Elang termenung mendengar jawaban Pak Kirman.
"Saya sudah dua bulan kembali dari luar negri pak, tapi baru malam ini saya gak bisa tidur. Saya yakin bukan karena perubahan suasana. Tapi saya juga gak tau karena apa".
Pak Kirman termangu mendengar jawaban majikan nya, dia juga bingung harus bicara apa. Mereka saling diam untuk waktu yang lama. Sampai akhirnya Elang menguap.
Hoooaaammmm....
"Saya ngantuk pak, saya pamit dulu"
"Iya, iya silahkan Den"
Elang beranjak dari duduknya, langsung menuju kamar tidurnya. Baru sebentar dia merebahkan tubuhnya, sudah langsung terdengar hembusan nafas teratur. Dia tertidur karena lelah.
*****
Dirumah sakit, suasana ruangan itu terasa begitu dingin. Gadis muda yang mencoba bunuh diri itupun sudah bangun dari tidurnya.
"Put, kamu sudah bangun nak?"
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu Bu! Namaku Kirana, panggil aku Kiran"
"Tapi, Ayahmu akan marah jika ibu..."
"Dia bukan ayahku, orang yang memberiku nama Kirana Anindya Prasetyo itulah ayahku, mulai sekarang ibu panggil aku Kiran"
"Baiklah nak, ibu akan membantumu membersihkan badan"
"Tidak usah Bu, Kiran bisa mandi sendiri"
"Tapi selang infus ini, akan merepotkan mu"
Kiran tak menjawab, dan berjalan tertatih menuju kamar mandi. Setelah ia selesai membersihkan diri, ibunya pun langsung menyambut nya dan menyodorkan semangkuk bubur untuk sarapan. Kiran meraihnya dan mulai menyuapkan bubur itu ke dalam mulutnya.
Hari ini rasanya segar sekali, mungkin karena aku baru selesai mandi dan berganti pakaian. Oh ya dimana dokter brengsek itu, apakah dia benar-benar berharap aku mati?
"Nak, ibu harus pulang hari ini. Ayahmu pasti sedang menunggu ibu, dia masih marah padamu sebaiknya kau tinggal dirumah sakit dulu"
"Pria brengsek itu marah padaku? Kiran yang seharusnya marah pada dia Bu, Kiran juga tak ingin bertemu dia lagi!"
"Kiran, biar bagaimanapun dia adalah ayahmu, orang yang telah berjasa membesarkan mu"
"Berjasa? Ibu, apa ibu tau tujuan dia selama ini membesar kan Kiran? Dia ingin menguasai harta yang ditinggalkan ayah Kiran, dia juga sudah menjual Kiran kepada hidung belang itu, dan ibu harus ingat dia juga yang menyebabkan Putih meninggal"
"Kiran... kau... "
"Selamat pagi nona Putih, bagaimana keadaan mu?"
"Pagi suster, tolong jangan panggil saya Putih, nama saya Kirana suster"
"Ah baiklah, maafkan kesalahan kami. Sebelumnya kau dalam kondisi kritis jadi kami mendaftar kan mu dengan nama Putih sesuai informasi dari Ibu Ana"
"Silahkan suster ganti nama saya dalam daftar"
"Maafkan saya suster" ibu Ana merasa bersalah.
"Tidak masalah Bu, ah iyaa nona Kiran tolong segera habiskan sarapan mu dan minum obat nya, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa"
"Baik suster, saya mengerti"
"Kiran, maafkan ibu. Ibu tak bisa menemani mu, ibu harus pulang nak"
"Iya Kiran mengerti Bu, sebaiknya ibu segera pulang, dan tenangkan anjing gila di rumah itu. Kalau dia berani menggigit ibu, Kiran tidak akan pernah berbelas kasih padanya lagi"
"Kiran, dia ayah mu"
"Cukup Bu! Ayah Kiran sudah meninggal, Putih saudara Kiran juga sudah meninggal!"
Ibu Ana terdiam, hatinya benar-benar sakit saat harus berseteru dengan putrinya. Dia merasa sangat sedih, tapi tak bisa melakukan sesuatu untuk putrinya. Tergesa-gesa ibu Ana meninggalkan rumah sakit, air matanya sudah tak dapat lagi ia tahan. Pandangan nya pun sedikit kabur karena air matanya.
Dia menabrak seseorang diparkiran.
Bruukkk...
"Ahhh maaf... maaf..."
Elang hampir saja meledakkan amarahnya, tapi saat dia melihat orang yang menabraknya, hatinya melunak.
"Ibu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?"
"Dokter, maafkan saya... saya baik-baik saja. Ehmm dokter saya buru-buru, saya permisi dulu"
"Ibu mau kemana biar saya antar"
"Gak usah dokter, sebaiknya dokter segera ke rumah sakit, ada banyak pasien di sana"
"Saya gak sibuk hari ini Bu, jadi biar saya antar ibu"
"Baiklah dokter, terimakasih"
Akhirnya aku ada kesempatan berdua dengan ibu ana, aku harus mencari tau apa penyebab anaknya mau bunuh diri.
Eh kenapa aku jadi kepo begini. apakah ini benar-benar diriku? Atau aku sedang kerasukan arwah ibu-ibu tukang gosip?
*****
Dalam perjalanan.
"Ibu, boleh saya bertanya?"
"Apakah dokter ingin bertanya tentang anak saya?"
"Iya, tapi kalau ibu keberatan saya tidak akan memaksa"
"Dokter, saya percaya dengan dokter. Saya akan menjawab semua pertanyaan dokter tentang anak saya"
"Terimakasih bu. Kenapa anak ibu sampai begitu ingin mengakhiri hidupnya?"
"Dia... dia... dia dipaksa menikah oleh ayah nya dokter. Dia menolak karena masih ingin melanjutkan pendidikan nya. Ayah nya marah dan tanpa persetujuan dia, ayahnya mengundang laki-laki itu ke rumah untuk segera menikahi anak saya. Tapi Kiran malah bunuh diri di kamarnya, dia minum sebotol shampoo"
"Namanya Kiran? Lalu siapa Putih? Ibu memanggil nya Putih waktu di atap"
"Putih adiknya Kiran. Ayahnya lebih menyayangi Putih yang penurut daripada Kiran. Tapi Putih meninggal karena sakit, ayahnya tak bisa menerima hal itu, dia memaksa kami untuk mengganti nama Kiran dengan Putih"
Cukup rumit ternyata kehidupan mu gadis bodoh. Tapi tak seharusnya kau mencoba untuk bunuh diri.
"Dokter, turunkan saya di persimpangan jalan itu, saya khawatir dilihat oleh ayah nya Kiran, dia pasti akan sangat marah"
"Ah baiklah ibu, berhati-hatilah. Saya harus kembali kerumah sakit"
"Terimakasih Dokter, tolong jaga anak saya"
Elang menganggukkan kepala nya. Tak sabar dia untuk segera sampai di rumah sakit. Dia ingin menggoda Kiran sebagai pembalasan dendamnya.
Kiran, tunggu aku. Aku akan buat perhitungan denganmu.
*****
"Siang dokter Elang"
Elang hanya mengangguk kan kepalanya tanpa menoleh orang yang menyapa nya. Buru-buru dia langsung menuju ruangan Kiran. Sungguh tak sabar ingin melihat ekspresi gadis bodoh itu.
"Dokter Elang, kenapa terburu-buru?"
"Gimana keadaannya suster?"
"Kondisi pasien sudah normal dok, tapi tubuhnya masih lemah"
"Ya, dia butuh istirahat beberapa hari untuk memulihkan kondisinya. Vitamin yang saya resepkan apakah dia meminum nya?"
"Iya dok"
"Baiklah, kamu boleh pergi. Biar saya yang menjaga nya"
Hah? Dokter Elang mau menjaga pasien? Apakah aku bermimpi?
"Suster, apakah kau lupa dimana pintu keluarnya?"
"Ah, dokter maafkan saya, saya akan pergi"
Elang berjalan mendekati tempat tidur Kiran, dia mengusap lembut rambut Kiran yang tergerai.
Hei gadis bodoh, berapa lama kau akan tidur? Cepatlah bangun, aku akan membuat perhitungan dengan mu.
Kiran menggeliat pelan, membuat Elang tersentak.
Apa yang kulakukan? Apa aku sudah gila? Kenapa aku menjaganya? Apakah aku mengkhawatirkan nya? Ah, aku hanya ingin membalas perlakuannya. Gak mungkin aku khawatir pada wanita bodoh seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
•|~Naaaa_desu!!!
hai semua aku datang dari masa depan 😁😃
2024-03-16
1
Clueless Kitty
pantesan berbusa.. wong nenggak shampo 😅
2022-12-04
0
Iyaok05 Rahmah
shampoo🤣
2021-05-09
0