernikahan
23 Ch. 23 Melewati Malam Pertama
24 Ch. 24 Perseteruan dimulai
25 Ch. 25 Ketegangan berlanjut
26 Ch. 26 Persiapan Pernikahan Cyntia
27 Ch. 27 Menghabiskan malam berdua
28 Ch. 28 Menghabiskan malam bagian 2
29 Ch. 29 Menjadi tawanan Tuan Segara
30 Ch. 30 Menjelang Pernikahan
31 Ch. 31 Hari Pernikahan
32 Ch. 32 Pertarungan Kiran dan Cyntia
33 Ch. 33 Bertemu Nyonya Besar Segara
34 Ch. 34 Bermalam di mansion Segara
35 Ch. 35 Malam pertama yang palsu
36 Ch. 36 Kedatangan Cyntia di Mansion
37 Ch. 37 Menyelamatkan Kiran
38 Ch. 38 Balasan dari Elang
39 Ch. 39 Kehancuran Walikota
40 Ch. 40 Pindah ke rumah baru
41 Ch. 41 Pengukuhan Nyonya Muda Segara
42 Ch. 42 Mengumumkan Pernikahan
43 Ch. 43 Awal Permainan
44 Ch. 44 Salah paham
45 Ch. 45 Menyingkirkan Tiara
46 Ch. 46 Membawa Kiran pulang
47 Ch. 47 Surprise untuk Kiran
48 Ch. 48 Menyingkap Rahasia Wibowo
49 Ch. 49 Pesta Kakek
50 Ch. 50 Senjata Makan Tuan
51 Ch. 51 Masa lalu
52 Ch. 52 Menghapus masa lalu
53 Ch. 53 Bertemu Satya Wibowo
54 Ch. 54 Berdamai dengan masa lalu
55 Ch. 55 Menikmati Liburan
56 Ch. 56 Bulan Madu
57 Ch. 57 Masuk Kuliah
58 Ch. 58 Hari Pertama Kuliah
59 Ch. 59 Bertemu Kakak Senior
60 Ch. 60 Semakin Aneh
61 Ch. 61 Bertemu Kakak Senior
62 Ch. 62 Perang Dingin
63 Ch. 63 Makan Siang Menegangkan
64 Ch. 64 Persaingan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Ch. 1 Pertemuan Pertama
2
Ch. 2
3
Ch. 3
4
Ch. 4
5
Ch. 5
6
Ch. 6
7
Ch. 7
8
Ch. 8
9
Ch. 9
10
Ch. 10
11
Ch. 11 Ciuman Pertama
12
Ch. 12
13
Ch. 13
14
Ch. 14
15
Ch. 15
16
Ch. 16
17
Ch. 17
18
Ch. 18
19
Ch. 19
20
Ch. 20
21
Ch. 21
22
Ch. 22 Pernikahan
23
Ch. 23 Melewati Malam Pertama
24
Ch. 24 Perseteruan dimulai
25
Ch. 25 Ketegangan berlanjut
26
Ch. 26 Persiapan Pernikahan Cyntia
27
Ch. 27 Menghabiskan malam berdua
28
Ch. 28 Menghabiskan malam bagian 2
29
Ch. 29 Menjadi tawanan Tuan Segara
30
Ch. 30 Menjelang Pernikahan
31
Ch. 31 Hari Pernikahan
32
Ch. 32 Pertarungan Kiran dan Cyntia
33
Ch. 33 Bertemu Nyonya Besar Segara
34
Ch. 34 Bermalam di mansion Segara
35
Ch. 35 Malam pertama yang palsu
36
Ch. 36 Kedatangan Cyntia di Mansion
37
Ch. 37 Menyelamatkan Kiran
38
Ch. 38 Balasan dari Elang
39
Ch. 39 Kehancuran Walikota
40
Ch. 40 Pindah ke rumah baru
41
Ch. 41 Pengukuhan Nyonya Muda Segara
42
Ch. 42 Mengumumkan Pernikahan
43
Ch. 43 Awal Permainan
44
Ch. 44 Salah paham
45
Ch. 45 Menyingkirkan Tiara
46
Ch. 46 Membawa Kiran pulang
47
Ch. 47 Surprise untuk Kiran
48
Ch. 48 Menyingkap Rahasia Wibowo
49
Ch. 49 Pesta Kakek
50
Ch. 50 Senjata Makan Tuan
51
Ch. 51 Masa lalu
52
Ch. 52 Menghapus masa lalu
53
Ch. 53 Bertemu Satya Wibowo
54
Ch. 54 Berdamai dengan masa lalu
55
Ch. 55 Menikmati Liburan
56
Ch. 56 Bulan Madu
57
Ch. 57 Masuk Kuliah
58
Ch. 58 Hari Pertama Kuliah
59
Ch. 59 Bertemu Kakak Senior
60
Ch. 60 Semakin Aneh
61
Ch. 61 Bertemu Kakak Senior
62
Ch. 62 Perang Dingin
63
Ch. 63 Makan Siang Menegangkan
64
Ch. 64 Persaingan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!